Anda di halaman 1dari 6

21.

CSSD (Instalasi Pusat Steril)


Merupakan unit pelayanan non struktural yang berfungsi dalam memberikan
perlayanan sterilisasi sesuai pada standar yang berlaku serta memenuhi
kebutuhan barang steril di rumah sakit.
Alur Kerja CSSD
Kamar Bedah Instalasi

Dekontaminasi Penerimaan Barang on steril


pencucian/ dan pencatatan
desinfeksi
pengeringan
Kontrol spesifikasi

Pengemasan

Penimbangan dan labeling

Proses sterilisasi
Tidak
Kontrol indikator: baik
Indikator
mekanik/visual/kimia
Indikator biologik
Baik
Penyimpanan barang steril

Distribusi barang steril

Kamar Bedah Instalasi

Mekanisme sterilisasi alat antara lain:


- Alat yang akan di sterilkan diterima dari pintu non steril. Biasanya, asal
peralatan adalah poli dan bangsal yang diterima sudah dalam keadaan bersih
(sudah dicuci terlebih dahulu di ruangan sehingga langsung di sterilkan) serta
OK dalam keadaan kotor (khusus OK, CSSD akan menerima dalam keadaan
kotor dan dicuci di CSSD)
- Untuk peralatan yang kotor akan dibawa ke Ruangan dekontaminasi untuk
direndam kurang lebih 15 menit dalam air yang ditambahkan dengan
alkazyme (dengan perbandingan 1 bungkus alkazyme : 5 liter air)
- Setelah di rendam, peralatan tersebut dicuci di dalam washer lalu dikemas di
ruang pengemasan dan disertakan dengan indikator (eksternal dan internal)
- Selanjutnya, peralatan tersebut akan disterilisasi di ruang sterilisasi
menggunakan Autoclaft. Ada 2 macam sterilisasi, yaitu sterilisasi suhu tinggi
dan sterilisasi suhu rendah dengan menggunakan autoclaft yang berbeda pula.
a. Sterilisasi suhu tinggi digunakan untuk mensterilkan alat-alat instrumen
yang tahan suhu panas, menggunakan air (aquades) panas.
b. Sterilisasi suhu rendah digunakan untuk mensterilkan peralatan yang tidak
tahan suhu panas seperti kaca, karet, plastik; menggunakan H2O2.
- Setelah disterilisasi akan dilakukan uji coba biologi untuk melihat apakah alat
sudah steril atau belum.
- Selanjutnya akan didistribusikan sesuai kebutuhan. Misal di OK, Poli dan
bangsal.
Setiap peralatan yang diantarkan (dalam kondisi on atau belum steril) dan
diambil (dalam keadaan steril) harus ada pendokumentasian. Bertujuan untuk
menghindari adanya kehilangan. Pendokumentasian meliputi individu yang
menerima, menyerahkan dan peralatan-peralatan yang diambil atau diterima.

Adapun tujuan dibentuknya CSSD, antara lain:


1. Membantu unit dalam rumah sakit yang membutuhkan peralatan steril untuk
mencegah terjadinya infeksi
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi terjadinya HAIs
3. Efisiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada
pasien
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.

Sedangkan tugas dari dibentuknya CSSD, antara lain:


1. Menyiapkan peralatan medis steril untuk perawatan pasien
2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan
3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar
operasi dan sebagainya
4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif
serta bermutu
5. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan perawatan
pasien
6. Mempertahankan standar yang ditetapkan
7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi maupun
sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
8. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pengendalian
dan pencegahan infeksi
9. Memberikan penyuluhan terkait masalah sterilisasi
10. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan standarisasi pusat
sterilisasi
11. Mengevalusi hasil sterilisasi

Struktur organisasi Instalasi Sterilisasi RSUD Palembang Bari

Direktur RSUD Palembang Bari


dr. Hj. Makiani, S.H., M.M., MARS

Wakil Direktur Pelayanan


dr. H. M. Ayus Astoni, SpPD.,
FINASIM

Kabid Penunjang Medis dan


Pelayanan
Hj. Mewi Andriani, SKM., M.Kes

Kasi Pengawas dan Pengendalian


Fasilitas Penunjang Medis
Hj. Rohmawati, SKM

Kepala Instalasi Sterilisasi


dr. H. Yulius Fitora

Pengadministrasian umum
Aflatun, SE

Operator Pengelola Pengadmi- Teknisi Operator


Autoclave Instansi nistrasian Mesin Washer
Fikri,AMRO Nurli dan gudang Sigit Yusmita dan
dan Rio Aflatun SE Dala Intan Supriyanto Irma
Darmawan Sari, SKM Tiara,Amd.K
ep
22. Hemodialisa
Hemodialisa merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh RSUD
Palembang Bari bagi pasien yang memerlukan tindakan cuci darah, sedangkan
hemodialisis merupakan tindakan cuci darah. Hemodialisis bukan merupakan
pengobatan melainkan terapi pengganti ginjal karena ginjal sudah tidak berfungsi
dengan baik lagi. Hemodialisa merupakan kerja sama RSUD Palembang Bari
dengan pihak ketiga, yaitu PT. Menjangan Jakarta sejak tahun 2010 dan mulai
beroperasi sejak tahun 2011 mengingat waktu yang diperlukan untuk
mempersiapkan SDM dan SDA Instalasi Hemodialisa. MOU yang terjalin antara
RS dengan PT Menjangan Jakarta meliputi RSUD Palembang Bari menyediakan
dokter penanggung jawab, sedangkan pihak PT menyediakan peralatan dan
sumber daya manusia pendukung seperti perawat pelaksana, teknisi, administrasi.
Hemodialisa RSUD Palembang Bari terdiri dari 8 bed dengan masing-masing
bed didukung dengan satu buah alat hemodialisa. Hemodialisa RSUD Palembang
Bari terdiri dari 2 shift dengan jam operasional adalah pada pukul 07.30 sampai
dengan pukul 18.00 dari hari senin sampai dengan sabtu (kecuali hari libur
nasional). Pasien hemodialisa RSUD Palembang Bari merupakan pasien
rutin/lama dan pasien baru yang memenuhi syarat untuk dilakukannya
hemodialisa itu sendiri seperti yang tercantum pada bagan alur hemodialisa di
bawah ini.
Alur pelaksanaan layanan hemodialisis
Pasien rawat jalan Pasien rawat inap

Pendaftaran/medical record

Pasien lama/rutin Pasien baru

Hb > 7 mg% Hb > 7 mg%


Melengkapi syarat Hasil lab (HbsAg, Anti HIV,
administrasi Anti HCV)
ACC dari dokter unit HD

Dilakukan tindakan hemodialisa

Pasien lama/rutin Pasien baru

4-5 jam 2-3 jam


Struktur organisasi ruang hemodialisa RSUD Palembang Bari

Konsultan Ginjal Direktur RSUD Palembang Bari


Hipertensi dr. Hj. Makiani, S.H., M.M., MARS
dr.H Ian Effendi,
SpPD, KGH
Wakil Direktur Pelayanan
dr. H. M. Ayus Astoni, SpPD., FINASIM

Penanggung Jawab
dr. Edi Saputra, SpPD., FINASIM

Dokter Pelaksana
dr. H. Ibadurrahman, MARS

Koordinator Perawat
Liza Hartika, S.Kep

Teknisi Perawat Pelaksana Administrasi Pekarya


Sazili Nadi Iskandar, S.Kep Mahesa Nurleli
Mardani Sugianto, Am.Kep Agung
Indah Yuniati, Am.Kep
Repi Tedi F, Am.Kep
Ns.Febri Anita, S.Kep

23. Bakordik (Badan Koordinasi Pendidikan)


Bakordik (Badan Koordinasi Pendidikan) merupakan suatu badan yang
mengkoordinasi mahasiswa dalam kegiatan kerja lapangan dengan pihak rumah
sakit. Diketuai oleh ketua komkordik atas nama dr. Budiman Juniwijaya,SpS dan
sekretarisnya yang bernama dr. Septiani Nadra Indawati, SpM. Badan ini terdiri
dari 3 staff sebagaimana tertera pada bagan struktur organisasi Bakordik.
Ruangan-ruangan yang terdapat dalam gedung bakordik, antara lain:
- Ruang Komkordik
- Administrasi
- Perpustakaan : memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh informasi dari
buku-buku kesehatan yang dibutuhkan
- Skill Lab : memfasilitasi mahasiswa untuk belajar praktik kesehatan
menggunakan phantom dan beberapa alat instrumen yang tersedia
- Ruangan seminar 1 : memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan seminar,
rapat dan sebagainya
- Ruangan seminar 2: memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan seminar, rapat
dan sebagainya
- Ruangan seminar 3 : memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan seminar,
rapat dan sebagainya
- Ruang Ka.Prodi Profesi
- Musholla
Struktur Organisasi Bakordik
dr. Hj. Makiani, S.H., M.M., MARS

dr. Budiman Juniwijaya, Sp.S


dr. Ni Made Elva Mayasari, Sp.JP

dr. Septiani N. Indawati, Sp.M

Sub Komite Sub Komite Sub Komite Pendidikan


Pendidikan Profesi Pendidikan Spesialis Profesi/Vokasi/
Dokter dr. Halimah, Sp.A Keperawatan/Nakes lainnya
dr. Septiani N. Ismardi, Farida, Betti
Indawati, Sp.M

Anda mungkin juga menyukai