Anda di halaman 1dari 2

Obat Antiepilepsi

Sebelumnya kita harus tau dulu apa itu epilepsi dan bagaimana mekanismenya. Yang
menjalankan aktivitas sel saraf kita adalah neurotransmitter. Neurotransmitter yang
berpengaruh terhadap penyebab terjadinya kejang adalah neurotransmitter GABA (bekerja
ketika sel saraf ingin beristirahat) dan glutamat (bekerja ketika sel saraf ingin berkativitas).
Ketika terjadi peningkatan potensial aksi  membuka kanal natrium  menyebabkan
natrium ektraseluler masuk ke dalam intraseluler  karena natrium bermuatan positif dan
apabila menumpuk di dalam sel  depolarisasi  akan membuka kanal kalsium sehingga
kalsium akan masuk ke dalam intraseluler  depolarisasi  memicu lepasnya
neurotransmitter glutamat  berikatan dengan reseptor AMDA dan NMDA  terbukanya
kanal natrium dan kalsium  depolarisasi. Dan jika tidak diimbangi dengan aktivitas dari sel
GABA akan berikatan dengan reseptor GABA  terbukanya kanal Cl sehingga ion Cl akan
masuk  hiperpolarisasi  akan terjadi eksitatori sel saraf berlebihan (aktivitas sel saraf
yang berlebihan)  kejang. Jadi epilepsi/kejang itu dapat terjadi karena adanya
ketidakseimbangan pengaturan neurotransmitter GABA dan glutamat yang ada di otak. Obat
antiepilepsi yang akan saya bahas kali ini adalah obat antiepilepsi yang mekanismenya
menghambat kanal natrium dan kasium. Dimana kanal natrium dan kalsium ini yang
menyebabkan terjadinya depolarisasi. Apabila kanal kalsium dan natrium dihambat makan
tidak dapat terjadi depolarisasi dan akan menurunkan serangan. Contoh obat yang meknaisme
kerjanya memblok kanal natrium dan kalsium adalah sebagai berikut :

1) Fenitoin
Fenitoin adalah obat yang mekanisme kerjanya memblok kanal natrium sehingga
apabila kanal natrium di blok maka tidak akan terjadi depolarisasi sehingga kanal
kalsium juga tidak akan terbuka dan tidak terjadi depolarisasi yang akan memicu
lepasnya neurotransmitter glutamat akibtanya tidak terjadi kejang.
Dosis awal fenitoin adalah 200-300 mg dan dosis rumatan sebesar 200-40 mg dan
fenitoin tersedia dalam sediaan injeksi 50 mg/ml dan capsul 100 mg.
Efek samping : anemia aplastik, gangguan fungsi hati, pseudolimfoma

2) Carbamazepin
Carbamazepin mekanisme kerjanya sama seperti fenitoin yaitu menghambat kanal
natrium.
Dosis : 20 mg/kgBB/hari. Dosis awal 400-600 mg dan dosis rumatan 400-1600 mg.
Obat ini terdapat dalam sediaan tab 200 mg, sirup 100 mg/5 ml
Efek Samping : anemia aplastik, hepatotoksik, trombositopenia, dll
3) Asam Valproate
Mekanisme kerja dari asam velproate adalah menghambat kanal kasium dan
meningkatkan metabolisme GABA sehingga dapat meningkatkan hiperpolarisasi
sehingga tidak terjadi kejang
Dosis : 15 mg/kgBB/ hari ditingkatkan secara bertahap. Dosis awal 500-1000 mg dan
dosis rumatan 500-2500 mg dan obat ini terdapat dalam sediaan sirup 250 mg/5ml
dan tab 250 mg
Efek Samping : hepatotoksik, leukopenia, trombositopenia, pankreatitis, dll

Anda mungkin juga menyukai