Anda di halaman 1dari 6

A.

Sejarah dan Pengertian Filsafat Skolastik


Filsafat abad pertengahan lazim disebut sebagai abad filsafat skolastik. Filsafat
skolastik sendiri terjadi pada abad 9 s/d 15 masehi dan dapat dikatakan sebagai “abad
gelap” karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja di Barat, saat itu tindakan gereja
sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan
untuk mengembangkan potensi dirinya. Semua hasil-hasil pemikiran manusia diawasi oleh
kaum gereja dan apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka
orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.
Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaran atau sekolahan.
Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Kata skolastik menjadi
istilah bagi filsafat yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.
Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional
memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian,
baik buruk.
Filsafat Skolastik menemukan puncak kejayaannya waktu Thomas Aquinas menjadi
filsuf pokoknya. Filsafat skolastik dikembangkan dalam sekolah-sekolah biara dan
keuskupan. Para filsuf skolastik tidak memisahkan filsafat dari teologi kristiani. Jadi dapat
dikatakan bahwa filsafat integral dalam ajaran teologi.
Sistem skolastik mengarah pada jalan tengah ekstrem-ekstrem ajaran filsafat waktu
itu. Sintesa filsafat skolastik terdiri dari ajaran neoplatonis, ajaran Agustinus, Boetius, Ibn
Sina, Ibn Rushd dan Maimonides. Selain ajaran-ajaran tersebut, aliran filsafat pokok yang
dianut oleh filsuf skolastik, terutama Thomas Aquinas adalah filsafat Aristotelian. Filsafat
Aristoteles memberikan perspektif baru mengenai manusia dan kosmos. Thomas Aquinas
mendasarkan filsafatnya pada filsafat Aristotelian terutama dalam ajaran potentia dan
actus.

B. Perkembangan Filsafat Skolastik


1. Skolastik Awal
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di Italia selatan dan akhirnya
sampai berpengaruh di Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajarannya meliputi studi
duniawi artes liberales, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika, (seni berdiskusi), ilmu
hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik. Diantara tokoh-tokohnya ialah Aquinas,
Johanes Skotes Eriugena, peter lombard dan lain-lain.

2. Skolastik Puncak
Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik, masa ini juga disebut masa berbunga,
ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-
sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan. Beberapa faktor
mengapa masa skolastik mencapai puncak:
a. Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, sejak abad ke-12 sampai ke-13 telah
tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Ini merupakan gabungan dari
beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya Universitas di Paris, di
Oxford, Mont pellier, Cambridge dan lain-lain.
c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan
suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan
kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran di bidang Filsafat dan
Teologi, seperti Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J. D. Scotus, William
Ocham.

3. Skolastik Akhir
Rasa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat
yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Diantara tokoh-
tokohnya adalah:
a. William Ockham (1285-1349), menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat
mengetahui barang-barang atau kejdian-kejadian individual. Konsep-konsep atau
kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan.
b. Nicolas Cusasus (1401-1464),  menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal,
yaitu: lewat indra, akal dan intuisi. Pemikiran ini sebagai upaya mempersatukan seluruh
pemikiran abad pertengahan, yang dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas. Sintesis ini
mengarah ke masa depan, dari pemikirannya ini tersirat suatu pemikiran para humanis.
4. Skolastik Arab
Istilah ini jarang sekali dipakai dikalangan umat islam. Istilah yang biasa dipakai
adalah ilmu kalam atau filsafat islam. Dalam pembahasannya biasanya dipisahkan. Tokoh-
tokohnya diantaranya yaitu: Al-farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan mereka
sangat besar yaitu sebagai berikut:
a. Sampai pertengahan abad ke- 12, orang-orang barat belum pernah mengenal filsafat
Aristoteles sehingga yang dikenal hanya buku logika Aristoteles.
b. Orang-orang barat mengenal Aristoteles berkat tulisan para ahli pikir Islam, terutama dari
Ibnu Rusyd, sehingga ia dikatakan sebagai guru terbesar para ahli pikir skolastik latin.
c. Skolastik islamlah yang membawakan perkembangan skolastik latin.
Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, tetapi mereka juga memberikan
sumbangan yang besar bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Para ahli pikir
Islam menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato dan Al-Quran benar. Mereka
mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat.

C. Filsafat Skolastik Bersifat Sintesis-Deduktif


Prinsip metode skolastik adalah sintesis-deduktif. Prinsip ini menekankan segi yang
sebenarnya terdapat pada semua filsafat dan ilmu. Metode ini bertitik tolak dari definisi-
definisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan .
Prinsip deduktif adalah prinsip awal dari filsafat skolastik. Bertitik tolak dari prinsip
sederhana yang sangat umum diturunkan hubungan-hubungan yang lebih kompleks dan
khusus. Metode berpikir skolastik menunjukan persamaan dengan metode mengajar
dalam bentuknya yang sistematis dan matang.
Ada dua prinsip utama dalam metode sekolastik sintesis-deduktif, yaitu Lectio dan
Disputatio. Lectio adalah perkuliahan kritis, diambil dari teks-teks para pemikir besar yang
berwibawa untuk dikaji. Biasanya diberi interpretasi dan komentar-komentar kritis. Dalam
proses inilah bisa timbul objektifitas metodis yang sangat mendalam terhadap sumbangan
otentik dari para pemikir besar. Soal real dalam teks diberi komentar. Problem-
problemnya dipahami, ide-idenya diinterpretasi, dan kenyataannya dirumuskan,
dibedakan, diuji dari segala segi. Penafsiran, pembahasan, dan pemahaman dari segala
sudut. Pro dan kontra diajukan secara argumentative.
Disputatio adalah suatu diskusi sistematis dan meliputi debat dialegtis yang sangat
terarah. Bahannya adalah soal-soal yang ditemukan dalam teks atau persoalan-persoalan
yang muncul dari teks tersebut. Bentuk perbincangan sangat terarah dan sistematis. Dosen
mengajukan soal-soal yang problematis, kemudian keberatan-keberatan diajukan oleh
seorang mahasiswa, dan seorang mahasiswa senior memberikan jawaban-jawaban.
Kemudian kesimpulan determinatif kembali diberikan oleh dosen, kesimpulan ini
merupakan jawaban-jawaban yang tepat atas persoalan dan keberatan-keberatan yang
diajukan.
Disputatio menekankan aspek disiplin. Urutan-urutan harus tepat dalam mengajukan
soal-soal diskusi. Harus mengarah kejalan penemuan. Aspek lain dalam metode ini adalah
penahanan terhadap sistem berpikir yang harus berlandakan aturan logika formal. Dan
dengan metode ini diharapkan terjadi proses kreatif, terbentuk sikap kritis serta
kemampuan berpikir mandiri. Akhirnya akan lahir pemikiran-pemikiran filsafat.
Daftar Pustaka
Ahmad Syadali,  Mudzakir, “Filsafat Umum”, Pustaka Setia, 2004. Bandung.
Sudarsono, Drs. 2008. “Ilmu Filsafat Suatu Pengantar”. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhanudin Salam, Drs. 2005. “Pengantar Filsafat”. Jakarta: Bumi Aksara.
PAPER FILSAFAT dan ETIKA KOMUNIKASI

METODE FILSAFAT SKOLASTIK: SINTETIS-DEDUKTIF

Disusun Oleh:

1. Achmad Riyan P
2. Billyandri Herfiantara Firsa
3. Cita Baskara K
4. Muhammad Alfan
5. Mahdiata Allam

Jurusan: Ilmu Komunikasi

Kelas: D-Kom-3

Dosen Pengampu: Bambang Dwi Prasetyo, Dr, S.Sos., M.Si

Malang

Anda mungkin juga menyukai