Disusun oleh:
Nama : Prayuda Cahyo Arianto
NIP : 199707052020011002
Jabatan : Pemeriksa Penanaman Modal
Unit Kerja : Badan Koordinasi Penanaman Modal
Angkatan : 36
Nomor Presensi : 38
Mentor : Esti Sadariati, S.P
Coach : Dra. Kokom Komala, S.Pd, M.Pd
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberi penulis
berkat dan kekuatan dalam menyelesaikan laporan aktualisasi untuk
memenuhi persyaratan seminar pelaksanaan aktualisasi Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan 36 tahun 2020 yang dilaksanakan di
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Penyelesaian laporan aktualisasi ini tidak lepas dari pengarahan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum. selaku Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
2. Afrida Wirjandini, S.Sos selaku Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Badan Koordinasi Penanaman Modal;
3. Dra. Kokom Komala, S.Pd, M.Pd sebagai coach yang telah
memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan dukungan kepada
penulis dalam menyusun Laporan Aktualisasi;
4. Esti Sadariati, S.P sebagai mentor sekaligus Kepala Seksi Sektor
Sekunder Sub Direktorat Wilayah DKI Jakarta dan Kalimantan
Selatan yang telah memberikan arahan, motivasi, dan dukungan
kepada penulis baik selama latsar maupun ketika menyusun
Laporan Aktualisasi;
5. Dr. Ir. Sahirman, M.P. sebagai narasumber sekaligus penguji yang
akan memberikan masukan dan saran pada saat seminar Laporan
Aktualisasi;
6. Bapak dan Ibu Widyaiswara dan pengampu materi yang telah
membagikan ilmunya yang berharga untuk penulis;
7. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Angkatan
36;
iii
8. Rekan-rekan peserta Latsar Angkatan 36 yang telah memberikan
banyak inspirasi dan semangat kepada penulis selama masa latsar;
Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun.
iv
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………..... i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………….……………... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... iii
DAFTAR ISI …………………………………………………….................. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………........... vi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………… 1
B. Tujuan Aktualisasi …………………………..…………... 3
BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI……………………………… 4
A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Diselesaikan .………. 4
B. Pelaksanaan Aktualisasi ………………………………… 8
C. Pelaksanaan Kegiatan …………………………………... 19
D. Kendala dan Strategi Mengatasi ……………………….. 19
BAB III PENUTUP ……………………………………………………… 20
A. Simpulan ………………………………………………….. 20
B. Saran ……………………………………………………… 20
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ketentuan pelaksanaan Penanaman Modal atau tidak dipenuhinya kewajiban
dan tanggung jawab, usulan Pencabutan Perizinan Berusaha yang diajukan
kepada BKPM oleh DPMPTSP Provinsi atau DPMPTSP Kabupaten/Kota
untuk Proyek yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, usulan
Pencabutan Perizinan Berusaha yang diajukan kepada DPMPTSP Provinsi
oleh DPMPTSP Kabupaten/Kota untuk Proyek yang merupakan kewenangan
Pemerintah Daerah provinsi, proses pengenaan dan pencabutan sanksi.
2
B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan dari aktualisasi yang dilaksanakan di unit kerja adalah sebagai
berikut:
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang solutif atas permasalahan/ isu
yang ada di unit kerja yaitu belum optimalnya pelayanan pencabutan
perizinan melalui Online Single Submission (OSS)
2. Mengimplementasikan nilai-nilai yang didapat selama pelatihan dasar
CPNS golongan III yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, anti korupsi, manajemen ASN, whole of government,
dan pelayanan publik pada setiap kegiatan aktualisasi.
3
BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI
4
Pencabutan menjadi salah satu fungsi pelayanan publik yang
dimiliki BKPM. Pencabutan Perizinan Berusaha dapat dilakukan
berdasarkan permohonan dari Pelaku Usaha untuk pencabutan karena
pembubaran perseroan (likuidasi) atau pencabutan yang tidak termasuk
pembubaran perseroan (likuidasi). Dengan adanya pola pelayanan satu
pintu melaui Online Single Submission (OSS) segala permohonan dapat
diajukan melalui OSS. Dengan hal tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan publik sehingga menjadi lebih efektif dan
efisien. Namun dalam pelaksanaannya proses pencabutan perizinan
terdapat beberapa kendala dalam rangka penerapan sistem yang
terintegrasisecara elektronik. Hal tersebut menyebabkan dampak pada
beberapa pihak antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Pelaku Usaha/Pemohon
a. Belum optimalnya pelayanan pencabutan perizinan melalui
OSS sehingga tidak sesuai dengan semangat pengaplikasian
OSS untuk memangkas birokrasi dalam rangka menciptakan
iklim kemudahan berusaha.
b. Belum seragamnya tindaklanjut dari verifikator dalam
memproses permohonan perizinan.
c. Kesulitan Pemohon untuk memantau proses permohonan
pencabutan yang diajukan.
2. Bagi Verifikator
a. Belum adanya keseragaman dalam memproses
permohonan pencabutan, sehingga dapat mempengaruhi
keefektifan dalam memproses permohonan pencabutan.
b. Banyaknya pertanyaan dari pemohon dikarenakan belum
adanya kejelasan dalam proses permohonan pencabutan
perizinan.
c. Kurangnya jaminan perlindungan hukum apabila dalam
suatu hari terdapat permasalahan yang diakibatkan dari
pencabutan yang telah diterbitkan.
5
Pelaksanaan aktualisasi ditetapkan atas dasar isu yang memiliki
urgensi tertinggi dan perlu ditemukan solusinya pada unit kerja. Isu yang
diangkat dapat diidentifikasi dari perspektif pelayanan publik, sebab
pencabutan merupakan salah satu bentuk layanan BKPM yang harus
diproses ketika terdapat pihak yang mengajukan pencabutan perizinan
tersebut. Selain itu, juga dapat diidentifikasikan dari perspektif Whole of
Government (WoG). Sebab, efektifitas proses permohonan yang terkini
memerlukan integrasi sistem dan kebijakan yang baik.
Pelaksanaan aktualisasi dilakukan dalam tujuh kegiatan utama
guna menyelesaikan isu yang ada di unit kerja. tujuh kegiatan tersebut
terdiri dari (1) Melakukan Identifikasi terhadap persyaratan dan hasil
pencabutan OSS, (2) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
pimpinan, (3) Membuat rancangan Standar Operasional Prosedur, (4)
Validasi terhadap Rancangan SOP yang telah dibuat, (5) Mengajukan
Konsep SOP yang telah dibuat, (6) Melakukan sosialisasi kepada
Verifikator tekait SOP yang telah diajukan, dan (7) Melakukan evaluasi
terhadap kinerja selama melaksanakan aktualisasi.
Kegiatan pertama adalah melakukan identifikasi terhadap
persyaratan dan hasil pencabutan OSS Identifikasi tersebut bertujuan
untuk mendapatkan gambaran bagaimana sistematika pengajuan
permohonan pencabutan perizinan dan proses pencabutan perizinan
dilakukan. Kegiatan ini dilandasi pentingnya mencari referensi agar SOP
Pencabutan Perizinan yang dibuat tersusun secara sistematis dan
sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di Badan Koordinasi
Penanaman Modal. Apabila kegiatan ini tidak dilakukan, maka proses
penyusunan rancangan SOP menjadi tidak sistematis dan tidak sesuai
dengan dengan ketentuan yang berlaku.
Kegiatan kedua adalah melakukan koordinasi dan konsultasi
dengan pimpinan. Kegiatan ini merupakan tindak lajut dari identifikasi
prosedur pencabutan perizinan berdasarkan Peraturan BKPM Nomor 7
Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal maupun yang ada dalam laman
6
oss.go.id. Hasil identifikasi akan dilaporkan kepada mentor yang akan
digunakan sebagai bahan diskusi dengan mentor dalam rangka
penyusunan rancangan SOP Pencautan Perizinan.
Kegiatan ketiga adalah membuat rancangan Standar Operasional
Prosedur. Setelah melakukan bimbingan bersama mentor serta telah
mendapatkan masukan dari mentor, proses penyusunan SOP akan
dilaksanakan. Selain berdasarkan masukan dari mentor, SOP lainnya
yang telah berlaku sangat penting sebagai referensi dasar dalam
pembuatan rancangan SOP.
Kegiatan keempat adalah validasi terhadap Rancangan SOP yang
telah dibuat. Kegiatan validasi membutuhkan bantuan dari pihak Pusat
Bantuan Hukum, BKPM untuk mendapatkan telaahan hukum dari
rancangan SOP yang telah dibuat. Hal ini bertujuan agar SOP yang telah
disusun sesuai dengan ketentuan dan kaidah hukum yang berlaku.
Kegiatan kelima adalah mengajukan Konsep SOP yang telah
dibuat. Selain mengajukan rancangan SOP yang telah dibuat kepada
mentor, rancangan SOP juga akan dipresentasikan kepada pimpnan Unit
Kerja untuk mendapatkan saran dan masukan agar SOP yang dibuat
menjadi lebih baik.
Kegiatan keenam adalah melakukan sosialisasi kepada Verifikator
tekait SOP yang telah diajukan. Setelah mendapatkan persetujuan
pimpinan, SOP yang telah dibuat akan disosialisasikan kepada
verifikator dan juga para pelaku pemohon pencabutan.
Kegiatan ketujuh adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja
selama melaksanakan aktualisasi. Kegiatan ini dilakukan setelah semua
tahapan penyusunan hingga sosialisaki SOP telah dilaksanakan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan aktualisasi dan
persiapan dalam menyusun laporan aktualisasi.
7
B. Bagan Pelaksanaan Aktualisasi
Unit Kerja : Direktorat Wilayah II, Badan Koordinasi Penanaman Modal
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pelayanan pencabutan perizinan melalui OSS
Gagasan Pemecahan Isu Isu
: Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencabutan Perizinan Berusaha melalui Online
Single Submission (OSS)
Keterkaitan
Kegiatan dan Kontribusi Penguatan Analisis Dampak jika
Tahapan dan Proses Output dan Substansi Mata
Tanggal Terhadap Visi- Nilai Nilai-nilai Dasar tidak
kegiatan Bukti Fsik pelatihan Agenda II
Pelaksanaan Misi Organisasi Organisasi Diterapkan
dan Agenda III
2 3 4 5 6 7 8
1. Melakukan 1. Mempelajari ketentuan Output: Agenda II: Kegiatan Dengan Jika tidak ada
Identifikasi pencabutan perizinan Terdapat Akuntabilitas: Identifikasi menerapkan tanggung jawab maka
terhadap sesuai dengan pemahaman tanggung jawab terhadap nilai-nilai dasar pelaksanaan kegiatan
persyaratan dan Peraturan BKPM Nomor terkait sistematika Nasionalisme: persyaratan dan ANEKA pada yang telah
hasil pencabutan 7 Tahun 2018 tentang permohonan menggunakan hasil pencabutan kegiatan direncanakan tidak
OSS pedoman dan tata cara pencabutan OSS mendukung Identifikasi akan berlangsung
Bahasa
21 - 22 pengendalian sesuai dalam visi “BKPM yang terhadap sebagaimana telah
Indonesia yang
September 2020 pelaksanaan Peraturan BKPM Andal, persyaratan direncanakan;
baik dan benar
penanaman modal. dan yang terdapat Profesional, dan hasil Jika tidak menggunkan
Proses: pada laman Etika Publik: Inovatif, dan pencabutan Bahasa Indonesia
Saya akan membuka oss.go.id. Sopan, cermat Berintegritas OSS akan yang baik dan benar,
laman Jaringan Komitmen Mutu: dalam Pelayanan memberi maka informasi yang
Dokumentasi dan Informasi Bukti fisik: inovasi, mutu kepada Presiden penguatan disampaikan tidak dapat
Hukum (JDIH) BKPM atau Anti Korupsi: dan Wakil pada nilai tersampaikan dengan
mempelajari langsung kerja keras Presiden untuk organisasi baik;
Peraturan BKPM terkait Mewujudkan Visi yaitu
8
pencabutan perizinan. Jika File Peraturan Agenda III: dan Misi Presiden integritas, Jika konsultasi tidak
terdapat kendala saya akan BKPM Nomor Perbaikan dan Wakil professional dilakukan dengan
berkonsultasi dengan tim 7 Tahun 2018 pelayanan Publik Presiden”. dan sopan, maka
Pusat Bantuan Hukum agar semakin Dan akan transparan. komunikasi
BKPM dengan tata cara akuntabel. mendukung misi . interpersonal menjadi
yang sopan (Etika Publik) Pengelolaan kurang baik
dan menggunakan Pemerintahan Jika tidak cermat, maka
Bahasa Indonesia yang yang Bersih, memungkinkan adanya
baik dan benar Efektif, dan kesalahan dalam
(Nasionalisme) Terpercaya pelaksanaan kegiatan;
Jika tidak inovatif dan
bermutu, maka
2. Mempelajari ketentuan rancangan SOP yang
pencabutan perizinan akan dibuat tidak akan
pada laman oss.go.id sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Proses: Bukti fisik: Jika tidak kerja keras,
Saya akan membuka Tangkapan maka kegiatan
laman oss.go.id dan layarlaman penyusunan SOP tidak
mempelajari ketentuan oss.go.id akan dapat diselesaikan
dalam pencabutan bagian sesuai dengan waktu
perizinan sampai selesai yang telah
permohonan
(bekerja keras - Anti direncanakan;
pencabutab
Korupsi) dengan penuh Jika tidak akuntabel,
kecermatan (Etika Publik) maka pelayanan publik
dan tanggung jawab yang telah dilaksanakan
(Akuntabilitas) agar SOP tidak dapat
yang dibuat inovatif dan dipertanggungjawabkan
berkualitas (Komitmen .
Mutu).
9
2. Melakukan 1. Menyampaikan ide dan Output: Agenda II: Kegiatan Dengan Jika tidak ada
koordinasi dan gagasan kepada mentor Tersedianya Akuntabilitas: konsultasi kepada menerapkan tanggung jawab, maka
konsultasi mengenai susunan catatan hasil tanggung jawab pimpinan nilai-nilai dasar segala masukan oleh
dengan pimpinan kegiatan pembuatan konsultasi terkait Nasionalisme: mendukung misi ANEKA pada mentor tidak akan
23 - 30 rancangan Standar masukan dari menggunakan “Pengelolaan kegiatan menjadi perbaikan
September 2020 Operasional Prosedur mentor Pemerintahan Koordinasi dan dalam penyusunan
Bahasa
yang Bersih, konsultasi rancangan SOP;
(SOP) Indonesia yang
Efektif, dan kepada Jika tidak menggunkan
baik dan benar
Bukti fisik: Terpercaya” pimpinan Bahasa Indonesia
Proses:
Tangkapan Etika Publik: akan memberi yang baik dan benar,
Saya membuat janji terlebih sopan, cermat penguatan
layarpembuata maka informasi yang
dahulu sebelum menemui Komitmen Mutu: pada nilai
n janji disampaikan kepada
mentor dengan tata cara inovasi, mutu organisasi
yang sopan (Etika Publik) Foto mentor tidak dapat
bimbingan Anti Korupsi: yaitu tersampaikan dengan
dan menggunakan professional
kerja keras baik;
Bahasa Indonesia yang Lembar
dan produktif Jika komunikasi dengan
baik dan benar susunan
Agenda III: mentor tidak dilakukan
(Nasionalisme) untuk kegiatan Perbaikan pelayanan dengan sopan, maka
menyampaikan susunan pembuatan publik yaitu komunikasi
kegiatan pembuatan SOP responsif: interpersonal menjadi
rancangan SOP dengan Catatan mendengar dan kurang baik
jelas sebagai panduan
masukan dari memenuhi tuntutan Jika tidak cermat, maka
pencabutan perizinan,
mentor kebutuhan publik, akan terdapat
kemudian mendengarkan
dan Whole of kesalahan dalam
dan mencatat masukan
Government (WoG): mencatat segala
secara cermat (Etika
koordinasi dan masukan dari mentor;
Publik), agar SOP yang
dibuat inovatif dan
bekerjasama untuk Jika tidak inovatif dan
menentukan tujuan bermutu, maka
berkualitas (Komitmen
bersama rancangan SOP yang
Mutu).
akan dibuat tidak
sesuai dengan
masukan oleh mentor;
10
2. Memperbaiki susunan Bukti fisik: Jika tidak kerja keras,
kegiatan pembuatan Rancangan maka kegiatan
SOP berdasarkan saran SOP dalam penyusunan SOP tidak
mentor tahap akan dapat diselesaikan
perbaikan sesuai dengan waktu
Proses: yang telah
Saya mencermati masukan direncanakan;
dari Mentor dalam Jika tidak responsif,
memperbaiki rancangan maka pelayanan yang
SOP dengan penuh diberikan tidak
tanggung jawab memenuhi tuntutan
(Akuntabilitas) dan tidak kebutuhan publik
berhenti sebelum selesai Jika tidak melakukan
(bekerja keras - Anti koordinasi, maka
Korupsi) tujuan bersama untuk
membuat SOP tidak
akan terlaksana dengan
baik
3. Membuat 1. Mempelajari SOP Output: Agenda II: Kegiatan Dengan Jika tidak ada
rancangan lainnya sebagai tolak Tersedianya Akuntabilitas: Membuat SOP menerapkan tanggung jawab, maka
Standar ukur/acuan dalam rancangan SOP tanggung jawab mendukung visi nilai-nilai dasar tidak akan diperoleh
Operasional membuat SOP pencabutan Nasionalisme: “BKPM yang ANEKA pada SOP lainnya yang akan
Prosedur (SOP) pencabutan perizinan perizinan menggunakan Andal, kegiatan digunakan sebagai
1 – 9 Oktober Proses: Bukti fisik: Profesional, membuat bahan pembanding;
Bahasa
2020 Mempelajari SOP yang Catatan Inovatif, dan rancangan Jika tidak menggunkan
Indonesia yang
telah diterbitkan/telah rancangan Berintegritas SOP akan Bahasa Indonesia
baik dan benar
berlaku sebelumnya dan SOP dalam Pelayanan memberi yang baik dan benar,
merangkumnya dengan Etika Publik: kepada Presiden penguatan maka informasi yang
File SOP
penuh tanggung jawab cermat dan Wakil pada nilai disampaikan dalam
lainnya
dan (Akuntabilitas) cermat Komitmen Mutu: Presiden untuk organisasi rancangan SOP tidak
(Etika Publik) agar menjadi mutu Mewujudkan Visi yaitu produktif dapat tersampaikan
dan Misi Presiden dan inovatif dengan baik;
11
SOP yang bermutu Anti Korupsi: dan Wakil Jika tidak cermat, maka
(Komitmen Mutu). kerja keras Presiden”. tidak akan
mendapatkan
2. Menyusun rancangan Bukti fisik: perbandingan dengan
SOP pencabutan perizinan File Agenda III: SOP lainnya;
Proses: rancangan Perbaikan pelayanan Jika tidak bermutu,
Menyusun materi dengan SOP public yaitu maka rancangan SOP
kerja keras (Anti Korupsi) responsif: yang dibuat tidak akan
dan menggunakan mendengar dan sesuai dengan
Bahasa Indonesia yang memenuhi tuntutan ketentuan yang berlaku;
baik dan benar kebutuhan publik Jika tidak kerja keras,
(Nasionalisme) serta maka kegiatan
sistematis agar mudah penyusunan SOP tidak
dipahami sesuai dengan akan dapat diselesaikan
kebutuhan dalam sesuai dengan waktu
pemenuhan pelayanan yang telah
publik direncanakan;
Jika tidak responsif,
maka pelayanan yang
diberikan tidak
memenuhi tuntutan
kebutuhan publik.
4. Validasi terhadap 1. Meminta masukan Output: Agenda II: Kegiatan validasi Dengan Jika tidak berintegritas,
Rancangan SOP terkait rancangan SOP Tersedianya Akuntabilitas: mendukung visi menerapkan maka rancangan SOP
yang telah dibuat kepada pihak Pusat masukan hasil integritas “BKPM yang nilai-nilai dasar yang telah dibuat tidak
12 - 15 Oktober Bantuan Hukum BKPM review/telaahan Andal, ANEKA pada akanmendapatkan
2020 Proses: hukum Nasionalisme: Profesional, kegiatan masukan maupun
Sebagai integritas menggunakan Inovatif, dan mereviuw SOP telaahan hukum dari
(Akuntabilitas) kinerja, saya Bukti fisik: Bahasa Indonesia Berintegritas akan memberi Pusbankum;
perlu berkoordinasi dengan Catatan yang baik dan dalam Pelayanan penguatan Jika tidak menggunkan
pihak Pusbankum BKPM terhadap benar kepada Presiden pada nilai Bahasa Indonesia
dengan cara sopan dan dan Wakil organisasi yang baik dan benar,
menggunakan Bahasa Presiden untuk yaitu maka informasi yang
12
Indonesia yang baik dan Rancangan Etika Publik: Mewujudkan Visi integritas, disampaikan kepada
benar (Nasionalisme) SOP sopan dan Misi Presiden professional pihak Pusbankum tidak
agar bersedia menjadi Tangkapan dan Wakil dan produktif. dapat tersampaikan
narasumber baik secara layarpembuata Komitmen Mutu: Presiden” dengan baik;
langsung maupun via n janji dengan bermutu Jika komunikasi dengan
komunikasi jarak jauh pihak Pusbankum tidak
pihak
apabila sulit ditemui. Anti Korupsi: dilakukan dengan
Pusbankum
kerja keras sopan, maka
Foto
komunikasi
koordinasi Agenda III: interpersonal menjadi
dengan pihak Perbaikan pelayanan kurang baik
Pusbankum publik yaitu Jika tidak bermutu,
responsif: maka rancangan SOP
2. Menperbaiki rancangan Bukti fisik: mendengar dan yang dibuat tidak akan
SOP Perbaikan memenuhi tuntutan sesuai dengan telaahan
Proses: Rancangan kebutuhan publik , hukum;
Dalam memperbaiki SOP Whole of Jika tidak kerja keras,
rancangan SOP, saya Government (WoG): maka hasil telaahan
bekerja keras (Anti Optimalisasi hukum tidak akan
Korupsi) agar bisa pemantapan materi dimasukkan dalam
menghasilkan produk yang yang akan ditulis penyusunan SOP;
bermutu (Komitmen Mutu). agar solutif sesuai Jika tidak responsif,
kebutuhan publik. Ini maka pelayanan yang
menunjukkan adanya diberikan tidak
praktek kolaboratif. memenuhi tuntutan
kebutuhan publik;
Jika tidak menerapkan
WOG maka aktualisasi
tidak akan menjadi
solusi sesuai kebutuhan
publik.
13
5. Mengajukan 1. Menyelenggarakan Output: Agenda II: Kegiatan Dengan Jika tidak ada
Konsep SOP pertemuan Tersedianya SOP Akuntabilitas: pengajuan SOP menerapkan tanggung jawab, maka
yang telah dibuat mentor/pimpinan untuk yang memiliki tanggung jawab mendukung misi nilai-nilai dasar segala masukan oleh
16 - 20 Oktober mengecek rancangan kualitas baik “Struktur Ekonomi ANEKA pada
Nasionalisme: mentor dan pimpinan
2020 SOP yang Produktif, kegiatan tidak akan menjadi
menggunakan finalisasi SOP
Proses: Mandiri, dan perbaikan dalam
Bahasa akan memberi
Saya membuat janji terlebih Bukti fisik: Berdaya Saing”. penyusunan SOP;
Indonesia yang penguatan
dahulu sebelum menemui Tangkapan Jika tidak menggunkan
baik dan benar pada nilai
mentor dengan tata cara layar Bahasa Indonesia
Etika Publik: organisasi
yang sopan (Etika Publik) pembuatan yaitu integritas yang baik dan benar,
dan menggunakan janji sopan maka informasi yang
dan produktif
Bahasa Indonesia yang Catatan Komitmen Mutu: disampaikan kepada
baik dan benar masukan mutu pimpinan tidak dapat
(Nasionalisme). Pada saat Foto Anti Korupsi: tersampaikan dengan
melakukan pertemuan bersama kerja keras baik;
dengan mentor/pimpinan, pimpinan Jika komunikasi dengan
saya membuka pertemuan dan mentor Agenda III: pimpinan dan mentor
dengan salam. Dalam Perbaikan pelayanan tidak dilakukan dengan
mengajukan SOP, saya publik yaitu sopan, maka
menghormati pendapat dan responsif: komunikasi
mendengarkan arahan dari mendengar dan interpersonal menjadi
mentor agar SOP yang memenuhi tuntutan kurang baik
dihasilkan berkualitas dan kebutuhan publik , Jika tidak bermutu,
minim kesalahan Whole of maka rancangan SOP
(Komitmen Mutu). Government (WoG): yang dibuat tidak akan
koordinasi dan sesuai dengan
2. Perbaikan materi SOP Bukti fisik: bekerjasama untuk kebutuhan publik dan
Proses: File SOP hasil menentukan tujuan ketentuan yang berlaku;
Saya bekerja keras (Anti finalisasi bersama Jika tidak kerja keras,
Korupsi) memperbaiki SOP maka masukan
berdasarkan masukan dari pimpinan dan mentor
mentor/pimpinan dengan tidak akan dimasukkan
dalam perbaikan SOP
14
penuh tanggung jawab dan tidak berlangsung
(Akuntabilitas). sesuai dengan jadwal;
Jika tidak responsif,
maka pelayanan yang
diberikan tidak
memenuhi tuntutan
kebutuhan publik;
Jika tidak melakukan
koordinasi, maka
tujuan bersama untuk
membuat SOP tidak
akan terlaksanaka
dengan baik.
6. Melakukan 1. Mensosialisasikan Output: Agenda II: Kegiatan Dengan Jika tidak ada tanggung
sosialisasi rancangan SOP kepada Terdapat Akuntabilitas: sosialisasi menerapkan jawab, maka dalam
kepada Kasubdit dan Kasie di pemahaman tanggung jawab mendukung nilai-nilai dasar pembuatan SOP
Verifikator ANEKA pada verifikator tidak akan
lingkungan Unit kerja. terkait SOP mendukung misi
dan/atau kegiatan mengetahui
Pencabutan Nasionalisme: “Pengelolaan sosialisasi
pemohon referensinya.
Proses: Perizinan baik menggunakan Pemerintahan SOP akan Jika tidak menggunkan
pencabutan tekait
Saya melakukan sosialisasi oleh verifikator Bahasa Indonesia yang Bersih, memberi Bahasa Indonesia
SOP yang telah
rancangan SOP di unit maupun yang baik dan Efektif, dan penguatan yang baik dan benar,
diajukan
kerja dengan cermat (Etika pemohon. benar Terpercaya”. pada nilai maka informasi yang
21 -23 Oktober organisasi
Publik) dan menggunakan disampaikan kepada
2020 yaitu produktif
Bahasa Indonesia yang Bukti fisik: Etika Publik: verifikator dan pemohon
baik dan benar dan Inovatif
Foto sopan, cermat tidak dapat
(Nasionalisme) serta tersampaikan dengan
mensosialisa
efisien (Komitmen Mutu). baik;
sikan SOP Komitmen Mutu:
Selain itu, saya juga akan Jika komunikasi dengan
mencantumkan setiap kepada efisiensi
verifikator dan pemohon
referensi yang digunakan verifikator
tidak dilakukan dengan
dalam SOP sebagai bentuk sopan dan cermat,
15
tanggung jawab Anti Korupsi: maka komunikasi
(Akuntabilitas) dan jujur interpersonal menjadi
kejujuran (Anti Korupsi). kurang baik dan
Agenda III: informasi yang
2. Mensosialisasikan Bukti fisik: Perbaikan pelayanan disampaikan terdapat
rancangan SOP kepada kesalahan;
Tangkapan publik yaitu
pihak pemohon Jika penyampaian SOP
layar responsif:
pencabutan tidak efisien, maka
mensosialisa mendengar dan
dapat menimbulkan
sikan SOP memenuhi tuntutan
Proses: adanya perbedaan
kepada kebutuhan publik , persepsi;
Melalui komunikasi jarak pemohon dan Whole of Jika tidak jujur, maka
jauh, saya akan Government (WoG): SOP yang telah dibuat
mensosialisasikan koordinasi dan akan diragukan
rancangan SOP kepada
bekerjasama untuk dikarenakan belum
para pemohon pencabutan
menentukan tujuan tentu sesuai dengan
dengan cermat (Etika
bersama SOP yang sudah ada
Publik) dan menggunakan
sebelumnya;
Bahasa Indonesia yang
baik dan benar Jika tidak responsif,
(Nasionalisme) serta maka pelayanan yang
efisien (Komitmen Mutu) diberikan tidak
agar Bahasa yang memenuhi tuntutan
digunakan sopan (Etika kebutuhan publik;
Publik). Jika tidak melakukan
koordinasi, maka
tujuan bersama untuk
membuat SOP tidak
akan terlaksanaka
dengan baik.
7. Melakukan 1. Melakukan konsultasi Output: Agenda II: Kegiatan evaluasi Dengan Jika tidak ada
evaluasi terhadap kepada mentor terkait Tersedianya Akuntabilitas: mendukung misi menerapkan tanggung jawab maka
kinerja selama tanggung jawab “Pengelolaan nilai-nilai dasar pelaksanaan kegiatan
16
melaksanakan pembuatan laopran Laporan akhir Nasionalisme: Pemerintahan ANEKA pada yang telah
aktualisasi akhir Aktulisasi aktualisasi. menggunakan yang Bersih, kegiatan direncanakan tidak
26 - 27 Oktober Bahasa Efektif, dan Koordinasi dan akan berlangsung
2020 Proses: Bukti fisik: Indonesia yang Terpercaya” konsultasi sebagaimana telah
Saya akan membuat janji Tangkapan baik dan benar kepada direncanakan;
terlebih dahulu sebelum pimpinan Jika tidak menggunkan
layar Etika Publik:
menemui mentor dengan akan memberi Bahasa Indonesia
pembuatan sopan, cermat
tata cara yang sopan penguatan yang baik dan benar,
janji Komitmen Mutu: pada nilai maka informasi yang
(Etika Publik) dan
Foto inovasi, mutu organisasi disampaikan tidak dapat
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan bersama Anti Korupsi: yaitu tersampaikan dengan
benar (Nasionalisme) mentor kerja keras professional baik;
untuk menyampaikan hasil Catatan dan produktif Jika komunikasi dengan
pelaksanaan aktualisasi arahan Agenda III: pimpinan dan mentor
dengan jelas, kemudian mentor Perbaikan pelayanan tidak dilakukan dengan
mendengarkan dan publik yaitu sopan, maka
mencatat masukan secara responsif: komunikasi
cermat (Etika Publik). mendengar dan interpersonal menjadi
memenuhi tuntutan kurang baik
2. Menghadap kepada kebutuhan publik Jika tidak cermat, maka
Bukti fisik: Publik, dan Whole of
pimpinan untuk izin akan terdapat
Foto Government (WoG):
mengkakhiri kegiatan kesalahan dalam
bersama koordinasi dan mencatat segala
aktualisasi pimpinan bekerjasama untuk masukan dari mentor;
Proses: menentukan tujuan
Saya akan membuat janji Jika tidak inovatif dan
bersama bermutu, maka
terlebih dahulu sebelum
menemui mentor rancangan SOP yang
(menghargai) dengan tata akan dibuat tidak akan
cara yang sopan (Etika sesuai dengan
Publik) dan menggunakan masukan oleh mentor;
Bahasa Indonesia yang Jika tidak kerja keras,
baik dan benar maka kegiatan
penyusunan SOP tidak
17
(Nasionalisme) untuk akan dapat diselesaikan
menyampaikan ucapan sesuai dengan waktu
terima kasih atas segala yang telah
bimbingan dan arahan direncanakan;
yang telah diberikan Jika tidak responsif,
sehingga selama maka pelayanan yang
pengerjaan aktualisasi diberikan tidak
dapat dilaksanakan dengan memenuhi tuntutan
penuh tanggung jawab kebutuhan publik;
(Akuntabilitas) dan penuh Jika tidak melakukan
kerja keras (Anti Korupsi) koordinasi, maka
sehingga menghasilkan tujuan bersama untuk
SOP yang inovatif dan membuat SOP tidak
berkualitas (Komitmen akan terlaksanaka
Mutu) dengan baik.
18
C. Pelaksanaan Kegiatan
Berikut adalah tabel pelaksanaan kegiatan aktualisasi:
Tabel 3 Pelaksanaan Kegiatan
September Oktober
NO KEGIATAN
III IV I II III IV
1 Melakukan Identifikasi terhadap persyaratan
dan hasil pencabutan OSS
2 Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
pimpinan
3 Membuat rancangan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
4 Validasi terhadap Rancangan SOP yang
telah dibuat
5 Mengajukan Konsep SOP yang telah dibuat
6 Melakukan sosialisasi kepada Anggota tekait
SOP yang telah diajukan
7 Melakukan evaluasi terhadap kinerja selama
melaksanakan aktualisasi
19
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Aktualisasi bertujuan untuk (1) Melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang solutif atas permasalahan/ isu yang ada di unit kerja yaitu belum
optimalnya pelayanan pencabutan perizinan melalui Online Single
Submission (OSS) dan (2) Mengimplementasikan nilai-nilai yang
didapat selama pelatihan dasar CPNS golongan III yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti korupsi, manajemen
ASN, whole of government, dan pelayanan publik pada setiap kegiatan
aktualisasi.
Aktualisasi dilakukan dalam 7 (tujuh) kegiatan dimulai tanggal 19
September 2020 dan berakhir pada 6 November 2020. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka aktualisasi pada masa habituasi adalah (1)
Melakukan Identifikasi terhadap persyaratan dan hasil pencabutan OSS,
(2) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pimpinan, (3) Membuat
rancangan Standar Operasional Prosedur, (4) Validasi terhadap
Rancangan SOP yang telah dibuat, (5) Mengajukan Konsep SOP yang
telah dibuat, (6) Melakukan sosialisasi kepada Anggota tekait SOP yang
telah diajukan, dan (7) Melakukan evaluasi terhadap kinerja selama
melaksanakan aktualisasi.
. Secara umum, pelaksanaan aktualisasi telah melaksanakan nilai-
nilai dasar ASN dan juga peran dan kedudukan PNS. Proses aktualisasi
ini diharapkan dapat berkontribusi mewujudkan visi dan misi Badan
Koordinasi Penanaman Modal untuk mendukung visi dan misi Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
B. Saran
Implementasi nilai-nilai ANEKA sejatinya tidak ditinggalkan setelah masa
habituasi selesai. Proses internalisasi tersebut harus dilakukan terus
menerus dan berkesinambungan. Nilai-nilai ANEKA yang tertanam dapat
mewujudkan PNS yang mengutamakan pelayanan kepada publik.
20
LAMPIRAN
BUKTI FISIK KEGIATAN
AKTUALISASI
21
Lampiran 1
Gambar 1.1 Peraturan BKPM Nomor 7 Tahun 2018 tentang pedoman dan
tata cara pengendalian pelaksanaan penanaman modal
22
Tahap 2 Mempelajari ketentuan pencabutan perizinan pada laman
oss.go.id
23
Lampiran 2
24
Tahap 2 Memperbaiki susunan kegiatan pembuatan SOP
berdasarkan saran mentor
Gambar 2.5
Rancangan SOP yang dalam tahap perbaikan
25
Lampiran 3
Kegiatan 3 Membuat rancangan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tahap 1 Mempelajari SOP lainnya sebagai tolak ukur/acuan dalam
membuat SOP pencabutan perizinan
26
Gambar 3.5
Catatan perbaikan Rancangan SOP
Gambar 3.6
Proses Penyusunan SOP
27
Tahap 4
Kegiatan 4 Validasi terhadap Rancangan SOP yang telah
dibuat
Tahap 1 Meminta masukan terkait rancangan SOP
kepada pihak Pusat Bantuan Hukum BKPM
28
Tahap 2 Menyusun rancangan SOP pencabutan perizinan
Gambar 4.5
Proses Penyusunan SOP
29
Lampiran 5
Kegiatan 5 Mengajukan Konsep SOP yang telah dibuat
Tahap 1 Menyelenggarakan pertemuan mentor/pimpinan untuk
mengecek rancangan SOP
Gambar 5.3
Catatan hasil bimbingan dengan Mentor
30
Gambar 5.4 Gambar 5.5
Tangkapan layar Mempresentasikan SOP kepada Direktur
pembuatan janji kepada
Pimpinan
Gambar 5.6
Catatan arahan Direktur
31
Tahap 2 Perbaikan final materi SOP
Gambar 5.6
Perbaikan dan Finalisasi SOP
32
Lampiran 6
Kegiatan 6 Melakukan sosialisasi kepada Verifikator dan
pemohon pencabutan tekait SOP yang telah diajukan
Tahap 1 Mensosialisasikan rancangan SOP kepada Kasubdit
dan Kasie di lingkungan Direktorat Wilayah II.
Gambar 6.1
Sosialisasi SOP Pencabutan Perizinan kepada verifikator
Tahap 2 Mensosialisasikan rancangan SOP kepada pihak pemohon
pencabutan
Gambar 5.6
Sosialisasi SOP Pencabutan Perizinan kepada pemohon/pelaku usaha
33
Lampiran 7
Kegiatan 7 Melakukan evaluasi terhadap kinerja selama
melaksanakan aktualisasi
Tahap 1 Melakukan konsultasi kepada mentor terkait
pembuatan laopran akhir Aktulisasi
Gambar 7.3
Koordinasi dengan Mentor untuk penulisan laporan
34
Tahap 2 Menghadap kepada pimpinan untuk izin mengkakhiri
kegiatan aktualisasi
Gambar 7.4
Menghadap kepada Direktur untuk izin mengkakhiri kegiatan aktualisasi
35