Anda di halaman 1dari 2

Nisrina Yumna Khairunnisa

13517017

Turbin Angin PLTB Sidrap

Indonesia mulai menggunakan energi terbarukan sebagai sumber pembangkit listrik.


Salah satu buktinya yaitu dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap di
Desa Mattirotasi dan Lainungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidenreng Rappang,
Provinsi Sulawesi Selatan. Pembangkit ini merupakan pembangkit komersial skala besar
pertama di Indonesia, sehingga turbin yang digunakan merupakan turbin horizontal.
Turbin ini dibangun sejak Agustus 2015 dan diresmikan pada Juli 2018 oleh Presiden
Jokowi dan telah diuji coba interkoneksi dengan PLN sejak minggu pertama Januari 2018.
PLTB ini dibangun di daerah dengan kecepatan angin mencapai 7m/s oleh PT UPC Sidrap
Bayu Energi yang merupakan konsorium dari UPC Renewables Asia I, UPC Renewables
Asia III, Sunedison, dan Binatek Energi Terbarukan. Pengelolaannya juga dilakukan oleh
perusahaan yang sama.
Jenis turbin ini yaitu model turbin dari Gamesa Eolica Corporation yang diimpor dari
Madrid, Spanyol dengan berat masing-masing 20 ton. Baling-balingnya sepanjang 57 meter
dengan luas perputarannya 10,2 meter persegi. Sementara, tinggi menaranya yaitu 80 meter.
Jumlah turbin yang dibangun sebanyak 30 turbin yang masing-masing jika terkoneksi
berkapasitas 2,5 Mega Watt sehingga total kapasitaasnya mencapai 75 Mega Watt. Energi
tersebut dapat digunakan untuk melistriki hingga 70.000 pelanggan rumah di Sulawesi
Selatan dengan daya 900 Volt Ampere.
Proyek ini bernilai investasi sebesar 150 juta dollar Amerika Serikat yang setara
dengan hampir 2 triliun (jika kurs dollar 13.000 rupiah). Saat pengerjaan, proyek ini
melibatkan lebih dari 100 kontraktor dan 709 tenaga kerja yang 95%-nya merupakan Warga
Negara Indonesia.
Setelah PLTB ini beroperasi lebih dari 1 tahun, diketahui bahwa produksi energi
listrik yang dihasilkan oleh turbin angin tersebut paling banyak terjadi saat Bulan April
hingga Oktober, sementara produksi energi rata-rata lebih rendah pada Bulan November
hingga Maret. Hal ini disebabkan oleh Bulan November hingga Maret merupakan bulan
dimana musim hujan terjadi, dimana kecepatan angin menurun. Bulan November merupakan
waktu dimana hembusan angin paling rendah sehingga dapat digunakan untuk perawatan dan
perbaikan infrastruktur.

Anda mungkin juga menyukai