Liputan6.com, Jakarta Penyakit disleksia merupakan gangguan dalam proses belajar yang
ditandai dengan kesulitan dalam membaca, menulis, atau mengeja. Tidak hanya
mempengaruhi tumbuh kembang anak tetapi juga berdampak pada proses interaksi dengan
teman-teman seumurannya dan juga keluarga.
Disleksia adalah gangguan saraf pada bagian otak yang memproses bahasa, dan dapat
dijumpai pada anak-anak bahkan orang dewasa. Meskipun seseorang yang mengidap
disleksia kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasannya.
Penyakit disleksia perlu lebih diperhatikan untuk segera dilakukan penanganan yang tepat.
Apalagi untuk orang tua, karena anak-anak tentunya membutuhkan bimbingan orang tua
mengingat penyakit disleksia ini biasanya muncul saat kanak-kanak.
Penyakit Disleksia
Anak disleksia memerlukan usaha yang sangat kerasa dalam membaca. Disleksia adalah
salah satu jenis penyakit mental pada anak-anak, yang biasa disebut dengan gangguan belajar.
Kondisi ini membuat anak kesulitan untuk membaca, menulis, mengeja, atau berbicara
dengan jelas.
Walaupun memiliki kemampuan berpikir seorang anak di atas rata-rata, namun biasanya anak
yang mengalami disleksia kesulitan dalam proses memahami pelajaran dari segi visual atau
suara. Anak yang mengidap penyakit disleksia kesulitan dalam mencocokan huruf dan
gambar yang telah dilihatnya, sehingga untuk memahami hal-hal selanjutnya akan menjadi
semakin sulit.
Orang tua harus benar-benar memperhatikan perkembangan anak sejak usia dini, terutama
bila kemampuan anak dalam membaca dan menulis tampak lambat, maka sebaiknya cepat
memeriksakan ke dokter. Bila tidak cepat ditangani, penyakit disleksia ini bisa berkelanjutan
sampai anak beranjak dewasa.
Gejala atau tanda-tanda penyakit disleksia antara lain adalah:
8. Sering menulis terbalik, seperti lip menjadi pil. Selain itu juga sulit membedakan b dan d
Penyebab penyakit disleksia sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Namun secara garis
besar penyebab disleksia bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
Genetik
Penyebab disleksia yang paling umum adalah cacat pada gen DCD2. Kondisi ini ditandai
dengan tidak berfungsinya cerebrum, yaitu bagian otak yang mengatur aktivitas berpikir dan
bergerak. Biasanya kondisi ini diwariskan dari anggota keluarga.
Faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi biasanya adalah karena infeksi atau paparan
nikotin, alkohol maupun narkoba pada masa kehamilan. Selain itu lahir prematur juga bisa
menyebabkan kelainan genetik ini terjadi.
Kondisi lainnya
Selain faktor keturunan, penyebab disleksia adalah gangguan yang dialami anak setelah
mereka dilahirkan seperti cedera otak, stroke, atau trauma lainnya. Gangguan belajar dalam
keluarga juga memiliki faktor risiko penyebab peyakit disleksia pada anak.
5 dari 5 halaman
Cara Menangani Penyakit Disleksia
Cara Menangani Penyakit Disleksia (Photographee Eu/Shutterstock)
Selalu memperhatikan dan mendeteksi penyakit disleksia sejak usia dini sangat penting untuk
dilakukan oleh orang tua. Dengan begitu, orang tua dapat meningkatkan kemampuan
membaca anak penderita penyakit disleksia.
Dalam proses menyembuhkan anak yang mengalami penyakit disleksia, orang tua dapat
melakukan beberapa hal berikut:
Di film-film banyak adegan dimana orang tua membacakan cerita pada anak sebelum tidur.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi anak, terutapa penderita
penyakit disleksia ini. Orang tua juga bisa mengajak anak membaca bersama saat anak
beranjak dewasa.
Orang tua harus selalu menyemangati anak untuk rajin membaca. Hilangkan ketakutan anak
untuk membaca. Dengan rutin membaca, kemampuan anak dalam membaca akan meningkat.
Orang tua juga harus bekerja sama dengan guru dengan menjelaskan kondisi anak. Semakin
banyak orang yang membantu, maka perkembangan anak dapat diperhatikan juga bersama-
sama. Dengan begitu, guru juga bisa membantu dengan memberikan cara yang paling tepat.
Memberi tahu anak tentang kondisinya ini dimaksudkan agar anak tetap semangat dalam
belajar. Orang tua juga harus pandai dalam membicarakan hal ini, dan mengatakan bahwa
kondisi yang dialami anak bisa disembuhkan. Bimbingan orang tua sangat diperlukan dalam
penanganan disleksia.
Mengurangi waktu anak dalam menonton televisi juga perlu dilakukan agar anak lebih
banyak membaca. Orang tua bisa memberikan bacaan yang disukai anak, seperti komik,
cerpen, maupun bacaan lainnya. Selain itu, agar anak tertarik membaca, tempat yang nyaman
dan menyenangkan juga diperlukan.