Anda di halaman 1dari 6

MILESTONE

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pengampu:
Ns. Yeni Fitria, M. Kep

oleh:
REGITA OKTAVIA ADI NINGSIH
202310101186

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Perkenalan

Ayah dan ibu mulai mengenal satu sama lain saat ayah saya bekerja di sebuah
sekolah dasar yang terletak di desa saya. Mereka melangsungkan pernikahan
pada tahun 20 Juli 1997 selang 1 tahun pernikahan, ibu saya mulai
mengandung kakak pertama saya dan pada tahun 1998 kakak saya lahir di bulan
September. Setelah kakak saya berusia 4 tahun, ibu saya mengandung anak
kedua yaitu saya sendiri. Saat mengandung saya, ibu sempat opname di rumah
sakit selama 1 minggu karena ibu saya tidak nafsu makan dan selalu merasa
mual. Saat itu, ibu ngidam menaiki kereta api dan makan durian, tetapi setiap
berpergian, ibu merasa mual karena mencium bau bensin dan akhirnya ibu saya
beranggapan karena hal inilah saya sekarang tidak terlalu suka berpergian ke
luar kota. Akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 2002 tepatnya pada pukul sebelas
malam saya lahir ke dunia, ibu menjelaskan bahwa proses kelahiran saya cukup
cepat dan tidak menyakitkan seperti kelahiran kakak pertama saya. Saya lahir
dengan berat 2,7 kg yang sesuai dengan berat bayi normal yaitu 2,5 sampai 4
kg. Saya lahir di tempat bidan dan saya dibawa pulang ke rumah pada keesokan
harinya pada pukul enam pagi.
Fase Bayi

Menurut Erikcson, pada fase ini bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada
seseorang baik orangtua maupun orang yang mengasuhnya ataupun perawat
yang merawatnya. Selama dalam masa pamulihan pasca kelahiran, ibu saya
merawat saya dibantu oleh dukun bayi untuk memandikan sampai umur empat
bulan. Setelah dua minggu saya dilahirkan, saya dilarikan ke rumah sakit karena
setiap minum ASI selalu dimuntahkan. Akhirnya saya minum ASI dan ditambah
dengan susu sapi. Saya minum ASI hanya selama tiga bulan. Saya mulai disuapi
bubur dan nasi tim pada usia enam bulan. Pada usia empat bulan saya mulai
tertarik untuk meraih-raih mainan dan saya mulai merangkak pada usia tujuh
bulan dan akhirnya bisa berjalan pada usia sembilan bulan tetapi masih terjatuh-
jatuh.
Fase Anak-anak

Menurut Erickson, pada fase ini anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam
tugas tmbuh kembang seperti dalam motoric kasar dan halus : berjinjit,
memanjat, berbicara. Mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat,
sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orangtuanya. umur
1-3 tahun mulai diajari untuk buang air besar di wc sendiri, tetapi saya saat umur
1-2 tahun saya masih membutuhkan pertolongan orang dewasa saat ingin buang
air besar. Saya mulai bisa bergumam pada umur dua tahun dan sudah mulai
berebut sesuatu dengan kakak atau mengekspresikan emosinya. Saya baru
lancar berbicara pada umur 3 tahun dan saya masih kesulitan dalam
menemukan kata ganti untuk masing-masing orang. Dulu, saya tidak tahu siapa
nama lengkap saya karena orang-orang rumah sering memanggil saya dengan
sebutan yang berbeda dari nama asli saya. Setiap orang bertanya siapakah
nama saya, Saya selalu menjawab dengan nama panggilan tersebut. Orangtua
saya mulai mengajari saya untuk mengucapkan maaf dan terima kasih kepada
orang-orang yang saya temui agar terbiasa saat sudah besar nanti.
Fase pra-sekolah

Pada tahap ini,anak mulai inisiatif berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya


sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya dan
beriniatif mencari tahu. pada fase ini, ibu mengatakan bahwa saya suka bermain
dengan hewan-hewan yang ada di sekitar rumah dari kucing hingga katak. Setiap
ibu memasak, saya melihat beliau membersihkan sisik ikan dengan pisau. Pada
suatu waktu ibu membelikan saya seekor ikan hias karena saya pernah melihat
ibu saya membersihkan sisik ikan, maka saya mencoba melakukannya pada ikan
hias saya. Sebelum saya akhirnya pindah sekolah, saya pernah mengikuti kakak
saya bersekolah di TK sebelah rumah, tetapi hanya untuk bermain-main saja dan
belajar bersosialisasi hingga akhirnya saya mulai bersekolah dengan serius pada
usia empat tahun di RA Al-Ishlah. Di sekolah, saya diajari beberapa keterampilan
tangan, seperti memotong dengan gunting, mencocok pola, melipat dan
menempel kertas. Pada masa ini, saya sudah mengenal beberapa lagu anaka-
anak yang sederhana, seperti burung kakak tua, selamat ulang tahun, naik-naik
gunung, lihat kebunku dan lainnya. Saat saya TK, ibu selalu menunggu saya di
luar kelas dan mengajak saya pulang dengan menaikki angkutan umum. Pada
saat itu, Saya sudah bisa menuruni angkutan umum tanpa bantuan orang lain.
Pada masa ini, saya mulai memunculkan emosi saya misal marah karena
bertengkar dengan teman saya. Apabila teman saya berbuat jahat pada saya,
saya membalas perbuatannya tetapi tidak jarang juga saya menangis. Saya
sangat aktif berlari-larian hingga pada suatu saat saya pernah jatuh saat bermain
dan mengakibatkan bibir saya berdarah karena jatuh tersungkur di tanah. Pada
masa ini, saya cenderung marah apabila keinginan saya tidak terpenuhi atau
tidak dituruti oleh kedua orangtua saya, sehingga terkadang saya menangis agar
keinginan saya dipenuhi oleh orangtua.
Fase sekolah

Pada fase ini anak akan beljaar menyelesaikan tugas dari guru, timbul rasa
tanggung jawab, dan mulai senang belajar bersama temannya. Apabila dirinya
kurang mampu disbanding temannya maka akan timbul rasa rendah diri. Pada
tahap ini, saya mulai tertarik pada bidang olahraga sehingga saya mulai
mengikuti latihan karate yang diselengarakan di balai desa setempat. Beberapa
kali saya mengikuti pertandingan dan disitu dapat dilihat bahwa pada tahap ini
sudah muncul rasa bersaing untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Saya
mulai menjalin pertemenan dengan banyak orang baru di sekolah. Keinginan
mendapat pengakuan dan pujian sangat tinggi. Lingkungan sekolah dan guru
sangat mempengaruhi kehidupan saya selama bersekolah. guru berperan dalam
memberi petuah-petuah mana yang baik dan yang buruk sehingga saya bisa
menjadikan beliau-beliau sebagai acuan dalam mengambil keputusan dan saya
sangat mendengarkan apa yang guru katakana semisal harus berangkat sekolah
tepat wkatu, mengerjakan tugas dan lain-lainnya. Selama bersekolah, teman-
teman sekelas saya banyak yang mengikuti bimbingan belajar karena saya tidak
ingin kalah maka saya ikut mendaftar di suatu bimbingan belajar. Pengamalan
ajaran agama mulai diperdalam misalnya dengan mengerjakan sholat dhuha
berjamaah bersama teman-teman dan guru. Tentu saja jada tahap ini, saya mulai
tertarik dengan lawan jenis saya dan mulai menyukai kelompok mode tertentu.
Pada saat itu, saya sangat menyukai idol grup yang bernama JKT48 dan
kesukaan saya tersebut berlangsung hingga smp.
Fase Adolesen

Di dalam fase ini, lingkup lingkungan semakin luas tidak hanya di lingkungan
keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri berlangsung
dalam tahap ini. apabila seorang remaja dalam pencarian jati dirinya bergaul
dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Pada
masa ini, rasa keingintahuan saya sedang sangat tinggi dan mulai mengalami
perubahan yang berarti sehingga saya mencari informasi dengan bertanya
kepada orang tua, teman, atau searching melalui internet. Perubahan-perubahan
tersebut membuat saya tertarik dan mulai mengenal dunia skincare yang
bertujuan untuk merawat kulit. Adanya ketertarikan untuk mulai merawat kulit dan
sebagainya membuat saya mulai mencari teman yang sefrekuensi dalam hal ini.
Kebingungan menentukan ingin menjadi apa nantinya, juga menjadi
problematika pada tahap ini. Dahulu, saya masih tidak mengerti ingin menjadi
apa kedepannya. setiap sekolah saya hanya mengerjakan tugas, ikut bimbingan
belajar tanpa memikirkan tujuan saya setelah lulus sekolah ingin menjadi apa.
Hingga akhirnya, diselenggarakan campus fair di sekolah saya dan akhirnya
disana saya mulai mendapat bayangan kedepannya saya harus bagaimana.
Selain itu, mengikuti ekstrakurikuler juga sangat membantu saya dalam
memperluas pergaulan. Di sana, selain melakukan latihan, saya juga belajar
banyak hal tentang bagaimana menghandle waktu agar selalu terbagi antara
sekolah dan bersenang-senang. Event-event yang diselenggarakan oleh
ekstrakurikuler membuat saya belajar tentang kepanitiaan yang pasti didalamnya
saya bisa mempelajari ilmu kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai