Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An.A USIA 3 BULAN DENGAN PNEUMONIA


DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN KAB. MALANG

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN ANAK

OLEH:
MAYANG SARI
NIM: 202020461011074

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PADA An.A USIA 3 BULAN DENGAN PNEUMONIA


DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN KAB. MALANG

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN ANAK
KELOMPOK 3

NAMA: MAYANG SARI


NIM: 202020461011074
TGL PRAKTEK/MINGGU KE : 21 JUNI – 25 JUNI 2021/ MINGGU KE-3

Malang, 23 Juni 2021


Mahasiswa, Pembimbing,

(Mayang Sari) (Reni Ilmiasih, M.Kep.SP.Kep.An)

Pembimbing CI Lahan

( )
DAFTAR ISI

LAPORAN...........................................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................................4
I Konsep Dasar Pneumonia...........................................................................................................4
A. Definisi...................................................................................................................................4
B. Penyebab.................................................................................................................................4
C. Klasifikasi...............................................................................................................................5
D. Patofiologi dan Pathway..........................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis....................................................................................................................8
F. Penatalaksanaan......................................................................................................................8
G. Komplikasi...............................................................................................................................9
H. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................................................9
II. Konsep Dasar Keperawatan.......................................................................................................10
A. Pengkajian.............................................................................................................................10
B. Diagnosa, Luaran dan Intervensi Keperawatan.....................................................................11
C. Implementasi.........................................................................................................................16
D. Evaluasi.................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................................18
Pengkajian...................................................................................................................................18
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

I Konsep Dasar Pneumonia


A. Definisi
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bekteri, jamur, virus, atau aspirasi karena makanan minuman atau benda asing. Pneumonia
adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam
alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/infeksius atau saluran trakheabronkialis
(Ngastiyah, 2008). Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat suatu
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak
dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi, begitupun aliran darah
disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal. Hipoksia bisa terjadi,
bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang sakit (Somantri, 2012).
Aspirasi cairan atau zat makanan adalah bahaya utama pada anak yang mempunyai
kesulitan menelan; yang tidak dapat menelan karena paralisis, kelemahan, debilitis, eutrop
kongenital, atau tidak adanya reflek batuk atau yang dipaksa makan, khususnya saat
menangis dan bernafas cepat (Wong, 2008). Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran
pernapasan yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan balita. Penyakit ini
merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai dengan adanya batuk pilek disertai sesak
napas dan frekuensi napas yang menjadi lebih. Penyakit ini dapat menyerang segala usia,
akan tetapi lebih menyerserang pada usia balita (Susanti, 2016).

B. Penyebab
Menurut Padila (2013) penyebab pnumonia diantarantaranya yaitu:
1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif
seperti :Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram
17eutroph seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus 17eutrophi yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta
kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).Biasanya menjangkiti
pasien yang mengalami immunosupresi.
5. Aspirasi : makanan, cairan.
6. Inhalasi : racun atau bahan kimia, rokok, debu, dan gas.

C. Klasifikasi
Menurut Hariadi (2010) klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemilogi
serta letak anatomi diantaranya yaitu:
a. Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1) Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak
menjalani rawat inap di rumah sakit.
2) Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan
di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.
3) Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik
ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan
infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan teraspirasi mungkin mengandung
bakteri aerobic atau penyebab lain dari pneumonia.
4) Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi
pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
b. Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi
1) Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar
dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
2) Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Bronkopneumonia terjadi pada ujung
akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk
bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
3) Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar
(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.

D. Patofiologi dan Pathway


Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi,
respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon,
2013). Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti
menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal
melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap dan
dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat
mencapai paruparu , partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga
dengan mekanisme imun sistemik dan humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena
terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus
respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi.

Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan
edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak
mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah
atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan
paru menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi
fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan
hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan
hiperkapnia (Nugroho.T, 2011).
Organisme: Bakteri, Inhalasi: bahan Aspirasi makanan
virus, jamur, protozoa kimia, debu, gas, dan minuman
racun

Masuk ke saluran
pernapasan
Masuk ke dalam
alveoli
Organisme mengeluarkan
toksin
Peradangan pada parenkim
paru
Peningkatan set poin
PNEUMONIA di hipotelamus

Kerusakan membran Pengembangan Badan menggigil


mucus alveolus paru tidak
maksimal
Pengembangan edema Suhu tubuh
Sesak
paru dan eksudat
napas

Hipertermi
a
Peningkatan Suplai O2
Mengisi Dipsnea
sekresi ke jaringan
alveoli
mucus menurun

Mengurangi ATP menurun Pola napas


Bersihan jalan luas tidak efektif
napas tidak permukaan
efektif alveoli untuk Kelemahan
pertukaran O2

Frekuensi
Gangguan jantung Gangguan
pertukaran gas menurun dari mobilitas fisik
kondisi
istirahat

Intoleransi
aktivitas
E. Manifestasi Klinis
1. Gejala utama yang sering ditemui adalah deman tinggi kadang disertai kejang, anak
sangat gelisah, dispnea, pernafasan cuping hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai
muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi
setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif (Ngastiyah, 2008).
2. Tanda-tanda penyakit pneumonia Menurut Misnadiarly, 2008, antara lain :
a) batuk berdahak
b) ingus (nasal discharge)
c) suara nafas lemah
d) penggunaan otot
e) bantu nafas
f) demam
g) cyanosis (kebiru-biruan)
h) thorax menunjukkan infiltrasi melebar
i) sesak nafas
j) terkadang kulit menjadi lembab
k) mual dan muntah

F. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab infeksi
(hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya
ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral.
Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat
kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis (Harasawa, 2007).
2. Pengobatan Umum
a. Terapi Oksigen
b. Nebulizer
c. Hidrasi. Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat hidrasi dilakukan secara parenteral
d. Fisioterapi. Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk
menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.
G. Komplikasi
Komplikasi dari pneumonia menurut Nursalam 2006 diantaranya yaitu :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
2. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
4. Infeksi sistemik
5. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
6. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

H. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Misnadiarly (2008) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan diantaranya
yaitu:
1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial);
atau penyebaran atau perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x
dada mungkin bersih.
2. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada
luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebab.
4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,
kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
6. LED : meningkat : terjadi karena hipoksia, volume menurun dan tekanan jalan napas
meningkat.
7. Pemeriksaan fungsi paru : volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar);
tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
8. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah.
9. Bilirubin : mungkin meningkat.
10. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka : menyatakan intranuklear tipikal dan
keterlibatan sitoplasmik (CMV).

II. Konsep Dasar Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa
sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan pasien tersebut, sukarmin (2011).
1. Dapatkan riwayat : Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetik, riwayat pasien
tentang disfungsi pernafasan sebelumnya.
2. Observasi pernafasan terhadap :
a. frekuensi : cepat (takipnea), normal, atau lambat untuk anak tertentu.
b. Kedalaman : kedalaman normal, terlalu dangkal, (hypopnea), terlalu dalam
(hiperpnea), biasanya diperkirakan dari ampilitudo torakal dan pengembangan
abdomen.
c. Kemudahan : upaya, sulit (dyspnea), pernafasan cuping hidung, mengorok atau
mengi (wheezing).
d. Pernafasan sulit : kontinu, intermiten, mengi, mengorok, di hubungkan dengan nyeri.
e. Irama : variasi dalam frekuensi dan kedalaman pernafasan
3. Observasi adanya :
a. Bukti inspeksi : peningkatan suhu, pembesaran kelenjar limfe servikal, membrane
mukosa terinflamasi, dan rabas purulent sari hidung, telinga, atau paru-paru
(sputum).
b. Batuk : karakteristik batuk (bila ada) : dalam keadaan apa batuk terdengar
(misalanya pada malam hari, atau pagi hari), sifat batuk (paroksimal dengan atau
tanpa mengi), frekuensi batuk berhubungsn dengan menelan atau aktivitas.
c. Mengi (wheezing) ekspirasi atau inspirasi, nada tinggi, memanjang, secara lambat
progresif atau tiba-tiba, berhubungan dengan pernafasan sulit.
d. Sianosis : perhatikan distribusi (perifer, perioral, fasial, batang tubuh serta wajah),
derajat, durasi, berhubungan dengan aktivitas.
e. Nyeri dada : mungkin merupakan keluhan anak yang lebih besar. Perhatikan lokasi
dan situasi : terlokasir atau menyebar, menyebar dari dasar leher atau abdomen,
dangkal atau tajam, dalam atau superfisial, berhubungan dengan pernafasan cepat,
dangkal, atau mengorok.
f. Sputum : anak-anak yang lebih besar dapat memberikan sampel sputum; perhatikan
volume, warna, viskositas, dan bau.
g. Pernafasan buruk : dapat berhubungan dengan beberapa infeksi pernafasan.
4. Pemeriksaan fisik Pada klien pneumonia, pengkajian head to toe yang di lakukan lebih
di fokuskan pada :
a. Sistem pernafasan inspeksi : sianosis, tachipnea, dispnea, penggunaan otot bantu,
pelebaran nasal, sputu, purulen. Palpasi : fokal premitus bertahap meningkat dengan
konsolidasi. Auskultasi : suara nafas bronchial Perkusi : pekak.
b. Sirkulasi : takikardia, penampilan pucat.
c. Psikologi dan faktor perkembangan Usia, tingkat intervensi, pengalaman berpisah
dengan orang tua, mekanisme koping yang dipakai sebelumnya, kebiasaan
(pengalaman yang tidak menyenangkan, waktu tidur/rutinitas pemberian pola
makan).
d. Pengetahuan orang tua dan keluarga Pengalaman dengan penyakit pernafasan,
pemahaman akan kebutuhan interventi pada distress pernafasan, dan tingkat
pengetahuan.

B. Diagnosa, Luaran dan Intervensi Keperawatan

No
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
napas b/d sekresi keperawatan selama 2x24 jam (I.01011)
yang tertahan d/d
maka bersihan jalan napas
tidak mampu batuk Observasi:
(D.0001) meningkat (L.01001) dengan 1. Monitor pola napas monitor
kriteria hasil: bunyi napas tambahan ‘
2. Monitor sputum
1. Batuk efektif meningkat
2. Produksi sputum menurun Terapeutik:
3. Mengi menurun 1. Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
4. Wheezing menurun
dan chin lift -posisikan
5. Dispnea menurun semi fowler atau fowler
6. Gelisah menurun 2. Berikan minum hangat
7. Frekuensi napas membaik 3. Lakukan fisioterapi dada
4. Lakukan penghisapan
8. Pola napas membaik
lendir kurang dari 15 detik
5. Lakukan hieroksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
6. Keluarkan seumbatan
benda padat dengan forsep
McGill
7. berikan oksigen

Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari -ajarkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi:
1. kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi (I.01014)
efektif keperawatan selama 2x24 jam
maka pola napas membaik Observasi:
(L.01004) dengan kriteria 1. Monitor frekuensi, irama,
hasil: kedalaman, dan upaya
1. Dipsnea menurun napas
2. Penggunaan otot bantu 2. Monitor pola napas
napas menurun 3. Monitor batuk efektif
3. Pemanjangan fase 4. Monitor adanya produksi
ekspirasi menurun sputum
4. Ortopnea menurun 5. Monitor adanya sumbatan
5. Frekuensi napas membaik jalan napas
6. Kedalaman napas 6. Palpasi kesimetrisan
membaik ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik:
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan

3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Terapi oksigen (I.01026)


pertukaran gas keperawatan selama 2x24
jam maka pertukaran gas Observasi:
meningkat (L.01003) dengan 1. Monitor kecepatan aliran
kriteria hasil: oksigen
1. Tingkat kesadaran 2. Monitor posisi alat terapi
meningkat oksigen M
2. Dipsnea menurun 3. Monitor aliran oksigen
3. Bunyi napas tambahan secara periodik dan
menurun pastikan fraksi yang
4. Takikardia menurun diberikan cukup
5. Pusing menurun 4. Monitor efektivitas terapi
6. Penglihatan kabur oksigen
menurun 5. Monitor kemampuan
7. PCO2 membaik melepaskan oksigen saat
8. PO2 membaik makan
9. Ph arteri membaik 6. Monitortanda-tanda
10. Pola napas membaik hipoventilasi
7. Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis
8. Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
9. Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen

Terapeutik:
1. Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan trakea
2. Pertahankan kepatenan
jalan napas
3. Siapkan dan atur peralatan
pembersih oksigen
4. Berikan oksigen tambahan
5. Tetap berikan oksigen
tambahan saat pasien
ditransportasi
6. Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi:
1. Ajarkan pasien dan
keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah

Kolaborasi:
1. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
2. Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan
tidur

4. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi


mobilitas fisik b/d keperawatan selama 2x24 jam (I.05173)
penurunan maka mobilitas fisik
kekuatan otot d/d meningkat (L.05042) dengan Observasi:
kekuatan otot kriteria hasil: 1. Identifikasi adanya nyeri
menurun (D.0054) 1. Pergerakan ekstremitas atau kelemahan fisik
meningkat lainnya
2. Kekuatan otot meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik
3. Rentan gerak meningkat melakukan pergerakan
4. Nyeri menurun 3. Monitor frekuensi jantung
5. Kecemasan menurun dan tekanan darah sebelum
6. Kaku sandi menurun memulai mobilisasi
7. Gerakan tidak 4. Monitor kondisi umum
terkoordinasi menurun selama melakukan
8. Gerakan terbatas menurun mobilisasi
9. Kelemahan fisik menurun
Terapeutik:
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
2. Fasilitasi melakukan
pergerakan
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
-anjurkan melakukan
mobilisasi dini -ajarkan
mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan

5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi (I.05178)


keperawatan selama 1x24 jam
maka toleransi aktivitas Observasi:
meningkat (L.05047) dengan 1. Identifikasi gangguan
kriteria hasil: fungsi tubuh yang
1. Kemudahan melakukan mengakibatkan kelelahan
aktivitas meningkat 2. Monitor kelelahan fisik da
2. Kecepatan berjalan emosional
meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
3. Jarak berjalan meningkat 4. Monitor lokasi dan
4. Kekutana tubuh bagian ketidaknyamanan selama
atas meningkat melakukan aktivitas
5. Kekutana tubuh bagian
bawah meningkat Terapeutik:
6. Toleransi menaiki tangga 1. Sediakan lingkungan
meningkat nyaman dan rendah
7. Keluhan lelah menurun stimulus
8. Dipsnea saat aktivitas 2. Lakukan latihan rentan
menurun gerak pasif dan aktif
9. Dipsnea setelah aktivitas 3. Berikan aktivitas distraksi
menurun yang menenangkan
10. Frekuensi nadi membaik 4. Faisilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
berpindah atau berjalan

Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

6. Hipertermia Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipertermia


keperawatan selama 1x24 jam (I.15506)
maka Termoregulasi
Neonatus (L.14135) Observasi:
Membaik dengan Krteria 1. Identifikasi penyebab
Hasil: hipertermia
1. Suhu tubuh membaik 2. Monitor suhu tubuh
2. Suhu kulit membaik 3. Monitor kadar elektrolit
3. Kadar glukosa darah 4. Monitor haluaran urine
membaik 5. Monitor komplikasi akibat
4. Ventilasi membaik hipertermia

Terapeutik:
1. Sediakan lingkungan yang
dingin
2. Longgarkan/lepaskan
pakaian

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena

C. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari
rencana keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu,
memberikan askep untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien, mencatat serta
melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari
pasien.

D. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Dive Press


Anwar A. and Dharmayanti I., 2014, Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8, 360.
Bartlett John G., Dowell Scott F., Mandell Lionel A., File Thomas M., Jr.,
Musher Daniel M. and Fine Michael J., 2000,
Brooks G.F., Butel J.S. and Morse S.A., 2005, Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Mikrobiologi
Kedokteran, Edisi I, Diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedoktersan
Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta, pp. 260-372.
Elliot T., Worthington T., Osman H. and Gill M., 2013, Mikrobiologi Kedokteran dan Infeksi,
Edisi 4, EGC, Jakarta, pp. 217-220.
Hariadi, S. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Departemen Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR RSUD dr Soetomo.
Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah Dan Paenyakit Dalam.
Yogyakarta : Nuha Medika
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Somantri, I. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika.
Terry, C. L., & Weaver, A. (2013). Keperawatan Kritis. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta
Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta
Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta
Selatan: DPP PPNI
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
STASE : KEPERAWATAN ANAK

Nama mahasiswa : Mayang Sari Tanggal Praktek : 21 Juni - 25 Juni


2021
NIM : 202020461011074 Paraf :
Ruang : Empu Tantular
Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2021 ( …………………………………………)

I. IDENTITAS DATA.
- Nomer Rekam Medis : 516429 Tanggal masuk RS : 21 Juni 2021
- Nama Klien : An.A
- Nama Panggilan : An.A
- Tempat/tgl lahir : Malang, 07 Maret 2021
- Umur : 3 bulan
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Suku : Jawa
- Bahasa yang dimengerti : Bahasa indonesia dan jawa
- Orang tua / wali : Ny. I
- Nama Ayah/Ibu/Wali : Ny. I
- Pekerjaan Ayah/Ibu/wali : Ibu Rumah Tangga
- Pendidikan : SMA
- Alamat ayah/ibu/wali : Pakisaji

II. KELUHAN UTAMA


Ibu pasien mengatakan pasien batuk dan sulit tidur

III. RIWAYAT KELUHAN SAAT INI


Ibu pasien mengatakan pasien batuk mulai dari tanggal 11 juni 2021 dan pada tgl 20 juni
2021 pukul 11.00 siang batuk pasien semakin parah dan dibawah ke klinik melati husada di
beri obat akan tetapi tidak kunjung sembuh, kemudian pasien masuk ke IGD RSUD
Kanjuruhan Kab. Malang pada hari senin pukul 11.15 siang, pasien diberikan terapi
dipasang infus D5 ¼ NS 200 cc/24 jam, cefotaxin 3x150 mg dan nebul ventolin 0,5 cc / 8
jam. Pasien dipindahkan ke ruang Empu Tantular pada pukul 19.40 malam. Saat dikaji pada
hari selasa tanggal 22 juni 2021 pukul 12.12 siang ibu pasien mengatakan pasien masih
batuk, sulit tidur dan keadaan umum tampak lemah.

IV. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI :


a. Diagnosa medis :
Pneumonia

b. Tindakan/kebutuhan operasi saat ini (jika ada) :


Tidak ada

c. Tindakan pemberian nutrisi saat ini :


Pasien diberikan Diit Asi/ SF
d. Tindakan pemberian cairan saat ini :
Pasien diberikan D5 1/2 NS 400 cc/24 jam

e. Tindakan pemberian Obat-obatan saat ini :


 IV Cefotaxin 3x150 mg
 IV Paracetamol 3x50 mg
 Nebul ventolin 1/2 respule + NS 2 cc/8 jam

f. Tindakan terhadap Aktifitas saat ini (cth ; terpasang strain? Dll) :


Pasien hanya berbaring di bed dan kadang-kadang digendong oleh ibunya

g. Tindakan Keperawatan lain-lain yang dijalani :


Pasien terpasang infus dan dilakukan injeksi obat IV.

h. Tindakan /kebutuhan Px. Radiologi yang dijalani saat ini :


Tidak ada

i. Lain-lain :
Tidak ada

V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Riwayat Prenatal :
Semasa hamil pada usia kandungan 3 bulan, ibu pasien pernah pendarahan dan langsung
diperiksakan ke dokter untuk USG namun kandunga ibu pasien tidak ada masalah

b. Riwayat Peri natal dan post natal :


Bayi lahir dengan usia kandungan 7 bulan. Pasien dilahirkan secara normal

c. Riwayat Penyakit yang pernah diderita :


Pasien lahir dengan usia tidak cukup bulan yaitu pada usia kandungan 7 bulan dengan
BBLR

d. Riwayat Hospitalisasi/tindakan operasi:


Pasien pernah masuk rumah sakit karena lahir prematur dan BBLR

e. Riwayat Injury/kecelakaaan:
Pasien tidak memiliki riwayat injury/kecelakaan.

f. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

g. Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Usia frekwensi pemberian Reaksi pasca imunisasi
1. Hepatitis 0-7 hari 1 kali Tidak ada
2. Polio 1-4 bulan 1 kali Tidak ada
3. BCG 1 bulan - -
4 Pentabio 2-4 bulan - -
5. Campak 9 bulan - -
6. Lain-lain (sebutkan) - - -

h. Riwayat tes laboratorium dan Pengobatan


Pasien melakukan tes laboratorium ketika di RSUD Kanjuruhan
i. Riwayat pertumbuhan
BB pasien 4.5 kg. Gigi pasien belum ada. Pasien sudah mulai tengkurang, miring kanan
dan kiri.
j. Riwayat Perkembangan Psikososial
Pasien di rumah tinggal bersama kedua orangtuanya. Hubungan pasien dengan keluarganya
harmonis.

k. Riwayat Perkembangan Psikoseksual

l. Riwayat Perkembangan kognitif dan moral

m. Riwayat pemenuhan nutrisi/cairan


- ASI: pasien diberikan hanya 1 minggu saja, karena ASI ibu sudah tidak keluar lagi
- MP ASI: pasien hanya diberikan susu formula saja
- Pola nutrisi sesuai tahap usia: saat baru lahir anak mengkonsumsi ASI selama
seminggu kemudian dilanjutkan dengan mengkonsumsi susu formula

VI. RIWAYAT SOSIAL


a. Yang mengasuh
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya.

b. Hubungan social dengan anggota keluarga


Pasien akrab dengan anggota keluarganya.

c. Hubungan social dengan teman sebaya


Pasien dapat bermain dengan teman sebayanya.

d. Pembawaan secara umum


Pasien Tampak lemah

VII. RIWAYAT KELUARGA


a. Sosial Ekonomi
Kebutuhan pasien dicukupi oleh ayah pasien yang bekerja.

b. Penyakit keluarga
Keluarga pasien pernah menderita sakit batuk, pilek, dan demam.
Keluarga pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, asma,
jantung.

c. Genogram (Gambarkan minimal 3 generasi)


Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

VIII. PENGKAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN (DDTK) SAAT INI ( maks < 6 tahun)
a. Personal social
Saat ini semua aktivitas pasien masih di bantu oleh ibunya.

b.Adaptif Motorik halus


Pasien mampu memegang/menggengam tangan ibunya atau orang yang ada
disekitarnya

c. Bahasa
Pasien belum bisa berbicara

d.Motorik kasar
Saat ini pasien sudah mulai tengkurang, miring kanan dan kiri

IX. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR (saat ini) :


a. Kebutuhan Cairan saat ini
Saat ini pasien mendapatkan cairan melalui IV D5 ¼ NS 400cc/24 jam

b. Kebutuhan Nutrisi saat ini :


Pasien diberikan Diit Asi/SF

c. Kebutuhan Pola Tidur :


Pasien sulit tidur karena batuk

d. Kebutuhan Personal hygiene (Mandi, gosok gigi dll):


pasien tidak pernah dibersihakan untuk personal hygiene nya

e. Kebutuhan Aktifitas/bermain :
Pasien saat ini tampak lemah dan tidak beraktivitas sama sekali

X. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN (sesuai usia dan saat sakit saat ini)
a. Pola Pemeliharaan kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan selama ini
Orangtua pasien sangat memperhatikan kondisi pasien saat ini. Ketika pasien sakit
langsung dibawa untuk berobat.

b. Pola pemenuhan Nutrisi selama ini


Ketika sakit nafsu makan pasien tidak berubah. Pasien biasa minum susu formula

c. Pola pemenuhan Cairan selama ini


Pasien minum susu formula 300 ml/hari

d. Pola Aktivitas selama ini


Selama sakit pasien tidak melakukan aktivitas sama sekali, pasien hanya berbaring di
tempat
tidur dan tampak lemah

e. Pola Tidur dan istirahat selama ini


Pasien sulit tidur karena batuk

f. Pola Eliminasi selama ini


Pasien menggunakan popok/diaper sebanyak 3 buah per hari diganti ketika sudah penuh.
Pasien BAB 1 hari sekali

g. Pola hubungan social selama ini


Saat ini aktivitas pasien masih dibantu oleh orangtuanya

h. Pola Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan selama ini
Tidak terkaji

i. Pola perkembangan Kognitif dan persepsi selama ini


Tidak terkaji

j. Pola perkembangan Seksual dan menstruasi selama ini


Tidak ada

k. Pola perkembangan Moral (Nilai-nilai/values yang dimiliki selama ini)


Tidak terkaji

XI. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum
 Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS 456
 Nadi : 128 ×/menit Suhu : 36,7˚C RR : 40 ×/menit SpO2: 99%
 Respon nyeri : tidak nyeri
 BB : 4.5 kg TB : 49 cm LLA : LK : 38 cm

b. Kulit
Inspeksi: kulit nampak bersih, warna: cerah/putih, turgor: baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba hangat

c. Kepala
Inspeksi: penyebaran rambut merata, tidak ada luka
Palpasi: tidak ada massa dan nyeri tekan

d. Mata
Inspeksi: mata simetris, tidak ikterik, ananemis
Palpasi: tidak terdapat oedem pada kelopak mata

e. Telinga
Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada lesi
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan

f. Hidung
Inspeksi: Hidung nampak bersih, tidak ada masalah
Palpasi: tidak ada nyeri tekan

g. Mulut
Inspeksi: bentuk normal, tidak ada lesi, bibir lembab, tidak ada karies gigi, warna lidah
nampak merah muda keputih-putihan

h. Leher
Inspeksi: bentuk leher simetris, tidak ada luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi vena jugularis

i. Dada
Inspeksi: bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris

j. Payudara
Normal

k. Paru-paru
Auskultasi: vesikuler, tidak ada bunyi tambahan

l. Jantung
Tidak ada pembesaran jantung

m. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen cembung
Palpasi: tidak ada pembesaran hepar

n. Genetalia
Tidak terkaji

o. Punggung
Inspeksi: bentuk punggung normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan

p. Anus dan rectum


Tidak terkaji
q. Musculoskeletal

Inspeksi : otot kiri dan kanan simetris, tidak ada deformitas


Palpasi :
Oedem : Uji Kekuatan Otot :
- - 4 4
- - 4 4

r. Neurology
Tingkat kesadaran GCS: 456 (compos mentis)

XII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


Pemeriksaan Laboratorium: Di RSUD Kanjuruhan Kab. Malang, 21 Juni 2021 12:44
Hematologi
Hemoglobin 9.9 d/dL (N : 11.4 – 15.1)
Hematokrit 33.5 % (N : 38 - 42)
Lekosit 23,200 cel/uL (N : 4,700 – 11,300)
Eritrosit 3.92 Juta/uL (N : 3.5 – 5.5 )
Trombosit 590,000 sel/cmm (N : 150.000 – 450.000)
Index Eritrosit
MCV 85.3 fL (N : 82 - 92)
MCH 25.3 pg (N : 27.0 – 31.0)
MCHC 29.7 % (N : 32.0 – 37.0)
Hitung Jenis
Eosinofil 0.2 % (N: 1-5)
Basofil 2.0 % (N: 0-1)
Neutrofil 49.7 % (N: 17-60)
Granulosit 59 % (N : 43 - 76)
Limfosit 40.8 % (N : 15.0 – 45.0)
Monosit 7.4 % (N : 4.0 – 12.0)
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 92 mg/dL (N : 74-100)

XIII. INFORMASI LAIN


XIV. ANALISA DATA
No Data Penunjang Etiologi Masalah Keperawatan /
Kolaboratif
1 DS:- Terdapat sekret Bersihan jalan napas tidak
yang tertahan efektif b.d sekresi yang tertahan
DO: pada paruparu d.d tidak mampu batuk (D.0001)
- tidak mampu batuk terdengar ronchi
- terdapat suara ronkhi

2 DS: Hambatan Gangguan pola tidur b.d


- Ibu Pasien mengatakan lingkungan hambatan lingkungan d.d pasien
pasien sulit tidur sulit tidur karena batuk
(D.0055)
Do:
- Pasien tampak lesu
- Pasien tampak lemah
- Pasin tampak keletihan

XV. PRIORITAS MASALAH


1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d tidak mampu batuk
(D.0001)
2. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d pasien sulit tidur karena batuk
(D.0055)

XVI. ASUHAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN


ASUHAN PERAWATAN

NAMA KLIEN : An.A NAMA MAHASISWA : Mayang Sari


RUANG : Empu Tantular NIM : 202020461011074
DIAGNOSA MEDIS : Pneumonia PARAF :……………………………………………………………………………………….

DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN DAN Tanggal
NO INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
/MASALAH KRITERIA HASIL dan Jam
KOLABORATIF
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas 22 juni - Memonitor pola napas S: ibu pasien mengatakan
napas b/d sekresi tindakan keperawatan (I.01011) 2021 dengan hasil pola napas tidak pasien masih batuk
yang tertahan d/d selama 3x24 jam 13.40 efektif
tidak mampu batuk maka bersihan jalan Observasi: - Memonitor bunyi napas O:
(D.0001) napas meningkat - Monitor pola napas tambahan dengan hasil - Batuk efektif meningkat
(L.01001) dengan - Monitor bunyi napas terdapat suara ronchi pada - Produksi sputum
kriteria hasil: tambahan paru-paru pasien menurun
- Batuk efektif - Monitor sputum - Memonitor sputum dengan - Dispnea menurun
meningkat hasil tidak terdapat sputum - Gelisah menurun
- Produksi sputum Terapeutik: - Memposisikan semi fowler - Frekuensi napas
menurun - Posisikan semi fowler atau dengan hasil klien tampak - membaik
- Dispnea menurun fowler - Pola napas membaik
- Gelisah menurun - Berikan minum hangat
- Frekuensi napas A: Masalah belum teratasi
- membaik Kolaborasi:
- Pola napas - Kolaborasi pemberian
membaik nebulizer ventolin ½ P:
respule tambah N5 2cc Lanjutkan intervensi
/8jam nebulizer ventolin ½ respule
tambah N5 2cc /8jam
2 Gangguan pola Setelah dilakukan Intervensi : dukungan tidur 22 Juni dukungan tidur (I. 05174) S:
tidur b.d hambatan intervensi selama (I. 05174)) 2021 Ibu pasien mengatakan
lingkugan d.d 1×24 jam, maka pola 14.00 Observasi pasien sudah mulai bisa tidur
pasien sulit tidur tidur (L. 05045) Observasi - Mengidentifikasi pola
karena batuk Membaik, dengan - Identifikasi pola aktivitas aktivitas dan tidur O:
criteria hasil: dan tidur - Mengidentifikasi faktor - Kemampuan
- Kemampuan - Identifikasi faktor pengganggu tidur beraktivitas meningkat
beraktivitas pengganggu tidur - Mengidentifikasi makanan - Keluhan sulit tidur
meningkat - Identifikasi makanan dan dan minuman yang menurun
- Keluhan sulit minuman yang menganggu menganggu tidur - Keluhan tidak puas
tidur menurun tidur - Mengidentifikasi obat tidur tidur menurun
- Keluhan tidak - Identifikasi obat tidur yang yan dikonsumsi - Keluhan istirahat tidak
puas tidur dikonsumsi cukup, menurun
menurun Terapeutik
- Keluhan istirahat Terapeutik - Memodifikasi lingkungan
- Modifikasi lingkungan - Membatasi waktu tidur siang A:
tidak cukup
- Batasi waktu tidur siang - Memfasilitasi menghilangkan Masalah teratasi sebagian
menurun
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
stres sebelum tidur - Menetapkan jadwal tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin rutin P:
- Lakukan prosedur untuk - Melakukan prosedur untuk Lanjutkan intervensi
meningkatkan kenyamanan meningkatkan kenyamanan modifikasi lingkungan atau
- Sesuaikan jadwal pemberian - Menyesuaikan jadwal menjaga lingkungan sekitar
obat dan atau tindakan pemberian obat dan atau agar tidak berisik dan
untuk menunjang siklus tindakan untuk menunjang lakukan prosedur untuk
tidur terjaga siklus tidur terjaga meningkatkan kenyamanan

Edukasi: Edukasi:
- Jelaskan pentingnya tidur - Menjelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit cukup selama sakit
- Anjurkan menepati - Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari - Menganjurkan menghindari
makanan atau minuman makanan atau minuman yang
yang mengganggu tidur mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat - Menganjurkan penggunaan
tidur yang tidak obat tidur yang tidak
mengandung supresor mengandung supresor
terhadap tidur rem terhadap tidur rem
- Ajarkan faktor-faktor yang - Menganjurkan faktor-faktor
berkontribusi terhadap yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot - Mengajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara non autogenik atau cara non
farmakologi lainnya farmakologi lainnya

Anda mungkin juga menyukai