DEPARTEMEN
KEPERAWATAN ANAK
OLEH:
MAYANG SARI
NIM: 202020461011074
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN ANAK
KELOMPOK 3
Pembimbing CI Lahan
( )
DAFTAR ISI
LAPORAN...........................................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................................4
I Konsep Dasar Pneumonia...........................................................................................................4
A. Definisi...................................................................................................................................4
B. Penyebab.................................................................................................................................4
C. Klasifikasi...............................................................................................................................5
D. Patofiologi dan Pathway..........................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis....................................................................................................................8
F. Penatalaksanaan......................................................................................................................8
G. Komplikasi...............................................................................................................................9
H. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................................................9
II. Konsep Dasar Keperawatan.......................................................................................................10
A. Pengkajian.............................................................................................................................10
B. Diagnosa, Luaran dan Intervensi Keperawatan.....................................................................11
C. Implementasi.........................................................................................................................16
D. Evaluasi.................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................................18
Pengkajian...................................................................................................................................18
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
B. Penyebab
Menurut Padila (2013) penyebab pnumonia diantarantaranya yaitu:
1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif
seperti :Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram
17eutroph seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus 17eutrophi yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta
kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).Biasanya menjangkiti
pasien yang mengalami immunosupresi.
5. Aspirasi : makanan, cairan.
6. Inhalasi : racun atau bahan kimia, rokok, debu, dan gas.
C. Klasifikasi
Menurut Hariadi (2010) klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemilogi
serta letak anatomi diantaranya yaitu:
a. Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1) Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak
menjalani rawat inap di rumah sakit.
2) Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan
di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.
3) Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik
ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan
infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan teraspirasi mungkin mengandung
bakteri aerobic atau penyebab lain dari pneumonia.
4) Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi
pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.
b. Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi
1) Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar
dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
2) Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Bronkopneumonia terjadi pada ujung
akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk
bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
3) Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar
(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.
Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan
edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak
mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah
atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan
paru menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi
fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan
hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan
hiperkapnia (Nugroho.T, 2011).
Organisme: Bakteri, Inhalasi: bahan Aspirasi makanan
virus, jamur, protozoa kimia, debu, gas, dan minuman
racun
Masuk ke saluran
pernapasan
Masuk ke dalam
alveoli
Organisme mengeluarkan
toksin
Peradangan pada parenkim
paru
Peningkatan set poin
PNEUMONIA di hipotelamus
Hipertermi
a
Peningkatan Suplai O2
Mengisi Dipsnea
sekresi ke jaringan
alveoli
mucus menurun
Frekuensi
Gangguan jantung Gangguan
pertukaran gas menurun dari mobilitas fisik
kondisi
istirahat
Intoleransi
aktivitas
E. Manifestasi Klinis
1. Gejala utama yang sering ditemui adalah deman tinggi kadang disertai kejang, anak
sangat gelisah, dispnea, pernafasan cuping hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai
muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi
setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif (Ngastiyah, 2008).
2. Tanda-tanda penyakit pneumonia Menurut Misnadiarly, 2008, antara lain :
a) batuk berdahak
b) ingus (nasal discharge)
c) suara nafas lemah
d) penggunaan otot
e) bantu nafas
f) demam
g) cyanosis (kebiru-biruan)
h) thorax menunjukkan infiltrasi melebar
i) sesak nafas
j) terkadang kulit menjadi lembab
k) mual dan muntah
F. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab infeksi
(hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya
ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral.
Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat
kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis (Harasawa, 2007).
2. Pengobatan Umum
a. Terapi Oksigen
b. Nebulizer
c. Hidrasi. Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat hidrasi dilakukan secara parenteral
d. Fisioterapi. Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk
menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.
G. Komplikasi
Komplikasi dari pneumonia menurut Nursalam 2006 diantaranya yaitu :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
2. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
4. Infeksi sistemik
5. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
6. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Misnadiarly (2008) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan diantaranya
yaitu:
1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial);
atau penyebaran atau perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x
dada mungkin bersih.
2. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada
luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebab.
4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,
kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
6. LED : meningkat : terjadi karena hipoksia, volume menurun dan tekanan jalan napas
meningkat.
7. Pemeriksaan fungsi paru : volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar);
tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
8. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah.
9. Bilirubin : mungkin meningkat.
10. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka : menyatakan intranuklear tipikal dan
keterlibatan sitoplasmik (CMV).
No
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
napas b/d sekresi keperawatan selama 2x24 jam (I.01011)
yang tertahan d/d
maka bersihan jalan napas
tidak mampu batuk Observasi:
(D.0001) meningkat (L.01001) dengan 1. Monitor pola napas monitor
kriteria hasil: bunyi napas tambahan ‘
2. Monitor sputum
1. Batuk efektif meningkat
2. Produksi sputum menurun Terapeutik:
3. Mengi menurun 1. Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
4. Wheezing menurun
dan chin lift -posisikan
5. Dispnea menurun semi fowler atau fowler
6. Gelisah menurun 2. Berikan minum hangat
7. Frekuensi napas membaik 3. Lakukan fisioterapi dada
4. Lakukan penghisapan
8. Pola napas membaik
lendir kurang dari 15 detik
5. Lakukan hieroksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
6. Keluarkan seumbatan
benda padat dengan forsep
McGill
7. berikan oksigen
Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari -ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi:
1. kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi (I.01014)
efektif keperawatan selama 2x24 jam
maka pola napas membaik Observasi:
(L.01004) dengan kriteria 1. Monitor frekuensi, irama,
hasil: kedalaman, dan upaya
1. Dipsnea menurun napas
2. Penggunaan otot bantu 2. Monitor pola napas
napas menurun 3. Monitor batuk efektif
3. Pemanjangan fase 4. Monitor adanya produksi
ekspirasi menurun sputum
4. Ortopnea menurun 5. Monitor adanya sumbatan
5. Frekuensi napas membaik jalan napas
6. Kedalaman napas 6. Palpasi kesimetrisan
membaik ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik:
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan
Terapeutik:
1. Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan trakea
2. Pertahankan kepatenan
jalan napas
3. Siapkan dan atur peralatan
pembersih oksigen
4. Berikan oksigen tambahan
5. Tetap berikan oksigen
tambahan saat pasien
ditransportasi
6. Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi:
1. Ajarkan pasien dan
keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi:
1. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
2. Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan
tidur
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
-anjurkan melakukan
mobilisasi dini -ajarkan
mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Terapeutik:
1. Sediakan lingkungan yang
dingin
2. Longgarkan/lepaskan
pakaian
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
C. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari
rencana keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu,
memberikan askep untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien, mencatat serta
melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari
pasien.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS DATA.
- Nomer Rekam Medis : 516429 Tanggal masuk RS : 21 Juni 2021
- Nama Klien : An.A
- Nama Panggilan : An.A
- Tempat/tgl lahir : Malang, 07 Maret 2021
- Umur : 3 bulan
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Suku : Jawa
- Bahasa yang dimengerti : Bahasa indonesia dan jawa
- Orang tua / wali : Ny. I
- Nama Ayah/Ibu/Wali : Ny. I
- Pekerjaan Ayah/Ibu/wali : Ibu Rumah Tangga
- Pendidikan : SMA
- Alamat ayah/ibu/wali : Pakisaji
i. Lain-lain :
Tidak ada
e. Riwayat Injury/kecelakaaan:
Pasien tidak memiliki riwayat injury/kecelakaan.
f. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
g. Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Usia frekwensi pemberian Reaksi pasca imunisasi
1. Hepatitis 0-7 hari 1 kali Tidak ada
2. Polio 1-4 bulan 1 kali Tidak ada
3. BCG 1 bulan - -
4 Pentabio 2-4 bulan - -
5. Campak 9 bulan - -
6. Lain-lain (sebutkan) - - -
b. Penyakit keluarga
Keluarga pasien pernah menderita sakit batuk, pilek, dan demam.
Keluarga pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, asma,
jantung.
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
VIII. PENGKAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN (DDTK) SAAT INI ( maks < 6 tahun)
a. Personal social
Saat ini semua aktivitas pasien masih di bantu oleh ibunya.
c. Bahasa
Pasien belum bisa berbicara
d.Motorik kasar
Saat ini pasien sudah mulai tengkurang, miring kanan dan kiri
e. Kebutuhan Aktifitas/bermain :
Pasien saat ini tampak lemah dan tidak beraktivitas sama sekali
X. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN (sesuai usia dan saat sakit saat ini)
a. Pola Pemeliharaan kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan selama ini
Orangtua pasien sangat memperhatikan kondisi pasien saat ini. Ketika pasien sakit
langsung dibawa untuk berobat.
h. Pola Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan selama ini
Tidak terkaji
b. Kulit
Inspeksi: kulit nampak bersih, warna: cerah/putih, turgor: baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba hangat
c. Kepala
Inspeksi: penyebaran rambut merata, tidak ada luka
Palpasi: tidak ada massa dan nyeri tekan
d. Mata
Inspeksi: mata simetris, tidak ikterik, ananemis
Palpasi: tidak terdapat oedem pada kelopak mata
e. Telinga
Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada lesi
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
f. Hidung
Inspeksi: Hidung nampak bersih, tidak ada masalah
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi: bentuk normal, tidak ada lesi, bibir lembab, tidak ada karies gigi, warna lidah
nampak merah muda keputih-putihan
h. Leher
Inspeksi: bentuk leher simetris, tidak ada luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi vena jugularis
i. Dada
Inspeksi: bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris
j. Payudara
Normal
k. Paru-paru
Auskultasi: vesikuler, tidak ada bunyi tambahan
l. Jantung
Tidak ada pembesaran jantung
m. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen cembung
Palpasi: tidak ada pembesaran hepar
n. Genetalia
Tidak terkaji
o. Punggung
Inspeksi: bentuk punggung normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
r. Neurology
Tingkat kesadaran GCS: 456 (compos mentis)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN DAN Tanggal
NO INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
/MASALAH KRITERIA HASIL dan Jam
KOLABORATIF
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas 22 juni - Memonitor pola napas S: ibu pasien mengatakan
napas b/d sekresi tindakan keperawatan (I.01011) 2021 dengan hasil pola napas tidak pasien masih batuk
yang tertahan d/d selama 3x24 jam 13.40 efektif
tidak mampu batuk maka bersihan jalan Observasi: - Memonitor bunyi napas O:
(D.0001) napas meningkat - Monitor pola napas tambahan dengan hasil - Batuk efektif meningkat
(L.01001) dengan - Monitor bunyi napas terdapat suara ronchi pada - Produksi sputum
kriteria hasil: tambahan paru-paru pasien menurun
- Batuk efektif - Monitor sputum - Memonitor sputum dengan - Dispnea menurun
meningkat hasil tidak terdapat sputum - Gelisah menurun
- Produksi sputum Terapeutik: - Memposisikan semi fowler - Frekuensi napas
menurun - Posisikan semi fowler atau dengan hasil klien tampak - membaik
- Dispnea menurun fowler - Pola napas membaik
- Gelisah menurun - Berikan minum hangat
- Frekuensi napas A: Masalah belum teratasi
- membaik Kolaborasi:
- Pola napas - Kolaborasi pemberian
membaik nebulizer ventolin ½ P:
respule tambah N5 2cc Lanjutkan intervensi
/8jam nebulizer ventolin ½ respule
tambah N5 2cc /8jam
2 Gangguan pola Setelah dilakukan Intervensi : dukungan tidur 22 Juni dukungan tidur (I. 05174) S:
tidur b.d hambatan intervensi selama (I. 05174)) 2021 Ibu pasien mengatakan
lingkugan d.d 1×24 jam, maka pola 14.00 Observasi pasien sudah mulai bisa tidur
pasien sulit tidur tidur (L. 05045) Observasi - Mengidentifikasi pola
karena batuk Membaik, dengan - Identifikasi pola aktivitas aktivitas dan tidur O:
criteria hasil: dan tidur - Mengidentifikasi faktor - Kemampuan
- Kemampuan - Identifikasi faktor pengganggu tidur beraktivitas meningkat
beraktivitas pengganggu tidur - Mengidentifikasi makanan - Keluhan sulit tidur
meningkat - Identifikasi makanan dan dan minuman yang menurun
- Keluhan sulit minuman yang menganggu menganggu tidur - Keluhan tidak puas
tidur menurun tidur - Mengidentifikasi obat tidur tidur menurun
- Keluhan tidak - Identifikasi obat tidur yang yan dikonsumsi - Keluhan istirahat tidak
puas tidur dikonsumsi cukup, menurun
menurun Terapeutik
- Keluhan istirahat Terapeutik - Memodifikasi lingkungan
- Modifikasi lingkungan - Membatasi waktu tidur siang A:
tidak cukup
- Batasi waktu tidur siang - Memfasilitasi menghilangkan Masalah teratasi sebagian
menurun
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
stres sebelum tidur - Menetapkan jadwal tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin rutin P:
- Lakukan prosedur untuk - Melakukan prosedur untuk Lanjutkan intervensi
meningkatkan kenyamanan meningkatkan kenyamanan modifikasi lingkungan atau
- Sesuaikan jadwal pemberian - Menyesuaikan jadwal menjaga lingkungan sekitar
obat dan atau tindakan pemberian obat dan atau agar tidak berisik dan
untuk menunjang siklus tindakan untuk menunjang lakukan prosedur untuk
tidur terjaga siklus tidur terjaga meningkatkan kenyamanan
Edukasi: Edukasi:
- Jelaskan pentingnya tidur - Menjelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit cukup selama sakit
- Anjurkan menepati - Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari - Menganjurkan menghindari
makanan atau minuman makanan atau minuman yang
yang mengganggu tidur mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat - Menganjurkan penggunaan
tidur yang tidak obat tidur yang tidak
mengandung supresor mengandung supresor
terhadap tidur rem terhadap tidur rem
- Ajarkan faktor-faktor yang - Menganjurkan faktor-faktor
berkontribusi terhadap yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot - Mengajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara non autogenik atau cara non
farmakologi lainnya farmakologi lainnya