Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar belakang
Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu masih banyaknya penyakit infeksi yang harus
ditangani, di sisi lain dibarengi meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM). Sesuai Petunjuk Teknis Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM (Kemenkes RI 2012), bahwa saat ini kenaikan kejadian penyakit
tidak menular telah menjadi ancaman yang serius, khususnya dalam perkembangan kesehatan
masyarakat. Salah satu strategi yang dikembangkan pemerintah untuk mengendalikan penyakit tidak
menular ini kemudian dikembangkan model Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis
masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk peran
serta masyarakat dalam upaya untuk mengendalikan faktor risiko secara mandiri dan
berkesinambungan.Pengembangan Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya yang telah
terselenggara di masyarakat. Melalui Posbindu PTM, dapat segera mungkin dilakukan pencegahan faktor
risiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat Indonesia dapat dikendalikan
PERMASALAHAN
2. Rendahnya kepatuhan masyarakat setempat untuk kontrol rutin di puskesmas ,dengan alasan
sudah tidak ada keluhan, puskesmas jauh, tidak ada yang mengantar ke puskesmas, obat bisa beli
sendiri ditoko dan lain – lain. Sehingga dengan adanya posbindu dapat dijadikan sebagai solusi untuk
menjangkau masyarakat.
1. Dilakukan posbindu dan posyandu lansia dimasing- masing wilayah secara rutin setiap 1 bulan
sekali dan bertempat di tempat yang mudah dijangkau warga.
2. Melakukan screening yang bertujuan untuk deteksi dini PTM sehingga apabila yang terdiagnosa
harus segera dilaporkan dan di rujuk ke PKM untuk mendapatkan tatalaksana.
3. Melakukan penyuluhan singkat terhadap masyarakat mengenai PTM dan Gaya hidup sehat
PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan di desa Barat pada tanggal 16 April 2021 pukul 08.30 – 11.00
• Kegiatan posbindu dihadiri oleh 20 warga sedangkan posyandu lansia dihadiri 15 lansia
- Melakukan screening (mengukur TB, BB, TD, GDA ) baik terhadap peserta posbindu maupun
posyandu lansia
- Jika terdiagnosa penyakit yang tidak dapat ditangani posbindu dan terdiagnosa PTM seperti
hipertensi dan Diabetes Melitus maka pasien dirujuk ke PKM (memberi tahu pasien untuk datang ke
PKM dan memberikan pasien kertas pengantar hasil pemeriksaan posbindu dan posyandu lansia)
- Memberikan KIE singkat mengenai apa itu PTM dan faktor resikonya serta memberitahu untuk
menerapkan hidup sehat
- Melakukan pengobatan dasar dan sederhana pada peserta posbindu dan posyandu lansia yang
mengalami gejala ringan seperti myalgia, ispa , alergi, dan memberikan pengobatan awal pada peserta
yang terdiagnosis hipertensi.
• Hasil kegiatan :
MONEV
- Tetap lakukan protokol kesehatan COVID-19 selama pandemi masih berlangsung. (masih banyak
warga yang tidak menggunakan masker)
- Pengetahuan kader mengenai PTM masih kurang, sehingga perlu dilakukan program untuk
meningkatkan kader sehingga kader dapat lebih berperan dalam mengedukasi warga.
- Pencatatan mengenai hasil screening sudah dilakukan dengan baik oleh kader.
- Kader harus melakukan follow up pada peserta yang menderita PTM ( 10 penderita hipertensi
dan 6 orang penderita DM)
5. Penyuluhan, Screening , dan Pemberian tablet rifampisin pada warga di Desa Bodang
Latar belakang
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks.
Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi,
budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah high endemic kusta
di Indonesia (CDR > 10/100.000 penduduk) atau dengan kata lain jumlah kasus baru lebih dari 1000
orang per tahun
Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas
kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan/ pengertian, kepercayaan yang keliru
terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya. Dengan kemajuan teknologi dibidang promotif,
pencegahan, pengobatan serta pemulihan kesehatan dibidang penyakit kusta, maka penyakit kusta
sudah dapat diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.Akan tetapi
mengingat kompleksnya masalah penyakit kusta, maka diperlukan program penanggulangan secara
terpadu dan menyeluruh dalam hal pemberantasan, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial ekonomi dan
pemasyarakatan eks pederita kusta
Kinerja petugas kesehatan terkait program pengendalian kusta dapat mempengaruhi penderita kusta
dalam memperoleh pengobatan segera karena keterlambatan dalam diagnosis. Hasil penelitian Ferreira
dkk memberikan kesimpulan bahwa kecacatan kusta berhubungan dengan keterlambatan diagnosis
pada penderita kusta. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya upaya penemuan penderita secara
aktif, karena umumnya penemuan kasus baru hanya dilakukan dengan menunggu penderita yang
datang secara sukarela di Puskesmas atau layanan kesehatan lainnya. Upaya penemuan penderita baru
secara pasif dengan kondisi proporsi cacat tingkat II yang tinggi tidak akan meningkatkan angka
penemuan penderita baru. Upaya penemuan penderita baru oleh petugas Puskesmas di masyarakat
dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien yang baru ditemukan.
Permasalahan
1. Dilakukan penyuluhan mengenai penyakit kusta dilingkungan sekitar tempat tinggal pasien yang
telah terdiagnosis kusta
2. Dilakukan pemeriksaan atau screening penyakit kusta dengan tujuan diagnosis dini
Pelaksanaaan
• Kegiatan dilaksanakan di desa Bodang pada tanggal 29 maret 2021 pukul 09.00 – 11.00
• Kegiatan dihadiri oleh 23 warga yang berdomisili disekitar tempat tinggal penderita kusta
Monev
1. Kegiatan yang telah dilakukan hanya dihadiri oleh para ibu - ibu dan juga anak – anak, alangkah
lebih baik jika para bapak - bapak ikut serta dalam penyuluhan, pemeriksaan ,dan pemberian tablet
rifampisin sehingga kegiatan dapat berjalan efektif
2. Tetap lakukan protokol kesehatan COVID-19 selama pandemi masih berlangsung. (masih banyak
warga yang tidak menggunakan masker)
3. Seharusnya selain memberikan penyuluhan secara oral dan visual para peserta yang hadir
diberikan pamflet atau selebaran mengenai penyakit kusta.
F1
F1.1 Jenis Kegiatan : F1
menular seperti scabies (penyakit kulit), kudis, diare, ISPA. Hal ini
sering di alami para santri di ponpok pesantren.
PERENCANAAN 1. Melakukan penyuluhan tentang cara cuci tangan yang benar,
DAN
INTERVENSI cara sikat gigi dan waktu sikat gigi yang benar, cara menjaga
sebagian besar penyakit yang sering diderita anak usia sekolah (usia 6–10)
makanan terbuka dan ruangan kantin yang cukup sempit, tempat sampah
yang sudah tidak layak digunakan, kebiasaan guru yang masih merokok dan
MONEV 1. kurangnya sarana edukasi /poster/ baner mengenai PHBS disekolah. Perlu
dilakukan advokasi pada pihak sekolah agar dapat memfasilitasi sehingga
phbs disekolah dapat berjalan dengan baik ( missal perlu ditambahkan
tempat sampah, penambahan tempat mencuci tangan, memberikan sarana
kantin yang sehat)
2.Tetap lakukan protokol kesehatan COVID-19 selama pandemi masih
berlangsung. Masih banyak siswa yang melepas masker .
3. Perlunya dilakukan survey terhadap kebersihan sekolah dan survey
apakah indicator PHBS disetiap sekolah sudah tercapai atau belum.
dini)
F3
Judul Lap.
Kelas Ibu hamil di desa mojo kecamatan padang
LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kematian
ibu yang masih tinggi. Dalam rangka penurunan AKI maka dilakukanlah
berbagai upaya kesehatan untuk ibu yang salah satunya yaitu kelas ibu hamil.
Kelas ibu hamil ini merupakan sarana belajar bersama bagi ibu hamil tentang
kesehatan yang dilakukan dengan bentuk tatap muka dalam kelompok yang
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam hamil.
PERMASALAHA 1. Meningkatnya angka kematian AKI di kabupaten Lumajang
N
khususnya di kecamatan Padang
persalinan
kehamilannya
PELAKSANAAN Kelas ibu hamil dilaksanakan pada tanggal 31 maret 2021 di
menurunkan masker
masih rendah.
Judul Lap.
Kelas Ibu hamil di desa Kalisemut kecamatan padang
LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kematian
ibu yang masih tinggi. Dalam rangka penurunan AKI maka dilakukanlah
berbagai upaya kesehatan untuk ibu yang salah satunya yaitu kelas ibu hamil.
Kelas ibu hamil ini merupakan sarana belajar bersama bagi ibu hamil tentang
kesehatan yang dilakukan dengan bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam hamil.
PERMASALAHA 1. Meningkatnya angka kematian AKI di kabupaten
N
Lumajang khususnya di kecamatan Padang
persalinan
kehamilan.
kehamilannya
PELAKSANAAN Kelas ibu hamil dilaksanakan pada tanggal 23 April 2021 di
kehamilannya.
MONEV 1. Kelas Ibu hamil harus dilakukan secara rutin
LATAR Bayi yanag berusia kurang dari satu bulan memiliki risiko gangguan
BELAKANG
kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan dapat muncul
dicegah jika bayi baru lahir mendapat perawatan yang efektif melalui
kunjungan rumah.
PERMASALAHA 1. Masih tingginya kasus AKB (Angka Kematian Bayi )di
N
kecamatan Padang
dipuskesmas padang
dll)