Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Warga negara adalah pendukung negara, merupakan landasan bagi

adanya negara. Keberadaan warga negara merupakan salah satu unsur hakiki

dan unsur pokok suatu negara. Status kewarganegaraan menimbulkan

hubungan timbal balik antara warga negara dan negaranya. Sebaliknya, negara

mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap warga negaranya.

Itulah pemaknaan konkret mengenai eksistensi warga negara seperti yang

termuat dalam penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia (selanjutnya disebut dengan Undang-

Undang Kewarganegaraan).

Sebelum Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan tersebut diberlakukan, Indonesia telah memiliki ketentuan

peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kewarganegaraan

yaitu Undang-Undang RI Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

tanggal 17 Agustus 1945, telah dilakukan upaya untuk mengatasi masalah

kewarganegaraan, antara lain dengan pembentukan berbagai peraturan

perundang-undangan sebagai salah satu cara untuk memberikan jaminan

kepastian hukum tentang legalitas status kewarganegaraan. Status hukum

kewarganegaraan yang dimaksudkan disini adalah status seseorang terkait


dengan kewarganegaraannya dalam suatu negara berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Konsep status hukum kewarganegaraan menunjuk pada konsep hubungan

hukum antara individu dengan negara, di samping menunjuk pada ada tidaknya

pengakuan dan perlindungan secara yuridis hak-hak dan kewajiban yang

melekat, baik pada individu maupun pada negara yang bersangkutan.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Kewarganegaraan, dijelaskan

warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Sedangkan yang dimaksud sebagai Warga

Negara Indonesia (WNI) dijelaskan dalam Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun 1945) dan Pasal 2

UU Kewarganegaraan adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-

orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Setiap WNI berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Pasal 28 B ayat (1) mempunyai hak untuk membentuk

keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Dalam hal

perkawinan setiap warga negara bebas untuk memilih calon suami atau istri,

baik dari golongan kaya atau miskin, golongan etnis maupun golongan diluar

etnis, luar daerah bahkan dari luar negeri. Namun dalam penelitian ini, akan

difokuskan pada penelitian terhadap perkawinan yang dilakukan antara WNI

dengan WNA.1

Perkawinan antara WNI dengan WNA dapat terjadi pada seorang

perempuan WNI dengan laki-laki WNA. Sebaliknya bisa perkawinan itu terjadi

1
Hukum Keluarga, Kumpulan Perundangan tentang Kependudukan, Kompilasi Hukum Islam,
Perkawinan, Perceraian, KDRT, dan Anak, (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2010), halaman 7.
antara perempuan WNA dengan laki-laki WNI. Berikut dapat dikemukakan

sebagai contoh perkawinan yang pernah terjadidi Negara Indonesia antara WNI

dengan WNA. Perkawinan antara Annissa Nurul Shanty Kusuma Wardhani

Heryadie (Shanty) yang berkewarganegaraan Indonesia (WNI) dengan Juan

Eugenio Sebastian Paredes Muirragui (Sebastian) yang berkewarganegaraan

Ekuador (WNA). Setelah perkawinan berlangsung Shanty dengan Sebastian

memutuskan untuk bertempat tinggal di Belanda.2 Selain itu dapat dicontohkan

perkawinan antara perempuan WNA dengan laki-laki WNI yaitu perkawinan

antara Jennifer Brocklehurst yang berkewarganegaraan Inggris (WNA) dengan

Bayu Kumbara yang berkewarganegaraan Indonesia (WNI). Setelah

perkawinan berlangsung Jennifer dengan Bayu bertempat tinggal di Indonesia.3

Berdasarkan contoh perkawinan antara Warga Negara Indonesia dengan

Warga Negara Asing tersebut di atas, maka status kewarganegaraan setelah

perkawinan berlangsung akan mengalami problematika tentang status

kewarganegaraan dari perempuan Warga Negara Indonesia yang kawin dengan

laki-laki Warga Negara Asing, akan kehilangan kewarganegaraan Republik

Indonesia, jika menurut hukum asal suaminya, kewarganegaraan istri

mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut, begitu

juga dengan laki-laki Warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan

Warga Negara Asing, akan kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia

2
Soeryaatmadja. Irwansyah, ”Analisa Kasus Perkawinan Shanty dengan Sebastian Paredes”.
(https://www.scribd.com/doc/40346523/Analasia-Kasus-perkawinan-Shanty-Dengan-Sebastian-
Paredes. diakses pada 8 Novemeber 2017), 2017.
3
Abidin. Handa S, “Pengertian Warga Negara Asing”. (https://www.dream.co.id/news/kisah-5-
wanita-bule-yang-beruntung-dapat-pria-indonesia-1701247.html, diakses 8 November 2017),
2017.
jika menurut hukum negara asal istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti

kewarganegaraan istri sebagai akibat dari perkawinan tersebut.

Berdasarkan uraian singkat di atas, menunjukkan bahwa perkawinan

antara Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara Asing dapat

menyebabkan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap negara,

sehingga dapat menciptakan problem kewarganegaraan bagi seorang warga

negara. Secara ringkas problem kewarganegaraan adalah munculnya apatride

dan bipatride.Apatride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki

kewarganegaraan. Bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang memilliki

kewarganegaraan ganda (dua). Bahkan dapat muncul multipatride, yaitu istilah

untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan banyak (lebih dari dua).

Orang yang berstatus aptride atau bipatride menimbulkan masalah dalam

suatu negara. Orang yang apatride akan mempersulit orang tersebut menjadi

penduduk negara. Ia dapat dianggap sebagai orang asing yang hak dan

kewajibannya terbatas dibanding warga negara atau penduduk. Orang yang

bipatride dapat mengacaukan keadaan kependudukan di antara dua negara.

Orang dapat memanfaatkan hak dan kewajibannya sebagai warga negara di dua

negara yang berbeda. Oleh karena itu, orang yang apatride maupun bipatride

diupayakan untuk memiliki status kewarganegaraan yang jelas. Dalam

menetukan kewarganegaraan seseorang, dikenal adanya asas kewarganegaraan

berdasarkan aspek kelahiran dan aspek perkawinan.

Penentuan kewarganegaraan yang didasarkan pada aspek kelahiran dapat

dibagi menjadi 2 (dua) yaitu asas ius soli (berdasarkan tempat kelahiran) dan

asas ius sanguinis (berdasarkan keturunan). Kemudian penentuan


kewarganegaraan yang didasarkan pada aspek perkawinan, juga dapat dibagi

menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Asas Persamaan Hukum

Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah

suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam

menyelenggarakan kehidupan bersama suami istri perlu mencerminkan

suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan.

Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri

adalah sama dan satu.

2. Asas Persamaan Derajat

Asas persamaan derajat didasarkan pandangan bahwa suatu perkawinan

tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan suami atau istri.

Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri

kewarganegaraan, jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan, seperti

halnya ketika belum berkeluarga.4

Berdasarkan kedua asas penentuan kewarganegaraan tersebut di atas, maka

dalam penelitian ini, akan dibahas secara mendalam dengan difokuskan

pada penentuan status kewarganegaraan yang didasarkan pada aspek

perkawinan, dengan judul : “Status Kewarganegaraan Akibat

Perkawinan Antara WNI Dengan WNA Berdasarkan Undang-Undang

RI Nomor 12 Tahun 2006“.

4
Ibid, Winarno, halaman 39
B. Perumusan Masalah

Berdasarkanuraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok

permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana kebijakan pemerintah tentang status kewarganegaraan (WNI dan

WNA) berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan ?

2. Bagaimana status kewarganegaraan akibat perkawinan antara WNI dengan

WNA berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan ?

3. Bagaimana tata cara dan prosedur untuk memperoleh status

kewarganegaraan akibat perkawinan antara WNI dengan WNA berdasarkan

Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan tidak lepas dari adanya tujuan dan

manfaat yang ingin dicapai. Adapun tujuan dan manfaat tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah tentang status kewarganegaraan

(WNI dan WNA) berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 12 Tahun

2006 tentang Kewarganegaraan


b. Untuk mengetahui status kewarganegaraan akibat perkawinan antara

WNI dengan WNA berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun

2006 tentang Kewarganegaraan.

c. Untuk mengetahui tata cara dan prosedur untuk memperoleh status

kewarganegaraan akibat perkawinan antara WNI dengan WNA

berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan .

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan di bidang hukum khususnya Hukum Administrasi Negara

(HAN), terkait dengan tata cara dan prosedur memperoleh status

kewarganegaraan akibat perkawinan antara WNI dengan WNA.

b. Secara Praktis

1) Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi

pemerintah selaku pembuat kebijakan agar dalam merumuskan

kebijakan tentang status kewarganegaraan akibat perkawinan antara

WNI dengan WNA nantinya dapat dilaksanakan dengan baik.

2) Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

dalam bidang ilmu pengetahuan bagi para pihak yang melakukan

perkawinan antara WNI dengan WNA.

3) Bagi WNI

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat mengerti batas-batas

dalam memperoleh hak kewarganegaraan sebagaimana telah diatur

dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006. Bagi WNI,

diharapkan untuk dapat mengerti batas- batas dalam memperoleh hak

kewarganegaraan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang RI

Nomor 12 tahun 2006.

4) Bagi WNA

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai

peraturan hukum yang berlaku di Indonesia mengenai

pewarganegaraan di Indonesia.

5) Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa lain dalam

pengerjaan tugas mengenai Status kewarganegaraan akibat

perkawianan antara WNI dengan WNA.

D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan tidak ditemukan

penelitian yang mirip dengan penelitian ini. Memang ada beberapa penelitian,

dan skripsi yang mengangkat tema mengenai Undang-Undang RI Nomor 12

Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

1. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Melani Wuwungan pada tahun 2009

dari Universitas Diponegoro dengan judul “Status Kedudukan Anak Hasil

Perkawinan Campuran Ditinjau Dari Undan-Undang RI Nomor 12 Tahun

2006 tentang Kewarganegaraan RI”. Perbedaan dengan penulisan ini yaitu

pada penulisan hukum tersebut mengangkat mengenai status kedudukan

anak pada perkawinan antara WNI dengan WNA, sementara pada

penulisan hukum ini mengangkat mengenai status kewarganegaraan akibat

perkawinan WNI dengan WNA.

2. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Rendra Marliyanto pada tahun 2013

dari Universitas Jember dengan judul “Analisis Yuridis Status

Kewarganegaraan Terhadap Warga Negara Yang Tidak Memiliki

Kewarganegaraan (Stateles) Berdasarkan Undan-Undang RI Nomor 12

Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI”. Perbedaan dengan penulisan ini

yaitu pada peulisan hukum tersebut membahas mengenai status warga

negara yang tidak memiliki status kewarganegaraan, sementara pada

penulisan hukum ini membahas mengenai status kewarganegaraan akibat

perkawinan antara WNI dengan WNA.

E. Sistematika Penulisan
Penulisan Skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab yang terdiri dari sub-sub

bab. Adapun rinciannya dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini, berisi uraian mengenai pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang pemikiran dan alasan pentingnya penelitian,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini, berisi mengenai uraian tentang teori yang melandasi

penelitian berdasarkan acuan primer, temuan dan bahan

penenlitian lain yang diperoleh dari pustaka acuan yang up to

date dan relevan terkait dengan penentuan status

kewarganegaraan akibat perkawinan antara WNI dengan WNA

berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan. Bab ini membahas mengenai tinjauan

kewarganegaraan, pengertian kewarganegaraan, warga negara

Indonesia, warga negara asing, kewajiban warga negara

terhadap negara, serta cara mendapatkan warga negara

Indonesia.

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini, berisi uraian mengenai metode yang dipergunakan

dalam penelitian ini yaitu: tipe penelitian, spesifikasi penelitian,

metode pengumpulan data, dan metode analisis data.


BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

pokok permasalahan, mengenai kebijakan pemerintah tentang

status kewarganegaraan (WNI dan WNA) berdasarkan Undang-

Undang RI Nomor 12 tahun 2006, status kewarganegaraan

akibat perkawinan antara WNI dengan WNA, serta tata cara dan

prosedur untuk memperoleh status kewarganegaraan akibat

perkawinan antara WNI denga WNA berdasarkan Undang-

Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

BAB V : Penutup

Bab ini berisikan rangkuman dari semua yang telah di bahas di

dalam masing-masing bab sebelumnya, yang tersusun atas

simpulan dan saran dari penelitian dan pembahasan. Simpulan

yaitu menyimpulkan dari seluruh pembahasan dari suatu

penelitian yang merupakan hasil dari akhir dan sekaligus

merupakan hasil jawaban dari permasalahan yang telah ada.

Kemudian dari pada itu, juga disertakan sebuah saran-saran

yang bertujuan memberikan masukan-masukan yang positif

agar dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam status

kewarganegaraan akibat perkawinan antara WNI dengan WNA

Anda mungkin juga menyukai