Anda di halaman 1dari 12

SSATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi : Pemberian Makanan Bayi dan Anak


Waktu : 20 menit
Tujuan
Memberikan informasi kepada pasien rawat jalan dan
Penyuluha
: seluruh pengunjung RS Al Islam Bandung mengenai
n Umum
Pemberian Makan Bayi dan Anak

: Peserta memahami
  1. Pengertian PMBA
  2. Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia
3. Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak sesuai usia

Tujuan  6 – 9 bulan

Penyuluha  9 – 12 bulan
 
n Khusus  12 – 24 bulan
 2 – 5 tahun
 Anak Sekolah
4. Pemberian Makan Pada Anak yang sedang sakit
  5. Strategi Makan yang Sehat Untuk Bayi dan Balita
6. Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Makan Pada
Anak
: 1. Pengertian PMBA
  2. Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia
3. Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak sesuai usia
 6 – 9 bulan
 9 – 12 bulan
Pokok  
 12 – 24 bulan
Bahasan
 2 – 5 tahun
 Anak Sekolah
4. Pemberian Makan Pada Anak yang sedang sakit
5. Strategi Makan yang Sehat Untuk Bayi dan Balita
 

6. Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Makan Pada


Anak
Metoda : Puppet Show
Media : Leaflet dan Poster
Alat Bantu : Wayang, Sound System, Microphone
1. UNICEF
Referensi :
2. Pedoman Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak

JADWAL KEGIATAN
Jam Materi

08.30 – 08.33 Pembukaan

08.33 – 08.38 Pengertian PMBA

08.38 – 08.43 Jumlah dan Frekuensi Pemberian Makan Sesuai Usia

08.43 – 08.48 Jenis Bahan Makanan yang Boleh dan Tidah Boleh
Dikonsumsi Sesuai Usia

08.48 – 08.53 Variasi Bahan Makanan yang Boleh dan Tidah Boleh
Dikonsumsi Sesuai Usia

08.53 – 08.58 Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia

08.58 – 09.03 Tanya Jawab

09.03 – 09.05 Penutup


A. Pengertian Pemberian Makan pada Bayi dan Anak

Pemberian Makan pada Bayi dan Anak atau sering disingkat dengan
PMBA merupakan salah satu program pemerintah untuk menurunkan angka
kematian anak dan meningkatkan kualitas hidup ibu sesuai dengan SDGs
(Sustainable Developments Goals) yang ketiga. Selain itu, program PMBA
juga bertujuan meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang
dan kelangsungan hidup anak di Indonesia.
WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations
International Children’s Emergency Fund) merekomendasikan empat hal
penting yang harus dilakukan dalam praktik PMBA yaitu memberikan air susu
ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
memberikan ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai
bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu
(MPASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan serta meneruskan
pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
B. Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia
Anak perlu perhatian khusus dalam pemberian makanan sesuai usia
karena asupan nutrisi anak berbeda-beda. Salah satu dampak dari tidak
memberikan makanan sesuai usia, yaitu Stunting. Stunting (pendek) adalah
anak dengan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Stunting terjadi
akibat kekurangan gizi berulang dalam waktu yang lama, pada saat janin
hingga anak usia dua tahun. Gangguan terhadap tumbuh kembang dan
perkembangan anak tidak dapat diperbaiki setelah usia 2 tahun. Stunting
pada anak dapat berakibat fatal bagi kemampuan belajar di sekolah, dan bagi
produktivitas mereka di masa dewasa.
Penelitian membuktikan bahwa kemampuan anak pendek lebih rendah
dibandingkan anak dengan tinggi normal dan pada saat dewasa, kemampuan
bekerja (produktivitas) anak pendek lebih rendah dibandingkan dengan anak
yang normal. Pencegahan anak stunting dilakukan dengan pemberian gizi
yang baik sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun

C. Penggolongan Pemberian Makan Bayi dan Anak sesuai usia


1. Mulailah memberikan MPASI ketika…
a. Anak dapat duduk dengan leher tegak dan mengangkat kepala
sendiri tanpa memerlukan bantuan
b. Anak menunjukan ketertarika terhadap makanan, misalnya
mencoba meraih makanan yang berada dihadapannya
c. Anak menjadi lebih lapar, dan tetap menunjukan tanda lapar,
seperti gelisah dan tidak tenang walaupun ibu sudah memberikan
ASI secara rutin
2. Bayi Berusia 6 Bulan
Dimulai saat usia 6 bulan, bayi memerlukan tambahan makanan
selain ASI. Lanjutkan pemberian ASI sesuai permintaan, siang dan
malam.ASI tetap akan menjadi bagian yang terpenting dari makanan
bayi. Berikan ASI terlebih dahulu sebelum memberikan makanan lain.
Saat memberikan makanan, hal yang harus diperhatikan, diantaranya
:.
a. Frekuensi: Berikan makan pada bayi 2 kali sehari.
b. Jumlah: Berikan 2 sampai 3 sendok setiap makan (sebagai
pengenal rasa).
c. Kepekatan: Harus cukup pekat/kental untuk diberikan dengan
tangan.
d. Variasi: Mulai dengan makanan pokok (jagung, gandum, nasi,
padi-padian, kentang, ubi), pisang atau kentang yang dilumatkan.
e. Pemberian makan secara aktif/responsif
 Bayi mungkin perlu waktu untuk terbiasa dengan makanan
lain selain ASI.
 ibu harus sabar dan memberikan dorongan kepada bayi
untuk mau makan.Jangan memaksa bayi untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memberi makan bayi
untuk memastikan ia makan seluruh makanan yang
diberikan.

3. MPASI untuk Bayi Usia 6 sampai 9 Bulan


Bayi pada usia ini,susu terus diberikan sesuai permintaan baik
siang maupun malam. ASI diberikan separuh dari kebutuhan energi
bayi usia 6 sampai 12 bulan. Pada bayi usia 6 sampai 9 bulan
diperlukan energi sebanyak 650 kkal dan 200 kkalnya berasal dari
MPASI. Untuk memenuhi setengah kebutuhan bayi yang berasal dari
ASI, ibu harus memberi ASI kepada bayi minimal sebanyak kurang
lebih 643 ml atau selama kurang lebih satu setangah jam bila langsung
menyusui tanpa dipompa. Susui dulu bayi sebelum ia diberi makanan
lain. Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut :
a. Frekuensi
Memberikan makanan kepada bayi 3 kali sehari.
b. Jumlah
Meningkatkan jumlahnya secara perlahan menjadi setengah cangkir
(250 ml) perlihatkan jumlah dalam cangkir yang dibawa ibu).
Gunakan piring tersendiri untuk memastikan bayi makan semua
makanan yang diberikan.
c. Kepekatan/Kekentalan
Berikan makanan keluarga yang dilunakkan. Setelah berusia 8
bulan, bayi sudah bisa mulai makan makanan yang bisa ia pegang.
d. Variasi
Cobalah untuk memberikan makanan yang bervariasi setiap kali
makan.
e. Tambahkan tabur gizi pada makanan siap saji dalam satu kali
makan
Tabur gizi diberikan 2 hari satu kali.
f. Pemberian makan secara aktif/responsif
 Bersabarlah dan terus berusaha agar bayi mau makan.
 Jangan memaksa bayi untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memastikan bayi makan semua
makanan yang diberikan.
Berikut adalah contoh menu untuk bayi usia 6 sampai 9 bulan
 Pagi : bubur susu (beras 1 ½ sdm ; susu bubuk 1 sdm)
 Selingan : Jeruk Manis ¼ buah (pastikan jeruk manis)
 Siang : Bubur Pisang (beras 1 ½ sdm ; pisang ½ buah)
 Sore : Pepaya 1 potong

2. MPASI untuk Bayi Usia 9 sampai 12 Bulan


Bayi pada usia ini, Susui terus sesuai permintaan baik siang
maupun malam. Ini akan menjaga kesehatan dan kekuatannya karena
ASI merupakan bagian terpenting dari makanannya. ASI memberikan
separuh dari kebutuhan energi bayi usia 6 sampai 12 bulan. Pada bayi
usia 9 sampai 12 bulan diperlukan energi sebanyak 900 kkal dan 300
kkalnya berasal dari MPASI. Untuk memenuhi setengah kebutuhan
bayi yang berasal dari ASI, ibu harus memberi ASI kepada bayi
minimal sebanyak kurang lebih 857 ml atau selama kurang lebih dua
jam dua puluh menit bila langsung menyusui tanpa dipompa. Susui
dulu bayi sebelum ia diberi makanan lain. Hal yang harus diperhatikan,
sebagai berikut :
a. Frekuensi
Berikan makan bayi 3 kali sehari.
b. Jumlah
Tingkatkan jumlahnya secara perlahan menjadi setengah cangkir
(250 ml: perlihatkan jumlah dalam cangkir yang dibawa ibu).
Gunakan piring tersendiri untuk memastikan anak memakan semua
makanan yang diberikan.
c. Kepekatan
Berikan makan keluarga yang dipotong-potong, makanan yang bisa
ia pegang, dan makanan yang diiris-iris.
d. Variasi
Cobalah untuk memberikan makanan yang bervariasi setiap kali
makan.
e. Tambahkan tabur gizi pada makanan siap saji dalam satu kali
makan
Tabur gizi diberikan 2 hari satu kali.
f. Pemberian makan secara aktif/responsif
 Bersabarlah dan terus berikan dorongan kepada bayi agar ia
mau makan.
 Jangan paksa bayi untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memastikan bayi makan semua
makanan yang diberikan.
g. Berikut contoh menu untuk bayi 9 sampai 12 bulan :
 Pagi : nasi tim hati buncis (beras 1 ½ sdm, hati 1 potong kecil
atau 15 gram, buncis 1 buah atau 10 gram, minyak ½ sdt)
 Selingan : pisang 1 buah
 Siang : nasi tim wortel (beras 1 ½ sdm, wortel 1 potong kecil
atau 40 gram)
 Selingan : Melon 1 potong
 Sore : nasi tim tempe (beras 1 ½ sdm, tempe ½ potong atau 25
gram)
 susu 100 ml

3. MPASI untuk Bayi Usia 12 sampai 24 Bulan


Bayi pada usia ini, Susui terus sesuai permintaan baik siang maupun
malam. Ini akan menjaga kesehatan dan kekuatan bayi karena ASI
merupakan bagian terpenting dari makanannya. Pada bayi usia 12
sampai 24 bulan diperlukan energi sebanyak 1100 kkal dan 350
kkalnya berasal dari ASI. Untuk memenuhi setengah kebutuhan bayi
yang berasal dari ASI, ibu harus memberi ASI kepada bayi minimal
sebanyak kurang lebih 500 ml atau selama kurang lebih satu jam dua
puluh menit bila langsung menyusui tanpa dipompa.Beberapa hal
yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :
a. ASI memberikan sepertiga (1/3) dari kebutuhan energi anak usia
12 sampai 24 bulan.
b. Untuk membantu bayi tumbuh kuat dan terus menyusu, Ibu harus
menggunakan metode KB agar tidak hamil lagi.
c. Tambahkan tabur gizi pada makanan siap saji dalam satu kali
makan
Tabur gizi diberikan 2 hari satu kali.
d. Pemberian makan secara aktif/responsif
 Bersabarlah dan terus berikan dorongan kepada bayi agar ia
mau makan.
 Jangan paksa bayi Anda untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memastikan bayi Anda
memakan semua makanan yang diberikan.
e. Berikut adalah contoh menu untuk bayi 12 – 24 tahun :
 Pagi : Nasi, Telur Dadar (nasi 1 centong, telur I butir, minyak 1
sdt)
 Selingan : Pisang 1 buah
 Siang : Nasi, Sup Tahu Tauge (nasi 1 centong, tahu 1 potong,
tauge 1 ½ sendok sayur atau 50 gram, minyak ¼ sdt)
 Selingan : Jeruk Manis 1 buah
 Sore : Nasi, Tumis Tempe Wortel (nasi 1 centong, tempe 1
potong, wortel 1 ½ sendok sayur atau 50 gram, minyak ¼ sdt),
 Susu 100 ml

D. VARIASI MAKANAN
Pemberian variasi makanan pada anak sangat dibutuhkan
karena anak memerlukan asupan nutrisi yang berbeda-beda serta
mendapatkan gizi seimbang. Berikut adalah variasi makanan yang
dianjurkan :

a. Makanan hewani kaya zat besi (daging, ayam, hati), dan sumber
hewan lainnya seperti ikan, telur, susu dan produk-produk susu
b. Makanan pokok (jagung, gandum, nasi, biji-bijian, sorghum), akar
dan umbiumbian (singkong, kentang)
c. Kacang-kacangan (buncis, lentil, kacang polong, kacang tanah),
biji-bijian (sesame)
d. Buah-buahan dan sayuran kaya vitamin A (mangga, pepaya,
alpukat, markisa, sayuran hijau, wortel, ubi jalar, labu), dan buah-
buahan dan sayuran lain (pisang, nenas, semangka, tomat,
alpukat, terung dan kubis)

E. Pemberian Makan Jika Bayi Sakit

 Pemberian Makanan Pada Bayi Sakit dibawah Usia 6 Bulan


Bayi dibawah sia 6 bulan ketika sakit, harus diperhatikan dalam
pemberian ASI berikut adalah hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Lebih sering memberikan ASI sewaktu bayi sakit, termasuk diare,
untuk membantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi
kehilangan berat badan dan sembuh lebih cepat.
b. Pemberian ASI juga memberikan kenyamanan kepada bayi yang
sakit. Jika bayi menolak untuk disusui, berikan terus dorongan
kepadanya untuk mau menyusu.
c. Berikan bayi hanya ASI dan obat-obatan yang dianjurkan oleh
dokter/petugas kesehatan.
d. Jika bayi terlalu lemah untuk menghisap, perah ASI dan berikan
kepada bayi. Ini akan membantu agar ASI ibu tetap mengalir dan
mencegah masalah pada payudara.
e. Setelah sembuh, tingkatkan frekuensi pemberian ASI agar bayi
menjadi sehat dan untuk meningkatkan berat badannya.
f. Bila Ibu sakit, susui terus bayinya. Ibu mungkin perlu makanan
ekstra dan dukungan pada saat seperti itu.

 Pemberian Makanan Pada Bayi Sakit diatas Usia 6 Bulan


a. Lebih sering menyusui selama bayi dalam keadaan sakit, seperti
diare, untukmembantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi
kehilangan berat badan dan sembuh lebih cepat.
b. Bayi membutuhkan lebih banyak makanan dan cairan sewaktu
sakit.
c. Jika selera makan bayi berkurang, berikan dorongan padanya
untuk makan sedikit tetapi sering.
d. Berikan bayi makanan yang sederhana, seperti bubur, dan hindari
makanan pedas dan berlemak. Meskipun bayi terserang diare, ada
baiknya kalau iaterus makan.
e. Setelah bayi sembuh, berikan dorongan padanya untuk
menambah satu porsimakanan berupa makanan padat setiap hari
selama dua minggu berikutnya. Ini akan membantu bayi untuk
mendapatkan kembali berat badannya yang hilang sewaktu ia
sakit.
f. Bila Ibu sakit, terus susui bayinya. Ibu mungkin memerlukan
makanan ekstra dan dukungan pada saat seperti itu. Bila Ibu sakit,
Ibu juga membutuhkan banyak cairan.
F. Strategi Makan yang Sehat Untuk Bayi dan Balita
1. Jangan menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru
2. Matikan TV, Komputer dan gawai saat jam makan berlangsung
3. Batasi pemberian jus buah
4. Tawarkan selinga sehat diantara waktu makan jika anak terlihat
lapar
5. Berikan berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat
untuk anak
6. Waktu makan bukanlah hanya tentang makanan
7. Jangan paksa anak untuk makan
G. Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Makan Pada Anak
1. Protein hewani dan nabati diberikan mulai saat usia 6 bulan
2. Telur, daging dan ikan diberikan dalma bentuk benar benar
matang
3. Pemberian jus buah tidak disarankan untuk anak di bawah 1 tahun
4. Madu diberikan setelah anak berusia 1 tahun
5. Pastikan kebersihan tangan anak sebelum mulai makan
6. Hindari [emberian makanan dengan kadar lemak tinggi, pemanis
dan penyedap rasa tambahan
7. Pisahkan talenan yang digunakan untuk menotong makanan
mentang dan makanan matang
8. Perhatikan kebersihan tangan dan perlatan dalam mempersiapkan
MPASI
9. Minyak, mentega atau santan dapat digunakan sebagi penambah
kalori

Anda mungkin juga menyukai