Anda di halaman 1dari 3

BAB 8

Strukturalisme

Tak satu pun dari pendekatan yang kami pertimbangkan berhasil menghindari perlunya
perpaduan antara hukum tata negara dan filsafat moral. Baik tekstualisme,
konsensualisme, maupun orisinalitas (sempit atau luas) dapat menyangkal refleksi
itikad baik, perdebatan, dan penilaian moral, setidaknya merupakan bagian dari proses
menentukan makna konstitusional dalam kasus-kasus sulit. Mungkin ada cara lain
menyangkal peran signifikan metode dan sikap filosofis dalam keputusan konstitusional.
Pada akhirnya, kami akan mempertahankan pendekatan filosofis, tetapi terlebih dahulu
kami akan mempertimbangkan pendekatan yang tersisa.

Pendekatan yang tersisa dimaksud adalah strukturalisme dan doktrinalisme (akan


dibahas dalam bab berikutnya). Bisakah salah satunya membantu menghindari beban
dan tanggung jawab refleksi dan pilihan filosofis dalam kasus sulit? Dapatkah penafsir
menghindari penilaian moral dengan merefleksikan struktur pemerintahan atau badan-
badan doktrin peradilan yang dikembangkan melalui proses memutuskan satu kasus
pada satu waktu? Untuk bimbingan dalam kasus sulit, strukturalis melihat ke
pengaturan konstitusional secara keseluruhan jabatan, kekuasaan, dan hubungan, atau
yang dulu disebut “arti konstitusi secara keseluruhan”. Struktur utama prinsip-prinsip
konstitusi adalah federalisme, pemisahan kekuasaan, dan demokrasi. Namun,
"strukturalisme" adalah istilah yang luas, sehingga pendukung strukturalisme yang
terkenal, Charles L. Black, Jr., menggunakan norma-norma struktural tidak hanya untuk
menilai praktik institusional tetapi juga untuk mengidentifikasi hak-hak individu dan
minoritas yang diklaim penting untuk warganegara1. (117)

1
See Charles L. Black, Jr., Structure and Relationship in Constitutional Law (Baton Rouge: Louisiana State University
Press, 1969), together with his A New Birth of Freedom: Human Rights, Named and Unnamed (New York:
Grosset/Putnam, 1997). Many scholars follow Black’s lead: for example, James E. Fleming, Securing Constitutional
Democracy: The Case of Autonomy (Chicago: University of Chicago Press, 2006): 90–91 (arguing for carrying
forward “the unfinished business of Charles Black” by constructing a structure of basic liberties integral to free and
equal citizenship). Unlike many structuralists, Black did not see elaborating structures as an approach whereby
interpreters can avoid making substantive decisions about what the Constitution means.
Menurut salah satu strukturalis terkenal, John Hart Ely, seorang perempuan tidak
mempunyai hak konstitusional untuk melakukan aborsi, contohnya karena ketentuan
konstitusi “keterbukaan” (“proses hukum”, “perlindungan yang sama” dan Amandemen
Kesembilan) seharusnya mencakup hanya yang “tidak disebutkan” sebagai hak-hak
penting untuk demokrasi perwakilan, yang menurutnya adalah nilai struktural utama
konstitusi.2 Posisi Ely dalam pernyataan ini kontroversial dan konsepnya tentang
demokrasi tidak teruji. Seorang strukturalis yang tidak sependapat dengan Ely dalam
hak aborsi mengutip opini bersama dalam Planned Parenthood v. Casey (1992), yang
menyatakan bahwa, aborsi telah memungkinkan perempuan berpartisipasi secara
setara dengan laki-laki dalam pemerintahan, ekonomi dan masyarakat. 3 Strukturalis itu
berpendapat bahwa hak untuk melakukan aborsi adalah penting bagi perempuan
sebagai warganegara dalam demokrasi konstitusional.

Ketidaksepakatan seperti ini mencerminkan fakta bahwa orang Amerika selalu tidak
setuju dalam pernyataan struktural dan implikasinya untuk hak konstitusional individu.
Fakta ini berlaku untuk 3 prinsip struktural yang akan dibahas : federalisme, pemisahan
kekuasaan dan demokrasi. Dalam McCulloch v. Maryland (1819) tentang perbedaan
pendapat sifat dari federalisme Amerika (federalisme nasional versus federalisme hak
negara bagian) yang bertahan sampai hari ini dan mencerminkan ketidaksepakatan
mendasar dalam sifat-sifat dasar normatif konstitusi. (118)

2
See John Hart Ely, “The Wages of Crying Wolf: A Comment on Roe v. Wade,” Yale Law Journal 82 (1973): 920;
John Hart Ely, Democracy and Distrust (Cambridge, MA: Harvard University Press, 1980): 15–21, 98–101
[hereinafter Ely, Democracy and Distrust].
3
Planned Parenthood v. Casey, 505 U.S. 833, 856 (1992); Cass R. Sunstein, The Partial Constitution (Cambridge,
MA: Harvard University Press, 1993): 283–84 (analyzing Casey). Ely’s famous criticisms of Roe in “The Wages of
Crying Wolf” and Democracy and Distrust were not his final words on the legitimacy of Roe, however. After the
Supreme Court reaffirmed Roe in Casey, Ely wrote what he described as a “fan letter” to the three justices who
authored the joint opinion in that case. Ely praised their opinion as “excellent”: “not only reaching what seem to
me entirely sensible results, but defending the refusal to overrule Roe v. Wade splendidly.” John Hart Ely, On
Constitutional Ground (Princeton, NJ: Princeton University Press, 1996): 305. Ely added in commentary on the
letter: “Roe has contributed greatly to the more general move toward equality for women, which seems to me not
only good but also in line with the central themes of our Constitution.” Id

Anda mungkin juga menyukai