OLEH :
SALMA SYAFITRI
183310821
Dosen Pembimbing:
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “INDIKATOR MUTU ASUHAN
KEPERAWATAN”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk Makalah ini, supaya Makalah ini nantinya dapat menjadi
Makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
` Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….
Daftar isi………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. RumusanMasalah……………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu
baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanaan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingggalkan seoptimal mungkin.
Ciri - ciri mutu keperawatan yang baik antara lain :
1. Memenuhi standar profesi yang ditetapkan
2. Sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara
wajar, efisiensi dan efektif
3. Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa
pelayanan
4. Memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta
5. Aspek sosial,ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati
Disamping itu pesyaratan untuk peningkatan mutu asuhan keperawatan antara lain :
UU RI No.36 2014 tentang tenaga kesehatan dalam penjelasan tentang Pasal 53 ayat2
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan warga negara asing sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) dilakukan dengan mempertimbangkan:
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran tentangstandar asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian standar asuhan keperawatan.
b. Untuk mengetahui tujuan standar asuhan keperawatan.
c. Untuk mengetahui proses terwujutnya standar asuhan keperawatan.
d. Untuk mengetahui pelaksanaan standar asuhan keperawatan.
e. Untuk mengetahui langkah – langkah standar asuhan keperawatan di
rumah sakit ?
f. Untuk mengetahui cangkupan standar asuhan keperawatan
D. Manfaat Penulis
1. Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca dan menjadi salah
satu referensi bagi penulisan makalah selanjutnya tentang standar asuhan
keperawatan.
2. Menjadi pengalaman berharga bagi penulis dan menambah pengetahuan penulis
tentang standar asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan penting lainnya mencakup pada
dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen
organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka
kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab
mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan tersebut. Standar
asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja
perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial
juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat
bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan.
Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti merancang
kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan
distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi perawat professional
sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan
keperawatan professional.
Standar Asuhan Keperawatan yang kami buat, bukan mengacu pada 10 atau 20
besar penyakit, tapi pada 30 Diagnosa Keperawatan terbanyak. 30 Diagnosa
Keperawatan terbanyak ini didapatkan dari informasi yang dianalisa oleh Sistem
Informasi Keperawatan berbasis IT selama kurun waktu 2 tahun.
Walaupun SAK ini tidak sesuai dengan acuan Assesent Akreditasi Rumah Sakit
yang dikeluarkan oleh KARS, tapi SAK ini yang kami yakini lebih ideal. Dan
dalam diskusi degan surveyor Akreditasi di akhir 2009 saat kami akreditasi RS 16
Pokja yang ketiga, surveyor akreditasi bisa menerima argumen kami bahkan
mendukung SAK kami.
1. Perawat
Standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk
membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan teradap kien dan perlindungan dari kelalaian dalam melakukan
tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan yang tepat dan benar.
2. Rumah sakit
Dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan dapat menurun dengan
singkat waktu perwatan di rumah sakit.
3. Klien
Dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang
ditanggung klien dan keluarga menjadi ringan.
4. Profesi
Sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai ukuran untuk
mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai alat pengontrolnya.
5. Tenaga kesehatan lain
Untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat
saling menghormati dan bekerja sama secara baik.
Kesepuluh faktor karatif ini perlu selalui dilakukan oleh perawat agar
semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan
keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu,
melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk
lebih memahami diri sebelum mamahami orang lain.
b. Hubungan perawat-klien
Hubungan perawat dan klien adalah suatu bentuk hubungan
terapeutik/profesional dan timbal balik yang bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas hasil intervensi keperawatan melalui suatu proses pembinaan
pemahaman tentang dua pihak yang sedang berhubungan. Hubungan
profesional ini diprakasai oleh perawat melaui sikap empati dan keinginan
berrespon (“sense of responsiveness”) serta keinginan menolong klien (“sense
of caring”).
Menurut Peplau, dalam membina hubungan profesional ini, kedua pihak
seyogyanya harus melewati beberapa tahapan (Marriner- Tomey, 1994) yaitu :
1. tahap orientasi
2. tahap identifikasi
3. tahap eksploitasi
4. tahap resolusi.
Tahap akhir dari hubungan profesional perawat - klien adalah tahap resolusi
ditandai dengan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dan tidak lagi
menjadi prioritas kegiatan klien. Pada tahap ini klien membebaskan diri dari
keterkaitannya dengan perawat dan menunjukkan kemampuannya untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya. Keempat tahapan dalam
hubungaan profesional ini dapat terjadi tumpang tindih antara satu tahapan
dengan tahapan berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek yang nyata yaitu
pemberian asuhan secara langsung kepada pasien, keluarga,kelompok ataupun
komonitas. Untuk menjamin mutu asuhan yang di berikan diperlukan suatu ukuran untuk
mengevaluasikannya. Uraian ini adalah suatu standar. Standar keperawatan dapat
dibedakan atas dua jenis yaitu standar asuhan dan standar praktek. Profesi keperawatan
harus mulai menata diri dengan membuat standar untuk berbagai keperluan seperti
pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Pelayanan keperawatan akan diterima dan
dipercaya oleh komsumen bila mutu pelayananya terjamin melalui standar yang baku
dan selalu ditinggkatkan dari waktu-ke waktu.
B. Saran
1. Bagi Perawat. Bagi seorang perawat standar praktek keperawatan ini
akan digunakan sebagai pedoman dalam hal membimbing perawat dalam
penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan teradap pasien dan
juga perlindungan dari kelalaian dalam melakukan tindakan keperawatan
dengan membimbing perawat dalam melakukan tindakan keperawatan
yang tepat dan juga benar.
2. Bagi Rumah Sakit. Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini
tentunya akan meningkatkan efisiensi serta juga efektifitas pelayanan
keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama rawat pasien di
rumah sakit.
3. Bagi Pasien. Dengan perawatan yang tidak memakan waktu yang lama maka
biaya perawatan serta pengobatan yang ditanggung pasien dan
keluarganya akan menjadi semakin ringan.
4. Bagi Profesi. Standar ini digunakan sebagai alat perencanaan untuk
mencapai target dan sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi penampilan,
dimana standar ini digunakan sebagai alat pengontrolnya.
5. Bagi Tenaga Kesehatan Lainnya. dapat digunakan untuk mengetahui batas
kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan
bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai profesinya dan
meningkatkan pelayanan tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Carol Vestal. 1998. Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan
Latihan. EGC:Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. PERMENKES Nomor. 47. Registrasi dan
Peratik Keperawatan. Jakarta.
Jakarta