Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TUNAS SILIWANGI

ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)


Vol.4 | No.1 | April 2018
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL
SPASIAL MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR
PADA ANAK UDIA DINI KELOMPOK
Reni Sri Wahyuni

Taman Kanak-kanak Puji Andayani


reniswah@gmail.com

Abstrak
Reni Sri Wahyuni (2017). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Melalui Kegiatan
Menggambar Pada Anak Usia Dini Kelompok A(Studi kasus di TK Puji Andayani Kota
Cimahi) Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah Bagaimana kegiatan menggambar
dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak kelompok A? Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kecerdasan visual spasial anak kelompok A melalui kegiatan
menggambar di TK Puji Andayani Kota Cimahi. Penelitian ini dilaksanakan pada anak
kelompok A di TK Puji Andayani Kota Cimahi tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah anak 14
anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam adalah wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan pengolahan data
terdiri dari pengumpulan yang dilakukan dengan cara wawancara pengamatan langsung yang
selanjutnya diproses melalui perekaman, pencatatan dan penyimpulan hasil penelitian.
Ada 8 kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner yang salah satunya adalah
Kecerdasan Visual – Spasial. Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat
dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial
yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran
akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen – elemen tersebut.
Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.
Kecerdasan visual – spasial merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan
insinyur mesin.
Menggambar biasanya berkaitan dengan dunia bermain anak yang penuh keceriaan. Karena itu,
perhatian, dukungan, motivasi dan apresiasi orang tua sebagai orang terdekat sangat diperlukan
untuk membangun suasana fun, tetapi kebermanfaatannya sebagai metode belajar tetap
tercapai.
Dari hasil belajar anak diketahui 4 (empat) anak mulai berkembang dengan prosentase 28 %
dan 10 anak belum berkembang dengan prosentase 71 %. Beberapa siswa terlihat masih kurang
berani dan terkesan takut dalam membuat bentuk lingkaran. Anak masih sering berkata tidak
bisa atau sering dihapus, namun dengan motivasi dan penguatan dari guru anak bisa mengikuti
pembelajaran walaupun hasil tidak memuaskan namun dari hasil pada pertemuan ke 6 (enam)
diketahui 4 (empat) anak berkembang melebihi harapan dengan prosentase 28,6 %, 7 (tujuh)
anak sesuai harapan berkembang dengan prosentase 50 % dan 3 (tiga) anak mulai berkembang
dengan prosentase 21,4. Anak dapat menggambar bebas serta dapat mewarnainya.

Kata Kunci : Kecerdasan visual spasial, Menggambar, Anak Usia Dini

38
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.4 | No.1 | April 2018
PENDAHULUAN dengan faktor keturunan (Heredity Factor) yang
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu sebenarnya merupakan suatu kemampuan awal
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang yang dimiliki setiap individu sejak ia dilahirkan.
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah Menurut Gardner (1993: 17) menyatakan
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi bahwa Kecerdasan merupakan kemampuan
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, untuk menyelesaikan masalah menciptakan
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan produk yang berharga dalam satu atau beberapa
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku lingkungan budaya masyarakat.
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai Periode pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan pada empat tahun pertama adalah periode yang
yang dilalui oleh anak usia dini. Teori Multiple paling potensial. Itulah masa yang paling penting
Intelligences atau kecerdasan majemuk yang bagi perkembangan individu. Pada masa ini,
dikembangkan pada tahun 1983 oleh Dr. Howard diperlukan berbagai ragam pengalaman agar bisa
Gardner, profesor di bidang pendidikan di menguasai berbagai mecam keterampilan yang
Harvard University, Amerika Serikat, bedasarkan akan digunakan untuk bekal hidupnya.
pandangnya bahwa kecerdasan pada saat Maria Montessori dalam potensi kekuatan otak
sebelumnya dilihat dari segi linguistik dan logika. kiri dan otak kanan (2009: 36) mengemukakan
Padahal berbagai kecerdasan lainnya harus juga bahwa masa ini disebut sebagai absorbent mind
diperhatikan. Anak yang dengan kecerdasan yaitu dimana pikiran yang menyerap apapun.
visual spasial adalah seorang pengamat dunia, Oleh karena itu masa periode emas pertumbuhan
mereka peka terhadap tanda – tanda alam dan otak adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi
mengamatinya secara menyeluruh. Pada usia 3-4 otak anak untuk berkembang sesuai dengan
tahun sehubungan dengan kecerdasan visual potensinya. Gardner (1999:17-27) pada mulanya
spasial sikecil sudah mulai terbantuk seperti memaparkan 7 (tujuh) aspek intelegensia yang
bentuk geometri, mengenali warna dan bisa menunjukkan kompetensi intelektual yang
membedakan arah. Menggambar dapat berbeda, kemudian menambahkan menjadi 8
memberikan kesempatan pada anak untuk peka (delapan) aspek kecerdasan,yaitu : kecerdasan
terhadap lingkungan sekitar sejalan dengan sitasi linguistik, kecerdasan logika matematika,
dan objek yang mereka tuangkan diatas kertas kecerdasan fisik, kecerdasan visual spasial,
bisa dikatakan Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
kecerdasan dalam mengolah kata, atau interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan
kemampuan menggunakan kata yang efektif dan naturalis.
baik secara lisan maupun tulisan. menggambar
adalah media yang paling ekspresif, karena si Kecerdasan Visual Spasial
kecil secara langsung dapat menuangkan Aspek kecerdasan visual spasial adalah
imajinasinya berupa ekspresi gagasan dari dalam kemampuan seseorang menuangkan /
dirinya. Rumusan masalah dari penelitian ini memvisualisasikan baik dalam bentuk gambar,
adalah “Bagaimana kegiatan menggambar dapat design, grafis apa yang ada dipikiran dan
meningkatkan kecerdasan visual spasial anak di imajinasi, fantasi atau konsep. Kecerdasan ini
kelompok A ?” Tujuannya adalah Untuk juga meliputi kemampuan seseorang untuk
mengetahui kemampuan anak dalam memahami konsep warna, komposisi, design, seni
menggambar dapat meningkatkan kecerdasan dan juga aspek didalamnya yaitu kreativitas serta
visual spasial Anak memahami konsep ruang.
Menurut Howard Gardner dalam Femi Olivia dan
KAJIAN TEORI Harni R. (2002: 16) anak yang kecerdasan visual
Hakekat Kecerdasan spasial adalah pengamat dunia mereka peka
Manusia dilahirkan dengan membawa segala terhadap tanda-tanda alam dan mengamatinya
potensi yang diwariskan dari generasi secara menyeluruh. Pada usia 3-4 tahun
sebelumnya. Potensi bawaan ini lebih dikenal sehubungan dengan kecerdasan visual-spasial,

39
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.4 | No.1 | April 2018
anak sudah bisa mengenali bentuk seperti dalam bentuk dasar:menggunakan bentuk dasar;
lingkaran atau kotak, mengenali warna dan bisa kotak, segitiga dan lingkaran.
membedakan arah kanan dan kiri. Cara
mengembangkan kecerdasan visual spasial pada Anak Usia Dini
anak : Anak Usia Dini adalah mereka yang berusia 3-6
1. Menggambar dan melukis Pada anak-anak tahun Di Indonesia umumnya anak itu mengikuti
kegiatan menggambar dan melukis program taman kanak-kanak. Usia ini adalah
tampaknya yang paling sering dilakukan suatu usia yang amat menentukan perkembangan
mengingat kegiatan ini dapat dilakukan anak. sedangkan usia prasekolah dimaksudkan
dimana saja, kapan saja dan dengan biaya sebagai usia ketika anak belum memasuki suatu
yang relatif murah. lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar.
2. Mencorat-coret Untuk mampu menggambar Menurut Biecher dan Snowman dalam Strategi
anak mamulainya dengan tahapan mencoret Mengembangkan Potensi Kecerdasan Anak:
terlebih dahulu. Anak Usia Dini adalah mereka yang berusia 3-6
3. Menyanyi, mengenalkan dan membayangkan tahun Di Indonesia umumnya anak itu mengikuti
suatu konsep. Di balik kegembiraan anak saat program taman kanak-kanak. Usia ini adalah
melakukan kegiatan ini, seni dapat juga suatu usia yang amat menentukan perkembangan
membuat anak lebih cerdas. anak. sedangkan usia prasekolah dimaksudkan
4. Membuat prakarya Bukan hanya sebagai usia ketika anak belum memasuki suatu
menggambar kegiatan membuat prakarya lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar.
juga dapat meningkatkan kecerdasan visual Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu
spasial anak. bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
5. Menggunjungi berbagai tempat Untuk menitikberatkan pada peletakan dasar kearah
memperkaya pengalaman visual anak dapat pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
dilakukan dengan mengajaknya ke museum, motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
kebun binatang, menempuh perjalanan alam daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
lainnya dan memberinya buku ilustrasi. spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku
6. Melakukan permainan konstruktif dan kreatif serta agama), bahasa dan komunikasi sesuai
Sejumlah permainan seperti membangun dengan keuinikan dan tahap-tahap perkembangan
kontruksi dapat membantu mengoptimalkan anak yang dilalui oleh anak usia dini.
perkembangan kecerdasan visual spasial
anak. Menggambar
Terapi untuk kecerdasan spasial adalah dengan
cara (1) menggambar dan mewarna dimana Menggambar adalah suatu kebutuhan naluriah
menggambar adalah salah satu cara paling efektif seperti halnya makan minum dan yang lainnya.
dalam mengambangkan kemampuan berpikir Begitu pula dalam kehidupan anak yang tidak bisa
dalam mengembangkan kemampuan berpikir lepas dari gambar. Banyak sekali jenis gambar
secara kreatif dan imajinatif yang akan yang bisa kita temukan. Menggambar adalah
berpengaruh pada keberhasilan kelak dalam kegiatan membentuk imaji dengan menggunakan
pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. banyak pillihan tehnik dan alat, bisa pula bearti
Menggambar adalah terapi yang telah terbukti tanda- tanda tertentu diatas permukaan dan
bahwa anak-anak yang menggambar secara alktif mengolah goresan dari alat gambar ( Wikipedia :
dapat mengembangkan perpepsi secara lebih baik 2012)
dalam kemampuan imajinatif juga dalam ilmu Pada hakekatnya menggambar adalah
pengetahuan dan bahasa, (2) bebas berekspresi pengungkapan seseorang secara mental dan visual
ide/imajinasi,(3) bebas berekpresi bentuk,(4) dari apa yang dialaminnya dalam bentuk garis dan
bebas berekspresi warna dalam dunia warna. Pada intinya menggambar adalah
menggambar dan mewarna dalam dumia seni dan perpaduan keterampilan. Kepekaan rasa,
imajinasi dan dunia ekspresi tidak ada warna yang kreatifitas, pengetahuan dan wawasan. Pada
salah, (5) bebas berekspresi teknik, (6) kreatif

40
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.4 | No.1 | April 2018
rentang usia prasekolah anak memasuki 2 tahapan Observasi atau Pengamatan adalah kegiatan
tingkat menggambar yaitu : mempelajari suatu gejala atau peristiwa melalui
1. Tahap coreng moreng : Dimulai dari usia 2 upaya mengamati dan mencatat data atau
tahun dan berakhir pada usia 4 tahun. Tahap informasi secara sistematik. Observasi
ini terbagi menjadi tahap tak beraturan, tahap merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
corengan terkendali dan tahap corengan menggunakan kata-kata. Observasi dilaksanakan
bernama. selama 6 kali pertemuan dimana setiap
2. Tahap Prabagan Tahap ini dimulai dari usia pertemuannya peneliti menggunakan lembar
4 tahun dan berakhir pada usia 7 tahun. Di observasi yang berbeda.
tahap ini motorik anak sudah lebih Studi dokmentasi adalah teknik pengumpulan
berkembang. Ia bisa mengendalikan tangan data kualitatif sejmlah fakta dari data yang
dan menuangkan imajinasinya dengan lebih tersimpan dalam bahan yang berbentuk
baik. Di tahap ini anak menggambar dengan dokumentasi.
penekanan pada bagian yang aktif dan sering Studi Literatur ini juga sangat familier dengan
melupakan beberapa bagian. sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian
yang hendak dijalankan, tentu saja seorang
Metodologi Penelitian peneliti harus memiliki wawasan yang luas
Metode dan pendekatan Penelitian terkait objek yang akan diteliti.
Penelitian merupakan salah satu hal yang penting Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan
pendidikan, sekaligus sebagai bagian yang data agar pekerjaan menjadi lebih mdah dan
penting dalam perkembangan peradaban manusia. hasil lebih baik dalam arti lebih cermat,
Penelitian atau Reasearch yang berasal dari lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
bahasa Inggris dimana Re yang berarti kembali diolah.
dan Search adalah mencari. Mencari kembali Pedoman wawancara digunakan sebagai bahan
untuk mendapatkan sesuatu. acuan untuk mendapatkan informasi yang lebih
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan akurat dari informan.
penelitian kualitatif dengan pendekatan induktif. Lembar observasi digunakan pada saat penelitian
Menurut Bogdan dan Tylor dalam V.Wiratna berlangsng. Dalam penelitian ini peneliti terjun
Sujarweni, (2002; 7) menjelaskan bahwa langsung dalam kegiatan pembelajaran. Lembar
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur observasi dibuat sebagai alat untuk mendapatkan
penelitian yang menghasilkan data deskriftif hasil yang maksimal dari penelitian yang
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang- dilakukan.
orang yang diamati. Penelitian ini bertujuan Untuk memudahkan peneliti dalam mendapatkan
untuk mengetahui peningkatan kecerdasan visual data yang akurat maka peneliti merekap semua
spasial anak kelompok A melalui kegiatan hasil observasi ke dalam penilaian hasil kegiatan
menggambar di TK Puji Andayani Kota Cimahi. dalam kriteria yang baku dilaksanakan di
Penelitian kualitatif menggunakan dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan
mengandalkan data yang bersifat verbal yang simtem pengisian centang.
rinci dan mendalam dalam berbagai bentuknya. Dokumen yang dimaksud adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu, dokumen tersebut
bisa berupa hasil karya, foto, catatan dan gambar.
Teknik dan nstrumen Pengumpulan Data
Dokumen merupakan arsip sekolah yang
Didalam penelitian kualitatif ada beberapa dikumpulkan selama kegiatan pembelajaran
metode dalam pengumpulan data, yaitu: berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti
Wawancara adalah proses pengumpulan data atau menggunakan hasil karya dan catatan sebagai
informasi melalui tatap muka antara pihak dokumentasi penelitian.
penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya
atau penjawab (interviewee).
Populasi dan Sampel Penelitian

41
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.4 | No.1 | April 2018
Menurut Yatim (2010: 63) populasi adalah Deskripsi Perencanaan Kegiatan
kelompok yang menarik, dimana kelompok Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial
tersebut dijadikan objek penelitian untuk melalui kegiatan Menggambar
menggeneralisasikan hasil penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti
Dalam buku Metodologi Penelitian disebutkan sebagai guru sedangkan guru pendamping sebagai
sampel adalah sejumlah karakteristik yang observer di kelompok A TK Puji Andayani.
dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk Pertemuan Pertama
penelitian. Pertemuan kelas pertama dilaksanakan pada hari
Analisis data adalah kegiatan untuk selasa tanggal 27 Februari 2017 dengan materi
mengatur,mengurutkan,mengelompokan,member “menggambar bentuk lingkaran”. RPPH yang
i kode atau tanda dan mengkategorikannya telah dipersiapkan sebelumnya.
sehingga di peroleh suatu temuan berdasarkan Pertemuan kedua
fokus atau masalah yang ingin di jawab. Menurut Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu
Miles (1994) dan Faisal (2003) analisis data Tanggal 28 februari 2017 dengan materi “
dilakukan selama pengmpulan data dilapangan Menggambar dengan bentuk garis”.
dan setelah semua data terkumpul. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan sebelumnya.
data agar pekerjaannya lebih musah dan Pertemuan Ketiga
hasilmnya lebih baikdalam arti lebih cermat, Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah tanggal 1 maret 2017 dengan materi menggambar
dioleh. Variasi jenis instrumen penelitian adalah bebas.
angket, ceklis atau daftar centang, pedoman Pertemuan ke empat
wawancara, pedoman pengamatan. Pertemuan ke empat dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 13 maret 2017 dengan materi
HASIL DAN PEMBAHASAN
“menggambar dengan bentuk dasar segitiga”.
Deskripsi Perencanaan Kegiatan
Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Pertemuan kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Rabu
melalui kegiatan Menggambar
tanggal 14 maret 2017 dengan materi
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah “menggambar dengan bentuk dasar segiempat
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran atau kotak”.
berdasarkan silabus yang dijadikan acuan Pertemuan keenam
penelitian. RPPH yang terdiri dari 6 (enam) kali Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari kamis
pertemuan. Berdasarkan langkah-langkah tanggal 15 Desember 2017. Kegiatan
pembelajaran pada RPPH siklus 1 kemudian pembelajaran dilaksanakan sesuai RPPH yang
disusun skenario pembelajaran tiap pertemuannya telah disiapkan sebelumnya dengan materi
dengan indikator : (1) menggambar dengan “menggambar bebas dengan suasana lapangan”.
bentuk dasar lingkaran (2) menggambar dengan Dalam pembelajaran ini anak diamati
bentuk dasar garis, (3) menggambar bebas, : (4) perkembangannya. Secara umum untuk 2
menggambar dengan bentuk dasar segitiga (5) pertemuan diawal terdapat kekurangan yaitu
menggambar dengan bentuk dasar kotak atau tidak semua siswa aktif dalam kegiatan masih ada
segiempat, (6) menggambar bebas. anak yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: Pada observasi di 3 (tiga) pertemuan didapatkan
a. Membuat skenario pembelajaran hasil sebagai berikut:
b. Membuat lembaran observasi a). Anak tidak serius dalam kegiatan
c. Membuat alat bantu pembelajaran yang pembelajaran karena kegiatan dilakukan diluar
diperlukan dalam rangka membantu siswa. kelas
b). Beberapa anak terlihat asyik bermain di area
bermain sekolah

42
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.4 | No.1 | April 2018
c). Sebagian anak melaksanakan kegiatan 10 anak belum berkembang dengan prosentase 71
menggambar, %. Beberapa siswa terlihat masih kurang berani
d). Sebagian anak mampu menyebutkan benda dan terkesan takut dalam membuat bentuk
disekitar sekolahnya lingkaran. Anak masih sering berkata tidak bisa
Kemudian pada pertemuan selanjutnya atau sering dihapus, namun dengan motivasi dan
didapatkan hasil observasi pada tiap – tiap penguatan dari guru anak bisa mengikuti
kegiatan tindakan pembelajaran yang meliputi pembelajaran walaupun hasil tidak memuaskan
pusat perhatian dalam pengamatan dapat namun dari hasil pada pertemuan ke 6 (enam)
dideskripsikan sebagaimana berikut ini : diketahui 4 (empat) anak berkembang melebihi
1). Anak dapat menggambar lingkaran sekaligus harapan dengan prosentase 28,6 %, 7 (tujuh) anak
mewarnainya. Beberapa anak sesuai harapan berkembang dengan prosentase 50
mendapat kesulitan sehingga gambar menjadi % dan 3 (tiga) anak mulai berkembang dengan
tidak sempurna. prosentase 21,4. Anak dapat menggambar bebas
2). Anak dapat menyebutkan 5 benda yang serta dapat mewarnainya.
mempunyai bentuk lingkaran
namun sebagian anak tidak bisa menggambar DAFTAR PUSTAKA
benda yang dimaksud. A. Sumber Buku
3). Anak dapat menyebutkan keadaan disekitar Hendrian, H. Heris & Afrilianto, M (2014)
halaman sekolah, anak dapat menggambar Panduan Bagi Guru Penelitian Tindakan
keadaan di halaman sekolah tapi beberapa anak Kelas Suatu Karya Tulis Ilmiah. Bandung:
belum dapat menggambar benda disekitar PT Refika Aditama
halaman. Olivia, F dan Raziarty, H. (2002).
Hal ini dapat di lihat dari hasil belajar anak di Mengoptimalkan otak kanan anak dengan
pertemuan 6 (enam) yang diketahui 4 (empat) Creative Drawing 2. Jakarta: PT Elex
anak berkembang melebihi harapan dengan Media Indonesia
prosentase 28,6 %, 7 (tujuh) anak sesuai harapan Putra N dan Dwilestari N.(2012). Penelitian
berkembang dengan prosentase 50 % dan 3 (tiga) Kualitatif PAUD.Jakarta: Raja Grafindo
anak mulai berkembang dengan prosentase 21,4. Persada
Anak dapat menggambar bebas serta dapat Patilima H.(2011). Metode Penelitian
mewarnainya. Kualitatif.Bandung: Penerbit
ALFABETA
KESIMPULAN Pedak M-Maslihan.(2009). Potensi Kekuatan
Di usia prasekolah pancaindera anak masih peka Otak Kanan dan OtakKiri
sehingga aktivitas eksplorasi dan belajar lebih Anak.Jogjakarta : Diva Press.
banyak menggunakan pacaindera. Selain itu anak Soefandi.I, Drs & Pramudya.S.A. (2009). Strategi
usia dini juga memiliki kebutuahan untuk Mengembangkan Potensi Kecerdasan
mengekspresikan rasa dan mengungkapkan Anak. Jakarta : Bee Media Indonesia
keindahan di sekelilingnya. Salah satu media Sujarweni V.W (2014). Metode
yang tepat untuk mengungkapkan imajinatif anak Penelitian.Yogjakarta.Pustaka Baru
adalah dengan menggambar. Dengan Press.
menggambar anak mendapat kesempatan untuk Soefandi I dan Pramudya S.A. Strategi
peka terhadap lingkungan sekitar sejalan dengan Mengembangkan Potensi Kecerdasan
situasi dan objek yang mereka tuangkan di atas Anak.Jakarta: Bee Media Indonesia
kertas. Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan
Perolehan hasil dalam kegiatan menggamabar ProfesiGuru.(2012).Universitas
terdapat perbedaan tiap proses kegiatan Pendidikan Indonesia
pembelajarannya. Hal ini terbukti dari hasil Nurani Y S.(2009). Konsep Dasar Pendidikan
penilaian pada setiap kegiatan yang dilakukan. Anak Usia Dini.Jakarta Barat :PTIndeks
Dari hasil belajar anak diketahui 4 (empat) anak
mulai berkembang denagn prosentase 28 % dan

43

Anda mungkin juga menyukai