Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MIKROBIOLOGI PANGAN

“Bakteri Asam Laktat pada Susu ”

OLEH
KELOMPOK 2 :

- Maria Elisabet Merlyn Ola (1709010036)


- Roni Romu Remidita Renggi (1809010041)
- Rut E. Loak (1709010060)
- Vinsenssius Baba Piran (1809010024)
- Windra Triven Benu (1809010035)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas
untuk mata kuliah Mikrobiologi Pangan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini menjelaskan mengenai identifikasi bakteri asam laktat pada susu dan
produk pangan dari bakteri asam laktat pada susu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, segala kritikan serta masukan yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan pembuatan makalah-makalah berikutnya. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kupang, 15 Februari 2021

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................1

Daftar Isi......................................................................................................2

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................3

BAB II Pembahasan
2.1 Identifikasi bakteri asam laktat pada susu........................................
2.2 Produk pangan dari bakteri asam laktat psds....................................

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan.......................................................................................

Daftar Pustaka................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air susu kaya akan protein, lemak, karbohidrat (terutama laktosa), vitamin
dan mineral (Park et al., 2007), dan menjadi habitat yang ideal bagi pertumbuhan
2
mikroorganisme. Komponen karbohidrat utama pada susu adalah laktosa, yang
difermentasi oleh mikroorganisme, khususnya golongan BAL, untuk
pertumbuhannya dan menghasilkan metabolit utama berupa asam laktat yang
mengakibatkan susu menjadi asam (Sujaya et al., 2016).
Secara umum BAL didefinisikan sebagai suatu kelompok bakteri gram
positif, tidak menghasilkan spora, berbentuk bulat atau batang yang memproduksi
asam laktat sebagai produk akhir metabolik utama selama fermentasi karbohidrat.
Secara tradisional, BAL terdiri dari empat genus yaitu Lactobacillus, Leuconostoc,
Pediococcus dan Streptococcus (Susanto, 2012).
Bakteri asam laktat (BAL) dikategorikan sebagai foodgrade microorganism
karena bersifat non-patogen dan aman bagi manusia. Peranannya pada bidang
pangan sudah sangat luas terutama pada processing makanan seperti fermentasi
susu, daging dan sayuran. (Charterist et al.1998).
Bakteri asam laktat (BAL) merupakan golongan bakteri yang telah digunakan
secara luas sebagai starter untuk memproduksi bahan pangan seperti yogurt, keju,
dan sosis (Antara, 2002; Zhu et al., 2009).

1.2 Rumusan Masalah


- Apa itu bakteri asam laktat ?
- Apa saja contoh produk pangan dari bakteri asam laktat ?

1.3 Tujuan Penulisan


- Identifikasi bakteri asam laktat
- Mengetahui contoh produk pangan dari bakteri asam laktat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. klasifikasi Bakteri Asam Laktat
Istilah bakteri asam laktat (BAL) mulanya ditujukan hanya untuk
sekelompok bakteri yang menyebabkan keasaman pada susu (milk-souring

3
organisms). Secara umum BAL didefinisikan sebagai suatu kelompok bakteri
gram positif, tidak menghasilkan spora, berbentuk bulat atau batang yang
memproduksi asam laktat sebagai produk akhir metabolik utama selama
fermentasi karbohidrat. Efek bakterisidal dari asam laktat berkaitan dengan
penurunan pH lingkungan menjadi 3 sampai 4,5 sehingga pertumbuhan bakteri
lain termasuk bakteri pembusuk akan terhambat. Bakteri asam laktat (BAL)
secara fisiologi dikelompokkan sebagai bakteri Gram positif, bentuk kokkus
atau batang yang tidak berspora dengan asam laktat sebagai produk utama
fermentasi karbohidrat. Secara tradisional, BAL terdiri dari empat genus yaitu
Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan Streptococcus (Susanto, 2012).
Bakteri asarn laktat bersifat gram positif, tidak membentuk spora, dapat
berbentuk bulat atau batang, dengan komposisi basa DNA kurang dari 50% mol
G + C. Umumnya bersifat katalase negatif tetapi kadang-kadang terdeteksi
katalase semu pada kultur yang ditumbuhkan pada konsentrasi gula rendah.
Untuk tumbuh membutuhkan karbohidrat yang dapat difermentasi (Pot et al.,
1994).
Bakteri asam laktat diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu genus
Lactobacillus, Leuconostoc, Streptococcus, dan Pediococcus. Klasifikasi
tersebut lebih didasarkan pada ciri morfologi, tipe fermentasi, kemampuan untuk
tumbuh pada suhu yang berbeda, sifat stereospesifik (D atau L laktik), serta
toleransi terhadap asam dan basa. Klasifikasi bakteri asam laktat berkembang
sehingga genus Lactobacillus menjadi Lactobacillus dan Carnobacterium.
Sedangkan genus Streptococcus menjadi empat yaitu Streptococcus,
Lactococcus, Vagococcus, dan Enterococcus. Genus Pediococcus menjadi
Pedicoccus, Tetragenococcus dan Aerococcus. Untuk genus Leuconostoc tetap.
Klasifikasi yang baru tersebut dihasilkan dengan rnempertimbangkan komposisi
asarn lernak pada membran sel, motilitas dan urutan r RNA, serta persen guanin
dan sitosin pada DNA (Pot et al., 1994).
2.2. Produk Pangan dari Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat didefinisikan sebagai bakteri yang mampu
menghasilkan asam laktat dari sumber karbohidrat yang dapat difermentasi
(Salminen dan Wright, 1993). Dalam industri pangan bakteri asam laktat telah

4
digunakan secara luas sebagai kultur starter untuk berbagai ragam fermentasi
daging, susu, sayuran dan rerotian atau bakeri. Semula peranannya terutama
adalah untuk memperbaiki citarasa produk fermentasi. Tetapi ternyata bakteri
asam laktat juga mempunyai efek pengawetan pada produk yang dihasilkan,
sehingga sekarang berkembang penerapan bakteri asam laktat atau senyawa
yang dihasilkan de:'gan tujuan utama untuk pengawetan pangan baik terhadap
produk fermentasi maupun nonfermentasi.
Bakteri asam laktat mempunyai efek pengawetan karena menghasilkan
senyawasenyawa yang mampu menghambat pertumbuhan berbagai mikroba.
Sebagian besar efek antimikroba ini disebabkan oleh pembentukan asam laktat
dan asam asetat serta penumnan pH yang dihasilkan. Selain itu bakteri asam
laktat juga menghasilkan senyawa-senyawa penghambat lain seperti hidrogen
peroksida, diasetil, karbondioksida, reuterin dan bakteriosin (De Vuyst dan
Vandamme, 1994).
Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang membentuk
asam laktat, sebagai produk utama dalam metabolism karbohidrat. Beberapa ciri
yang dimiliki oleh BAL adalah tergolong dalam Gram positif, tidak membentuk
spora, berbentuk coccus atau basildan pada umumnya katalase negatif. BAL
banyak ditemukan pada produk makanan olahan baik produk hewani dan nabati
yang difermentasi (sosis, kimchi, sayur asin) dan produk olahan susu. Kimchi
merupakan sumber bakteri asam laktat, berbagai macam jenis BAL dapat
ditemukan dan telah diidentifikasi selama proses fermentasi kimchi.
BAL juga merupakan bakteri yang mampu memproduksi EPS. EPS yang
diproduksi BAL berfungsi sebagai bentuk perlindungan sel bakteri terhadap
kondisi lingkungan yang ekstrim dan berntuk pertahanan diri dari sel lain dan
bakteriofag. EPS yang diproduksi BAL mempunyai risiko kontaminasi toksin
yang kecil. EPS dari BAL dapat diaplikasikan pada makanan karena BAL aman
dikonsumsi manusia (dalam kata lain GRAS – Generally Recognized as Safe).
EPS produksi oleh BAL mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan
sebagai bahan makanan fungsional yang baik dan berguna bagi Kesehatan.

5
Aplikasi Bakteri Asam Laktat pada Susu Segar dan Susu
Pasteurisasi/Sterilisasi
Penambahan nisin dan pengaktifan sistem laktoperoksidase-tiosianat-
peroksidase (sistem LP) merupakan metode pengawetan yang berhubungan
dengan bakteri asam laktat yang paling banyak diaplikasikan pada susu segar,
pasteurisasi dan sterilisasi. Jung et al. (1992), meneliti pengaruh lemak dan
emulsifier pada aktivitas antibakteria nisin yang ditambahkan pada susu. Susu
cair dipersiapkan dengan berbagai konsentrasi lemak (0 sampai 12,9 %) dan
berbagai konsentrasi nisin (0-50 Ulml). Efek antibakteri diuji dengan
menginokulasikan L. monocytogenes Scott A sebanyak kira-kira 7-7,s log
cfulml. Pada 2 jam setelah inokulasi, jumlah bakteri turun menjadi 0,30 log
cfulml pada susu skim dengan penambahan nisin 50 Ulml, sedangkan pada susu
skim dengan nisin 10 U/ml jumlah bakteri menjadi 2,90 log cfulml. Pada susu
skim yang tidak ditambah nisin, jumlab L. monocyrogenes bertambah menjadi
7,8 log cfulml. Pada susu dengan kadar lemak 12,9% keefektifan nisin dalam
menghambat bakteri sangat menurun, yaitu pada penambahan nisin sebanyak 50
~lml ju&ah bakeri hanya turun sampai 5,87 log cfulml sedangkan pada
penambahan nisin 10 Ulml jurnlah bakte; meijadi 6,57 log cfulml. Adanya
Tween-80 yang - - merupakan emulsifier nonionik, dapat mengkounter
penurunan aktivitas nisin pada susu berlemak, sedangkan emulsifier anionik
seperti lesitin tidak berpengaruh terhadap aktivitas nisin.
Telah dilakukan penelitian aktivitas antimikroba sistem LP terhadap 4
strain L. monocytogenes yaitu Scott A, 5069, ATCC 191 19, dan NCTC 1 1994,
pada susu segar yang disimpan pada suhu refrigerasi. Pada susu segar
ditambahkan NaSCN 0,25mM dan H,O, 0,25rnM. Sistem LP menunjukkan
aktivitas bakterisidal terhadap L. monocytogenes pada suhu 4 dan 8°C. Besarnya
aktivitas tergantung dari suhu, waktu inkubasi dan strain listeria yang diuji. Nilai
D dari strai-strain L. monocytogenes yang diuji pada susu tersebut berkisar
antara 4,l sampai 11,2 hari jika disimpan pada suhu 4"C, sedangkan jika
disimpan pada suhu 8°C nilai D-nya berkisar antara 4,4 sampai 9,7 hari (Gaya et
al., 1991)

6
Sedangkan Denis dan Ramet (1989). meneliti aktivitas antibakteria dari
sistem LP pada pertumbuhan dan ketahanan hidup L. monocytogenes pada susu
UHT (Ultra High Temperature). L. monocytogenes yang diuji adalah strain
ATCC 19 11 1 dengan konsentrasi sel bakteri yang diinokulasikan pada produk
sebesar 10, lo4 atau lo7 cfulml. Produk yang diuji disimpan pada suhu 4 dan
15°C. Pada susu UHT, perlakuan sistem LP efektif menghambat dan
menginaktifkan secara total sel bakteri L. monocytogenes yang diinokulasikan
ke dalam sampel. Nilai D yang diperoleh adalah sekitar 5 hari pada suhu 15°C
dan 8 hari pada suhu 4°C. Jadi efisiensi sistem LP dipengaruhi oleh suhu
penyimpanan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem LP efektif
diaplikasikan pada produk susu untuk menghambat dan membunuh L.
monocytogenes
Sistem LP juga menunjukkan efek antilisteria pada susu skim (Siragusa
dan Johnson 1989). Sistem LP yang terdiri dari 0,37 Ulm laktoperoksidase, 0,3
mM KSCN dan 0,3 mM H,O, menunda perturnbuhan L. monocytogenes Scott A
dalam susu yang disimpan pada suhu 20°C. Perlakuan tersebut membatasi
pertumbuhan L. monocytogenes yang diinokulasikan ke dalam susu skim,
dimana jumlah sel yang terhitung pada pengamatan jam ke- 0, 36 dan 68,
berturut-turut sebesar 5,7 ; 6,4 , dan 7,9 cfulml sedangkan pada kontrol dimana
tidak ada aktivitas sistem LP, jumlah sel pada pengamatan tersebut adalah 5,7 ;
98 ; dan 11,2 cfu/ml.

BAB III
PENUTUP

7
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Antara NS, Sujaya IN, Yokota A, Asano K, Aryanta WR, Tomita F. 2002.
Identification and succession of lactic acid bacteria during fermentation of
“urutan”, a Balinese indigenous fermented sausage. World J Microbiol
Biotechnol 18: 255-262.

Park YW, Ju’arez M, Ramos M, Haenlein GFW. 2007. Physicochemical characteristics


of goat and sheep milk. Small Rumin Res 68: 88-113.

Sujaya, I. N ., et al. 2016. Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Isolat
Susu Segar Sapi Bali. Jurnal Veteriner. Vol. 17 No. 2 : 155-16

Charterist, W.P., P.M. Kelly, L. Morelli and J.K. Collins. 1998. Ingredient Selection
Criteria For Probiotic Microorganism In Functional Dairy Food. Int. J. Dairy
Tech. 51: 123-135.

Zhu X, Yang Z, Gu R, Sun Y, Lu M, Zhang Y, Wang H. 2009. Screening of lactic acid


bacteria isolated with potential probiotic properties of cholesterol lowering
from Chinese traditional fermented dairy products. Res J Diary Sci 3: 25-31.

Kusumawati, N. (2000). PERANAN BAKTERI ASAM LAKTAT DALAM


MENGHAMBAT Listeria monocytogenes PADA BAHAN PANGAN. Jurnal
Teknologi Pangan dan Gizi, Volume 1 Nomor 1.

8
Anton Nudyanto, E. Z. ( 2015). ISOLASI BAKTERI ASAM LAKTAT PENGHASIL
EKSOPOLISAKARIDA DARI KIMCHI. Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 3 No 2
p.743-748

Anda mungkin juga menyukai