Anda di halaman 1dari 10

SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL 2020/2021

MK. DASAR ILMU NUTRISI DAN PAKAKN HEWAN

Dosen: Frans Umbu Datta

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER


MK. DASAR ILMU NUTRISI DAN PAKAN HEWAN
T.A. 2020/2021
FKH UNDANA
NAMA : LAURA KATHARINA LENGGA LAGA
NIM : 1909010055

Harap dikerjakan dengan baik. Waktu 120 Menit

1. Jelaskan mengapa protein dan energi menjadi dasar pertimbangan utama dalam
penyusunan ransum terutama dalam memilih jenis bahan pakan yang akan digunakkan
dalam penyusunan ransum
2. Jelaskan fungsi, sumber-sumber, dan akibat defisiensi vitamin A,D,E, dan K pada hewan.
3. Jelaskan fungsi, sumber-sumber, dan akibat defisiensi beberapa vitamin B pada hewan.
4. Jelaskan mengapa Vitamin K tidak esensial bagi hewan ruminansia?
5. Sebutkan berbagai jenis mineral makro yang Anda ketahui dan jelaskan fungsi 2 mineral
utama diantaranya yang selalu muncul dalam penyusunan ransum.
6. Jelaskan mengapa pemberian pakan pada hewan ternak terutama ruminansia perlu
dihitung berdasarkan Bahan Kering (Dry Matter). Berikan penjelasan dengan contoh.
7. Gambarkan secara lengkap proses pencernaan mikrobial dan pencernaan (fermentasi
mikrobial) dan pencernaan enzimatik dalam saluran pencernaan pada hewan
ruminansia.Jelaskan dengan gambar agar membantu penjelasan Anda.
8. Ceritakan dengan kata-kata sendiri mengapa pemiik ternak ruminansia di perdesaan NTT
cenderung gagal menghasilkan ternak yang secepatnya mencapai berat badan yang
optimal sesuai potensi genetik ternak dalam waktu yang cukup pendek ditinjau dari aspek
pakan ternak. Minimal 100 kata.
JAWABAN

1. Karena dalam pakan tersebut harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan ternak. 
Beberapa nutrisi penting/umum terkandung dalam bahan pakan adalah sebagai berikut:
a. Energi, diperlukan untuk memenuhui kebutuhan hidup pokok dan beraktifitas.  Energi
biasa dinyatakan dalam NE, ME, GE, DE,
b. Protein, diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi,
dan reproduksi,
c. Mineral, diperlukan ternak untuk pertumbuhan tulang dan perbaikan jaringan, kofaktor
enzim/hormon, menjaga keseimbangan pH/cairan tubuh, dan pembentukan mineral susu,
d. Vitamin, sebagai katalisator dalam proses metablisme.
Sehingga dalam penyusunan ransum terutama dalam memilih jenis bahan pakan yang akan
digunakkan dalam penyusunan ransum harus mengutamakan proyei dan energi sebagai
pertimbangan utama. Apalagi protein dan energi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan beraktifitas serta protein digunakan sebagai pertumbuhan produksi dan reproduksi.
2. Fungsi Vitamin A, D, E, K pada hewan
a) Vitamin A
Fungsi vitamin A pada ternak sapi adalah untuk mencegah masalah kesehatan
mata, meningkatkan sistem imun, juga berperan penting dalam pertumbuhan &
perkembangan sel serta menjaga kesehatan kulit.
defisiesi vitamin A dapat menyebabkan :
Gangguan atau kurangnya fungsi pada mata ternak sapi, infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit dan bulu yang tidak sehat, dan
lain-lain. Kemampuan untuk melihat dalam cahaya redup tergantung pada
kecepatan resintesis rhodopsin; ketika vitamin A kekurangan, pembentukan
rhodopsin terganggu. Salah satu gejala awal kekurangan vitamin A pada semua
hewan adalah berkurangnya kemampuan melihat dalam cahaya redup, umumnya
dikenal sebagai 'rabun senja'.
Telah lama disadari bahwa vitaminA memainkan peran penting dalam memerangi
infeksi, dan telah diistilahkan sebagai 'vitamin anti infeksi'. Pada beberapa
spesies, kekurangan vitaminA telah terbukti disertai dengan rendahnya tingkat
imunoglobulin, meskipun fungsi pasti vitamin dalam pembentukan protein
penting ini masih belum pasti.
Pada sapi dewasa, kekurangan vitamin A ringan dikaitkan dengan rambut kasar
dan kulit bersisik. Jika berkepanjangan mata terpengaruh, menyebabkan
penyiraman berlebihan, pelunakan dan kekeruhan pada kornea dan perkembangan
xerophthalmia, yang ditandai dengan pengeringan konjungtiva. Penyempitan
saluran saraf optik dapat menyebabkan kebutaan pada betis. Pada hewan
pembiakan, defisiensi dapat menyebabkan kemandulan, dan pada hewan bunting
defisiensi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan embrio, gangguan
perkembangan organ, aborsi, kehamilan pendek, tertahannya plasenta atau
produksi anak sapi yang mati, lemah atau buta. Defisiensi yang tidak terlalu parah
dapat menyebabkan metritis dan dermatitis dan anak sapi yang lahir dengan
cadangan vitamin yang rendah; Kolostrum yang kaya akan antibodi dan vitamin
A harus diberikan saat lahir. jika tidak, hewan tersebut rentan terhadap infeksi
menyebabkan gerusan dan, jika defisiensi ini tidak diperbaiki, mereka sering mati
karena pneumonia
Sumber : Minyak dari hati ikan tertentu, terutama ikan cod dan halibut, telah lama
digunakan sebagai sumber makanan vitamin yang penting. Kuning telur dan
lemak susu juga biasanya merupakan sumber yang kaya, meskipun kandungan
vitamin ini sebagian besar bergantung pada makanan hewani yang
menghasilkannya.
b) Vitamin D
Fungsi vitamin D pada ternak sapi adalah untuk memperkuat tulang karena
vitamin D membantu penyerapan kalsium oleh tubuh.
defisiesi vitamin D dapat menyebabkan :
pertumbuhan gigi dan tulang yang tidak maksimal pada ternak sehingga gigi dan
tulang akan lebih mudah rusak . Kekurangan vitamin D pada hewan muda
menyebabkan rakhitis, penyakit pertumbuhan tulang di mana pengendapan
kalsium dan fosfor terganggu; Akibatnya tulang menjadi lemah dan mudah patah
serta kaki bisa bungkuk. Pada sapi muda, gejalanya meliputi lutut dan kaki
bengkak serta punggung melengkung. Pada babi gejalanya biasanya persendian
membesar, tulang patah, persendian kaku dan kadang-kadang
80
Vitamin yang larut dalam lemak
kelumpuhan. Tingkat pertumbuhan umumnya terpengaruh secara merugikan.
Istilah 'rakhitis' terbatas pada hewan muda yang sedang tumbuh; pada hewan yang
lebih tua, defisiensi vitamin D menyebabkan osteomalacia, di mana terjadi
reabsorpsi tulang yang sudah terbentuk. Osteomalasia akibat kekurangan vitamin
D tidak umum terjadi pada hewan ternak, meskipun kondisi serupa dapat terjadi
pada hewan bunting dan menyusui, yang membutuhkan peningkatan jumlah
kalsium dan fosfor. Rakhitis dan osteomalasia bukanlah penyakit spesifik yang
selalu disebabkan oleh kekurangan vitamin D; Mereka juga bisa disebabkan oleh
kekurangan kalsium atau fosfor atau ketidakseimbangan antara kedua elemen ini.
Pada unggas, kekurangan vitamin D menyebabkan tulang dan paruh menjadi
lunak dan kenyal; pertumbuhan biasanya terhambat dan kaki menjadi lemah.
Produksi telur berkurang dan kualitas kulit telur menurun. Sebagian besar
makanan babi dan unggas, dengan kemungkinan pengecualian tepung ikan,
mengandung sedikit atau tidak sama sekali vitamin D, dan vitamin tersebut
umumnya dipasok ke hewan ini, jika dibesarkan di dalam ruangan, dalam bentuk
minyak hati ikan atau olahan sintetis.
Sumber : Distribusi vitamin D terbatas, jarang terjadi pada tanaman kecuali pada
serat yang dikeringkan dan daun mati tanaman yang sedang tumbuh. Di kerajaan
hewan vitapikiran 3 terjadi dalam jumlah kecil di jaringan tertentu dan hanya
melimpah di beberapa jaringan ikan. Minyak hati ikan halibut dan hati ikan kod
adalah sumber vitamin D yang kaya 3. Kuning telur juga merupakan sumber yang
baik, tetapi susu sapi biasanya merupakan sumber yang buruk, meskipun susu
musim panas cenderung lebih kaya dibandingkan susu musim dingin. Kolostrum
biasanya mengandung enam hingga sepuluh kali lipat jumlah yang ada dalam
susu biasa.
c) Vitamin E
Vitamin E pada ternak sapi merupakan anti oksidan yang dapat melindungi sel
dari kerusakan dan penting untuk kesehatan sel darah merah.
defisiesi vitamin E dapat menyebabkan :
Gangguan pada sistem reproduksi ternak sapi betina, gangguan pada saraf dan
otot. miopati, ensefalomalasia, dan diatesis eksudatif. Dalam miopati nutrisi, otot
utama yang terkena adalah dada, meskipun otot kaki juga mungkin terlibat.
Nutritional encephalomalacia, atau 'penyakit anak ayam gila', adalah suatu kondisi
di mana anak ayam tidak dapat berjalan atau berdiri dan disertai dengan
perdarahan dan nekrosis sel otak
Sumber : Biji-bijian sereal juga merupakan sumber vitamin E. tetapi komposisi
Gandum dan biji-bijian barley menyerupai rumput dalam kandungan utamanya.
d) Vitamin K
Vitamin K pada ternak sapi adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam proses
pembekuan darah.
defisiesi vitamin K dapat menyebabkan :
Menimbulkan gangguan pencernaan. Gejala kekurangan vitamin B adalah nafsu
makan hilang, berat badan menurun
Sumber : Phylloquinone hadir di sebagian besar bahan berdaun hijau, dengan
lucerne, kubis dan kangkung sebagai sumber yang baik. Jumlah yang ada dalam
makanan hewani biasanya terkait dengan makanan, tetapi kuning telur, hati, dan
tepung ikan umumnya merupakan sumber yang baik. Menaquinones disintesis
oleh bakteri di saluran pencernaan hewan.
3. Fungsi Vitamin B pada ternak
Vitamin B merupakan vitamin larut air yang dibutuhkan oleh ternak dengan fungsi utama
yaitu sebagai kofaktor enzim yang terlibat dalam metabolisme asam amino, energi, asam
lemak, dan asam nukleat. 
Fungsi-fungsi tersebut berpengaruh terhadap proses pertumbuhan ternak.
Sumber Vitamin B :
Defisiensi Vitamin B dapat menyebabkan :
a) Nafsu makan menurun
b) Pertumbuhan bobot badan lambat
c) Produksi susu rendah
d) Dapat muncul gangguan pencernaan seperti diare atau konstipasi (sulit mengeluarkan
feses)
Sumber :
Thiamin didistribusikan secara luas dalam makanan. Ini terkonsentrasi di lapisan luar
benih, kuman, dan di area pertumbuhan akar, daun, dan pucuk. Produk fermentasi, seperti
ragi bir, adalah sumber yang kaya, produk hewani yang kaya thiamin termasuk kuning
telur, hati, ginjal dan otot babi. Vitamin sintetis tersedia, biasanya dipasarkan sebagai
hidroklorida
4. Vitamin K tidak esensial untuk ternak karena :
Vitamin K berfungsi untuk membantu proses penggumpalan darah, biasanya dapat
disintesis oleh rumen. Sehingga defesiensi vitamin K tidak nampak pada
ternak. Vitamin B komplek tidak esensial bagi ternak ruminansia, karena secara normal
ternak ruminansia mampu mensintesis vitamin B melalui mikroorganisme rumen.
5. Jenis Mineral Makro :
a) Kalsium
b) Natrium
c) Fosfor
d) Magnesium
e) Kalium
f) Klorida
g) Sulfur
fungsi 2 mineral utama diantaranya yang selalu muncul dalam penyusunan ransum
hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan,
mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi
tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-
bagiannya (biji, daun dan batang). Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin
dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan
olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4
dan beberapa mineral. Kedelai merupakan salah satu sumber mineral. Kedelai merupakan
salah satu bahan pakan yang mempunyai nilai biologis tinggi. Penggunaan kedelai
sebagai bahan pakan ternak ruminansia belum lazim digunakan di Indonesia karena harga
mahal, persaingan dengan kebutuhan pangan dan ternak monogastrik. Hasil ikutan
kedelai yang banyak digunakan sebagai ransum ternak ruminansia diantaranya adalah
ampastahu, ampas kecap kedelai afkir. Penggunaan bahan pakan asal kedelai dan
ikutanya dapat digunakan semaksimal mungkin .
6. Pentingnya pemberian pakan pada hewan ternak terutama ruminansia perlu dihitung
berdasarkan Bahan Kering (Dry Matter)hal ini di anggap penting karena Kebutuhan
ternak ruminansia direprestasikan dalam kebutuhan akan konsumsi bahan kering. Bahan
kering (BK) adalah total zat-zat pakan selain air dalam suatu bahan pakan, kebutuhan
bakan kering ini dipenuhi dari hijauan dan konsentrat. Pada ternak sapi potong kebutuhan
bahan kering adalah 2,5 – 3,15 % dari bobot badannnya (menurut Tillman). Konsumsi
BK dipengaruhi oleh bangsa, jenis ternak, palatabilitas pakan, umur, kualitas pakan, laju
pakan dalam saluran pencernaan dan keadaan lingkungan.

Tabel 1.1 Kebutuhan BK sapi potong


7. Proses pencernaan enzimatik dan mikrobial
pencernaan enzimatik dalam saluran pencernaan pada hewan ruminansia.
Pencernaan secara mekanis dilakukan di dalam mulut, HPT yang telah direnggut
dikunyah didalam mulut kemudian di telan, setelah istirahat dikeluarin kembali dan
dikunyah lebih halus, hal ini disebut memamah biak. Pengunyahan di dalam mulut
bercampur dengan saliva (air liur) untuk membantu proses pengunyahan dan menelan
makanan. Saliva memiliki pH sekitar 8,2 dan dengan kandungan sodium bikarbonat
yang tinggi. Saliva berfunsi sebagai buffer yang membantu menetralkan pengaruh asam
dari pakan yang dikonsumsi ternak setelah masuk ke dalam rumen.
• Rumen
berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba, tempat absorbsi VFA dan tempat
pencampuran pakan. Rumen sapi memiliki berbagai jenis bakteri yang berbeda dengan
jumlah yang sangat banyak dan beberapa tipe protozoa yang membantu memanfaatkan
serat dari bahan pakan dan sumber Nitrogen non protein.
• Retikulum disebut juga perut jala karena permukaan bagian dalamnya mirip dengan jala
atau sarang lebah. Rumen dengan retikulum hampir tidak berjarak. Retikulum juga
membantu regurgitasi (ruminasi).Retikulum berfungsi sebagai tempat fermentasi pakan
oleh mikroorganisme. Hasil fermentasi retikulum diantaranya adalah VFA, amonia dan
air. Bahan pakan yang difermentasi terutama VFA, amonia dan air pada retikulum mulai
diabsorbsi.
• Omasum
adalah lambung ketiga dari ternak ruminansia. Omasum disebut perut buku karena
memiliki lipatan-lipatan seperti buku berupa lipatan-lipatan logitudinal. Pencernaan pada
omasum masih terjadi fermentasi mikroorganisme. Omasum berfungsi sebagai pengatur
arus ingesta ke abomasum dan menyaring partikel yang besar. Terjadi penyerapan air
yang terkandung di dalam hijauan pakan ternak oleh dinding omasum, di dalam omasum
enzim bekerja menghaluskan hijauan.
• Abomasum
terbagi atas tiga bagian yaitu : florika yang merupakan sekresi mukus, fundika (sekresi
pepsinogen, renin dan mukus) dan Kardia yang merupakan sekresi mukus. Abomasum
tempat permulaan pencernaan protein dan mengatur arus digesta dari abomasum ke
duodenum. Pakan di abomasum akan dicerna kembali dengan bantuan asam klorida dan
berbagai enzim. Asam klorida membantu mengaktifkan enzim pepsinogen melakukan
pencernaan.
• Usus halus
setelah selesai pencernakan pakan di abomasum maka akan dilanjutkan ke usus halus.
Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum. Dodenum kondisinya asam
sehingga bakteri dari lambung tidak bisa hidup di duodenum. Kondisi asam akibat dari
percampuran asam dari abomasum, getah pankereas, hati, kantung empedu dan kelenjar
dari usus halus. kemudian makanan akan mengalami pencernaan dengan bantuan enzim
yang dihasilkan dari dinding usus. Makanan pada tahap ini partikelnya lebih halus.
Setelah itu makanan berlanjut pada ileum, ileum memiliki banyak vili yang berfungsi
memperluas bagian penyerapan sehingga penyerapan akan lebih optimal.
• Usus Besar
Usus besar kususnya caecum dan kolon, Sisa-sisa dari pencernaan sebelumnya didorong
dengan peristaltik usus ke usus besar. Sisa-sisa dari pencernaan sebelumnya masih
mengandung mineral dan air. Penyerapan mineral dan air paling banyak di usus besar,
penyerapan terjadi melalui dinding usus. Zat-zat yang diserap akan didistribusikan ke
seluruh tubuh yang membutuhkan, sedangkan sisa atau ampas dari penyerapan akan
dikeluarkan melalui rektum.
8. pemiik ternak ruminansia di perdesaan NTT cenderung gagal menghasilkan ternak yang
secepatnya mencapai berat badan yang optimal sesuai potensi genetik ternak dalam
waktu yang cukup pendek ditinjau dari aspek pakan ternak disebabkan oleh
1) kurangnya ketelitian dalam memilih ransum ternak yang seharusnya ransunm ternak
harus memenuhi beberapa kriteria yaitu mulai dari protein, energi maupun vitamin
yang dibutuhkan dalam menunjang kehidupan maupun pertumbuhan ternak.
2) Kurangnya asupan gizi sehingga banyak ternak ruminansia yang mengalami
defiisiensi atau malnutrisi
3) Kurangnya padang rumput hijauan sehingga banyak ditemukan sapi yang kekurangan
gizi atau malnutris di NTT, yang disebabkan oleh panjangnya musim panas di NTT.
4) Banyaknya peternak yang kurang mengerti tentang pembagian serta keseimbangan
antara berapa berat/bobot sapi dan tingkatkan konsentrasi dan banyak pakan yang
dibutuhkan oleh ternak tersebut.
5) Terkadang terjadinya inbreeding atau perkawinan sedarah yang terjadi dalam
peternakan sehingga setiap kelahiran menghasilkan kelainan pada individu baru
6) Para peternak tidak begitu tahu tentang metode penyusunan ransum dan pakan ternak
sehingga asupan gizi kurang.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai