Anda di halaman 1dari 54

MEMBIMBING IBU MENYUSUI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.01 1/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Suatu cara untuk mengajarkan secara langsung pada ibu


nifas tentang tehnik menyusui yang benar melalui
demonstrsi dan praktik langsung
TUJUAN 1. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
nifas tentang cara menyusui yang benar
2. Melatih kemandirian ibu dalam menyusui
3. Menghindari masalah – masalah laktasi yang mungkin
terjadi dalam menyusui
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Alat peraga tehnik menyusui.
2. Kom kecil berisi kapas hangat.
3. Handuk kecil.
4. Persiapan lingkungan.
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien dan
keluarga.
5. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan.
6. Jelaskan alat peraga dan tunjukan posisi puting susu
pada mulut bayi.
7. Beritahukan ibu posisi menyusui yang baik.
8. Anjurkan ibu untuk cuci tangan.
9. Beritahukan dan peragakan cara memangku dan
mengatur posisi bayi yang akan disusui dan posisi
setelah disusun.
10. Bimbing ibu dalam praktek cara memangku dan
mengatur posisi bayi.
11. Bimbing ibu membersihkan putting susu dengan air susu
ibu.
12. Bimbing ibu menyusui bayi.
13. Dukung ibu agar terus memberikan ASI tanpa jadwal.

1
MEMBIMBING IBU MENYUSUI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.01 2/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
14. Membimbing ibu menggendong bayi di bahu setelah
selesai menyusui.
15. Lakukan evaluasi hasil kegiatan.
16. Berikan umpan balik positif.
17. Berikan salam.
18. Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

PEMBERIAN VITAMIN K KEPADA BAYI BARU LAHIR

2
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.02 ½
/KEP/RSUDP/
2014
RSUD PROVINSI
KEP. BANGKA BELITUNG
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN
Member injeksi vitamin K pada bayi baru lahir secara intra
muscular (IM)
TUJUAN Mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat
defisiensi vitamin K
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Handscoon
2. Kapas alkohol.
3. Kom kecil
4. Bak injeksi
5. Spuit 1 CC
6. Bengkok
7. Perlak.
8. Vitamin K 1 Ampul.
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pemberian
vitamin K kepada klien dan keluarga.
5. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan.
6. Pakai sarung tangan.
7. Siapkan obat di dalam spuit, kemudian mengeluarkan
udara dari dalam spuit.
8. Atur posisi bayi.
9. Tentukan daerah yang akan di suntik (otot paha 1/3
bagian luar).
10. Lakukan desinfektan daerah yang akan disuntik
dengan kapas alkohol.
11. Berikan injeksi vitamin K secara intramuscular dengan
dosis 1 mg.
12. Rapikan bayi dan bereskan alat.

PEMBERIAN VITAMIN K KEPADA BAYI BARU LAHIR

3
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.02 2/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
13. Mencatat pada lembar pemberian obat.
14. Lakukan evaluasi hasil kegiatan.
15. Berikan salam.
16. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

PEMBERIAN SALEP MATA PADA BAYI BARU LAHIR

4
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.03 1/1
/KEP/RSUDP/
2014
RSUD PROVINSI
KEP. BANGKA BELITUNG
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN
Memberi salep mata pada bayi baru lahir dalam waktu 1
jam setelah kelahiran
TUJUAN Mencegah infeksi pada mata bayi
KEBIJAKAN
PERALATAN Salep Mata Bayi
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik.
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien
dan keluarga.
5. Beri penjelasan tentang apa yang akan dilakukan dan
tujuan pemberian salep mata.
6. Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari
bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi
menuju bagian luar mata.
Catatan :
Ujung tabung salep mata tidak boleh menyentuh
mata bayi.
7. Anjurkan kepada keluarga untuk tidak menghapus obat
tersebut.
8. Lakukan evaluasi hasil kegiatan.
9. Berikan salam.
10. Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
11. Mencatat pada lembar pemberian obat.
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

MEMASANG INFUS INTRAVENA PADA NEONATUS

5
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.04 ½
/KEP/RSUDP/
2014
RSUD PROVINSI
KEP. BANGKA BELITUNG
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Suatu pemasangan jalur intravena untuk memberikan


cairan sebagian atau total dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi
TUJUAN 1. Mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam
basa dan untuk mengkoreksi ketidakseimbangan
2. Memberikan obat melalui jalur intravena
3. Memberikan tranfusi darah atau produk darah lainnya
4. Memberikan nutrisi melalui melalui jalur perenteral

KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Hand Scoon
2. Kapas alkohol.
3. Kom kecil.
4. Plaster.
5. Kasa.
6. Gunting.
7. Bengkok.
8. Perlak kecil.
9. Toumiket.
10. Infus Set.
11. Cairan Infus.
12. Abocate No.25

PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.


2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
3. Berikan salam dan perkenalkan diri kepada pasien
sebagi pendekatan therapeutik
4. Memberitahu kepada keluarga pasien sebelum dan
sesudah melakukan tindakan.
5. Pilihlah vena yang tepat :
a. Belakang tangan – pleksus venosus dosalis.
b. Lengan depan – vena antebarachial medial, vena
cephalica akesesorius.
c. Vena scalp – suupratrochlear, seperfisial temporal,
posterior auticuler.
d. Kaki – plexus venosus dorsalis.

6
MEMASANG INFUS INTRAVENA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.04 2/2


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
e. Fossa acutecubital – vena cubitus atau vena
basilica.
f. Pergelangan kaki – vena saphena minor, vena
saphena mayor.
7. Cukur rambut bila pemasangan dikulit kepala.
8. Pasang alat/ perlak dimana akan dilakukan tindakan.
9. Pasang tourniket jika vena telah ditentukan.
10. Bersihkan lokasi dan antiseptic secara melingkar
sesuai lingkaran jarum jam tunggu sampai kering.
11. Peganglah jarum diantara ibu jari pertama, jika
menggunakan wing needle, pegang sayapnya.
12. Tekan dan urut vena dengan telunjuk yang bebas
untuk melebarkan vena kulit kepala.
13. Pegang jarum sejajar vena, searah aliran darah.
14. Tusuklah jarum pada kulit, beberapa millimeter distal
dari tempat masuknya jarum.
15. Masukkan jarum perlahan sampai darah muncul pada
tabung jarum atau kanula pada saat menarik stylet.
16. Pada pembuluh darah yang sangat kecil atau bayi
dengan sirkulasi buruk, darah mungkin tidak segera
keluar setelah penusukan. Tunggulah jika perlu
injeksikan sedikit salin setelah melonggarkan torniket.
17. Tariklah stylet sedikit sambil memasukkan kanulanya.
Jangan menarik seluruh stylet sebelum kanula masuk
ke pembuluh darah semua.
18. Pasang kanula sejauh mungkin.
19. Lepaskan torniket.
20. Infus sedikit saling perlahan untuk mengetahui posisi
intravaskuler.
21. Fiksasi jarum atau kanula.
22. Evaluasi hasil tindakan.
23. Berikan salam penutup.
24. Rapikan alat – alat yang sudah di pakai.
25. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
26. Dokumentasikan pada lemabaran observasi NICU
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

7
PEMAKAIAN INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05. 05 1/1
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Cara/tehnik yang tepat dalam menggunakan incubator


TUJUAN Alat dapat berfungsi efektif
KEBIJAKAN
PERALATAN 1 unit unkubator.
PROSEDUR 1. Cek dekontaminasi incubator setelah 6 jam baru siap
pakai
2. Hubungkan kabel ke sumber listrik dan tekan tombol
power
3. Putar/tekan tombol pengatur suhu sesuai suhu tubuh
36,5 – 37,5oC
4. Cek kembali kehangatan suhu dilayar sesuai setting
suhu incubator
5. Incubator sudah siap pakai, bayi boleh dimasukkan ke
dalam incubator tanpa pakaian hanya pakai popok
6. Catat observasi suhu incubator setiap jam di lembaran
observasi NICU
7. Evaluasi incubator bila ada alarm
8. Evaluasi kalibrasi @ 3 bulan sekali

UNIT TERKAIT Dokter anak dan perawat

PEMELIHARAAN INKUBATOR

8
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.06 1/1
/KEP/RSUDP/
RSUD PROVINSI 2014
KEP. BANGKA BELITUNG
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Cara perawatan/ pemeliharaan alat incubator sesuai


prosedur
TUJUAN Alat terpelihara dengan baik dan berfungsi efektif
KEBIJAKAN
PERALATAN 1 unit inkubator
PROSEDUR 1. Pastikan incubator tidak terpakai
2. Semua peralatan incubator dekontaminasi
3. Tutup jendela incubator setiap bongkaran diganti
4. Cel filter incubator diganti setiap 3 bulan sekali
5. Setiap hari incubator dibersihkan dengan antiseptic
6. Linen incubator setiap hari diganti kecuali kena darah
7. Setiap 5 hari incubator diganti untuk bayi < 1000 gram
8. Setiap minggu incubator diganti untuk bayi > 1000
gram
9. Diberikan label tanggal pembersihan incubator
10. Incubator yang siap pakai lebih dari 2 hari tidak
terpakai dekontaminasi ulang
11. Dekontaminasi incubator di area khusus
UNIT TERKAIT Perawat dan CS

PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA BAYI

9
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.07 ½
/KEP/RSUDP/
RSUD PROVINSI 2014
KEP. BANGKA BELITUNG
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN
Memberikan pertolongan pada bayi yang mengalami
kegawatdaruratan dengan prinsip ABCD
TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas
2. Mencegah terjadinya komplikasi
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
4. Petugas mampu memberikan pertolongan
kegawatdaruratan pada bayi
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Disposable spuit 1 cc,3 cc, 5cc, 10 cc, 50 cc
2. Cairan infuse : Nacl 0.9 %, RL. Dekstose 10 %
3. Obat – obat : vit K, Phenobarbital
4. Oksigen
5. Amubag bayi
6. Selang dan sungkup oksigen
7. Infuse set
PROSEDUR 1. Lakukan informed consent
2. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
3. Cuci tangan
4. Berikan salam dan memperkenalkan diri.
5. Letakkan bayi pada permukaan yang hangat, dibawah
pemancar panas dengan pencahayaan yang cukup
6. Periksa bayi dengan segera, adakah tanda bahaya di
bawah ini :
a. Mengap – mengap ( merintih) atau tidak bernafas
b. atau frekuensi nafas kurang dari 20 kali/ menit
c. Perdarahan
d. Syok ( pucat, dingin, denyut jantung > 180 x/mnt,
tidak sadar atau kesadaran menurun
7. Pasang jalur intra vena dan memberi cairan IV 10 ml/kg
bb dalam 1 jam
8. Lakukan resusitasi dengan balon resusitasi dan
sungkup serta memberi oksigen dengan kecepatan
aliran maksimal bila bayi mengap – mengap, tidak

PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA BAYI

10
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.07 2/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
bernafas atau frekuensi nafas < 20 x/mnt
9. Hentikan perdarahan yang tampak, memberikan vit K 1
mg(im), mengambil contoh darah untuk pemeriksaan
golongan darah dan reaksi silang. Melakukan
managemen umum perdarahan dan melengkapi
penilaian lebih lanjut bila ditemukan tanda perdarahan.
10. Tangani syok bila disebabkan oleh perdarahan dengan
segera memberikan cairan infus RL dan Nacl 0,9 %
dengan masih berlanjut ulangi lagi dosis di atas
sesudah 20 menit, memberikan segera transfusi darah
golongan O, rhesus negative ( bila tersedia) kemudian
memberi infuse glukosa 10 % dengan dosis rumatan
sesuai dengan umur bayi, memberikan oksigen dengan
aliran kecepatan maksimal , menghangatkan bayi,
Melengkapi penilaian lanjut setelah kondisi bayi stabil
11. Atasi syok yang bukan disebabkan perdarahan dengan
menaikkan kecepatan cairan infuse cairan IV sampai
20 cc/kg BB/jam selama 1 jam pertama,
menghangatkan bayi, mengkaji tanda – tanda sepsis.
( misalnya gangguan nafas, suhu tubuh tidak normal,
muntah ) berkolaborasi memulai terapi untuk
kecurigaan sepsis, jika tanda tersebut ditemukan,
melengkapi penilaian lanjut setelah kondisi bayi stabil
12. Atasi kejang dengan fenobarbital, bila jalur IV sudah
terpasang beri injeksi fenobarbital 20 mg/kg BB secara
IV dengan dosisi rumatan sesuai umur bayi, menjaga
saluran napas agar tetap bersih dan terbuka,
memberikan oksigen bila perlu ,memeriksa kadar
glukosa darah, bila kadar glukosa darah < 45 mg/ 1,
tangani untuk hipoglikemi melakukan menjemen lanjut
untuk kejang.
13. Berikan cairan IV dengan dosis rumatan, menjaga
saluran napas agar tetap bersih dan terbuka,
memberikan oksigen bila perlu, dan melakukan
manajeman lanjut tidak sadar bila bayi dalam keadaan
tidak sadar
14. Cuci tangan
15. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

PEMASANGAN PIPA LAMBUNG PADA NEONATUS

11
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.08 ½
/KEP/RSUDP/
2014
RSUD PROVINSI
KEP. BANGKA BELITUNG
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN
Memasukkan pipa lambung melalui mulut
TUJUAN 1. Untuk aspirasi cairan lambung
2. Memberi minum bayi dengan kesulitan bernapas
3. Untuk decompresi pada bayi dengan ventilator
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Sarung tangan
2. Kateter lambung dengan ukuran sesuai berat badan
bayi
- BB < 2000 grm pipa ukuran 5 F
- BB ≥ 2000 grm pipa ukuran 8 F
3. Spuit ukuran 3-5 ml
4. Stetoskop
5. Plaster.
6. Gunting.
7. Bengkok.
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Memberitahu kepada keluarga pasien sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
5. Perkirakan panjang pipa yang dibutuhkan
6. Pegang pipa untuk memperkirakan panjang pipa yang
akan dimasukkan, dari sudut mulut/ujung hidung ke
ujung bawah lobus telinga dan kemudian ke lambung
tepat di bawah tepi iga
7. Beri tanda pada pipa dengan pulpen/plester
8. Fleksikan sedikit leher bayi dengan lembut masukkan
pipa lambung melaui mulut
9. Fiksasi pipa pada posisinya dengan hypavix
10. Pastikan pemasangan pipa yang tepat menggunakan
spuit dan stetoskop

12
PEMASANGAN PIPA LAMBUNG PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.08 2/2


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
11. Isi spuit 1-2 ml udara dan hubungkan ke ujung pipa
12. Dengarkan diatas lambung menggunakan stetoskop
saat udara didorong dengan cepat ke dalam pipa
13. Bila bunyi siulan terdengar melaui stetoskop ketika
udara disorong ujung pipa berada dalam posisi yang
tepat di dalam lambung
14. Bunyi siulan tidak terdenagr, pipa tidak dalam posisi
yang tepat, cabut pipa dan ulangi prosedur di atas
15. Ganti pipa lambung dengan yang baru setelah 7 hari.
16. Evaluasi hasil tindakan.
17. Merapikan alat-alat dan cuci tangan
18. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan.

UNIT TERKAIT Dokter anak dan perawat

13
MELAKUKAN TINDAKAN NEBULIZER PADA
NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.09 1/1


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk melembabkan udara inspirasi agar


tidak terjadi pengentalan sekeresi dengan menggunakan
nebulizer
TUJUAN 1. Melembabkan dan menghangatkan udara inspirasi
2. Mengencerkan secret
KEBIJAKAN
1. Sarung Tangan
2. Tissue
PERALATAN
3. Bengkok

PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.


2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik.
4. Beritahu kepada keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
dan memakai sarung tangan.
6. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
7. Monitor denyut nadi dan saturasi sebelum dan sesudah
nebulizer.
8. Hubungkan nebulizer (yang disi obat, normal salim) dan
selangnya ke flow meter oksigen disetting alirannya
sampainya 3 – 4 1/menit, atau kompresor udara.
9. Observasi pengembangan paru/dada pasien.
10. Pantau efektifitas kerja nebulizer.
11. Catat respon pasien untuk tindakan yang telah
dilakukan.
12. Rapikan alat – alat yang sudah di pakai dan cuci tangan
13. Dokumentasikan hasil kegiatan.

UNIT TERKAIT Dokter anak dan perawat

14
BAYI KELUAR INKUBATOR UNTUK MENYUSUI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.10 1/1
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN
Suatu asuhan untuk memenuhi nutrisi bayi dan
mempererat hubungan bayi dan ibu
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
2. Mempererat hubungan bayi dan ibu
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Thermometer.
2. Pakaian
lengkap bayi, topi dan selimut.
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu kepada keluarga pasien sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
5. Ukur suhu tubuh bayi menggunakan thermometer
sesuai prosedur
6. Siapkan bayi, pakaikan selimut dan topi
7. Anjurkan ibu untuk mencuci tangan
8. Keluarkan bayi dari incubator, dan memberikan
kepada ibunya untuk disusui
9. Sendawakan dan letakkan bayi kembali dalam
incubator
10. Lepaskan selimut dan topi bayi
11. Catat keadaan bayi selama di luar incubator pada
catatan perawatan
12. Evaluasi hasil tindakan.
13. Rapikan peralatan.
14. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

15
PENGGUNAAN KASUR AIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05. 11 1/1
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN
Suatu asuhan yang diberikan untuk mencegah dan
mengurangi kejadian dekubitus pada bayi
TUJUAN 1. Mencegah dan mengurangi kejadian dekubitus
2. Menurunkan angka kesakitan bayi
KEBIJAKAN
PERALATAN
1. Sarung tangan panjang
2. Air 300-500 cc
3. Laken
4. Incubator
PROSEDUR 1. mencuci tangan
2. mengisi sarung tangan panjang dengan air dan
disimpul pada ujungnya
3. membersihkan incubator sesuai prosedur
4. memasang kasur air (sarung tangan yang sudah diisi
air) di atas kasur yang telah tersedia pada incubator
5. memasang laken
6. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

16
MENYIAPKAN DAN MEMBANTU TINDAKAN INTUBASI
PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.12 ½


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Memasukkan pipa trachea ke dalam trachea melalui mulut


(OTT).
TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas
2. Mempertahankan pernapasan yang adkuat pada
kegagalan pernapasan.
3. Untuk membina pemberian pernapasan mekanis
(dengan respirator).
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Orotracheal Tube (OTT) tanpa kaff no 2,5, no 3, atau
no 3,5 sesuai berat badan bayi.
2. Laringoscope
3. Ambubag
4. Oksigen dan selangnya
5. Suction siap pakai
6. Benang dan gunting
7. Hipapix
8. Stetoskop
9. Gunting.
10. Sarung tangan
11. Bengkok
12. Monitor EKG lengkap dan siap pakai
13. Trolly emergency
PROSEDUR 1. Lakukan infomen consent
2. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
3. Berikan salam sebagi pendekatan therapeutik
4. Memberitahu kepada keluarga pasien sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
5. Lakukan pengisian dan menandatangani surat
persetujuan tindakan medis oleh keluarga pasien,
dokter dan petugas.
6. Persiapkan pasien dengan posisi terlentang dan
7. persiapkan alat-alat

MENYIAPKAN DAN MEMBANTU TINDAKAN INTUBASI


PADA NEONATUS
17
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.12 2/2
/KEP/RSUDP/
RSUD PROVINSI 2014
KEP. BANGKA BELITUNG
8. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
9. Pasang monitor EKG lengkap
10. Lakukan nafas buatan dengan ambubag
11. Gunting batas atas OTT sesuai intruksi dokter serta
mengikat dengan tali
12. Gunting hypavix sesuai bentuk aturan dan siap pakai
13. Lakukan intubasi
14. Lakukan suction
15. Lakukan nafas buatan dengan di bagging (air viva)
serta melakukan pemeriksaan auskultasi untuk
mengetahui masuk atau tidak OTT (simetris/asimetris)
sampai saturasi pasien mencapai 95-100 %
16. Ber ikan fiksasi ditali pengikat OTT diatas dagu kiri dan
kanan.
17. Atur posisi pasien kembali.
18. Bersihkan dan merapikan alat-alat yang sudah dipakai
dan meletakkan alat-alat pada tempatnya.
19. Cuci tangan
20. Mendokumentasikan tindakan yang telah
dilaksanakan.
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

18
MEMBERI OKSIGEN PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.13 ½
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Memberikan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui


saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan.
TUJUAN 1. Mencegah pasien hipoksia
2. Meningkatkan pelpasan O2 ke jaringan
3. Meningkatkan atau mempertahankan curah jantung
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Sarung tangan
2. Suction
3. Pulse oksimetri
4. Headbox
5. Selang binasal
6. O2 dan humidifier
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien.
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam sebagi pendekatan therapeutik
4. Beritahu kepada keluarga pasien sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
5. Bebaskan jalan nafas dengan melakukan suction
6. Atur posisi pasien dan pasang monitor saturasi
7. Lakukan evaluasi respirasi rate dan saturasi
8. Pasang headbox 3lpm-15lpm bila RR >60x/mnt,
saturasi O2 90%
9. Pasang binasal O2 0,5 lpm-1lpm bila RR<60x/mnt,
saturasi O2 < 95 %
10. Pastikan kepala bayi tetap berada didalam headbox
dan hati – hati lengan bayi.
11. Buka regulator untuk menentukan oksigen sesuai
kebutuhan
12. Atur volume oksigen sesuai kebutuhan.
13. Lakukan observasi kardio vaskuler dan tanda-tanda
cyanosis, catat hasilnya di lembar observasi/ catatan
perawatan.

19
MEMBERI OKSIGEN PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.13 2/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
14. Lakukan observasi batas aqua di humidifier dan harus
diganti/dibersihkan setiap hari
15. Bersihkan ersihkan headbox dan prong nasal setiap
selesai dipakai dengan cara direndam dengan
antiseptic dan dicuci bersih
16. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

20
METODE KANGGURU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.14 ½
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Perawatan bayi premature dengan melakukan kontak


langsung antara kulit bayi dan kulit ibu (skin to skin
contant)
TUJUAN 1. Mengontrol suhu tubuh bayi
2. Mempererat hubungan ibu dan bayi (bounding)
3. Memberikan konstribusi pada perawatan yang
memanusiakan bayi (humanized neonatal care)
4. Mempererat proses tumbuh kembang bayi secara
optimal
5. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi.
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Baju kangguru/kain panjang
2. Timbangan bayi
3. Thermometer
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Ukur suhu aksila bayi dan ibu
6. Buka pakaian bagian depan ibu
7. Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak,
dada bayi menempel ke dada ibu, kepala bayi
dipalingkan ke posisi kiri atau kanan dan sedikit
tengadah (ekstensi). Ujung pengikat berada tepat di
bawah kuping bayi. Pangkal paha bayi dalam posisi
fleksi ( dalam posisi kodok).
8. Ikat baju kangguru dengan kuat agar saat ibu bangun
dari duduk bayi tidak tergelincir. Jika tidak ada baju
kangguru, pergunakan kain panjang yang dililitkan pada
tubuh ibu dan bayi. Sarankan ibu untuk melakukan
pernapasan perut karena dapat merangsang
pernapasan bayi.

21
METODE KANGGURU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.14 2/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
9. Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau saat ibu akan
meninggalkan bayi.
10. Keluarkan bayi dari kantong kangguru/lilitan kain,
memakaikan pakaian lengkap dan menyelimuti bayi.
11. Catat keadaan bayi selama metode kangguru
dilakukan
12. Bereskan alat-alat
13. Cuci tangan dilakukan oleh petugas dan ibu bayi
14. Dokumentasikan hasil kegiatan.

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

ORAL SUCTION PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.15 ½
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI

22
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Tindakan untuk membersihkan jalan napas dengan


memasukkan suction catheter melalui mulut.
TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas
2. Mencegah terjadinya aspirasi
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Mesin suction ( wall suction/portable suction)
2. Suction catheter dengan ukuran FR 8
3. Aqua dalam kom
4. Kasa steril dalam tempatnya
5. Sarung tangan
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Pasang pengalas dibawah dagu pasien
6. Hubungkan alat dengan sumber listrik
7. Tekan tombol “power” untuk menyalakan alat
8. Pakai sarung tangan
9. Hubungkan catheter penghisap ( suction catheter)
dengan slang penghisap (slang suction)
10. Masukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi
aqudest untuk mengontrol apakah alat penghisap
bekerja dengan baik dan mencegah trauma pada
mukosa.
11. Masukkan ujung kateter secara perlahan-lahan
dengan tangan kanan kearea mulut yang akan
dibersihkan.
12. Tutup lubang di samping pangkal kateter penghisap
dengan ibu jari, kemudian kateter penghisap ditarik
secara perlahan-lahan dengan gerakan memutar, hati-
hati dan cepat.

ORAL SUCTION PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05. 15 2/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
13. Bilas kateter sampai bersih dengan aquabidest

23
14. Ulangi prosedur di atas sampai bersih.
15. Matikan mesin dengan menekan tombol “OFF” dan
melepaskan kateter dari slang penghisap, kemudian
masukkan ke dalam rendaman desinfektan
16. Lepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
17. Rapikan bayi/pasien
18. Bersihkan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

MENJEMPUT BAYI BARU LAHIR SECARA SC DI OK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.16 1/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

24
2014

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Suatu asuhan untuk merawat bayi baru lahir secara SC


yang dilakukan OK
TUJUAN 1. Merawat bayi baru lahir
2. Mencegah hipotermi dan terjadinya komplikasi lain pada
bayi baru lahir
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Ambubag bayi
2. Oksigen
3. Laryngoscope
4. OTT tanpa cup (No. 2,5-3,5)
5. Stilet
6. Suction catheter FR 8
7. Adrenalin
8. RL/NaCl 0,9%
9. Dextrose 10%
10. Dextrose 40%
11. Aquadest
12. Nabic
13. Disp spuit 10cc, 5cc, 3cc, 1cc
14. Wing Needle G 25
15. Satu pasang gelang bayi
16. Blanko identifikasi bayi (Cap kaki, Kitir bayi)

PROSEDUR 1. Bawa incubator yang sudah dilengkapi buli-buli panas


dan handuk bayi ke OK
2. Siapkan incubator di ruang serah terima pasien di OK
3. Masuk ke OK melalui ruang ganti, dan mengganti
pakaian yang dipakai dengan pakaian khusus OK
4. Cuci tangan
5. Masuk ke ruang operasi tempat SC dilaksanakan
bersama dokter dari SMF Pediatri
6. Cek persiapan resusitasi
7. Siapkan alat suction dan memasang suction catheter
serta mengecek apakah alat suction berfungsi dengan
baik

MENJEMPUT BAYI BARU LAHIR SECARA SC DI OK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.16 2/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
8. Nyalakan lampu radian heater
9. Siapkan lembar/blanko identifikasi bayi dan lengkap
10. Siapkan gelang bayi
25
11. Koordinasikan dengan petugas on loop untuk
pengambilan bayi dari operator), kemudian
mengeringkan bayi dari sisa-sisa cairan yang melekat
di tubuh bayi, ganti pembungkus yang sudah basah
dengan kain/doek yg kering dan selimuti tubuh bayi,
bersamaan dengan itu dokter melakukan suction.
12. Lakukan penilaian terhadap bayi
13. Letakkan bayi diatas meja resusitasi/radian heater,
(setelah bayi diterima dari operator), kemudian
mengeringkan bayi dari sisa-sisa cairan yang melekat
ditubuh bayi, ganti pembungkus yang sudah basah
dengan kain/doek yang kering dan selimuti tubuh bayi,
bersamaan dengan itu dokter melakukan suction
14. Lakukan penilain terhadap bayi
15. Setelah resusitasi selesai dan bayi sudah menangis
baik dan dokter menyatakan boleh dibawa keruangan.
16. Lakukan identifikasi bayi, melengkapi lembar identitas,
dan mencocokkan warna gelang dan jenis kelamin
bayi ( identifikasi dilakukan diatas radian heater, bayi
sudah diselimuti dan kepalanya ditutupi)
17. Berikan gelang untuk ibu kepada petugas on loop
untuk dipasang pada tangan ibu dan pasangkan
gelang bayi pada pergelangan kaki bayi ( ingat
mengecek ulang sebelum kedua gelang dipasangkan).
18. Letakkan bayi di dalam incubator
19. Ganti baju khusus dengan baju yang dipakai
sebelumnya
20. Ambil bayi di ruang serah terima kemudian kembali ke
ruang dengan mengajak orang tua (ayah bayi).
21. Jelaskan tentang kondisi bayi saat lahir, jenis kelamin
dan perlihatkan kepada orang tua setelah sampai di
ruangan.
22. Cuci tangan
23. Pakai sarung tangan
24. Lakukan perawatan bayi baru lahir
25. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap
26. Pakaikan pakaian bayi
27. Berikan vitamin K dan obat tetes mata/salep mata
setelah berkolaborasi dengan dokter
28. Lepas sarung tangan dan mencuci tangan

MENJEMPUT BAYI BARU LAHIR SECARA SC DI OK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.16 3/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
29. Serahkan kitir bayi kepada orang tua untuk mencari
rekam medis pasien baru (bayi)

26
30. Catat data bayi pada register dan
mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

NB : Untuk bayi yang boleh rawat gabung dengan


konfirmasi ulang dengan dokter jam berapa bayinya
boleh dipindahkan dan juga konfirmasi dengan rawat
ibu apakah ibunya sudah datang dari OK/belum.

UNIT TERKAIT -

MENGAMBIL BAYI DARI TANGAN OPERATOR OLEH


PERAWAT BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/05.17
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/ 1/1
KEP. BANGKA BELITUNG 2014

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit DITETAPKAN,


DIREKTUR RSUD PROVINSI

27
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Suatu proses serah terima bayi dari operator keperawat


bayi pada saat prosedur SC
TUJUAN 1. Menjaga keamanan bayi
2. Mencegah tertukarnya bayi
3. Mencegah infeksi
KEBIJAKAN
PERALATAN
1. Infran warmer dan perlengkapannya
2. Gelang identitas
3. Jas steril
4. Sarung tangan steril
5. Doek steril
PROSEDUR
1. Perawat bayi menyiapkan alat resusitasi, instrument
perawatan tali pusat pada meja infrant warmer.
2. Perawat bayi melakukan cuci tangan bedah
3. Perawat bayi memakai jas dan sarung tangan steril di
dalam kamar operasi
4. Perawat bayi menyiapkan doek steril ditangannya dan
berdiri di dekat operator dengan memperhatikan tehknik
sterilitas
5. Perawat bayi menerima bayi dari operator dengan
kedua tangan dan membawa bayi ke meja infrant
warmer dengan hati-hati.
6. Perawat bayi dan dokter anak melakukan resusitasi dan
perawatan tali pusat

7. Perawat bayi bersama dokter anak melakukan


pemeriksaan fisik
8. Perawat bayi melakukan dokumentasi dan memberikan
gelang identitas bayi
9. Perawat bayi melaporkan ke operator tentang status
fisik bayi.
UNIT TERKAIT  Dokter anak
 Perawat bayi

28
PIJAT BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05. 18 ½
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003
29
PENGERTIAN Memberikan sentuhan-sentuhan yang dilakukan secara
lembut pada kulit dan badan bayi
TUJUAN 1. Meningkatkan pertumbuhan
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
3. Meningkatkan konsentrasi bayi
4. Membuat bayi tertidur lebih lelap
5. Mengajarkan ibu agar bisa memijat bayinya sendiri
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Minyak kelapa atau baby oil
2. Tempat tidur abyi yang rata, lembut dan bersih
3. Handuk, popok dan baju ganti
4. Ruangan yang hangat dan tidak pengap
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Melakukan kontak dengan bayi
6. Membuka pakaian bayi pada daerah yang akan dipijat
7. Melumuri telapak tangan dengan minyak kelapa atau
baby oil
8. Pijat/usap bayi mulai kaki (kiri/kanan) dari pangkal
paha ke pergelangan kaki dengan lembut seperti
memerah susu, kemudian sebaliknya dari
pergelangangan ke pangkal.
9. Usap telapak kaki dengan minyak lalu pijat dengan ibu
jari dari pangkal tumit ke proksimal ibu jari kaki,
kemudian usap/tarik jari-jari kaki satu persatu
10. Pijat/usap tangan (kiri atau kanan) bayi mulai dari
peregelangan tangan atas (antebrachi) seperti
memerah susu ke arah peregelangan tangan bawah
(wrist joint), kemudian sebaliknya dari wrist joint ke

PIJAT BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.18 2/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
antebrachi, lalu usap telapak tangan dan pijat
kemudian tarik/usap jari-jari tangan satu
persatuPijat/usap dada dari uluhati (xiphoid) dengan
kedua telapak tangan (palmar) kearah leher kemudian
kesamping seperti membuat gambar hati lalu kearah
bawah bertemu di atas symphisis pubis.
11. Pijat/usap abdomen dengan membentuk “I LOVE
YOU” yaitu huruf I pada kiri abdomen, LOVE (L)
terbalik (angka 7) dan YOU(U) terbalik (buat gunung)
12. Pijat/usap abdomen dari kanan bayi dengan

30
menggunakan ujung jari-jari tangan seperti jalan
kepiting dari kanan bayi (searah jarum jam)
13. Pijat/usap muka dengan kedua ujung jari telunjuk dan
tengah mulai mulai dari tengah kening (ikuti arah alis)
ke pelipis (temporal) dan buat lingkaran-lingkaran
ditemporal kemudian menuju/ketemu dimaxila (hidung)
14. Pijat/usap pipi dengan membuat lingkaran-lingkaran
kecil lalu besar (saearah jarum jam) kearah luar
kemudian lepas seperti mencubit pipi/memetik
mandolin.
15. Terakhir gerakan mengetuk pada daerah punggung
(vibrasi) dengan ujung jari-jari tangan dan terakhir
seperti menggaruk.

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

MEMANDIKAN BAYI ATERM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.19 1/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Membersihkan tubuh bayi dengan menggunakan air bersih

31
dan sabun

TUJUAN 1. Membersihkan kulit dan bau badan


2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Mencegah infeksi
5. Mendidik orang tua dalam menjaga kebersihan
bayinya
KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Kereta mandi (K/P)


2. Bak mandi (1)
3. Bengkok (1)
4. Handscoen (1 pasang)
5. Timbangan bayi
6. Temperature
7. Korentang
8. Minyak kelapa
9. Pakai bersih (1 set)
10. Handuk besar (1)
11. Selimut mandi (1)
12. Waslap (1) / kassa steril
13. Sabun padat / cair
14. Kapas air hangat (Kapas mata 2,Kapas mulut 2,
Kapas muka 2, Kapas Cebok 2. vulpa hygen 2)
15. Kassa steril (3 lembar)
16. Minyak telon (K / P)
17. Bedak
18. Air hangat (suhu 36,5 – 370C atau ukur dengan siku
tangan)

MEMANDIKAN BAYI ATERM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.19 2/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Ukur suhu tubuh bayi (36,5 – 37,50C)
6. Pasang selimut mandi sebagai pengalas bayi
7. Buka pakai bayi. Buka popok, bila bayi BAB bersihkan
pantat dari tinja
8. Cuci tangan Massage bayi

32
9. Cuci tangan
10. Pakai sarung tangan
11. Timbang berat badan
12. Bersihkan mata kiri bayi dengan kapas mata dari
dalam keluar, begitu pula sebaliknya
13. Membersihkan mulut bayi menggunakan kapas mulut
dengan jari kelingking (k/p)
14. Bersihkan muka bagian kanan dengan kapas muka
dimulai dari dahi, muka hingga dagu, begitu pula
sebaliknya
15. Bersihkan muka bagian kanan dengan kapas muka
dimulai dari dahi, muka hingga dagu, begitu pula
sebaliknya
16. Bersihkan muka bagian kiri dengan kapas muka
dimulai dari dahi, muka hingga dagu, begitu pula
sebaliknya
17. Bersihkan kelamin bayi , jika bayi laki-laki, tarik
kulup/prepusium ke belakang dan cuci lipatan-lipatan
pada skrotum hati-hati. Jika bayi perempuan,
bersihkan vulva dengan hati-hati (sesuai protap vulva
hygiene Membuka bungkus tali pusat bayi
18. Periksa suhu air dengan siku tangan
19. Masukkan bayi mulai dari kaki pelan-pelan ke pantat
diikuti punggung dan seluruh tubuh (tangan kiri
menyangga punggung bayi dengan empat jari di
bawah ketiak bayi)

MEMANDIKAN BAYI ATERM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.19 3/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014

20. Basahi tubuh bayi dengan hati-hati


21. Gunakan washlap, sabuni tubuh bayi (leher, dada,
perut, tali pusat, kaki dan tangan
22. Sabuni punggung bayi dengan posisi dada bayi di
atas lengan kanan penolong
23. Bilas bayi
24. Letakkan bayi diatas selimut mandi
25. Keringkan bayi dengan handuk kecuali tali pusat
dikeringkan dengan kasa steril
26. Rawat talI pusat (sesuai dengan protap
27. Berikan minyak telon pada perut dan kaki

33
secukupnya (k/p)
28. Oleskan bedaK pada tubuh bayi (k/p)
29. Kenakan pakaian bayi
30. Bersihkan alat-alat dan lingkungan
31. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

MEMANDIKAN BAYI PRETERM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.20 ½
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Membersihkan tubuh bayi dengan menggunakan kapas


hangat

TUJUAN 1. Membersihkan kulit dan bau badan

34
2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Mencegah infeksi
5. Mendidik orang tua dalam menjaga kebersihan bayinya
KEBIJAKAN
PERSIAPAN 1. Kotak tempat kapas hangat (1)
2. Bengkok (1)
3. Handscoen (1)
4. Timbang bayi
5. Timbang popok
6. Temperature
7. Minyak kelapa
8. Popok sekali pakai (1)
9. Handuk besar (1)
10. Selimut mandi (1)
11. Kapas hangat (Kapas mata 2, Kapas mulut 2, Kapas
muka 2, Kapas tangan 2, Kapas badan 2, Kapas kaki 2,
Kapas punggung 2, Kapas cebok 2, Vulva hygiene 2)
12. Kasa steril (3 lbr)
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri kepada orang tua
bayi sebagi pendekatan therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Ukur suhu tubuh bayi (36,5 – 37,5 oC)
6. Pasang selimut mandi sebagai pemgalas bayi
7. Buka popok bayi, bila BAB bersihkan bokong bayi dan
timbang popoknya (k/p)

MEMANDIKAN BAYI PRETERM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.20 2/2
/KEP/RSUDP/
RSUD PROVINSI 2014
KEP. BANGKA BELITUNG
8. Cuci tangan
9. Pijat bayi sesuai protap
10. Cuci tangan
11. Pakai sarung tangan
12. Timbang berat badan
13. Bersihkan mata kiri bayi dengan kapas mata dari
dalam keluar, begitu pula sebaliknya
14. Bersihkan mulut bayi menggunakan kapas mulut
dengan jari kelingking (k/p)
15. Bersihkan dada bagian kanan turun ke perut bawah,
begitu pula sebaliknya
16. Rawat tali pusat (sesuai protap)

35
17. Bersihkan exstremitas kanan dan kiri
18. Bersihkan kelamin bayi, jika bayi laki-laki, tarik
preposium kebelakang dan lipatan-lipatan pada
skrotum dengan hati-hati. Jika bayi perempuan,
bersihkan vulva dengan hati-hati (sesuai protap vulva
hygiene)
19. Bersihkan punggung bayi
20. Keringkan bayi dengan handuk kecuali tali pusat
dikeringkan dengan kasa steril
21. Bungkus tali pusat dengan kasa steril
22. Beri minyak telon pada perut dan kaki secukupnya
(k/p)
23. Pakaikan popok
24. Bersihkan alat-alat dan lingkungan
25. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.21 ½
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

Memberikan oksigen ke dalam paru-paru pasien, melalui


PENGERTIAN saluran pernafasan bagian atas dengan menggunakan alat
khusus (head box)
TUJUAN Pasien mendapat oksigen sesuai kebutuhan untuk

36
memberikan konsentrasi oksigen yang tinggi, karena
dengan nasal dan sungkup tidak mencukupi

KEBIJAKAN
1. 1 unit Head box
PERALATAN 2. Selang oksigen
3. Alat Oksimetri

1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien


2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri kepada orang tua
bayi sebagi pendekatan therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Cek program terapi dokter
6. Panggil pasien dengan namanya
7. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
8. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
9. Berikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya
PROSEDUR
sebelum kegiatan dimulai
10. Dekatkan alat pada pasien
11. Cuci tangan
12. Pasang alat saturasi oksigen pada ibu jari pasien
13. Atur posisi pasien dengan kepala ekstensi
14. Bersihkan hidung dengan lidi kapas
15. Sambungkan selang oksigen ke tabung oksigen
16. Sambungkan selang oksigen ke head box
17. Buka regulator dengan tekanan oksigen sesuai intruksi
dokter
18. Cek aliran oksigen dengan punggung tangan

PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05. 21 2/2


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
19. Pasang head box di kepala pasien (pastikan kepala
pasien tetap berada di dalam head box)
20. Evaluasi respon pasien
21. Bereskan alat
22. Perawat mencuci tangan
23. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (jam,
tanggal, cara dan jumlah pemberian oksigen, nama
terang petugas yang melakukan tindakan
UNIT TERKAIT Dokter

37
PEMAKAIAN OKSIMETRI PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/05.22
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/ 1/1
KEP. BANGKA BELITUNG 2014

Tanggal Terbit DITETAPKAN,


DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Pengukuran saturasi oksigen perifer dengan menggunakan

38
alat oksimetri

TUJUAN 1. Untuk mengetahui efektivitas perfusi jaringan


2. Untuk mengetahui secara cepat saturasi oksigen
perifer
3. Untuk mengetahui kebutuhan oksigen pasien
KEBIJAKAN

PERALATAN 1 Unit Alat Oksimetri

PROSEDUR 1. Pastikan alat berfungsi dengan baik


2. Cuci tangan
3. Pasang sensor oksimetri pada salah satu telapak kaki
pasien
4. Hidupkan alat dengan menekan On
5. Evaluasi saturasi oksigen dan nadi pasien
6. Matikan alat dengan menekan Off
7. Cuci tangan
8. Catat hasil catatan perawatan
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

MEMANDIKAN BAYI DI DALAM INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.23 1/2
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Suatu rangkaian tindakan memandikan atau


membersihkan seluruh tubuh bayi dari kotoran atau lemak
atau darah yang melekat di tubuh bayi

TUJUAN 1. Bayi menjadi bersih dan tidak berbau.


2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.

39
3. Mencegah terjadinya hypotermi.
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Kotak tempat kapas hangat (1)
2. Bengkok (1)
3. Handscoen (1)
4. Timbang bayi
5. Timbang popok
6. Temperature
7. Minyak kelapa
8. Popok sekali pakai (1)
9. Handuk besar (1)
10. Selimut mandi (1)
11. Kapas hangat (Kapas mata 2, Kapas mulut 2, Kapas
muka 2, Kapas tangan 2, Kapas badan 2, Kapas kaki
2, Kapas punggung 2, Kapas cebok 2, Vulva hygiene
2)
12. Kasa steril (3 lbr)
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri kepada orang tua
bayi sebagi pendekatan therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Gunakan handscoen
6. Buka inkubator
7. Beri salam kepada bayi
8. Ukur suhu tubuh bayi

MEMANDIKAN BAYI DI DALAM INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.23 2/2


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
9. Ukur pulse oxymetri
10. Timbang berat badan k/p
11. Bersihkan mata kiri dari arah dalam keluar begitu pula
sebaliknya
12. Bersihkan mulut bayi dengan cara membungkus jari
kelingking
13. Bersihkan muka bagian kiri dari dahi, pipi, hidung
hingga dagu begitu sebaliknya
14. Bersihkan bagian kepala, telinga kemudian ke leher
lalu sisir rambut bayi
15. Bersihkan tangan kiri kemudian tangan kanan
16. Bersihkan dada kiri dan perut begitu sebaliknya
17. Bersihkan tali pusat dan keringkan dengan kasa steril
serta dibungkus dengan kasa steril

40
18. Bersihkan ekstremitas kiri dan kanan
19. Bersihkan punggung bayi
20. Buka popok dan bersihkan kelamin bayi, jika laki-laki
tarik preputium kebelakang dan lipatan-lipatan pada
skrotum dengan hati-hati, jika perempuan bersihkan
vulva hygiene dengan hati-hati
21. Berikan minyak telon pada perut bayi
22. Pakaian popok bayi (popok sekali pakai)
23. Ganti alas bayi dengan selimut dan pasang bantal
bantal atau selimut serta penahan bayi
24. Rapikan alat-alat memandikan dan cuci tangan
25. Catat hasil data pada flipchart NICU

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

MENIMBANG BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05. 24 1/1


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Menimbang berat badan bayi dengan menggunakan


timbangan bayi

TUJUAN 1. Mengetahui pertumbuhan dan perkembanagn bayi


2. Membantu program terapi

41
KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Timbangan bayi


2. Kurva lisyt
3. Pengalas timbangan

PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien


2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Pakaian bayi dibuka/bayi ditelanjangi
6. Bayi dibaringkan diatas timbangan
7. Lihat jarum timbangan menunjukan angka berapa
8. Bayi diangkat dan rapikan dan diberikan kepada
keluarga /tidurkan dalam box bayi
9. Jelaskan prosedur sudah selesai dan ada kontrak
waktu
10. Alat dibereskan, petugas cuci tangan
11. Lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

OBAT ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.25 ½


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Memberikan obat oral kepada pasien

TUJUAN Melaksanakan tindakan delegatif dokter dalam pemberian


obat oral
KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Baki

42
2. Obat yang diperlukan
3. Tempat obat
4. Gelas berisi air minum
5. Sendok
6. Sedotan/pipet

PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien


2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Periksa ulang obat yang diberikan sesuai intruksi
6. Siapkan obat sesuai kebutuhan
7. Beri salam, panggil klien dengan nama
8. Tanyakan tanggal lahir pasien
9. Ciocokan identitas gelang pasien
10. Berikan penjelasan terhadap obat yang diberikan
meliputi jenis, kegunaan,efek dan kemungkinan efek
penyerta
11. Tanyakan kebiasaan pasien bila minum obat
12. Berikan kesempatan pasien /keluarga untuk bertanya
13. Berikan obat kepada pasien dengan cara sesuai
kebutuhan
14. Observasi sampai obat habis diminum pasien
15. Tanyakan perasaaan pasien sehabis minum obat

OBAT ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.25 2/2


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
16. Berikan penjelasan terhadap kemungkinan reaksi
alergi dan tanda yang harus diwaspadai
17. Tentukan kontrak selanjutnya
18. Catat dalam CM keperawatan untuk therapy(beri tanda
tangan dan inisial)
19. Pasien dan peralatan dibereskan
20. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

43
TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.26 ½


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk memberikan darah dan


komponennya kepada pasien

TUJUAN Untuk mengganti kehilangan/kekurangan darah akibat


penyakit dan kondisinya saat ini

44
KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Blood set


2. Cairan NaCl 0,9%
3. Komponen darah yang akan diberikan
4. Blood warner
5. Tensi meter
6. Stetoskop
7. Thermometer
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Dekatkan alat ketempat yang mudah dijangkau
6. Jika selang yang dipakai bukan blood set, ganti selang
dengan blood set dan isi cairan NaCl 0,9%. Gunakan
prinsip aseptic saat mengganti selang
7. Pastikan cairan NaCl 0,9% menetes lancar
8. Tutup klem blood
9. Goyangkan kantung darah dan hubungkan dengan
blood set (pertahankan teknik aseptic)

TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.26 2/2


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
10. Tempatkan kantung darah pada tiang infuse/tempat
yang disediakan
11. Pasang blood warner, masukan selang infus kedalam
blood warner dan alirkan drah (20tts/mnt)
12. Setelah 5 menit cek tanda vital dan amati reaksi
transfusi. Jika ada reaksi hentikan transfusi segera dan
laporkan pada dokter
13. Jika tidak ada reaksi kecepatan diatur sesuai instruksi
14. Informasikan pada pasien untuk perhatikan reaksi yang
ada seperti gatal-gatal dan bengkak ditubuh, badan
terasa meriang/panas agar segera melaporkan petugas.
15. Evaluasi hasil kegiatan (tanya perasaan klien)
16. Berikan umpan balik positif
17. Kontrak pertemuanselanjutnya

45
18. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
19. Bereskan peralatan
20. Cuci tangan
21. Cata hasil kegiatan didalam catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

SUCTION (PENGHISAP LENDIR)


No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.27 1/3
/KEP/RSUDP/
RSUD PROVINSI 2014
KEP. BANGKA BELITUNG
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Melaksanakan pembersihan saluran napas lebih kedalam


dengan menggunakan alat /mesin penghisap lendir baik
melalui hidung,mulut,maupun trachea(pada tracheostomi)

TUJUAN Membebaskan jalan napas dari semua kotoran/secret


/lendir sehingga jalan napas pasien lancer
KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Mesin penghisap (diset dengan tekanan hisapan 80-

46
120 mmHg)
2. Oksigen perlengkapan nya
3. Katetersuction no 8-16 Fr (ukuran bayi 5-8Fr, anak-
anak 8-10Fr, dewasa 12-18 Fr)
4. Kom tempat cairan pembilas
5. Cairan NaCl untuk lubrikasi dan membilas selang
kateter
6. Cairan desinfectan (klorin) untuk merendam selang
kateter
7. Pinset anatomis
8. Kasa steril
9. Spatel lidah
10. Sarung tangan
11. Bengkok
12. Handuk/pengalas

SUCTION (PENGHISAP LENDIR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.27 2/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. Letakan handuk/pengalas/tissue diats bantal atau
dibawah dagu pasien
6. Tuangkan cairanm NaCl pada kom untuk lubrikasi dan
membilas selang kateter
7. Sambungkan kateter dengan selang penghisap pada
mesin
8. Hidupkan mesin
9. Sebelum menghisap lendir pada pasien, hisap sedikit
cairan NS untuk membasahi bagian dalam kateter
untuk memudahkan sekresi mengalir melalui selang
kateter
10. Masukan selang kateter kedalam mulut/hidung/trachea
dalam keadaan tidak berfungsi, setelah didalam

47
fungsikan penghisap dan tarik pengghisap perlahan.
Apabila pasien batuk dengan hebat tunggu beberapa
detik sebelum dilanjutkan lagi
11. Sewaktu menarik penghisap putar kateter secara
perlahan-lahan. Putaran ini penting untuk mencegah
penghisap jaringan. Lama penghisap tidak boleh lebih
dari 10 detik
12. Gunakan kasa steril untuk membersihkan selang
kateter setelah penghisapan. Kemudian bilas kembali
melakukan penghisapan.
13. Bila klien tidak mengalami distress pernapasan maka
biarkan klien istirahat 20-30 detik sebelum
memasukan ujung selang kateter. Batas maksimal
penghisap yaitu 5 menit. Penghisapan yang lama akan
menurunkan suplai oksigen.
14. Bila dilakukan penghisapan ulang lakukan sesuai
langkah sebelumnya
15. Bila penghisapan lendir selesai,mesin/pesawat
dimatikan
16. Bersihkan sisa lendir yang ada disekitar mulut dengan
kassa/handuk/tissue

SUCTION (PENGHISAP LENDIR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.27 3/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/
KEP. BANGKA BELITUNG 2014
17. Informasikan kepada pasien bahwa penghisapan
sudah selesai
18. Lepaskan selang kateter den rendam pada cairan
desinfektan yang tersedia
19. Evaluasi hasil kegiatan (perasaan klien)
20. Berikan umpan balik positif
21. Kontrak pertemuan selanjutnya
22. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
23. Bereskan peralatan
24. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
25. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan
beserta hasil observasi

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

48
MENGUKUR DAN MENCATAT TANDA-TANDA
VITAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD PROVINSI 445/05.28 1/3


KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014
PROSEDUR TETAP

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Mengukur tanda-tanda kehidupan (vital) yang meliputi


suhu, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah, dengan
menggunakan alat thermometer (suhu), jam tangan
dengan detik atau layar digital (nadi dan pernapasan)serta
tensi meter (tekanan darah)

TUJUAN Mengetahui keadaan suhu, denyut nadi, pernapasan,dan


tekanan darah sebagai parameer untuk perawatan
selanjutnya.
KEBIJAKAN

49
PERALATAN 1. Thermometer (oral, rectal dan axila)dalam tempatnya
2. Kertas tissue
3. Jam tangan dengan detik atau layar digital
4. Sarung tangan (rectal)
5. Pelumas (rectal)
6. Tensi meter ( sficgmomanometer + manset)
7. Stetoskop
8. Bengkok

PROSEDUR 1. Lakukan verifikasi program tindakan kepada klien


2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Berikan salam dan perkenalkan diri sebagi pendekatan
therapeutik
4. Beritahu keluarga pasien sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
5. A. Mengukur suhu axila
a. Cuci tangan
b. Pegang thermometer pada ujung batangnya usap
dengan tissue
c. Periksa untuk menyakinkan bahwa thermometer
dalam keadaan utuh
d. Baca kolon air raksa, harus dibawah 35,6 oC

MENGUKUR DAN MENCATAT TANDA-TANDA


VITAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/05.28
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/ 2/3
KEP. BANGKA BELITUNG 2014

kalau perlu goncangkan thermometer


e. Menyilangkan tangan pasien diatasnya
f. Mengangkat thermometer setelah 10 menit
g. Baca thermometer dan catat hasilnya
h. Bersihkan thermometer dan keringkan serta
dikembalikan ketempatnya
i. Perawat mencuci tangan
B. Mengukur suhu Rectal
a. Laksan
akan prosedur diatas
b. Pegang
thermometer pada ujung batangnya usap dengan
tissue]
c. Periksa
untuk meyakinkan bahwa thermometer dalam
keadaan utuh. Baca kolon air raksa, harus
dibawah 35.6 oC kalau perlu goncangkan
thermometer

50
d. Bantu
pasin melakukan posisi SIM (anak-anak
tengkurap)
e. Gunaka
n sarung tangn
f. Ulaskan
pelumas pada bulb dengan tissue
g. Masuka
n bulb 2,5-3,5 cm (dewasa), 1,2-2,5 cm (bayi dan
anak-anak) dan anjurkan pasien menahan selama
2,5 menit
h. Laksan
akan prosedur (6-9 oral)
i. Lepask
an sarung tangan
j. Cuci
tangan
k. Mencat
at hasil
6. Menghitung denyut nadi
a. Siapkan pasien dalam posisi yang nyaman
(terlentang/duduk)
b. Cari nadi pada sisi ibu jari pergelangan tangan
dengan ujung 3 jari tengah tangan anda
c. Ketika nadi teraba dengan teratur, gunakan sedikit
tekanan diatas radius
d. Bila nadi teratur, hitung selama 15 detik/30 deti
kemudian hasilnya dikali 4 atau 2
e. Bila nadi tidak teratur hitunmg selama 1 menit
penuh
f. Kaji volume (keras/lemah),irama dan frekuensi
adanya disritmiah

MENGUKUR DAN MENCATAT TANDA-TANDA


VITAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PROVINSI 445/05.28 3/3
KEP. BANGKA BELITUNG /KEP/RSUDP/
2014
g. Catat karakteristik nadi (frekuensi,volume dan
irama)
h. Cuci tangan
7. Menghitung pernapasan
a. Cuci tangan
b. Letakan tangan seperti menghitung denyut nadi
c. Hitung pernapasan waktu inspirasi pada dada atau
perut selama satu (1) menit. (pada orang dewasa

51
hitung pernapasan dalam 30 detik dan kalikan dua
(2), dan bila tidak teratur hitung satu menit penuh,
untuk bayi dan anak kecil hitung dalam 1 menit
penuh
d. Kaji kedalaman, irama, dan bunyi pernapasan
e. Catat karakterristik pernapasan (frekuensi,
kedalaman
f. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan

KATETERISASI VENA UMBILIKAL (UVC)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/05.28 1/3
RSUD PROVINSI /KEP/RSUDP/2
KEP. BANGKA BELITUNG 014
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit DITETAPKAN,
DIREKTUR RSUD PROVINSI
1 September KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2014

dr. H. Armayani. S, Sp. B


NIP. 19661021 199803 1 003

PENGERTIAN Vena umbilikalis merupakan satu-satunya vena di umbilikus,

52
relative besar dengan diameter 4-5 mm, panjang 2-3 cm dan
berdinding tipis. Dari umbilikus , vena berjalan kearah kepala,
sedikit ke kanan, dan memasuki cabang sinistravenaportal setelah
memberikan beberapa cabang kecil di dalam hepar.
TUJUAN Untuk mengurangi kejadian phlebitis pada bayi dan untuk
memudahkan pemberian cairan parenteral sehingga lebih efektif.
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Handuk steril untuk mengeringkan tangan dan lengan
bawah
2. Gaun operasi dan sarung tangan
3. Duk lubang di tengah (sebaiknya transparan, sehingga
bisa terlihat kalau ada komplikasi, seperti pucat pada
daerah panggul dan ekstrimitas)
4. Kateter umbilikal single lumen, radioopak, diameter
kecil (Fr3,5 untuk berat badan < 1200g dan Fr5 untuk
berat badan >1200g) untuk meminimalkan jumlah darah
yang harus dikeluarkan saat membersihkan kateter
sebelum pengambilan sampel. Ujung kateter harus lembut
dan membulat, dan bahan yang tidak trombogenik
5. Threeway stop cockdengan luer lock
6. Spuit
7. Cairan NaCl 0,9%- heparin1Ui/cc (0,5N saline)
8. Kom untuk anti septic (betadin)
9. Set pemasangan arteri umbilikal yang terdiri dari : 1 buah
duk klem, 2 buah pinset anatomis dengan ujung runcing
(pinset iris), 1 buah gunting benang, 2 buah klem arteri
bengkok, 1 buah needle holder dan 1 buah scalpel no 11
dengan gagang
10. Tali katun dan Benang silk no2/0 at 3/0 dengan jarum
round body
11. Plester
12. Kasa

PROSEDUR 1. Ukur panjang kateter yang akan di masukkan, terdapat


beberapa cara yaitu:

–    Untuk Vena umbilikalis mengukur jarak antara umbilikus ke


prosesus xyphoideus, ditambah dengan panjang sisa umbilikal.

–   Untuk Arteri umbilikalis  : Mengukur jarak antara umbilikus


ke acromion, ditambah dengan panjang sisa umbilikal.

–   Mengukur dengan rumus :(1,5x BB) + 5,5 cm atau ½ {(BB


x3)+9 cm}+1

2. Lakukan persiapan

–   Persiapan penolong. Cuci tangan steril kemudian pasang


sarung tangan steril.

–   Persiapan alat. Susun semua alat yang diperlukan di atas meja
steril. Siapkan cairan NaCl- heparin dalam spuit 10cc. Pasang
threeway stopcock ke kateter umbilikal, sambungkan dengan
spuit dan isi dengan NaCl-heparin, kemudian putar stopcock ke

53
posisi off kearah kateter. Hati-hati jangan sampai ada udara.

–   Persiapan pasien. Ikat kedua kaki bayi dengan popok


kemudian plester ketempat tidur atau tahan dengan menggunakan
bantal pasir. Tutup alat kelamin bayi dengan kain untuk
menghindair kencing bayi mengotori lapangan tindakan. Pegang
umbilikal dengan kasa betadin atau klem (ingat umbilikal belum
steril) dan tarik lembut secara vertikal. Lakukan desinfeksi
dengan cairan anti septic (povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari
bagian tengah dan teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian
luar (minimal radius 5 cm dari umbilikal) setelah itu bersihkan
umbilikal, dan pasang duk lubang di atas umbilikal.

3. Ikat umbilikal dan potong datar dengan scalpel.

4. Identifikasi vena umbilikal. Buang semua bekuan darah yang


terdapat dalam vena dengan pinset iris. Pasang kateter dengan
pinse tiris dan masukkan dengan lembut sampai ukuran yang
telah ditentukan. Jika terdapat tahanan pada saat memasukkan
kateter, jangan di paksa, tarik±4-5cm, kemudian masukkan
kembali sambil diputar pelan searah jarum jam. Kalau masih ada
tahanan, bisa dicoba memasukkan kateter lain di bawah kateter
pertama dan masukan dengan lembut, biasanya kateter kedua
akan langsung memasuki duktus venosus.

5. Target pemasangan apabila dilakukan foto rontgen:

–   Vena umbilikalis  setinggi diafragma (vertebrathorakal IX-X)

–   Arteri umbilikalis setinggi vertebra thorakal VI-IX

UNIT TERKAIT Dokter anak dan perawat

54

Anda mungkin juga menyukai