Anda di halaman 1dari 11

Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No.

1, Oktober 2019

PENGARUH ASSET GROWTH, LEVERAGE, EARNING VARIABILITY,


DEVIDEND PAYOUT RATIO DAN TOTAL ASSET TURNOVER
TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH

Isna Rizki Yuniar, Kurniawati Mutmainah


Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ)
Email : isnariy695@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh asset growth, leverage, earning variability,
dividend payout ratio, dan total asset turnover terhadap beta saham syariah. Sampel penelitian ini
berjumlah 50 laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2014 sampai
2018 dan didapat melalui teknik pengambilan purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu regresi berganda.
Hasil penelitian ini adalah asset growth tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah, leverage
berpengaruh positif terhadap beta saham syariah, earning variability tidak berpengaruh terhadap beta
saham syariah, dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah dan total asset
turnover berpengaruh negative terhadap beta saham syariah.
Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Sehingga
disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk memeperluas objek penelitian agar tidak hanya
diperusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, melainkan di sektor perusahaan lainnya. Serta
menambah variabel independen baru yang diperkirakan akan mempengaruhi beta saham misalnya
current ratio dan firm size.

Kata Kunci : asset growth, leverage, earning variability, dividend payout ratio, total asset turnover
dan beta saham syariah

ABSTRACT

This study aims to prove the effect of asset growth, leverage, earnings variability, dividend payout ratio,
and total asset turnover on sharia stock beta. The sample of this study is 50 financial statements of
companies listed on the Jakarta Islamic Index from 2014 to 2018 and obtained through purposive
sampling technique. The analysis technique used in this study is multiple regression.
The results of this study are that asset growth has no effect on sharia stock beta, leverage has a positive
effect on sharia stock beta, earnings variability has no effect on sharia stock beta, dividend payout ratio
has no effect on sharia stock beta and total asset turnover has a negative effect on sharia stock beta.
This research is limited to companies listed on the Jakarta Islamic Index. So it is recommended to further
research to expand the object of research so that not only in companies registered in the Jakarta Islamic
Index, but in other company sectors. As well as adding new independent variables that are expected to
affect the stock beta, for example, current ratio and firm size.

Keywords : asset growth, leverage, earnings variability, dividend payout ratio, total asset turnover
and sharia stock beta

107
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
1. PENDAHULUAN Tabel 1. Rata-Rata Beta Saham Perusahaan
Pasar modal syariah di Indonesia telah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
mengalami perkembangan yang pesat. Tahun 2014 sampai tahun 2018
Perkembangan pasar modal syariah ditandai oleh Beta Saham Tahun
semakin banyaknya pelaku atau pengembang 1.18 2014
pasar modal syariah yang mengeluarkan efek- 1.22 2015
efek syariah selain saham-saham dalam Jakarta
1.40 2016
Islamic Index (JII). Pasar modal baik
konvensional maupun syariah 1.33 2017
memperdagangkan beberapa jenis sekuritas 1.58 2018
yang mempunyai tingkat risiko berbeda-beda. Sumber : www.pefindo.com yang diolah,
Saham merupakan salah satu sekuritas yang 2019.
mempunyai tingkat risiko cukup tinggi. Risiko
yang tinggi tercermin dari ketidakpastian return Meningkatnya nilai beta saham Jakarta
yang akan diterima oleh investor di masa datang Islamic Index (JII) selama tahun 2014 sampai
(Choirunnisa Rujitoningtyas, 2013). Hal ini 2018 disebabkan karena menurunnya kinerja
sejalan dengan definisi investasi bahwa investasi keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta
merupakan komitmen dana dengan jumlah yang Islamic Index (JII). Kinerja perusahaan salah
pasti untuk mendapatkan return atau satunya dapat dinilai dari return saham
pengembalian yang tidak pasti di masa depan perusahaan. Return merupakan salah satu faktor
(Tandelilin E, 2001). yang memotivasi investor berinvestasi dan
Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan merupakan imbalan atas keberanian investor
menjadi 2 (dua), yaitu risiko tidak sistematik dalam menanggung risiko berinvestasi (Tandelin
(unsystematic risk) dan risiko sistematik E, 2001). Return saham yang tinggi akan
(systematic risk). Risiko tidak sistematik menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
merupakan risiko yang dapat dihilangkan Sehingga tingkat pengembalian atas investasi
dengan diversifikasi, yaitu dengan membentuk yang ditanamkan investor akan semakin besar
portofolio yang baik, karena risiko ini hanya ada (Salimatul Musyarofah dkk, 2015). Namun
dalam satu perusahaan atau industri tertentu. sebaliknya jumlah return yang rendah akan
Sementara itu risiko sistematik yaitu risiko yang mengurangi tingkat pengembalian atas investasi
tidak dapat diversifikasi, sering disebut juga sehingga investor akan menganggap perusahaan
risiko pasar (Abdul Halim, 2005). Risiko memiliki risiko tinggi (Siti Muzdalifah, 2017).
sistematik juga disebut dengan beta (β) karena Tabel 2. Rata-rata Return Stock Perusahaan
beta merupakan pengukur dari risiko sistematik yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
(Hamzah, 2005). Beta merupakan suatu Tahun 2014 sampai 2018
pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau Return Stock (dalam %) Tahun
return portofolio terhadap return pasar
2.10 2014
(Jogiyanto, 2009). Untuk mengukur risiko
digunakan koefisien beta (β). -0.64 2015
Beta adalah pengukur risiko sistematik dari 0.69 2016
suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap
risiko pasar. Semakin besar beta berarti semakin 0.61 2017
besar pula risiko suatu sektor (Hartono, 2013). -1.36 2018
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah Sumber : www.idx.co.id yang diolah, 2019
meningkatnya nilai beta saham indeks syariah
Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2014 Dari tabel 2 terlihat terjadi penurunan return
hingga 2018. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa stock dari tahun 2014 sampai 2015 dan terjadi
indeks saham Jakarta Islamic Index (JII) penurunan dari tahun 2016 sampai 2018.
memiliki nilai beta saham yang meningkat Penurunan return stock yang terjadi
selama tahun 2014 sampai 2018. mengindikasikan kinerja perusahaan yang
menurun pula. Sehingga kepastian bahwa
perusahaan akan memberikan return dari

108
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
deviden juga rendah (Nining Setyowati Dwi menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh
Andayani dkk, 2010). harta perusahaan dalam rangka menghasilkan
Hasil penelitian Anggi Mashita Ratna dan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah
Maswar Patuh Priyadi (2014) membuktikan penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh
bahwa asset growth berpengaruh positif setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk
terhadap beta saham syariah. Pertumbuhan aset harta perusahaan (Indra Lila Kusuma, 2016).
mengukur seberapa besar kemampuan aset Rumusan Masalah
perusahaan dalam mempertahankan posisinya di Berdasarkan latar belakang permasalahan
dalam industri dan dalam perkembangan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
ekonomi secara umum (Fitri Aryanti dkk, 2017). rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Hasil penelitian Nuryana Nainggolan dan meningkatnya nilai beta saham indeks syariah
Badingatus Solikhah (2017) membuktikan Jakarta Islamic Indeks (JII) pada tahun 2014
bahwa leverage berpengaruh positif terhadap hingga 2018. Maka pertanyaan yang diajukan
beta saham. Leverage merupakan cara untuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
menghitung persentase total dana yang a. Apakah asset growth berpengaruh negatif
disediakan oleh kreditor, semakin tinggi rasio terhadap beta saham syariah?
maka risiko makin tinggi pula. Rasio ini b. Apakah leverage berpengaruh positif
mengukur proporsi dari total asset yang dibiayai terhadap beta saham syariah?
oleh kreditor (Gitman Lawrence J, 2009). c. Apakah earning variability berpengaruh
Hasil penelitian Sugeng Priyanto (2017) positif terhadap beta saham syariah?
menunjukkan bahwa earning variability d. Apakah dividend payout ratio berpengaruh
berpengaruh positif terhadap beta saham. negatif terhadap beta saham syariah?
Besarnya earning variability diukur berdasar e. Apakah total asset turnover berpengaruh
atas standar deviasi (penyimpangan) price negatif terhadap beta saham syariah?
earning ratio-nya. Semakin besar standar
deviasi dari PER menunjukkan semakin 2. LANDASAN TEORI
fluktuatif earning perusahaan tersebut, sehingga Saham syariah
akan memperkecil kepastian pengembalian Saham syariah adalah saham-saham yang
investasi (Sri Kustini dan Selvi Pratiwi, 2011). memiliki karakteristik sesuai dengan syariah
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Kustini dan Islam atau yang lebih dikenal dengan syariah
Selvi Pratiwi (2011) membuktikan bahwa compliant. Dalam melakukan transaksi di pasar
dividend payout ratio berpengaruh negatif modal yang harus diperhatikan adalah niat
terhadap beta saham syariah. Dividend payout bertransaksi untuk investasi bukan untuk judi
ratio merupakan salah satu faktor yang atau spekulasi. Sesuai fatwa DSN-MUI, saham
mempengaruhi beta saham (Lestariningsih, syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu
2007). Kebijakan dividen perusahaan harus perusahaan dan tidak termasuk hak-hak
dirumuskan dengan tujuan menyediakan istimewa atau instrument pasar modal istimewa
pembiayaan yang memadai bagi perusahaan dan (preffered stock, forward contract, dan option),
memaksimalkan kekayaan pemegang saham bukan merupakan saham perusahaan yang
(Gitman Lawrence J, 2009). Sering kali seorang melakukan kegiatan usaha yang dilarang oleh
investor lebih menyukai dividen yang dibagikan syariah (Choirunnisa Rujitoningtyas, 2013).
daripada laba ditahan. Dividend payout ratio Risiko Investasi
mengacu pada proporsi laba yang di Risiko suatu investasi dapat di definisikan
distribusikan sebagai dividen (Subramanyam sebagai probabilitas tidak dicapainya tingkat
dan Wild, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh keuntungan yang diharapkan, atau kemungkinan
Sri Kustini dan Selvi Pratiwi (2011) return yang diterima menyimpang dari yang
membuktikan bahwa dividend payout ratio diharapkan (Iffa Nurdiana, 2014)..
berpengaruh negatif terhadap beta saham Beta Saham Syariah
syariah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Beta merupakan ukuran risiko yang berasal
Anditya Soeroso (2013) membuktikan bahwa dari hubungan antara tingkat return saham
total asset turnover berpengaruh negatif terhadap return pasar (Husnan, 2001 dalam
terhadap risiko sistematis. Total asset turnover Yustiantomo Budi Suseno, 2006). Menurut

109
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Jogiyanto (2009) cara untuk mengukur risiko setiap rupiah aktiva, apabila perusahaan tidak
sitematik adalah menggunakan beta. Beta menghasilkan volume usaha yang cukup untuk
menunjukkan sensitivitas return sekuritas ukuran investasi sebesar total aktivanya, maka
terhadap return pasar. Semakin tinggi beta suatu penjualan harus ditingkatkan (Kasmir, 2012).
sekuritas maka makin sensitif sekuritas tersebut
terhadap perubahan pasar (Linda Yasmin Kerangka Pemikiran Teoritis
Sitompul, 2017). Pengaruh asset growth terhadap beta saham
Asset Growth syariah
Asset atau aktiva adalah sumber ekonomi Apabila pertumbuhan aktiva meningkat,
yang diharapkan memberi manfaat dikemudian diharapkan meningkatkan hasil operasional dan
hari. Asset merupakan aktiva yang digunakan akan mendorong peningkatan laba. Dengan
untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin adanya peningkatan laba, kinerja perusahaan
besar asset diharapkan semakin besar hasil akan dianggap baik karena kemungkinan laba
operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. yang akan diterima investor menjadi tinggi
Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil sehingga risiko sahamnya menjadi rendah dan
operasi akan semakin menambah kepercayaan akan menurunkan beta saham. Sehingga dapat di
pihak luar terhadap perusahaan (I Ketut Budiasa susun hipotesis sebagai berikut:
dkk, 2016 dalam Nur Baiti Jannati, 2017). H1 : Asset growth berpengaruh negatif
Leverage terhadap beta saham syariah.
Menurut Irnawati Susan (2006) leverage Pengaruh leverage terhadap beta saham
merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh syariah
suatu perusahaan dalam hal menginvestasikan Rasio leverage yang besar menunjukkan
dana atau memperoleh sumber dana yang besarnya pula total hutang perusahaan untuk
disertai dengan adanya beban atau biaya tetap membiayai aktiva. Semakin banyak hutang
yang harus ditanggung perusahaan. perusahaan maka semakin besar beban tetap
Earning Variability yang berupa bunga dan angsuran pokok
Earning variability adalah penerimaan pinjaman yang harus dibayar sehingga
pendapatan dalam jangka waktu tertentu yang perusahaan akan memiliki risiko yang besar
sifatnya dapat berubah-ubah bergantung pada karena sebagian besar laba operasi perusahaan
situasi dan kondisinya yang diukur dengan nilai akan digunakan untuk membayar biaya bunga
deviasi standar dari PER. pinjaman tersebut. Akibatnya, sebagian laba atau
Dividend Payout Ratio deviden yang diterima oleh pemegang saham
Dividen adalah pembagian laba yang menjadi kecil dan menimbulkan risiko
diperoleh perusahaan kepada para pemegang perusahaan yang meningkat. Risiko perusahaan
saham yang sebanding dengan jumlah saham yang besar akan menyebabkan saham
yang dimiliki (Nanang Agus Suyono, 2018). perusahaan lebih sensitif terhadap fluktuasi
Dividen akan diterima oleh pemegang saham pasar sehingga nilai beta saham menjadi tinggi.
hanya apabila usaha akan menghasilkan cukup Sehingga dapat di susun hipotesis sebagai
uang untuk membagi dividen tersebut dan berikut :
apabila dewan direksi menganggap layak bagi H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap
perusahaan untuk mengumumkan dividen. beta saham syariah.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang Pengaruh earning variability terhadap beta
saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari saham syariah
pembagian dividen, dimana badan usaha Berdasarkan uraian sebelumnya dapat
menyerahkan sebagian labanya, untuk disimpulkan bahwa besarnya earning variability
kepentingan kesejahteraan pemegang saham menunjukkan semakin fluktuatif laba suatu
(Unzu Marietta, 2013). perusahaan. Laba yang fluktuatif membuat para
Total Asset Turnover investor sulit memprediksi laba perusahaan
Total asset turnover merupakan rasio yang dimasa depan sehingga meningkatkan risiko
digunakan untuk mengukur perputaran semua perusahaan. Hal ini akan menyebabkan
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur perusahaan menjadi lebih sensitif terhadap
berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari fluktuasi pasar dan menyebabkan nilai beta

110
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
saham meningkat. Sehingga dapat di susun 3. METODE PENEITIAN
hipotesis sebagai berikut: Jenis Penelitian
H3 : Earning variability berpengaruh positif Jenis penelitian yang dilakukan dalam
terhadap beta saham syariah. penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu
Pengaruh dividend payout ratio terhadap beta penelitian dengan memperoleh data yang
saham syariah berbentuk angka atau data kualitatif yang
Semakin tinggi rasio pembayaran dividen diangkakan (Sugiyono, 2012).
suatu perusahaan akan memberikan kepastian Populasi dan sampel penelitian
pengembalian investasi yang tinggi, dengan Populasi adalah keseluruhan subjek
demikian maka risiko saham (beta saham) yang penelitian (Suharsimi Arikunto, 2012). Populasi
akan ditanggung investor akan menurun. dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Sehingga dapat di susun hipotesis sebagai yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII).
berikut: Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel
H4 : Dividend payout ratio berpengaruh adalah sebagai berikut:
negatif terhadap beta saham syariah. a. Perusahaan yang setiap tahunnya masuk
Pengaruh total asset turnover terhadap beta dalam daftar Jakarta Islamic Index baik itu
saham syariah pada semester 1 (Desember sampai Mei)
Semakin tinggi total asset turnover maupun pada semester 2 (Juni sampai
mengindikasikan tingginya efektivitas November) selama tahun 2014 sampai 2018
perusahaan dalam mengelola aktiva untuk secara berturut-turut.
menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang b. Perusahaan selama tahun 2014 sampai 2018
tinggi akan berdampak pula pada laba menerbitkan laporan keuangan dan
perusahaan yang meningkat. Sehingga akan membagikan dividen secara berturut-turut.
lebih menarik untuk investor dan menimbulkan c. Perusahaan selama tahun 2014 sampai 2018
reaksi harga saham yang positif. Hal ini akan menerbitkan beta saham yang tercatat di
meningkatkan return saham dari perusahaan PEFINDO.
tersebut dan menurunkan ketidakpastian d. Laporan keuangan perusahaan yang
pengembalian sehingga risiko saham (beta menggunakan kurs rupiah.
saham) juga menurun. Sehingga dapat disusun Jenis data dan sumber data
hipotesis sebagai berikut: Berdasarkan jenisnya data yang digunakan
H5 : Total asset turnover berpengaruh dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
negatif terhadap beta saham syariah. sekunder adalah data yang sudah tersedia dan
Berdasarkan uraian sebelumnya, dibuat dikumpulkan oleh pihak lain (Anwar Sanusi,
model penelitian sebagai berikut: 2011). Data sekunder dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di
Asset Growth
(X1)
Jakarta Islamic Index periode 2014 sampai
H1 2018. Data sekunder dalam penelitian ini
(-) merupakan data pada periode tahun 2014 sampai
Leverage (X2)
H2 2018. Data variabel menggunakan data sekunder
(+) yang diperoleh dari laporan keuangan
Earning Beta Saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta lslamic
H3 Syariah (Y)
Variability
(+) Index yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek
(X3) Indonesia (www.idx.co.id).
H4
Dividend Payout
(-)
Metode pengumpulan data
Ratio (X4) Metode pengumpulan data yang digunakan
H5 dalam penelitian ini adalah metode observasi
Total asset (-)
non partisipasi. Observasi non partisipasi adalah
Turnover (X5) observasi yang dilakukan tanpa melibatkan diri
dan hanya sebagai pengamat independen
Gambar 1. Model Penelitian (Sugiyono,2012).

111
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Definisi Operasional Dan Pengukuran Earning Variability (X3)
Variabel Menurut Hartono (2013) dalam Sugeng
Beta saham Priyanto (2017) Earning variability
Dengan menggunakan data time series, beta menggambarkan variabilitas return suatu
saham dapat dihitung melalui hubungan perusahaan. Variabilitas laba diukur dengan
fungsional (regresi linier) antara rate of return nilai deviasi standar dari PER (Price Earning
saham sebagai variabel terikat dan rate of return Ratio) atau rasio P/E (harga saham dengan laba
portofolio pasar (indeks pasar) sebagai variabel perusahaan). Earning variability dapat dihitung
bebas. Hubungan fungsional tersebut dikenal menggunakan rumus sebagai berikut
sebagai model indeks tunggal atau market model (Yustiantomo Budi Suseno, 2009) :
(Elza Novera, 2009). Dengan demikian 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑃𝐸𝑅
hubungan return sekuritas dan return dari indeks Nilai PER (price earning ratio) dapat dilihat
pasar yang umum dapat dirumuskan sebagai di laporan keuangan setiap perusahaan
berikut (Frank J. Fabozzi, 1999).
Rit = αi + βi Rmt + ϵit Dividend payout ratio (X4)
Dimana: Dividend payout ratio adalah besarnya rasio
Rit : return saham i selama periode t yang harus ditentukan perusahaan untuk
Rmt : tingkat return dari indeks pasar selama membayar deviden kepada para pemegang
periode t saham setiap tahun yang dilakukan berdasarkan
αi : variabel acak yang menunjukkan besar kecilnya laba bersih setelah pajak
kemampuan dari return sekuritas i yang (Sutrisno, 2001 dalam Evi Mutia dan
independen terhadap kinerja pasar Muhammad Arfan, 2010). Dividend payout
βi : beta yang merupakan koefisien yang
ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai
mengukur perubahan Ri akibat perubahan Rm berikut (Jogiyanto, 1998 dalam Susi Widyorini
ϵit : kesalahan residual yang merupakan 2003) :
Deviden per lembar saham
variabel acak dengan nilai ekspetasi sama 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Earning per lembar saham
dengan nol atau ϵi = 0
Nilai beta saham dapat dilihat di situs resmi Total asser turnover (X5)
www.pefindo.com Total asset turnover merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua
Asset growth (X1) aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur
Pertumbuhan aktiva dihitung dengan berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari
membandingkan aset pada tahun sebelumnya setiap rupiah aktiva (Kasmir, 2012). Menurut
dengan aset pada tahun pengamatan (Agung Kasmir (2012) rumus untuk menghitung total
Budi Prakosa, 2012). Menurut Ratna Anggi asset turnover adalah:
Mashita dan Priyadi Maswar (2014) Asset Penjualan (𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑥 100%
Growth dapat dihitung dengan rumus: Total aktiva (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡)
Total aktiva (t) – Total aktiva (t – 1)
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ =
Total aktiva (t – 1) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Variabel
Leverage (X2)
Menurut Kasmir (2012) leverage ratio Tabel 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif
merupakan rasio yang digunakan dalam Descriptive Statistics
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
N Minim Maxi Mean Std.
dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar um mum Deviati
beban hutang yang ditanggung perusahaan on
dibandingkan dengan aktivanya. Leverage dapat Sta Statisti Statisti Statisti Statisti
tist c c c c
dihitung menggunakan rumus debt to asset ratio ic
(debt ratio) sebagai berikut (Kasmir, 2012) : Asset 50 -12.27 59.96 12.565 12.504
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡 Growt 2 60
𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = h
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 DAR 50 .16 .73 .4870 .14732
Earnin 50 11.17 70.83 26.318 22.971
g 0 27

112
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Variab Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar
ility
DPR 50 5.01 82.85 33.061 16.659 0,9368 kali dengan standar deviasi sebesar
0 92 0,57405. Nilai data terendah sebesar 0,19
TATO 50 .19 2.42 .9368 .57405 dimiliki oleh Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada
Beta 50 .19 2.26 1.1988 .49045
Saham tahun 2017, sedangkan nilai tertinggi sebesar
Valid 50 2,42 dimiliki oleh Unilever Indonesia Tbk
N (UNVR) pada tahun 2014.
(listwi
se) Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
beta saham syariah perusahaan yang terdaftar di
Unstandardized
Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar Residual
1,1988 dengan standar deviasi sebesar 0,49045. N 50
Nilai data terendah sebesar 0,19 dimiliki oleh Normal Parametersa,b Mean .0000000
PT. Summarecon Agung Tbk (SMRA) pada Std. .38483442
tahun 2014, sedangkan nilai tertinggi sebesar Deviation
Most Extreme Absolute .106
2,26 dimiliki oleh PT. Summarecon Agung Tbk Differences Positive .096
(SMRA) pada tahun 2018. Negative -.106
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata Test Statistic .106
asset growth perusahaan yang terdaftar di Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar a. Test distribution is Normal.
12,5652 dengan standar deviasi sebesar b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
12,50460. Nilai data terendah sebesar -12,27 d. This is a lower bound of the true significance.
dimiliki oleh Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada
tahun 2018, sedangkan nilai tertinggi sebesar Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa hasil
59,96 dimiliki oleh Wijaya Karya Tbk (WIKA) perhitungan normalitas dengan menggunakan uji
pada tahun 2016. One Sample Kolmogorov-smirnov Test memiliki
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata probabilitas tingkat signifikan diatas tingkat α =
leverage perusahaan yang terdaftar di Jakarta 0,05 yaitu 0,200. Hal ini berarti dalam model
Islamic Index (JII) adalah sebesar 0,4870 dengan regresi terdapat variabel residual yang
standar deviasi sebesar 0,14732. Nilai data terdistribusi secara normal (Hartiyah, 2017).
terendah sebesar 0,16 dimiliki oleh Kalbe Farma Uji Multikolonieritas
Tbk (KLBF) pada tahun 2017, sedangkan nilai Tabel 5. Hasil Uji Multikolonieritas
tertinggi sebesar 0,73 dimiliki oleh Stand
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata ardize
earning variability perusahaan yang terdaftar di d
Unstandardi Coeff
Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar zed icient Collinearit
26,3180 dengan standar deviasi sebesar Coefficients s y Statistics
22,97127. Nilai data terendah sebesar 11,17 pada Tole
tahun 2015. Sedangkan nilai tertinggi sebesar Std. ranc
70,83 dimiliki pada tahun 2016. Model B Error Beta T Sig. e VIF
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata (Consta 1.14 .277 4.141 .000
nt) 7
dividend payout ratio perusahaan yang terdaftar Asset .005 .005 .118 .937 .354 .885 1.1
di Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar Growth 30
33,0610 dengan standar deviasi sebesar 0,57405. DAR .891 .432 .268 2.063 .045 .831 1.2
Nilai data terendah sebesar 5,01 dimiliki oleh 03
Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada tahun 2017, Earning .000 .003 -.020 -.170 .866 .991 1.0
Variabil 09
sedangkan nilai tertinggi sebesar 82,85 dimiliki ity
oleh Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) DPR -.001 .004 -.023 -.160 .873 .659 1.5
pada tahun 2016. 17
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata TATO -.434 .123 -.508 - .001 .676 1.4
total asset turnover perusahaan yang terdaftar di 3.531 78

113
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa nilai Data tabel 7 dapat dilihat bahwa hasil
tolerance yakni pada variabel asset growth, perhitungan autokorelasi dengan menggunakan
leverage, earning variability, dividend payout uji Run Test memiliki probabilitas tingkat
ratio, dan total asset turnover diatas nilai 0,1. signifikan diatas tingkat α = 0,05 yaitu 0,153.
Selain itu VIF pada semua variabel yakni asset Hal ini berarti dalam model regresi tidak terdapat
growth, leverage, earning variability, dividend masalah autokorelasi.
payout ratio, dan total asset turnover
menunjukkan nilai kurang dari 10. Sehingga Uji hipotesis
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak Uji koefisien determinasi
terjadi gejala multikolonieritas. Tabel 8. Hasil pengujian koefisien regresi
Uji Heterokedastisitas Model Summaryb
Tabel 6. Hasil Uji Heterokedastisitas R Adjusted Std. Error of the
Model R Square R Square Estimate
1 .620a .384 .314 .40611
Standa
Unstandardiz rdized a. Predictors: (Constant), TATO, Earning Variability,
ed Coeffi DAR, Asset Growth, DPR
Coefficients cients b. Dependent Variable: Beta Saham
Std.
Model B Error Beta T Sig. Koefisien determinasi dinotasikan dengan
(Constant) .347 .174 1.99 .053 adjusted R square. Koefisien determinasi
2 menunjukkan variabel terikat yang dapat
Asset -.001 .003 -.049 -.319 .751 dijelaskan oleh variabel bebas (Imam Ghozali,
Growth
DAR .197 .271 .114 .724 .473
2011). Sesuai dengan tabel 4.7, nilai adjusted R
square dalam penelitian ini adalah 31,4% yang
Earning -.001 .002 -.073 -.506 .615
Variability berarti variabel terikat beta saham syariah
mampu dijelaskan sebesar 31,4% oleh variabel
DPR 7.93 .003 .005 .029 .977 bebas dalam model (asset growth, leverage,
2E-5
TATO -.134 .077 -.303 - .089 earning variability, dividend payout ratio, dan
1.73 total asset turnover) sedangkan sisanya 69,6%
8 dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
a. Dependent Variable: RES2
Data tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa nilai Pengujian Koefisien Regresi Parsial
signifikans variabel asset growth, leverage, Uji Analisis Regresi Berganda
earning variability, dividend payout ratio, dan
total asset turnover berada diatas 0,05. Jadi Tabel 8. Hasil Uji Analisis Linier Berganda
dapat dikatakan bahwa model regresi tidak Standa
mengandung adanya heterokedastisitas. rdized
Unstandardized Coeffi
Uji Autokolerasi Coefficients cients
Tabel 7. Hasil Uji Auto Kolerasi Std.
Runs Test Model B Error Beta T Sig.
(Constant) 1.147 .277 4.141 .000
Unstandardized Asset .005 .005 .118 .937 .354
Residual Growth
Test Valuea .03970 DAR .891 .432 .268 2.063 .045
Cases < Test Value 25 Earning .000 .003 -.020 -.170 .866
Variability
Cases >= Test Value 25
DPR -.001 .004 -.023 -.160 .873
Total Cases 50 TATO -.434 .123 -.508 -3.531 .001
Number of Runs 31
Z 1.429 Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh
Asymp. Sig. (2-tailed) .153 persamaan regresi linier berganda sebagai
a. Median berikut :
Y = 1,147 + 0,005 X1+ 0,891 X2 + 0,000
X3 – 0,001 X4 – 0,434 X5 + 0, 40611

114
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Mengacu pada tabel 4.8 maka persamaan earning variability berpengaruh positif terhadap
regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan beta saham syariah ditolak. Artinya earning
sebagai berikut : variability tidak berpengaruh terhadap beta
Nilai Konstanta saham syariah
Nilai konstanta (α) sebesar 1,147 (positif), Pengaruh dividend payout ratio terhadap beta
menunjukkan bahwa ketika variabel independen saham
(asset growth, leverage, earning variability, Hasil pengujian regresi linier berganda
dividend payout ratio, dan total asset turnover) menunjukkan bahwa variabel dividend payout
dalam keadaan konstan (x = 0), maka perusahaan ratio memiliki koefisien regresi sebesar 0,001
yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan nilai signifikansi 0,873. Nilai ini lebih
cenderung memiliki beta saham yang tinggi. besar dari nilai signifikansi 5% (0,05). Dengan
Pengaruh asset growth terhadap beta saham demikian, maka hipotesis keempat yang
Hasil pengujian regresi linier berganda menyatakan bahwa dividend payout ratio
menunjukkan bahwa variabel asset growth berpengaruh negatif terhadap beta saham syariah
memiliki koefisien regresi sebesar 0,005 dengan ditolak. Artinya dividend payout ratio tidak
nilai signifikansi 0,354. Nilai ini lebih besar dari berpengaruh terhadap beta saham.
nilai signifikansi 5% (0,05). Dengan demikian, Pengaruh total asset turnover terhadap beta
maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa saham
asset growth berpengaruh negatif terhadap beta Hasil pengujian regresi linier berganda
saham syariah ditolak. Artinya asset growth menunjukkan bahwa variabel total asset
tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. turnover memiliki koefisien regresi sebesar -
Pengaruh leverage terhadap beta saham 0,434 dengan nilai signifikansi 0,001. Nilai ini
Hasil pengujian regresi linier berganda lebih kecil dari nilai signifikansi 5% (0,05).
menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki Dengan demikian, maka hipotesis kelima yang
koefisien regresi sebesar 0,891 dengan nilai menyatakan bahwa total asset turnover
signifikansi 0,045. Nilai ini lebih kecil dari nilai berpengaruh negatif terhadap beta saham syariah
signifikansi 5% (0,05). Dengan demikian, maka diterima, artinya semakin tinggi perputaran
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa aktiva mengindikasikan tingginya efektivitas
leverage berpengaruh positif terhadap beta perusahaan dalam mengelola aktiva untuk
saham syariah diterima, artinya semakin tinggi menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang
rasio hutang maka semakin besar beban tetap tinggi akan berdampak pula pada laba
yang berupa biaya bunga dan angsuran pokok perusahaan yang meningkat. Sehingga akan
pinjaman yang harus dibayar sehingga lebih menarik untuk investor dan menimbulkan
perusahaan akan memiliki risiko yang besar reaksi harga saham yang positif. Hal ini akan
karena sebagian laba operasi perusahaan akan meningkatkan return saham dari perusahaan
digunakan untuk membayar biaya bunga tersebut dan menurunkan ketidakpastian
tersebut. Akibatnya sebagian laba atau deviden pengembalian sehingga nilai beta saham akan
yang diterima oleh pemegang saham menjadi semakin rendah. Dengan asumsi variabel-
kecil dan menimbulkan risiko perusahaan yang variabel lain dianggap konstan.
meningkat. Hal ini akan menyebabkan saham
perusahaan lebih sensitif terhadap fluktuasi 5. PENUTUP
pasar sehingga nilai beta saham menjadi tinggi. Kesimpulan
Dengan asumsi variabel-variabel lain dianggap Berdasarkan hasil pengujian statistik
konstan. pengaruh asset growth, leverage, earning
Pengaruh earning variability terhadap beta variability, dividend payout ratio dan total asset
saham turnover terhadap beta saham syariah maka
Hasil pengujian regresi linier berganda dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Asset
menunjukkan bahwa variabel earning variability growth tidak berpengaruh terhadap beta saham
memiliki koefisien regresi sebesar 0,000 dengan syariah (H1 ditolak). (2) Leverage berpengaruh
nilai signifikansi 0,866. Nilai ini lebih besar dari positif terhadap beta saham syariah (H2
nilai signifikansi 5% (0,05). Dengan demikian, diterima). (3) Earning variability tidak
maka hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa berpengaruh terhadap beta saham syariah (H3

115
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
ditolak). (4) Dividend payout ratio tidak Ade Maiza. 2016. Pengaruh Dividen Payout
berpengaruh terhadap beta saham syariah (H4 Ratio, Capital Structure, dan Inflasi
ditolak). (5) Total asset turnover berpengaruh terhadap Beta Saham Studi pada Saham
negatif terhadap risiko sistematis (H5 diterima). Syariah dan Non Syariah Perusahaan Non
Saran Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Setelah mengetahui hasil penelitian ini, Fakultas Ekonomi, Universitas
saran yang dapat direkomendasikan adalah bagi Muhammadiyah Yogyakarta.
perusahaan yang menjadi sampel penelitian Agung Budi Prakosa. 2012. Analisis Faktor-
diharapkan memperhatikan faktor fundamental faktor yang Berpengaruh terhadap Beta
perusahaan yang mempengaruhi beta saham Saham (Studi Empiris pada Perusahaan
yaitu leverage dan total asset turnover. Bagi yang Tercatat dalam Indeks Kompas100 di
perusahaan diharapkan menjaga rasio tingkat Bursa Efek Indonesia 2007-2010). Skripsi.
hutang perusahaan, memaksimalkan rasio Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas
perputaran asset agar memaksimalkan aktiva Diponegoro.
yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan. Alifah Hidayati Saputri Lussy. 2015. Analisa
Hal tersebut penting untuk meminimalisir risiko Karakteristik Perusahaan dan Industri
saham perusahaan. Terhadap Beta Saham Syariah. Jurnal
Keterbatasan Institut Keuangan Perbankan dan
Penelitian ini memiliki keterbatasan- Informatika Asia. Jakarta.
keterbatasan yang kemungkinan dapat Anditya Soeroso. 2013. Faktor Fundamental
menimbulkan gangguan terhadap hasil penilitian (Current Ratio, Total Debt To Equity Ratio,
meliputi: Total Asset Turnover, Return On Invesment)
a. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria Terhadap Risiko Sistematis Pada Industri
penelitian yang relatif sedikit karena banyak Food And Beverages di Bursa Efek
perusahaan yang belum terdaftar di Jakarta Indonesia. Jurnal EMBA.Vol 1. No 4 Hal.
Islamic Index dan tidak mepublikasikan 1687-1696.
laporan keuangan secara berturut-turut Anggi Mashita Ratna dan Maswar Patuh Priyad.
selama periode penelitian. 2014. Pengaruh Faktor Fundamental dan
b. Proporsi variabel terikat (dependen) yang Variabel Makro Ekonomi Terhadap Beta
dapat dijelaskan oleh variabel bebas Saham Syariah (Studi empiris pada
(independen) dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar
sebesar 31,4%. Angka tersebut relatif kecil pada Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek
dikarenakan variabel dependen dalam Indonesia). Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu
penelitian ini lebih banyak dipengaruhi oleh Ekonomi Indonesia. Surabaya.
faktor lain di luar peneltian. Anwar Sanusi. 2011. Metode Penelitian Bisnis.
Agenda Penelitian mendatang Salemba Empat. Jakarta.
Dengan adanya keterbatasan dalam Arli Warzuqni Fadhli. 2010. Faktor-Faktor
penelitian ini, maka saean yang dapat diberikan Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
pada penelitian selanjutnya diantaranya: Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI
a. Memperluas populasi penelitian dan Tahun 2005 sampai 2007. Skripsi
mengembangkan teori agar cakupan Universitas Diponegoro. Semarang.
penelitian lebih luas. Bagus Laksono. 2006. Analisis Pengaruh Return
b. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat On asset, Sales Growth, Asset Growth, Cash
menambah variabel independen baru yaitu Flow dan Likuiditas Terhadap Dividend
current ratio dan firm size. Payout Ratio. Jurnal Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Badriyah. 2018. Pengaruh Dividend Payout
Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi, Edisi Ratio (DPR) Earning Per Share (EPS)
Kedua. Salemba Empat. Jakarta. terhadap Beta Saham (Studi Kasus
Abdul Halim dan M. Hanafi Mahmud. 2009. Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. UPP Isslamic Index Bursa Efek Indonesia).Jurnal
STIM YKPN. Yogyakarta. Administrasi Bisnis.

116
Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019
Bambang Riyanto. 1995. Dasar-Dasar pada Perusahaan Semen yang tredaftar
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi dan
Yayasan Penerbit Gajah Mada.Yogyakarta. Keuangan. Jember.
Bayu Rahmat. 2011. Pengertian saham dan Fitri Aryanti, Arief Tri hardiyanto, dan Patar
jenis-jenis saham. Simamora. 2017. Pengaruh Struktur Modal,
newcyber18.blogspot.com Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
Choirunnisa Rujitoningtyas. 2013. .Analisis Perusahaan Terhadap Proditabilitas Pada
pengaruh Kebijakan Deviden Dan Struktur Perusahaan yang Tergabung dalam LQ45
Modal Terhadap Beta Saham (Studi Pada di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 sampai
Saham Syariah di Perusahaan yang 2015. Jurnal Universitas Pakuan.
Terdaftar di Bursa Efek Periode 2009- Gitman Lawrence J. 2009. Principles of
2011). Skripsi Universitas Diponegoro. Managerial Finance. Global Edition.
Semarang. Hasan Ruspandi dan Rusdayanti Asma. 2014.
Della Ferranti dan Irni Yunita. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Dividend Profitabilitas.Perusahaan Pembiayaan di
Payout Ratio, dan Current Ratio terhadap Indonesia. Jurnal Vol. 2 No. 1.
Risiko Sistematis. Jurnal Trikonomika. Hartati. 2010. Pengaruh Return On Asset (ROA),
Bandung Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per
Elza Novera. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Share (EPS), Price Earning Ratio (PER),
Aset, Kebijakan Deviden, dan Likuiditas Terhadap Return Saham. Skripsi Fakultas
Terhadap Beta Saham. Jurnal Universitas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Negeri Padang. Hartiyah, S. and Sukowiyono, S. (2017)
Evi Mutia dan Muhammad Arfan. 2010. Analisis “KONTRIBUSI GOOD CORPORATE
Pengaruh Dividend Payout Ratio dan GOVERNANCE TERHADAP
Capital Stucture Terhadap Beta Saham PROFITABILITAS DAN RETURN
(Studi Pada saham Syariah dan Non SAHAM STUDI EMPIRIS PADA
Syariah Perusahaan Non Keuangan Di PERUSAHAAN KEUANGAN
Bursa Efek Indonesia). Jurnal Simposium PERBANKAN BEI”, Jurnal Penelitian dan
Nasional Akuntansi (SNA) XIII. Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ,
Purwokerto. Ikatan Akuntan Indonesia. 4(2), pp. 133-143.
Jakarta. Hartono. 2013. Teori Portofolio dan Analisis
Frank J. Fabozzi. 1999. Manajemen Investasi. Investasi.Yogyakarta.
Edisi Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Hery. 2017. Kajian Riset Akuntansi. PT
Fatwa DSN MUI, NO: 40/DSN-MUI/X/2003 Grasindo. Jakarta
Fahmi Irham. 2013. Analisis Laporan Suyono, N. (2018, August 1). Faktor-Faktor
Keuangan. Alfabeta. Bandung yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Fidiana. 2010. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, (DPR) pada Perusahaan Perbankan di Bursa
Tingkat Inflasi, dan Rasio keuangan Efek Indonesia. Journal of Economic,
Terhadap Beta Saham. Jurnal Sekolah Management, Accounting and Technology,
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya. 1(1), 105-113.
Fira Yuliana. 2014. Analisis Pertumbuhan Aset https://doi.org/https://doi.org/10.32500/jem
Dan Struktur Modal yang Mempengaruhi atech.v1i1.216
Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus

117

Anda mungkin juga menyukai