Anda di halaman 1dari 49

Peranan Public Relation Dalam Mempertahankan Eksistensi Dunia Modelling

Indonesian Fashion Week Saat Pandemic Covid-19

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) fakultas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

Ayu Putri Hadiyani Batubara

44216120106

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2020

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah, merupakan suatu kata yang pantas kami ucapkan

kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan kasih sayang, rahmat dan hidayah-

Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Peranan Public Relation

Dalam Mempertahankan Eksistensi Dunia Modelling Indonesian Fashion

Week Saat Pandemic Covid-19’ sebagai salah satu syarat Tugas akhir perkuliahan

yang terbentuk dalam skripsi.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat

kelulusan program Sarjana Universitas Mercubuana periode tahun 2020-2021.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan serta

dorongan berupa moril dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada pihak : 

1. Bapak Farid Hamid M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

pengetahuannya, senantiasa membimbing penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.  

2. Kedua orang tua tercinta Om dan juga bude ( Imam Teguh Jaya & Elly

Kusumawardani ) yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian

skripsi ini. juga tidak lupa saya berikan ucapan terima kasih kepada

……….....yang juga selalu memberikan semangat dan motivasi dalam

penyelesaian tugas skripsi ini 

3. Seluruh dosen pengajar dan staf administrasi Univeristas Mercu Buana.

Menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, peneliti mengharapkan

2
kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, peneliti berharap

laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya 

Jakarta, ..................................

Ayu Putri Hadiyani Batubara.

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi mengantarkan bangsa Indonesia pada era digitalisasi sehingga

merubah perilaku manusia yang semakin kreatif dalam menghadapi berbagai

permasalahan yang dihadapi. Globalisasi juga telah mempengaruhi gaya hidup

maupun kepribadian seseorang dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Pengaruh

tersebut muncul dari berbagai arah dan berbagai cara seperti melalui tayangan

televisi, internet maupun tren yang sedang tinggi yakni melalui media sosial.

Awal tahun 2020, menjadi awal yang kurang baik bagi semua negara

karena secara mengejutkan virus Covid-19 telah memberikan dampak negatif

tidak hanya pada bidang kesehatan tetapi juga berdampak terhadap kehidupan

sosial budaya serta ekonomi masyarakat. Pandemi Covid-19 merupakan ancaman

bagi semua kalangan masyarakat karena roda perekonomian sempat terhenti

beberapa waktu, sehingga manusia dituntut untuk semakin kreatif dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari. Salah satu bidang sosial budaya

yang banyak kehilangan pekerjaan adalah bisnis dalam usaha dunia modelling di

Indonesia khususnya di DKI Jakarta.

Banyakn event organizer yang kehilangan pekerjaan disebabkan adanya

kebijakan larangan menyelenggarakan acara maupun kegiatan yang dapat

mengundang orang banyak. Oleh karena itu sangat bergantung pada kreativitas

manusia dalam mengembangkan suatu ide maupun gagasan pada saat pandemic

Covid-19 masih berlangsung. Kemampuan seseorang dalam membangun ide dan

4
gagasan sangat bergantung pada ilmu yang didapatkan dan dimiliki oleh orang

tersebut sehingga dalam hal ini kemampuan public relation menjadi salah satu

ilmu yang berguna pada saat kondisi pandemic Covid-19 dalam melakukan

kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurut Luhukay (2008:19) public relations hadir sebagai suatu

kebutuhan, kebutuhan untuk menjembatani organisasi dengan para pemangku

kepentingan (stakeholders). Jembatan yang dibangun PR bukanlah jembatan

keledai, tetapi jembatan yang sungguh-sungguh kokoh, berdiri atas dasar Trust,

Honest, dan Credibility. Public Relations ada, karena ada kepercayaan. Artinya

masyarakat percaya pada organisasi dan organisasi percaya pada masyarakat atas

dasar saling pengertian dan win-win solution. PR membangun citra dan reputasi

organisasi lewat opini publik yang menguntungkan (favourable) melalui kaca

mata publik yang memotret aktivitas organisasi di media massa. Lewat citra dan

reputasi organisasi tetap dapat berdiri kokoh dalam ranah kompetisi yang sangat

tajam merebut pangsa pasar dan konsumen yang loyal pada produk dan servis dari

organisasi (Luhukay, 2008).

Ilmu dalam public relation yang didapat pada saat dibangku kuliah dapat

dipergunakan sebagai sarana untuk menyelaraskan ilmu yang didapat ke dunia

design. Diantara lain adalah untuk membatu para designer mengetahui lebih nyata

mengenai situasi pasar dan menggabungkan beberapa designer agar mengikuti

pasar bisnis design pada saat pandemic ini. Perkembangan dunia industri pada

saat ini membuat para designer dituntut untuk lebih kreatif dan lebih mengetahui

situasi untuk tetap bertahan pada saat situasi pandemic dan dituntut Untuk

5
memenuhi kebutuhan pasar industri. Dalam menjalankan tugas dan fungsi public

relation merupakan salah satu unsur penting dalam suatu organisasi atau

perusahaan. Public relations sebagai fungsi manajemen menurut Curlip (2007: 6)

membangun dan mempertahnkan hubungan yang baik dan bermanfaat antara

organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan

organisasi tersebut (Curlip, 2007).

Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam

bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Menurut Achmad

(2008: 1)Model berisi informasi- informasi tentang suatu fenomena yang dibuat

dengan tujuan untuk mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya. Model dapat

merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang sesungguhnya yang

hanya berisi informasi- informasi yang dianggap penting untuk ditelaah (Achmad,

2008).

Model adalah suatu wadah untuk mengeskpos produk dari para designer.

Salah satu cara mengembangkan produk itu sendiri adalah dengan cara fashion

show. Model adalah profesi dan menjadi model adalah sebuah pilihan. Profesi

seorang model adalah sama dengan profesi2 lainnya (dokter, pengacara, bankir

dll) yang harus melalui suatu proses yang membutuhkan kedisiplinan, komitmen,

tanggung jawab & ketekunan serta totalitas. Kemauan untuk terus meningkatkan

kemampuan belajar dan membuka wawasan berfikir adalah suatu hal yang mutlak

diperlukan oleh seorang profesional. Setelah melalui proses dasar maka seorang

model haruslah bisa menentukan ciri & tipe modelling yang akan ditekuni dan

dijalaninya karena dalam dunia model dikenal dengan model catwalk, fashion,

6
beauty, photo hunting dll yang terkait dengan postur fisik dan kemampuan akting

nya. Sehingga dengan mengenali kedua hal tersebut seorang model dapat lebih

fokus dan berpotensi sesuai dengan ciri & tipe modelingnya.

Fashion designer atau perancang busana adalah seseorang yang ahli dan

terampil dalam mendesain pakaian. Dalam menciptakan dan mengembangkan

rancangan busana, wajib hukumnya seorang fashion designer punya kreativitas

yang tinggi. Selain itu, diperlukan juga kemampuan visualisasi. Jadi, konsep yang

awalnya masih di dalam imajinasi bisa ditampilkan dalam sebuah gambar. Untuk

membuat produk pakaian yang menarik, fashion designer juga perlu melakukan

riset supaya sesuai dengan tren mode saat ini maupun prediksi tren mode di masa

yang akan datang. Untuk dapat membaca tren, fashion designer harus

memperhatikan jenis kelamin dan usia dari target pembeli, arah pasar, dan

sebagainya. Seorang fashion designer juga harus selalu mengikuti perkembangan

mode dunia (Barnard, 2006).

Peragaan busana adalah acara yang disiapkan dan diadakan oleh perancang

busana sebagai wadah pemeragaan dan penampilan gaya pakaian yang dikenakan

para model selama kegiatan peka mode (Rosemary Varley, Ana Roncha, 2018).

Acara peragaan busana ini setiap kalinya mengadakan pertunjukan pertama pada

pentas untuk memerlihatkan aneka ragam model fashion saat pandemic Covid-19.

Fashion merupakan salah satu lifestyle yang cukup diminati masyarakat karena

disini dibuat sebuah design yang bisa dipakai oleh manusia langsung dan bisa

dibawa kemana-mana. Beberapa ide unik dan menarik harus selalu tercipta agar

tidak terkesan monoton, penggunaan teknologi menjadi satu satunya jalan keluar

7
agar segala kegiatan tetap terlaksana walaupun kita berada jauh dari lokasi

kegiatan tersebut. Acara fashion yang dulunya menjadi cara kita memasarkan

produk dan promosi fashion Indonesia kini juga tetap harus mengikuti tren yang

artinya adalah sekarang juga mulai bermunculan macam macam fashion itu

sendiri (Kumar, 2020).

Sejak pandemi Covid-19 ini melanda dunia terutama Indonesia, kita harus

membiasakan diri mengurangi aktivitas diluar rumah, tak terkecuali dalam

pertunjukan fashion, jika sebelumnya kita selalu bisa melihat langsung peragaan

busana bahkan menyentuh langsung pakaian yang dipamerkan, tetapi saat ini

kegiatan tersebut sudah mulai berubah, meski dibuat secara virtual namun tidak

mengubah minat pengunjung untuk mengikuti trend fashion tersebut (Gunardi,

et.al, 2020).

Indonesian Fashion Week atau biasa disebut dengan IFW merupakan

pekan mode terbesar di Indonesia yang diadakan setiap tahun sejak 2011 di

Jakarta Covention Center, acara ini diselenggarakan oleh asosiasi pengusaha dan

designer mode Indonesia, yang mencerminkan dan mempromosikan Budaya

Indonesia dalam mode. Indonesia Fashion Week tidak hanya menjadi ajang

fashion show dari desainer dalam dan luar negeri yang memperlihatkan desain

busana terbaru namun Indonesia Fashion Week memang dirancang sebagai arena

pengembangan kualitas dan kuantitas bagi para pekerja di bidang fashion. Industri

fashion pun diharapkan bisa meningkat dan diserap oleh pasar lokal dan

internasional. Tidak hanya mengadakan Indonesian Fashion Show saja, tetapi

APPMI juga mengadakan kerja sama dengan Indonesian Global Compact

8
Network (IGCN) untuk fashion keberlanjutan. Hal ini dilakukan agar industri

fashion terus eksis dan berkembang di Indonesia. Indonesian Fashion Week

merupakan event tahunan yang terus diselenggarakan dalam rangka meningkatkan

dunia fashion di Indonesia. Namun demikian, pandemic Covid-19 menjadi

permasalahan utama bagi semua kalangan termasuk acara IFW 2020 yang tidak

dilaksanakan pada tahun ini. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap

dinamina IFW kedepan, mulai dari kredibiltas, eksistensi hingga kehidupan model

yang terlibat dalam acara IFW tersebut. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk

mengangkat tema tentang dampak Covid-19 terhadap dunia modeling IFW

dengan judul skripsi : “Peranan Public Relation dalam Mempertahankan

Eksistensi Dunia Modeling Indonesian Fashion Week saat Pandemi Covid-19.”

1.2 Fokus Penelitian

Public affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan

mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka

memengaruhi kebijakan publik.

Seperti yang diketahui, Virus Corona adalah penyakit yang sangat cepat

menular baik pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui

menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga

yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan

menyebabkan penyakit COVID-19. Pandemi Covid-19 telah berdampak besar

untuk masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah, karena banyaknya

9
kegiatan dan aktivitas perekonomian yang yang terhambat akibat pandemic covid-

19, salah satu kegiatan besar yang terhambat adalah kegiatan berbagai Fashion

Show seperti Indonesia Fashion Week. Pada awal tahun 2020 penyelenggara IFW

khususnya PR kegiatan tersebut telah mempublikasikan dan memviralkan event

Indonesian Fashion Week 2020. IFW merupakan salah satu event besar tahunan

yang diselenggarakan di Jakarta. namun demikian, pandemic Covid-19

memberikan dampak negatif, sehingga pelaksanakan IFW 2020 tidak digelar. Hal

tersebut menjadi suatu permasalahan yang timbul bagi beberapa kalangan

diantaranya dikalangan penyelenggara (event organizer), Model, dan beberapa

unsur pendukung lainnya. Oleh karenanya, guna mencegah menurunnya eksistensi

event Indonesian Fashion Week maka perlu dilakukan upaya untuk

mempertahankan eksistensi IFW ditahun mendatang. Permasalahan penelitian ini

dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan public relation/ fashion designer dalam mempertahankan

eksistensi IFW saat pandemic Covid-19 ?

2. Apa saja hambatan dan kendala yang dihadapi penyelenggara IFW/ fashion

designer saat pandemic Covid-19 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas merupakan salah satu kewajiban

akademik yang dilakukan oleh mahasiswa Mercu Buana dalam rangka

menyelesaikan pendidikan kuliah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

10
1. Untuk menganalisis peranan public relation/ fashion designer dalam

mempertahankan eksistensi IFW saat pandemic Covid-19.

2. Untuk menganalisis hambatan dan kendala yang dihadapi penyelenggara

IFW/ fashion designer saat pandemic Covid-19.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, wawasan dan

pengetahuan di masa mendatang. Dalam Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat:

1. Akademis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan

pengetahuan pembaca terkait peranan PR selama pandemic Covid-19 dalam

mempertahankan citra di dunia modeling yang sedang mengalami vacuum.

2. Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan

pertimbangan khususnya bagi pemerintah dalam menangani Covid-19

sehingga roda perekonomian seperti dunia modelling dapat kembali aktif

berkegiatan melaksanakan acara. Strategi PR diharapkan dapat membantu

pemerintah agar perekonomian tetap berjalan dikala pandemic Covid-19

belum berakhir.

1.4.3 Manfaat Sosial

11
Penilitian ini diharapkan dapat menjelaskan tentang peranan public relation/

fashion designer dalam mempertahankan eksistensi IFW saat pandemic Covid-19

serta hambatan dan kendala apa saja yang dihadapi penyelenggara IFW/ Fashion

Designer saat pandemic Covid-19 .

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penilitian Terdahulu

Peran Penelitian sebelumnya sangat berguna bagi penulis untuk melakukan

penelitian ini lebih lanjut. Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Citra Anggraini, Yugih Setyanto: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Tarumanagara, Peranan Public Relations Dalam Mempertahankan Eksistensi

Ramayana.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian studi kasus dan teknik

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi non-participant, studi

pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa PR Ramayana

telah melakukan kegiatan dan program khusus seperti kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang bertujuan untuk mempertahankan nama, citra, dan

eksistensi kepada masyarakat. Kegiatan CSR dilakukan tidak semata-mata dalam

bentuk pemberian sumbangan dana, tetapi juga dalam bentuk edukasi kepada

masyarakat. Selain itu, untuk mengimbangi perkembangan teknologi, Ramayana

juga memperhatikan aktivitas di media sosial (Anggraini & Setyanto, 2019).

Persamaan penelitian ini adalah meneliti tentang peran PR untuk

meningkatkan eksistensi pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian

13
studi kasus dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi

non-participant, studi pustaka dan dokumentasi. Perbedaannya dalam jurnal ini

lebih menonjolkan sisi CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai strategi

public relations yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi Ramayana.

2. Penelitian Shahram Gilaninia, Mohammad Taleghani dan Mohsen Eshghi

Mohammadi, The Role of Public Relations in Organization

Metode penelitian yang digunakan kualitatif menggunakan studi literatur

sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan melalui jurnal, buku, artikel

ilmiah yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini PR harus

didasarkan pada pemikiran yang berorientasi, berorientasi kolaborasi dan

berorientasi informasi untuk berkontribusi secara efektif pada efektivitas

organisasi dan dengan inovasi dan modernitas, orisinalitas dan kreativitas terus

terlibat dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan menanggapi secara

teratur opini publik. Hubungan masyarakat mempromosikan akuntabilitas dalam

organisasi menjadi elemen yang efektif untuk memperjelas hubungan sosial, daya

tarik kepercayaan opini publik, kejujuran, transfer informasi. Dengan

menghilangkan hambatan antara PR, media dan publik dan juga lembaga kliring

akan terwujud kebijakan komunikasi interaktif (Gilaninia et al., 2013).

Persamaan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan

membahas tentang peran public relations dalam organisasi. Perbedaan penelitian

ini menggunakan studi literature. Peran public relations yang dibahas dalam

penelitian ini masih bersifat umum.

3. Aldo Redho Syam, Strategi Public Relation dalam Menjaga Eksistensi

14
Lembaga

Metode penelitian yang digunakan kualitatif menggunakan studi

pustaka. Hasil penelitian beberapa strategi dalam pengembangan bagian public

relation tersebut, antara lain: menentukan terlebih dahulu langkah-langkah yang

akan digunakan dalam menyususn kegiatan/program kerja untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan, Membentuk team/unit berisikan beberapa anggota bagian

public relation, yang bertanggung jawab dalam menjalankan setiap langkah-

langkah yang digunakan, membuat jadwal pelaksanaan program kerja yang telah

disepakati, dan mengurutkan pengaturan waktu setiap langkah-langkah yang

digunakan (Syam, 2019).

Persamaanya menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini membahas

strategi public relations dalam meningkatkan eksistensi. Perbedaannya

penelitian ini fokus pada public relations di lembaga pendidikan khususnya

lembaga pendidikan Islam.

4. Amed Kamil, Role of Public Relations in Crisis Management with the

Coronavirus Crisis as an Example: A Case Study on the UAE

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif menggunakan

pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dokumentasi berupa buku, jurnal, artikel ilmiah yang relevan dengan

penelitian ini. Hasil penelitian ini humas merupakan fenomena sosial yang telah

ada bersama umat manusia di setiap masyarakat. Itu berkembang dengan

perkembangan masyarakat sebagai hasil dari interaksi sosial antara individu,

organisasi, dan tubuh. Tidak diragukan lagi, masyarakat dan kompleksitas

15
hubungan antarmanusia di berbagai bidang telah membuat orang menyadari

bahwa hubungan tersebut layak untuk dipelajari, diteliti, dan diteliti. Dunia saat

ini dipenuhi dengan krisis terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi di

bidang politik, ekonomi, kependudukan, dan lingkungan. Perubahan ini telah

mempengaruhi aspek sosial dan organisasi kehidupan manusia. Tantangan

utama yang dihadapi individu dan organisasi adalah perubahan sifat, ukuran,

dan faktor pergerakan, yang menimbulkan kesulitan dan masalah serta

menyebabkan rusaknya nilai, kepercayaan, dan property (Kamil, 2020).

Persamaan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini membahas peran public relations

selama pandemic Covid-19. Perbedaan penelitian ini membahas peran public

relations dalam krisis yang terjadi di segala bidang selama Covid-19.

5. Nilam Wardasari, Darsono Wisadirana, dan Zulkarnaen Nasutio, Kinerja

Praktisi Public Relations Dalam Implementasi Kegiatan Human Relations

(Studi Kasus Praktisi Public Relations Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan non Public Relations pada BUMN Kota Malang)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus desain multikasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara

mendalam, observasi dan dokumentasi. Pemilihan informan berdasarkan teknik

purposif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kasus

individu dan analisis data lintas kasus. Hasil penelitian di dapatkan bahwa

eksistensi yang dimiliki oleh praktisi public relations pada PT PLN dan PT POS

(Persero) Area Malang kuat, hal tersebut terbukti dari peranan dan keaktifan

16
praktisi public relations pada kegiatan human relations (Wardasari et al., 2013).

Persamaanya  penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode studi kasus desain multikasus. Perbedaanya menempatkan

praktisi public relations dan bagaimana kinerja praktisi

public relations dalam implementasi kegiatan human relations.

Matrix Penelitian

No Peneliti Tujuan Metode penelitian Hasil Penelitian


penelitian
1 Peranan Public Mempertah Metode penelitian menunjukan bahwa
Relations ankan Kualitatif, PR
Dalam Eksistensi Deskriptif dengan Ramayana telah
Mempertahank Ramayana metode studi melakukan
an Eksistensi kasus kegiatan dan
Ramayana program khusus
Citra seperti kegiatan
Anggraini, Corporate Social
Yugih Responsibility
Setyanto, (CSR) yang
(Prologia bertujuan untuk
Vol. 3, No. 2, mempertahankan
Desember nama, citra, dan
2019, Hal eksistensi
408–415) kepada masyarakat.
Kegiatan CSR
dilakukan tidak
semata-mata dalam
bentuk pemberian
sumbangan dana,
tetapi juga dalam
bentuk edukasi
kepada masyarakat.

2. The Role of menjelaskan Metode penelitian PR harus


Public PR dan yang digunakan didasarkan pada
Relations in perannya kualitatif pemikiran yang
Organization dalam PR menggunakan berorientasi,
Shahram organisasi studi literatur berorientasi
Gilanini, kolaborasi dan
Mohammad berorientasi

17
No Peneliti Tujuan Metode penelitian Hasil Penelitian
penelitian
Taleghani, informasi untuk
Mohsen berkontribusi
Eshghi secara efektif pada
Mohammadi, efektivitas
Arabian organisasi dan
Journal of dengan inovasi dan
Business and modernitas,
Management orisinalitas dan
Review kreativitas terus
(Nigerian terlibat dan
Chapter) Vol. menyesuaikan diri
1, No. 10, dengan
2013 perkembangan dan
menanggapi secara
teratur opini publik.
Hubungan
masyarakat
mempromosikan
akuntabilitas dalam
organisasi menjadi
elemen yang efektif
untuk memperjelas
hubungan sosial,
daya tarik
kepercayaan opini
publik, kejujuran,
transfer informasi.
Dengan
menghilangkan
hambatan antara
PR, media dan
publik dan juga
lembaga kliring
akan terwujud
kebijakan
komunikasi
interaktif.
3. Strategi Mempertah Pedekatan Memberikan opini
Public ankan persuasive, dan fakta yang
Relation Eksistensi Pendekatan beredar di
dalam Radio Tanggung lembaga
Menjaga Republik Jawab,Pendekatan pendidikan Islam
Eksistensi Indonesia Koordinatif, dan masyarakat,
Lembaga Malang Pendekatan yang diperoleh

18
No Peneliti Tujuan Metode penelitian Hasil Penelitian
penelitian
Pendidikan Diera Kerjasama. dari wawancara,
Islam Perkembang observasi,
di Era an penelitian, dan
Milenial, Aldo Teknologi sebagainya;
Redho Syam, Media menganalisa
Vol menggunakan
6, No. 1 SWOT (kekuatan,
(2019) kelemahan,peluang
, dan tantangan),
menyangkut bebe
rapa permasalahan
antara lembaga
pendidikan Islam
dan masyarakat,
dalam hal masa
depan lembaga
pendidikan
Islam, citra dan
reputasi lembaga
pendidikan Islam;
seperti hal yang
publikasi (baik
melalui koran,
artikel, majalah dan
sebagainya), berko
munikasi
dengan masyarakat
dalam
memberikan
informasi terkait
lembaga
pendidikan Islam,
juga dapat
dilakukan dengan
memberikan
penafsiran sesuai
dengan
pengetahuan dan
pendapat yang apa
adanya,
untuk memperkuat
opini yang telah
beredar di
masyarakat

19
No Peneliti Tujuan Metode penelitian Hasil Penelitian
penelitian

4. Role of Public untuk Kualitatif dengan Humas merupakan


Relations in menjelaskan metode studi fenomena sosial
Crisis prosedur kasus yang telah ada
Management yang diikuti bersama umat
with the oleh UEA manusia di setiap
Coronavirus untuk masyarakat. Itu
Crisis as an mengelola berkembang
Example: A krisis virus dengan
Case Study on korona, perkembangan
the UAE, yang dapat masyarakat sebagai
Amed Kamil dimanfaatka hasil dari interaksi
Global Media n oleh sosial antara
Journal pemerintah individu,
Vol.18, No. lain untuk organisasi, dan
35, 2020 mengelola tubuh. Tidak
krisis di diragukan lagi,
negara masyarakat dan
mereka. kompleksitas
hubungan
antarmanusia di
berbagai bidang
telah membuat
orang menyadari
bahwa hubungan
tersebut layak
untuk dipelajari,
diteliti, dan diteliti.
Dunia saat ini
dipenuhi dengan
krisis terkait
dengan banyaknya
perubahan yang
terjadi di bidang
politik, ekonomi,
kependudukan, dan
lingkungan.
Perubahan ini telah
mempengaruhi
aspek sosial dan
organisasi
kehidupan
manusia.
Tantangan utama

20
No Peneliti Tujuan Metode penelitian Hasil Penelitian
penelitian
yang dihadapi
individu dan
organisasi adalah
perubahan sifat,
ukuran, dan faktor
pergerakan, yang
menimbulkan
kesulitan dan
masalah serta
menyebabkan
rusaknya nilai,
kepercayaan, dan
properti.
5 Kinerja Public pendekatan praktisi public
Praktisi Public Relations kualitatif dengan reations dikatakan
Relations Untuk metode studi baik karena dapat
Dalam Pembangun kasus desain memenuhi
Implementasi an multikasus kepribadian yang
Kegiatan Implementa baik, kegitaan
Human si human relations
Relations, yang merata dan
Nilam hasil evaluasi
Wardasari, kegiatan human
Darsono relations yang baik
Wisadirana, pula
dan
Zulkarnaen
Nasution,
Sosiohumanior
a, Volume 15
no. 2 Juli
2013: 222 -
231

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Public Relations

Menurut Ardianto (2011:8) definisi public relations adalah fungsi

manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-

21
kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar

kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh

pengertian dan pengakuan publik (E. Ardianto, 2011).

Sedangkan menurut John E. Marston Ruslan, (2002:5), public

relations merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang

sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari

fakta,merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil

apa yang telah dicapainya (Ruslan, 2002). Sementara menurut Denny

Griswold dalam Danandjaja (2011:16), public relations adalah suatu fungsi

manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan

prosedur dari seorang individu atau sebuah lembaga atas dasar kepentingan

publik, merencanakan, dan menjalankan rencana kerja untuk memperoleh

pengertian dan dapat diterima dengan baik oleh publik(Danandjaja, 2011).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa public

relations adalah fungsi suatu manajemen dalam melihat sikap publik untuk

mencapai suatu target yang sudah dibentuk dalam sebuah program kerja.

Menurut Ruslan (2002:10), peran public relations pada intinya

sebagai berikut:

1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau Lembaga

yang diwakili dengan publiknya. Dari uraian tersebut dijelaskan public

relations berperan sebagai perwakilan perusahaan dalam melakukan

komunikasi dengan publik internal dan eksternal.

2. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan

22
saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Dalam hal ini public

relations berperan dalam melakukan pendekatan hubungan baik dengan

publik.

3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi

manajemen organisasi atau perusahaan. Public relations memiliki peranan

sebagai pendukung organisasi yang selalu sigap dalam menjalankan tugas

dari atasan/ perusahaan.

4. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya

menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Dalam hal ini public

relations berperan menjaga dan menciptakan citra yang positif terhadap

perusahaan dimata publik (Ruslan, 2002).

2.2.2 Strategi Public Relations

Peran public relations dalam membangun citra dapat terlaksana dan

terealisasi dengan adanya strategi yang terencana dengan matang. Strategi

merupakan perencanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan

(Ruslan, 2008:133). Strategi Public Relations menurut Ahmad S. Adnanputra

yaitu alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public

Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations (Muslimin, 2004:63).

Public Relations merupakan kiat pemasaran penting lainnya dimana

perusahaan tidak hanya harus berhubungan pelanggan, pemasok, dan penyalur,

tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih

besar. Berikut ini program Public Relations menurut Lupiyoadi (2006:110), antara

23
lain :

1. Publikasi.

2. Acara-acara penting.

3. Hubungan dengan investor.

4. Pameran.

Divisi hubungan masyarakat mengatur dan berperan serta dalam

mempublikasikan berbagai event dan informasi-informasi yang dianggap penting

oleh masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan hubungan

yang baik antara suatu organisasi dengan masyarakat, sehingga dapat membantu

dalam pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Strategi Public Relations

merupakan altenatif optimal untuk mencapai tujuan.Tujuan strategi Public

Relations adalah penegakkan citra atau image yang menguntungkan bagi

stakeholder-nya. Untuk mencapai hal tersebut, maka strategi yang digunakan

sebaiknya diarahkan pada upaya menggarap akar sikap tindak dan persepsi

stakeholder (Ruslan, 2008:134).

Strategi adalah rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai

kegiatankegiatan utama perusahaan yang akan menentukan keberhasilannya untuk

mencapai tujuan pokok dalam lingkungan yang penuh tantangan. Suatu strategi

terdiri dari beberapa taktik.Strategi bersifat umum, mendasar, dan berjangka

panjang, dibanding dengan taktik yang merupakan rencana yang lebih khusus,

operasional, dan berjangka pendek. Terdapat tiga jenis strategi Public Relations

menurut (Ruslan, 2008:227) sebagai berikut:

1. Strategi persuasif memiliki ciri-ciri, antara lain:

24
a. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau

kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

b. PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap

dan pendapat yang poistif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi.

c. Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan atau

organisasi agar tercipta perubahan sikap dan penilaian

d. Perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan dan

pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara

dengan baik.

2. Strategi melalui kontribusi pada tujuan dan misi perusahaan (strategi

edukatifinformatif):

a. Menyampaikan fakta dan opini yang ada di dalam maupun di luar perusahaan.

b. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang

terjadi secara historis

c. Melakukan analisa SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats).

3. Strategi dibentuk oleh dua komponen

a. Komponen sasaran. Yaitu satuan atau segmen yang akan digarap (stakeholder

yang dipersempit menjadi publik sasaran (target publik).

b. Komponen sarana.

1. Conservation (mengukuhkan).

2. Change (mengubah).

3. Crystallization (mengkristalkan).

Agar dapat bertindak secara strategis, kegiatan PR harus menyatu dengan

25
visi dan misi organisasi. Berikut beberapa langkah untuk membantu praktisi

PR menetapkan program kerjanya.

1. Menyampaikan fakta dan opini. Baik yang beredar maupun di luar

organisasi. Fakta dan opini dapat diperoleh dari media massa dalam kurun

waktu yang tertentu, naskah-naskah pidato pimpinan,publikasi perusahaan

serta wawancara dengan pihak-pihak yang penting.

2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perusahaaan yang

terjadi secara historis. Perusahaan tersebut umumnya disertai perubahan

sikap perusahaan terhadap pubilk atau sebagainya.

3. Sementara itu peluang dan ancaman dapat muncul dari unsur-unsur seperti

peraturan pemerintah, kecemburuan serta pandangan masyarakat,

perubahan stuktur kependudukan, situasi ekonomi, perubahan politik

tekanan yang muncul (Syarifuddin dan Suryanto, 2016:79-80 ).

Salah satu bentuk strategi public relations yang terpenting adalah Strategi

persuasif, strategi persuasif memiliki ciri-ciri (Ruslan, 2002:9-10):

1. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau

kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

2. PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap

dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi.

3. mendorong publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan/organisasi

agar tercipta perubahan sikap dan penilaian

4. perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan dan

pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara

26
dengan baik(Ruslan, 2014:131).

Dalam manajemen strategi, komunikasi berperan sangat penting

khususnya saat strategi yang dipilih akan diimplementasikan. Setiap orang pada

tingkat organisasi perlu mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai strategi

yang dijalankan organisasi. Ini dilakukan agar setiap orang pada masing-masing

tingkatan organisasi itu bekerja dengan mengacu pada strategi koorporat. Strategi

fungsional dan strategi bisnis merupakan penjabaran pada tingkat fungsional

dalam struktur organisasi. Silih Agung Wasesa dalam bukunya Strategi Public

Relations menyarankan untuk memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa

isu dalam mengkomunikasikan strategi yakni (Silih Agung, 2006:135):

1. Sifat dan kandungan strategi

Makin luas dan cepat informai strategis tersebar maka makin besar pula

kemungkinan strategi itu sampai pada kompetitor. Oleh karena itu ada baiknya

bila strategi tidak dikomunikasikan secara terbuka. Tindakan ini perlu agar

strategi tidak bocor sebelum diimplementasikan.

2. Dampak politis

Ketika strategi diimplementasikan, bisa saja pihak-pihak yang tadinya

mendukung akhirnya menjadi penentang. Namun pada umumnya, bila manajer

puncak ikut dalam perumusan strategi, maka implementasi strategi tidak

mengalami penyimpangan yang cukup berarti. Bila pun ada penyimpangan terjadi,

maka ada dua kemungkinan penyebabnya:

(a) lingkungan eksternal terlalu kuat dan belum teranalisis secara benar dan

menyeluruh, dan

27
(b) terjadi konspirasi antara ”orang dalam” dan perusahaan pesaing.

3. Harapan yang diinginkan dari implementasi strategi

Publikasi akan memberi alat evaluasi pada pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap organisasi. Publikasi tersebut dapat meningkatkan dan

membatasi harapan atas masa depan organisasi serta dapat pula meningkatkan

kualitas manajemen. Itu sebabnya strategi publikasi bisa menjadi restropeksi

dengan menunjukan apa yang akan dicobakan atau bagaimana sebaiknya tujuan

yang telah dirumuskan tersebut.

4. Dampak motivasi dan strategi

Strategi bisa berdampak positif atau negatif. Karena itu dalam

mengumumkan strategi sebaiknya harus dipertimbangkan dengan baik, sehingga

pengumuman tersebut tidak akan menghantam-balik organisasi.

5. Dampak keputusan strategi

Strategi kerap perlu dipahami secara bertahap terhadap posisi organisasi,

operasional organisasi, dan rencana pencapaian. Dengan diumumkannya strategi,

berarti sudah menutup dan menghentikan perumusan strategi karena akan mulai

memasuki implementasi strategi. Namun, menutup dan menghentikan formulasi

itu tak selalu diinginkan karena bisa saja manajemen pada tingkat yang lebih

rendah memberi kontribusi yang signifikan terhadap perumusan strategi ketika

manajemen yang lebih rendah mengimplementasikan strategi itu. Dengan

demikian, kegiatan Public Relations dalam konteks manajemen strategi dapat

berupa sosialisasi secara cermat dan hati-hati kepada lingkungan internal

organisasi dan secara fungsional menjadi bagian yang menjalankan strategi

28
organisasi secara keseluruhan.

2.2.3 Citra

Menurut Frank Jefkins dalam Soemirat dan Ardianto (2007:114), citra

diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul

sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya (Soemirat, Soleh & Ardianto,

2007).

Menurut Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2007:113), citra adalah cara

bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite,

atau suatu aktivitas. Menurut G. Sach dalam Soemirat dan Ardianto (2007:171)

citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap terhadap kita yang

mempunyai kelompok-kelompok yang berbeda (Soemirat, Soleh & Ardianto,

2007).

Menurut Jalaludin Rakhmad dalam Soemirat dan Ardianto (2007:114),

mendefinisikan citra sebagai gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai

dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi (Soemirat, Soleh & Ardianto,

2007).

Menurut Roesady dalam Ruslan (2010:80) citra adalah seperangkat

keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu object tertentu. Citra

merupakan sesuatu yang bersifat abstrak karena berhubungan dengan keyakinan.

ide dan kesan yang diperoleh dari suatu objek tertentu baik dirasakan secara

langsung, melalui panca indra maupun mendapatkan informasi dari suatu sumber

(Ruslan, 2010).

29
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa citra adalah

gambaran tentang suatu realitas dimana keyakinan, ide, dan kesan seseorang

terhadap suatu objek tertentu atau kelompok yang berbeda-beda.

2.2.3.1 Jenis-Jenis Citra

Frank Jefkins dalam Soemirat dan Ardianto (2007:117), membagi citra

dalam beberapa jenis, antara lain:

a. The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manjemen

terhadap public eksternal dalam melihat perusahaannya.

b. The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada publik

eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi

dan pemahanman publik. eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror

image.

c. The wish image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen menginginkan

pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru

sebelum public eksternal memperoleh informasi secara lengkap.

d. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor

cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang

belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan

(Soemirat, Soleh & Ardianto, 2007).

30
2.2.3.2 Proses Pembentukan Citra

Menurut Soemirat dan Ardianto dalam bukunya, Dasar-Dasar Public

Realtions (2010:116) terdapat empat komponen pembentukan citra antara lain :

1. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang dikaitkan

dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu akan memberikan

makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang.

Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat melanjutkan proses

pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila

informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

2. Kognisi adalah suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus

keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-

informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

3. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang

diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-

kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa

dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku tetapi

merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan prilaku tetapi merupakan

kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu, sikap mempunyai

daya pendorong atau motivasi sikap menentukan apakah orang harus pro atau

kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan

diinginkan, sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai

31
menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap juga diperhitungkan atau

diubah (Ardianto, Elvinaro dan Soemirat, 2010).

2.3 Modelling dalam Indonesia Fasion Week

Panggung fashion show selalu identik dengan lenggak-lenggok para model

berbakat. Untuk mengasah munculnya talenta muda di kancah modeling ini,

gelaran mode Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) konsisten setiap tahunnya

mendukung lahirnya bibit-bibit baru di industri fashion dan modeling, dengan

menghadirkan Gading Model Search (GMS) dan Gading Model Search Kids

(Fajriana, 2019).

Tidak ketinggalan juga Gading Model Search Kids 2019 (GMS Kids)

untuk anak-anak yang ingin memulai karirnya sebagai model dari usia dini.

Melalui ajang kompetisi model anak-anak ini diharapkan dapat menjadi wadah

untuk belajar berkompetisi secara sehat dan menunjukan talentanya sebagai model

professional di masa yang akan datang. Sebanyak 100 peserta pria maupun

perempuan hanya dipilih 15 laki-laki dan 15 perempuan untuk menunjukan

kebolehannya berjalan diatas Catwalk pada Grand Final Gading Model Search

Kids 2019 pada tanggal 18 Agustus 2019. Fashion competition ini diharapkan

dapat terus melahirkan model-model baru dan berbakat dalam industri mode tanah

air. Menurutnya, panggung lebar dan besar seperti di IFW 2013 ini memberikan

32
kesempatan kepada desainer untuk memaksimalkan peragaan busana. Panggung

semacam ini juga menguntungkan desainer terutama yang menampilkan busana

mewah berukuran besar atau berbuntut panjang misalnya (Gultom, 2019).

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan cara dan metode yang jelas.

Dalam hal ini terdapat dua metode atau cara peneliti dalam melakukan

33
sebuah penelitian antara lain adalah metode penelitian kualitatif dan

metode penelitian kuantitatif. Namun, terdapat perbedaan diantara kedua

metode penelitian tersebut salah satunya adalah pendekatan penelitian

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu cara kerja yang lebih

menekankan kepada penyimpulan secara deduktif dan induktif, serta

terdapat analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang

dihadapi dan diamati yaitu dengan menggunakan logika ilmiah (Azwar,

2009). Dalam penelitian kali ini peneliti akan menggunakan cara kerja

metode penelitian dengan pendekatan kualitatif.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus (case study) yang merupakan

bagian dari metode kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus

tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan

beraneka sumber informasi. Creswell mendefinisikan studi kasus sebagai

suatu eksplorasi dari sistem-sistem yang terkait (bounded system) atau

kasus. Suatu kasus menarik untuk diteliti karena corak khas kasus

tersebut yang memiliki arti pada orang lain, minimal bagi peneliti.

Menurut Patton, studi kasus adalah studi tentang kekhususan dan

kompleksitas suatu kasus tunggal dan berusaha untuk mengerti kasus

tersebut dalam konteks, situasi dan waktu tertentu. Dengan metode ini

peneliti diharapkan menangkap kompleksitas kasus teresebut. Kasus itu

haruslah tunggal dan khusus. Adanya tambahan juga bahwa studi ini

dilakukan karena kasus tersebut begitu unik, penting, bermanfaat bagi

pembaca dan masyarakat pada umumnya. Pemahaman akan kasus itu

34
secara mendalam maka peneliti akan menagkap arti penting bagi

kepentingan masyarakat organisasi atau komunitas tertentu (J.R. Raco,

2010).

Paradigma merupakan serangkaian keyakinan dasar dalam

membimbing suatu tindakan. Paradigma berurusan dengan prinsip-

prinsip pertama atau prinsip prinsip dasar. Menurut Nurhadi (2012:6-7)

Paradigma adalah “konstruksi manusia”. Paradigma menentukan

pandangan dunia peneliti sebagai “bricoleur”. Dalam hal ini, peneliti

pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran

atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

kebenaran dilakukan oleh para filosofi maupun oleh para praktisi melalui

model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan

“paradigma” (Nurhadi, 2012).

Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn

dalam Grifin (2012:310), menurutnya paradigma lebih dari sekedar teori,

paradigma menjadi model atau pola yang menjadi konsensus dalam bidang

ilmu pengetahuan dan dipergunakan sebagai peralatan analisis. Maka dari

itu, paradigma juga digunakan sebagai konsep dalam komunikasi dan

penelitian yang dilakukan di dalamnya. Adapun yang dimaksud dengan

paradigma adalah kerangka konseptual yang merupakan model (bentuk)

yang universal yang digunakan oleh manusia untuk melihat lingkungannya

dalam cara pandang yang umumnya dipakai (Griffin, 2012).

Paradigma pada penelitian ini menggunakan Post-Positivisme yang

35
bersifat naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah (natural setting). Analisis data yang dilakukan bersifat induktif

berdasarkan fakta-fakta yang ditentukan dilapangan dan kemudian

dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Paradigma Post-Positivisme

menurut Creswell yang dikutip oleh Ardianto (2016: 60-61) menyatakan

bahwa:

1. Pengetahuan bersifat konjektural dan tidak berlandaskan apapun. Kita


tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absolut. Utuk itu, bukti yang
dibangun dalam penelitian seringkali lemah dan tidak sempurna.
2. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim yang kebenarannya
lebih kuat.
3. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti dan pertimbangan logis. Dalam
praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan
instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh partisipan atau dengan
melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian. Penelitian harus
mampu mengembangkan pernyataan yang relevan dan benar,
pernyataan yang dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya atau
mendeskripsikan relasi kasualitas dari suatu persoalan.
4. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap Objektif. Para peneliti
terus menguji kembali metode dan kesimpulan yang sekiranya
mengandung bias (Ardianto, 2016).

3.2 Metode Penelitian

Penelitian kualitatif menurut Mc Millan dan Schumacher, adalah

suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena

biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka

langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.

Penelitian kualitatif menurut Strauss & Corbin juga bisa

dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif

36
memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan. Penelitian

ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

sendiri menurut Bodgan dan Taylor dalam Lexy J. Moloeng (2004:4)

merupakan metode kualitatif dimana prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif menekankan bahwa

seorang peneliti benar- benar menjalankan tugasnya sebagai pencerna,

pelaksana, pengumpul data, penganalisa data. Selanjutnya penelitian

kualitatif menurut Lexy J. Moleong, adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami dan mengetahui fenomena sosial yang terjadi secara

alami dalam sebuah dinamika sosial yang dilakukan oleh subjek

penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan hal lainya,

baik secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata - kata,

pada suatu konteks khusus tertentu yang sifatnya alamiah serta dengan

memanfaatkan berbagai cara kerja metode alamiah (L. Moleong, 2004).

3.3 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk

memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.

Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2006 : 145) subjek penelitian

adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek

penilitian itu merupakan sumber informasi ysng digali untuk

37
mengungkapkan fakta-fakta dilapangan (Arikunto, 2006).

1. Humas IFW

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa makna kegiatan public relation dapat mengembangkan skill,

Networking, dan ketepatan dalam fungsi dari Humas IFW bagi individu.

Hal ini sangat membantu Penelitian dalam pengambilan data terkait

program IFW pada saat pandemic covid19 mengenai Peranan Public

Relation Dalam Mempertahankan Eksistensi Dunia Modelling

Indonesian Fashion Week Saat Pandemic Covid-19

2. Model

Peneliti mengambil sumber informasi mengenai peran Model yang

cukup besar dalam sebuah fashion week. Hal ini tentu saja akan menjadi

awal dan kesempatan besar bagi para model pria maupun wanita

Indonesia untuk merintis karir di dunia entertaiment.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan sebuah penelitian tentu diperlukan suatu cara dalam

mengumpulkan bahan keterangan sebagai informasi atau data dalam sebuah

penelitian yang dilakukan tersebut. Data merupakan bahan penting yang

digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam mencapai

tujuan penelitian yang diinginkan. Selanjutnya, data merupakan hal terpenting

38
dalam sebuah penelitian yang dilakukan karena data dapat menentukan kualitas

hasil akhir daripada penelitian tersebut. Untuk memperoleh sebuah data yang

dibutuhkan dalam penelitian dibutuhkan sebuah teknik pengumpulan data yang

baik dan benar agar menunjang hasil dari penelitian yang dilakukan. Menurut

Ulber (2009:280) pengumpulan data adalah suatu proses mendapatkan data

empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder (Ulber,

2009).

3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya (Sugiyono, 2018). Data

primer dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang datanya

diperoleh dari buku, internet, atau dokumen lain yang menunjang penelitian yang

dilakukan. Dokumen merupakan catatan mengenai peristiwa yang sudah berlalu.

Peneliti mengumpulkan dokumen yang dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang (L. J. Moleong, 2012).

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2012:118).

Peneliti dalam melakukan penelitian ini akan melakukan kegiatan wawancara

39
secara mendalam (Indepth interview) terhadap informan ataupun juru kunci (gate

keeper) yang dinilai memiliki pengaruh dan mengetahui secara pasti terhadap

suatu hal yang akan diteliti (L. J. Moleong, 2012).

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan

cepat (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah observasi dan dokumentasi berupa literatur, artikel, jurnal serta situs di

internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menggunakan model analisis Miles dan Huberman.

Terdapat tiga kegiatan analisis kualitatif:

1. Data Reduksi

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti :

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan Reduksi data membantu

peneliti untuk merangkum, mengambil data yang penting, membuat

kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data

yang tidak relevan dapat dibuang.

40
2. Model Data (Data Display)

Setelah data di reduksi, maka langkah berikutnya adalah

mendisplaykan data. Data Display dalam penelitian kualitatif bisa

dilakukan dalam bentuk : uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman (1984)

menyatakan : “the most frequent form of display data for qualitative

research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display

data dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).

Fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis sehingga apa yang

ditemukan saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak

lama di lapangan akan mengalami perkembangan data. Peneliti harus

selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki

lapangan yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila

setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan

selalu didukung data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka

hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori yang

grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara

induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan

selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus. Bila

pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian,

maka pola tersebut menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah.

41
Pola tersebut selanjutnya di displaykan pada laporan akhir penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi Data)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang 

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila

kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel (dapat dipercaya).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah

diteliti menjadi benar. Selain itu, peneliti melengkapi analisis data

kualitatif dengan menggunakan lima tahapan meliputi (1) Transkripsi

hasil wawancara, (2) Editing, (3) Deskriptif Tematik, (4) Reduksi

Data, (5) Deskriptif Analisis (Ardianto, 2016).

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

42
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan uji credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal),

dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektifitas) (Sugiyono, 2015).

Berdasarkan data yang sudah terkumpul, selanjutnya ditempuh beberapa teknik

keabsahan data yang meliputi: kredibilitas, tranferabelitas, dependabilitas, dan

konfirmabilitas adapun perincian dari teknik diatas adalah sebagai berikut:

1. Uji Kredibilitas

Dalam penelitian kualitatif, uji kredibilitas data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara,

anatara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,

analisis kasus negatif, dan member check. Namun, dalam penelitian ini

hanya menggunakan beberapa cara yang dilakukan untuk menguji

kepercayaan data hasil penelitian sebagai berikut:

a. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Namun, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan dua triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan

triangulasi teknik.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

43
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumen pendukung

terhadap informan.

b. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan

data yang telah ditemukan oleh peneliti. Untuk itu dalam penyusunan

laporan, peneliti menyertakan foto atau dokumen autentik sehingga hasil

penelitian menjadi lebih dapat dipercaya.

c. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi

data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data itu

pertanda data tersebut valid, sehingga semakin kredibel. Pelaksanaan

member check dapat dilakukan setelah mendapat suatu temuan atau

kesimpulan. Dalam penelitian ini member check dilakukan dengan forum

diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok peneliti menyampaikan

temuan kepada sekelompok pemberi data. Dalam diskusi kelompok

tersebut mungkin terjadi pengurangan, penambahan dan kesepakatan data.

Setelah data disepakati bersama, maka pemberi data diminta untuk

44
menandatangani, agar lebih autentik.

1. Uji Tranferabelitas

Pengujian transferability ini merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan

atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel

tersebut diambil. Nilai transfer ini berkaitan dengan pertayaan, sampai

mana penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi

penelitian naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai, sejauhmana

hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial

lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian

kualitatif ini sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian

tersebut, maka dalam menyusun laporan ini peneliti memberikan uraian

yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, maka

pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat

memutuskan dapat atau tidaknya untuk diaplikasikan hasil penelitian ini di

tempat lain. Apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran

yang sedemikian jelasnya, seperti apa suatu hasil penelitian dapat

dberlakukan (transferability), maka laporan ini memenuhi standar

transferabilitas.

2. Uji Dependabilitas

Dalam penelitian kuantitatif, Dependabilitiy disebut sebagai

reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat

mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian

45
kualitatif, uji dependebility dilakukan dengan melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Dalam penelitian ini dependebility

dilakukan oleh auditor yang independen atau dosen pembimbing untuk

mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

3. Uji Konfirmabilitas

Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut

dengan uji obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif apabila

hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif,

uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya

dapat dilakukan secara bersamaan. Pengujian confirmability berarti

menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila

hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,

maka penelitian tersebut telah memenuhi standar Confirmability.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, C., & Setyanto, Y. (2019). Peranan Public Relations Dalam

Mempertahankan Eksistensi Ramayana. Prologia, 3(2), 408.

https://doi.org/10.24912/pr.v3i2.6373

Ardianto, Elvinaro dan Soemirat, S. (2010). Dasar-Dasar Public Relations.

Remaja Rosdakarya.

Ardianto, E. (2011). Handbook Public Relation. Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvinaro. (2009). Public Relations Praktis. Widya.

Ardianto, Elvinaro. (2016). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations.

Simbiosa.

46
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta.

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Pustaka Belajar.

Barnard, M. (2006). Fashion as Communication. Jalasutra.

Curlip, S. M. (2007). Effective Public Realtions. Kencana.

Danandjaja. (2011). Peran Humas Dalam Perusahaan. Graha Ilmu.

Gilaninia, S., Taleghani, M., & Mohammadi, M. E. (2013). The Role of Public

Relations in Organization. Nigerian Chapter of Arabian Journal of Business

and Management Review, 1(10), 47–51. https://doi.org/10.12816/0003699

Griffin, E. M. (2012). A First Look At Communication Theory Eighth Edition.

McGraw-Hill Companies, Inc.

Gultom, R. (2019). GMS Kids Lahirkan Model Berbakat Sejak Dini.

https://aura.tabloidbintang.com/hobi/read/138819/gms-kids-lahirkan-model-

berbakat-sejak-dini

Gunardi, Agus Rahayu, L. A. W. (2020). Analisa Strategi Pemasaran Online

Terhadap Kinerja Keuangan UmkmFashiondi Kota Bandung. Jurnal Ilmiah

Akuntansi Dan Keuangan, 3(61–68).

J.R. Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya. PT. Grasindo.

Kamil, A. (2020). Role of Public Relations in Crisis Management with the

Coronavirus Crisis as an Example: A Case Study on the UAE. Global Media

Journal, 18(35), 1–6. https://pesquisa.bvsalud.org/portal/resource/en/mdl-

2435559183

47
Kotler, P. dan K. L. K. (2007). Manajemen Pemasaran. Indeks-Prentice Hall.

Kriyantono, R. (2008). Teori-Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal:

Aplikasi Penelitian & Praktik. Kencana.

Kumar, R. (2020). Effectiveness of Fashion Industry in Post Pandemic World.

Journal of Textile Science & Fashion Technology, 6(4), 1–6.

Luhukay, M. S. (2008). Penerapan Manajemen Krisis di Indonesia. Jurnal Ilmiah

Scriptura, 2(1), 19.

Mahmud Achmad. (2008). Tehnik Simulasi dan Permodelan. Universitas Gajah

Mada.

Meita Fajriana. (2019). Talenta Muda Berbakat Tanah Air Beraksi di Runway

Fashion Show. https://www.fimela.com/fashion-style/read/4085706/talenta-

muda-berbakat-tanah-air-beraksi-di-runway-fashion-show

Moleong, L. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja. Rosdakarya.

Nurhadi, Z. F. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif (Teori dan Paradigma).

CV Alfabeta.

Rosemary Varley, Ana Roncha, N. R.-T. (2018). Fashion Management: A

Strategic Approach. Macmillan International Higher Education.

Ruslan, R. (2002). Kiat dan Strategi Public Relations. Raja Grafindo.

Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.

Rajawali.

Soemirat, Soleh & Ardianto, E. (2007). Dasar-Dasar Public Relations.

Rosdakarya.

48
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Syam, A. R. (2019). Strategi Public Relation dalam Menjaga Eksistensi Lembaga

Pendidikan Islam di Era Milenial. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan

Dan Keislaman, 6(1), 86–102.

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/murabbi/article/view/34

94

Ulber, S. (2009). Metode Penelitian Sosial. PT. Refika Aditama.

Wardasari, N., Wisadirana, D., & Nasution, Z. (2013). KINERJA PRAKTISI

PUBLIC RELATIONS DALAM IMPLEMENTASI KEGIATAN HUMAN

RELATIONS (Studi Kasus Praktisi Public Relations Berdasarkan Latar

Belakang Pendidikan non Public Relations pada BUMN Kota Malang).

Sosiohumaniora, 15(2), 203.

https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v15i2.5747

Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Ed.
Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Lupiyoadi, Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta :


Penerbit Salemba Empat.

49

Anda mungkin juga menyukai