Anda di halaman 1dari 10

1.

Diagnosis dan diagnosis banding Hipospadia dan Epispadia

Diagnosis hipospadia ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik bayi baru
lahir. Anamnesis biasanya terdapat keluhan gangguan aliran urin dan bentuk anatomi
penis yang tidak normal. Pada pemeriksaan fisik terdapat trias klinis yaitu muara meatus
eksterna terletak pada ventral penis, penis menekuk ke arah ventral (chordee/korde), dan
preputium yang berlebihan di bagian dorsal penis (preputial hood). Hipospadia dapat
diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomisnya menjadi distal, medial, dan proksimal.
Hipospadia proksimal biasanya disertai dengan malformasi genitourinaria lain yang harus
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk evaluasi lebih lanjut.[10,22]

Anamnesis

Anamnesis pada hipospadia harus dilakukan secara menyeluruh, termasuk riwayat


keluarga dengan hipospadia, riwayat penyakit dan komorbid sebelumnya, bahkan riwayat
program kehamilan berupa metode fertilisasi in vitro (IVF) sering dikaitkan dengan
hipospadia.[7]

Keluhan pada hipospadia dapat berupa pancaran urin tidak berasal dari ujung penis,
aliran urin tidak normal, kesulitan buang air kecil pada posisi berdiri, preputium berada
pada bagian atas penis dan mungkin tidak terdapat pada permukaan bawah, penis tidak
lurus atau melengkung, kesulitan dalam melakukan hubungan seksual.[18,19]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik hipospadia dilakukan pada bayi baru lahir.[14,16] Terdapat trias klinis
pada pemeriksaan fisik hipospadia yaitu muara meatus eksterna terletak pada ventral
penis, penis menekuk ke arah ventral (chordee/korde), dan preputium yang berlebihan di
bagian dorsal penis (preputial hood).[5,8]

Muara Meatus Eksterna Terletak di Ventral Penis


Inspeksi mencari lokasi muara meatus eksterna dilakukan pada glans, shaft, skrotum dan
perineum. Meatus biasanya paten dan ukuran dapat sebesar lubang jarum (pinhole-sized).
Jelaskan lokasi secara spesifik, bisa terletak di distal / anterior penis (granular, koronal,
subkoronal), di medial penis (distal, midshaft, proksimal), atau di proksimal / posterior
penis (penoskrotal, skrotal, perineal). Jika terdapat keraguan terhadap posisi meatus,
pemeriksaan dapat dilakukan pada saat berkemih. Pada beberapa kasus, posisi meatus
hanya dapat ditentukan pada saat pembedahan, setelah koreksi kurvatura penis.[8,12]

Chordee / korde

Kurvatura penis ke arah ventral dapat dilihat secara langsung atau lebih jelas pada saat
ereksi. Korde ini disebabkan oleh defisiensi struktur normal pada bagian ventral.
Terkadang penis dapat terlihat lebih melengkung dibanding yang sebenarnya akibat
preputial hood.[12]

Preputial Hood

Dorsal hood pada preputium dan granular groove dapat terlihat secara jelas, akan tetapi
preputium bagian ventral harus diperhatikan dengan seksama. Meskipun jarang, dapat
ditemukan preputium yang lengkap, dan hipospadia baru diketahui pada saat sirkumsisi.
Jika kondisi ini terjadi, setelah dilakukan prosedur dorsal slit, tindakan sirkumsisi harus
dihentikan dan pasien harus dirujuk pada ahli urologi.[7]

Granular Hipospadia. Sumber: Openi, 2015 Granular Hipospadia. Sumber: Openi, 2015
Pemeriksaan Skrotum

Pemeriksaan pada regio skrotum juga harus dilakukan karena dapat ditemukan skrotum
bifida atau transposisi penoskrotal. Selain itu, dua kelainan kongenital yang biasanya
muncul bersamaan dengan hipospadia, testis undesenden dan hernia inguinal, dapat
diketahui melalui palpasi pada skrotum.[8,12]
Kelainan kongenital lain yang dapat ditemukan pada kasus hipospadia adalah pembesaran
utrikulus prostat (sisa dari sinus urogenital dan duktus mullerian yang biasanya
mengalami regresi pada pria) dan mikropenis (ukuran penis kurang dari 2,5 SD rata-rata
berdasarkan usia).

Diagnosis Hipospadia :
Diagnosis hipospadia ditegakkan dengan pemeriksaan fisik. Pencatatan pemeriksaan fisik
harus disertai deskripsi temuan lokal seperti posisi meatus uretra, bentuk dan lebar
orifisium, ukuran penis, lempeng uretra, informasi derajat kurvatura penis (pada saat
ereksi), prepusium, dan skrotum bifidum.
Beberapa kelainan kongenital yang ditemukan pada kasus hipospadia:
1. Undesensus testis dan hernia inguinalis.
2. Pembesaran utrikulus prostat.
3. Penoskrotal transposisi dan mikropenis.
4. Disorder of sex development (DSD).
Diagnosis epispadia
Dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik genitalia eksternal saat lahir ataupun dengan
pemeriksaan ultrasonografi prenatal. Pada pria tanda dan gejala yang muncul dapat
berupa meatus uretra ektopik pada dorsum penis atau strip mukosa pada uretra, ada
inkontinensia, atau urin keluar ke atas. Jika terjadi pada wanita, bisa didapatkan klitoris
bifid, uretra melebar (patulous uretra), mons pubis rata (flattened mons pubis), hipoplasia
labia minora, separasi simfisis, atau inkontinensia urin persisten.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding hipospadia antara lain kurvatura penis kongenital, disorder of sex
development (DSD), transposisi penoskrotal, dan epispadia.

Kurvatura Penis Kongenital

Pada kurvatura penis kongenital ditemukan korde tanpa hipospadia. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perkembangan preputial asimetris dengan meatus glanular normal. [9]

Transposisi Penoskrotal

Transposisi penoskrotal adalah kondisi dimana penis terletak pada atau di bawah
skrotum. Bentuk yang lebih ringan adalah skrotum bifida, yaitu dua bagian skrotum
menyatu di atas penis. Transposisi penoskrotal merupakan anomali heterogen, dan perlu
dilakukan pemeriksaan lanjut untuk menyingkirkan kelainan lain terutama pada sistem
urinaria, sistem gastrointestinal, tungkai atas, regio kraniofasial dan sistem saraf
pusat.[20]

Disorder of Sex Development (DSD)

Jenis paling umum dari DSD adalah mixed gonadal dysgenesis dan ovotesticular DSD.
Isolated hypospadia tidak dipertimbangkan sebagai DSD, akan tetapi kombinasi
hipospadia (terutama hipospadia proksimal) dan testis undesenden dapat menjadi
indikator terjadinya underlying DSD sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pemeriksaan USG prenatal, hipospadia dan ambiguous genitalia sangat sulit
dibedakan.[9,21]

Epispadia

Epispadia merupakan kondisi dimana muara meatus eksterna berada pada bagian dorsal
penis dan terdapat kurvatura penis ke arah atas. Epispadia sering disertai ekstrofi
kandung kemih dan kelainan kongenital berat lainnya.[5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding epispadia antara lain:

Pseudoekstrofi : Ekstrofi kandung kemih semu dengan defek muskuloskeletal, tanpa


kelainan sistem urinaria.
Urakus paten atau fistula urakal : Kandung kemih dan umbilikus terhubung secara
persisten. Ditandai dengan massa dan keluar cairan dari umbilikus, dapat diselubungi
jaringan granulasi.
Kloaka persisten : Adanya kloaka yang ditandai dengan orificium perineal, pemendekan
labia minora, dan klitoris mengecil.
Ekstrofi kloaka : Terdapat ekstrofi beberapa organ, seperti kandung kemih, omfalokel,
anus imperforata, dan kelainan tulang belakang.

2. Komplikasi dan prognosis Disorder Seksual Differentiation (DSD)


Infertilitas. Bisa atau tidaknya seseorang yang mengalami DSD dapat memiliki
anak tergantung pada diagnosis spesifik. Sebagai contoh, wanita genetik dengan
hiperplasia adrenal kongenital dapat hamil jika mereka memilihnya.

Peningkatan risiko kanker tertentu. Beberapa gangguan perkembangan seks


dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker jenis tertentu.

Untuk mencegah terjadinya DSD , seorang ibu perlu memerhatikan kondisi


kesehatan serta asupan bergizi selama kehamilan. Selain itu, tidak ada salahnya
untuk rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan.

3. Patogenesis Malformasi Kongenital Uterus


Malformasi
Malformasi adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh kegagalan
atauketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses embriogenesis. Beberapa
contohmalformasi misalnya bibir sumbing dengan atau tanpa celah langit-langit, defek
penutupan tuba neural, stenosis pylorus, spina bifida, dan defek sekat jantung.
Malformasi dapat digolongkan menjadi malformasi mayor dan minor. Malformasi mayor
adalah suatu kelainan yang apabila tidak dikoreksi akan menyebabkan gangguan fungsi
tubuh serta mengurangi angka harapan hidup. Sedangkan malformasi minor tidak akan
menyebabkan problem kesehatan yang serius dan mungkin hanya berpengaruh pada segi
kosmetik. Malformasi pada otak, jantung, ginjal, ekstrimitas, saluran cerna termasuk
malformasi mayor, sedangkan kelainan daun telinga, lipatan pada kelopak mata, kelainan
pada jari, lekukan pada kulit (dimple), ekstra putting susu adalah contoh dari malformasi
minor.

Pengembangan saluran reproduksi wanita


Diferensiasi seksual dimulai pada awal periode kehamilan janin ( saat ketika janin masih
dalam kandungan ibunya ). Sistem genital pria dan wanita identik hingga minggu keenam
kehidupan. Ada dua pasang saluran genital simetris, yaitu saluran mesonefrik ( Wolffian )
dan paramesonefrik ( Mullerian ). Saluran Wolffian bentuk dari sistem reproduksi pria
dan saluran Mullerian adalah bentuk dari sistem reproduksi wanita. Pada embrio wanita,
saluran Wolffian memulai untuk degenerasi tetapi memungkinkan maturasi saluran
Mullerian. Kedua saluran Mullerian tumbuh dan melebur di tengah untuk menjadi rahim,
ligamen dan tuba falopi. Kelainan kongenital uterus pada hal ini terjadi karena adanya
kegagalan untuk menyelesaikan pemanjangan saluran bilateral, fusi, kanalisasi atau
resorpsi septum saluran Mullerian.

1) Hipoplasia / Agenesis

Terjadi ketika rahim tidak ada. Mungkin ada atau tidak ada vagina.
Kondisi ini diketahui sebagai sindrom Rokitansky-Kuster-Hauser.

2) Unicornuate Uterus

Dapat terlihat ketika hanya satu sisi yang terbentuk saluran Mullerian. Rahim memiliki
“bentuk penis” yang khas pada sistem pencitraan seperti USG atau MRI. Kadang terlihat
seperti tanduk rudimenter (sederhana). Jika tanduk rudimenter memiliki rongga, pasien
mungkin mengalami nyeri panggul unilateral siklikal, kedua dari pengumpulan darah di
rongga dan tidak dapat mengalir keluar dari rahim. Kondisi seperti ini memiliki tingkat
spontan aborsi dan kelahiran prematur yang tinggi.
3) Uterus Didelphys

Terbukti ketika kedua saluran Mullerian berkembang tetapi gagal untuk melebur,
sehingga pasien memiliki “rahim ganda”. Ini merupakan suatu kondisi dengan serviks
ganda dan partisi vagina. Pasien dengan kondisi seperti ini juga dapat mengalami insiden
aborsi spontan dan kelahiran prematur yang tinggi.

5) Septate Uterus

Terjadi ketika dua saluran Mullerian melebur, tetapi partisi diantara keduanya masih ada,
membagi sistem menjadi dua bagian. Dengan septum vagina lengkap (g), serviks dan
uterus dapat dipartisi. Biasanya septum mengenai hanya pada bagian atas dari uterus.
Septum uterus merupakan malformasi uterus umum dan menyebabkan keguguran.
Kondisi ini dapat dikoreksi oleh histeroskopi ( lihat bab 40 ).
6) Rahim Arkuata

Terjadi ketika resorpsi septum uterovaginal yang hampir lengkap meninggalkan lekukan
cekung ringan pada rongga endometrium, pada tingkat fundus, memberikan konfigurasi
rahim arkuata (g).

7) Terkait obat Diethylstilbestrol (DES)

DES merupakan estrogen sintetis aktif secara oral yang diperkenalkan pada tahun 1940an
yang digunakan untuk pengobatan dan keguguran berulang dan kelahiran prematur.
Wanita yang terpapar pengobatan ini memiliki anak dengan kelainan rahim dan kelainan
yang paling umum adalah rongga rahim yang berbentuk T. Kelainan yang lain termasuk
rahim kecil, cincin penyempitan dan defek pengisian intrauterin. Obat ini telah dilarang
digunakan untuk kehamilan sejak tahun 1971

4. Prognosis dan Komplikasi Hidronefrosis dan hidroureter


Prognosis
Prognosis (ramalan kesembuhan) hidronefrosis sangat bervariasi, tergantung penyebab
hidronefrosis dan seberapa parah hidronefrosis terjadi. Bila hidronefrosis terjadi akibat
sumbatan (batu) maka umumnya hidronefrosis memiliki prognosis yang baik setelah
sumbatan teratasi.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul dari hidronefrosis adalah gagal ginjal karena kerusakan
ginjal secara permanen. Kondisi ini terjadi jika hidronefrosis tidak ditangani dengan
tepat. Namun, jika salah satu ginjal masih dapat berfungsi secara normal, maka gagal
ginjal jarang terjadi pada kasus hidronefrosis.

Anda mungkin juga menyukai