NIM : K1A020006
Kelas : Farmasi B
b. Aseton
c. Ion Karbonat
d. Radikal Pentadienil
4. Definisi Asam-Basa
Teori Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, ahli kimia Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin
Lowry mengembangkan definisi asam dan basa berdasarkan kemampuan
(donor) atau menerima (akseptor) proton (ion H+). Menurut konsep Bronsted
dan Lowry, zat yang memiliki kecenderungan untuk menyumbangkan ion H+
pada zat lain adalah asam. Sedangkan zat yang memiliki kecenderungan untuk
menerima ion H+ dari zat lain adalah basa.
5. pKa merupakan nilai negative logaritma dari konstanta keasaman. Asam kuat
memiliki konstanta keasaman besar karena kesetimbangan bergeser kea rah kanan,
sedangkan asam lemah memiliki kontanta keasaman yang lemah. Asam kuat
memiliki pKa rendah sedangkan asam lemah memiliki pKa tinggi
6. Untuk menentukan tingkat keasaman suatu senyawa, maka caranya adalah dengan
mengetahui pKa mana yang lebih tinggi dan lebih rendah. Di mana, asam kuat
memiliki pKa rendah sedangkan asam lemah memiliki pKa tinggi.
a. Asetilena, karena memiliki nilai pKa yang lebih rendah yaitu 25 sedangkan air
1574
b. Asam amino fenilananin, karena memiliki nilai pKa yang lebih rendah yaitu
1,83 sedangkan triptofan memiliki pKa 2,83
c. Aseton, karena memiliki nilai pKa yang lebih rendah yaitu 19 sedangkan
aseton memiliki pKa 36
Maka :
pKa = -Log Ka
-pKa = Log Ka
Antilog (-pKa) = Antilog (Log Ka)
10^-pKa = Ka
Ka = 10^-9,31
8. Urutan asam dengan tingkat keasaman tinggi hingga keasaman rendah berdasarkan
pKa. Yang dimana Asam kuat memiliki pKa rendah sedangkan asam lemah
memiliki pKa tinggi