Usulan Perencanaan Smart City Smart Governance Pem
Usulan Perencanaan Smart City Smart Governance Pem
Annisah
Dinas Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu
Jl. Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu
E-mail: anisah.tel3@mail.ugm.ac.id
Naskah diterima tanggal 27 April 2017, direvisi tanggal 31 Agustus 2017, disetujui tanggal 15 September 2017
Abstract
The Government of Mukomuko Regency, Province of Bengkulu is committed to apply smart government as part of the
Smart City concept. The importance of smart government services with open data system aims to encourage integrated
and transparent public services. Implementation of Smart Government system, especially in Mukomuko Regency there
are still shortcomings in the field of Human Resources (HR) and the availability of facilities and supporting facilities.
The purpose of this study is to develop the concept of smart governance in accordance with the vision and mission of
Mukomuko Regency and RPJPN (National Long Term Development Plan). In this plan it uses a combination of TOGAF
framework (The Open Group Architecture Framework) and COBIT 5 Capability model. This research was conducted in
implementation governance phase of TOGAF and Governance area at COBIT 5. The result of this study is
recommendation for government of Mukomoko Regency in applying Smart Government.
Abstrak
Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu berkomitmen untuk menerapkan smart government sebagai
bagian dari konsep smart city. Pentingnya layanan smart government dengan sistem open data bertujuan untuk
mendorong pelayanan publik yang terintegrasi dan transparan. Penerapan sistem smart government, khususnya di
Kabupaten Mukomuko masih terdapat kekurangan dalam bidang sumber daya manusia (SDM) dan ketersediaan sarana
dan prasana penunjang. Tujuan kajian ini adalah untuk menyusun konsep smart governance yang sesuai dengan visi dan
misi Kabupaten Mukomuko dan RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional). Dalam perencanaan ini
menggunakan gabungan framework TOGAF (The Open Group Architecture Framework ) dan COBIT 5 Capability
model. Penelitian ini dilakukan pada fase implementation governance pada TOGAF dan area Governance pada COBIT
5. Hasil dari kajian ini adalah rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Mukomoko dalam menerapkan smart
government.
*
Naskah ini telah diedit kembali oleh Ahmad Budi Setiawan
59
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
60
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
61
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
62
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
1. Mengkolaborasikan dan
mengikutsertakan seluruh lapisan
masyarakat
2. Mengembangkan operasional agar lebih
efisien
3. Meningkatkan managemen organisasi,
sumberdaya manusia, dan infrastruktur
4. Membuat system database yang dapat
diakses secara umum
5. Mengolah informasi data yang up-to-
date (real time). Gambar 5. Konsep Perencanaan Smart City di
6. Menggunakan metode yang mutakhir. Indonesia
7. Adanya koordinasi antar stakeholders
Tahapan-tahapan menuju smart government Perencanaan Smart Governance
dapat dilihat pada Gambar 4. merupakan ujung tombak perencanaan Smart
City. Karena Smart City dimulai dengan
adanya smart governance. Tanpa adanya smart
governance mustahil untuk mewujudkan
Smart City (Scytl, 2015) Sehingga
perencanaan smart governance haruslah
mengacu pada konsep Smart City dan konsep
perencaaan tata kelola yang banyak
dikembangkan dengan cara menggunakan
framework- framework yang ada.
Sebagai bahan perbandingan,
pemerintah Singapura membuat perencanaan
smart governance dengan mengedepankan
tingkat kapabilitas sebagai indikator utama
(Delloite, 2015) yang menitikberatkan pada
Gambar 4. Tahapan Smart Government tersedianya house of governance seperti
terlihat pada Gambar 6.
Indonesia mempunyai karakteristik
wilayah yang berbeda baik dari segi budaya
maupun ketersediaan infrastruktur. Maka
dalam perencanaan smart governance harus
berpedoman pada kebutuhan, kondisi dan visi
misi daerah. Perencanaan Smart City di
Indonesia harus dimulai dari desa (Supangkat,
2015) seperti pada Gambar 5.
63
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
64
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
Arah Penelitian
Studi Literatur
TOGAF
The Open Group of Architecture
Framework (TOGAF) memberikan metode
detail bagaimana membangun, mengelola dan Gambar 9. Fase-fase dalam ADM
mengimplementasikan arsitektur enterprise dan
sistem informasi yang disebut ADM ADM merupakan metode generik yang
(Architecture Development Method) (Rosyid, berisikan sekumpulan aktivitas yang digunakan
n.d.). Metode ini juga dapat digunakan sebagai dalam memodelkan pengembangan arsitektur
panduan atau alat untuk merencanakan, enterprise. Seperti ditunjukkan pada gambar 9,
merancang, mengembangkan arsitektur sistem TOGAF ADM merupakan metode yang fleksibel
yang dapat mengantifikasi berbagai macam teknik
informasi untuk organisasi dan pemodelan yang digunakan dalam perancangan,
mengimplementasikannya (Yunis, 2009). karena metode ini bisa disesuaikan dengan
perubahan dan kebutuhan selama perancangan
dilakukan (Yunis, 2009). Yang secara ringkas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Architecture Vision
Adalah fase yang digunakan untuk
menentukan arsitektur yang ideal untuk
sebuah perencanaan, dalam sebuah
organisasi tertuang dalam visi dan misi
2. Business Architecture
65
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
66
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
67
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
68
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
prosesnya. Pada tingkat ini, ada sedikit yang mampu mencapai hasil
atau tidak ada bukti dari setiap prosesnya. Pada level ini juga
pencapaian yang sistematis dari Tujuan menggunakan 2 PA untuk mengukur
proses. Pada level ini pengukuran tingkat kemampuan prosesnya yaitu
dilakukan dengan pedoman base dengan PA 3.1 (process definition)
practice dari Process Assessment dan PA 3.2 (process deployment).
Models e. Level 4 : Predictable Process,
b. Level 1 : Performance Process, Proses sebelumnya proses yang ditetapkan
dilaksanakan dan mencapai tujuan sekarang beroperasi dalam batas
prosesnya. Pengukuran menggunakan yang ditentukan untuk mencapai
indikator Process Atribute 1.1 (PA 1.1) hasil prosesnya. Pada level 4
process performance. indikator pengukuran kapabilitas
c. Level 2 : Manage Process, proses digunakan PA 4.1(process
dijelaskan sebelumnya proses yang measurement) dan PA 4.2( process
dilakukan sekarang control)
diimplementasikan dan dikelola f. Level 5 : Optimizing Process, proses
(direncanakan, dimonitor dan diprediksi secara terus menerus
disesuaikan) dan produk kerjanya ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
secara tepat ditetapkan, dikendalikan bisnis yang relevan saat ini dan
dan dipertahankan. Indicator yang proyeksi dimasa mendatang. Untuk
digunakan dalam pengukuran level mengetahui tingkat kemampuannya
ini ada 2 yaitu PA 2.1 dan PA 2.2 digunakan 2 proses atribut, yaitu PA
yaitu performance management dan 5.1 (process innovation) dan PA 5.2
work product management. (process optimization).
d. Level 3 : Establish Process, Proses
dikelola dijelaskan sebelumnya Sedangkan untuk indikator pencapaian
sekarang diimplementasikan proses masing-masing level berbeda, seperti
menggunakan proses didefinisikan terlihat pada Gambar 12.
69
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
70
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
71
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
72
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
73
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
74
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
75
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
memenuhi kriteria untuk syarat wajib proses EDM02 dan EDM04 dengan activity
pelaporan IT institusi. sebagai berikut:
i. Membangun mekanisme untuk validasi a. Memahami persyaratan pemangku
dan persetujuan sistem pelaporan kepentingan, masalah rencana strategis
institusi. IT, ketersediaan IT dan wawasan
j. Membangun mekanisme eksalasi teknologi dan aktualisasi capabilitas IT
pelaporan. yang selaras dengan strategi bisnis
k. Secara berkala menilai efektivitas institusi.
mekanisme untuk memastikan akurasi b. Memahami elemen kunci tata kelola IT
dan keandalan pelaporan wajib. yang diperlukan untuk kemanan
l. Secara berkala menilai efektivitas pengiriman, efisiensi biaya sehingga
mekanisme, dan hasil dari, komunikasi dapat mengandalkan kemampuan
dengan para pemangku kepentingan institusi secara optimal dari penggunaan
eksternal dan internal. layanan TI, aset dan sumber daya.
m. Menentukan apakah persyaratan c. Memahami dan secara teratur
pemangku kepentingan yang berbeda membahas peluang yang bisa timbul
terpenuhi. dari perubahan perubahan institusi
6. Indikator keenam (Keterbukaan Informasi akibat penggunaan teknologi, teknologi
dan Data). Pada indikator ini digunakan yang baru dan menciptakan nilai dari
proses EDM05 dengan activity sebagai peluang peluang tersebut.
berikut: d. Memahami nilai apa yang paling
a. Menjaga prinsip komunikasi dengan penting bagi perusahaan dan memahami
stakeholders termasuk format komukasi seberapa baik komunikasikan, di
dan alat komunikasi dan alat pelaporan. jalankan dan di pahami oleh seluruh
b. Mengatur pembentukan strategi elemen institusi.
komunikasi untuk stakeholder internal e. Mengevaluasi seberapa efektif insitusi
dan ekstrenal. memanfaatkan sumber daya IT yang
c. Mengarahkan pelaksanaan mekanisme telah di integrasi dan selaras dengan
untuk memastikan informasi yang tujuan institusi.
memenuhi kriteria untuk syarat wajib f. Memahami dan mempertimbangkan
pelaporan IT institusi. seberapa efektif peran dan tanggung
d. Membangun mekanisme untuk validasi jawab, akuntabilitas dan pengambilan
dan persetujuan sistem pelaporan keputusan yang memastikan penciptaan
institusi. nilai dari ketersediaan IT, Jasa dan aset.
e. Membangun mekanisme eksalasi g. Mempertimbangkan seberapa baik
pelaporan. ketersediaan investasi IT yang sejalan
f. Secara berkala menilai efektivitas dengan praktek manajemen keuangan
mekanisme untuk memastikan akurasi perusahaan.
dan keandalan pelaporan wajib. h. Memeriksa dan membuat keputusan
g. Secara berkala menilai efektivitas tentang strategi saat ini dan masa depan,
mekanisme, dan hasil dari, komunikasi pilihan untuk menyediakan sumber
dengan para pemangku kepentingan daya IT dan mengembangkan
eksternal dan internal. kemampuan untuk memenuhi
h. Menentukan apakah persyaratan kebutuhan saat ini dan kebutuhan masa
pemangku kepentingan yang berbeda depan ( termasuk sumber pilihan)
terpenuhi. i. Menentukan prinsip untuk
7. Indikator ketujuh (TIK dan penerapan e- membimbing alokasi dan pengelolaan
Government). Pada indikator ini digunakan sumber daya dan kemampuan sehingga
76
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
77
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
Dalam penelitian ini tidak melibatkan berpedoman pada framework dan visi misi
hal-hal tersebut diatas dikarenakan daerah sehingga akurasi perencanaan belum
keterbatasan penulis dalam melakukan review sempurna karena tidak melibatkan penelitian
lapangan. Sehingga jika akan menyusun kondisi di lapangan saat ini.
rencana smart governance dan secara umum Dari hasil pemantauan activity pada
membuat perencanaan Smart City maka perlu COBIT 5 didapatkan kesimpulan bahwa dalam
dilakukan bersama-sama dengan tim usulan rencana smart governance, Pemerintah
pemerintah daerah sehingga akan diketahui Kabupaten Mukomuko perlu menitikberatkan
sejauhmana pemerintah daerah dapat pada ketersediaan infrastruktur dan juga
mendukung pembangunan Smart City pada pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kabupaten Mukomuko.
Saran
Untuk menyusun smart governance
PENUTUP guna menunjang pembangunan Smart City
perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam
Simpulan terkait kesiapan pemerintah daerah. Untuk
Smart City sebagi isu global sangat mengukur kesiapan ini dapat dilakukan dengan
menarik untuk dikaji terkait pengembangan cara melakukan FGD atau penyebaran
Smart City di Indonesia. Penelitian ini telah kuisioner yang dibagikan kepada seluruh
menyusun usulan perencanaan smart stakeholders.
governance sebagai salah satu dimensi yang Selain itu, untuk mendapatkan hasil
mendukung Smart City. Dalam perencanaan yang lebih objektif sebaiknya dilakukan
smart governance digunakan indikator sebagai penelitian terkait kondisi saat ini sehingga akan
tolok ukur keberhasilan Smart City. Dalam terlihat gap antara rencana dan kondisi existing.
kajian ini digunakan gabungan framework Sementara itu, untuk penyusunan yang lebih
TOGAF dan COBIT 5 untuk menyusun tata baik sebaiknya diketahui keinginan institusi
kelola Smart City. Penggunaaan kerangka kerja melalui keinginan top level management yang
TOGAF dan COBIT 5 dikarenakan dua tidak tersurat dalam visi misi.
kerangka kerja tersebut mempunyai best
practice yang dapat digunakan sebagai acuan Ucapan Terima Kasih
penyusunan program kerja. Dalam menyusun Ucapan terima kasih terutama
usulan perencanaan ini penulis hanya ditujukan kepada Badan Litbang SDM
78
USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART GOVERNANCE
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO
Annisah
79
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 1 (Januari - September 2017) Hal.: 59-80
80