Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : LATSAR


Angkatan/ Kelas : Angkatan 27 Kelompok1
Nama Agenda : Nasionalisme
Nama Peserta : dr. Tuko Gustari Lisa
No. Daftar Hadir :-
Lembaga Penyelenggara : PPSDM Kemendagri Regional Bandung
Pelatihan

A.    Pokok Pikiran

Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara,


dan "Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah
Nasionalisme adalah paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa
dan negara kita sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap
mencintai yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati
bangsa lain. Sikap nasionalisme tidak boleh terlalu berlebihan sampai
menganggap bangsa atau negara lain itu lebih rendah. Sebelum memiliki jiwa
nasionalisme, seseorang harus terlebih dahulu memiliki rasa kebangsaan
yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang
tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau,
serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Sikap
nasionalisme juga sikap yang menghargai persamaan suku-suku bangsa dan
memiliki rasa senasip sepenanggungan diantara sesama bangsa. 

Rasa Nasionalisme memberikan dorongan untuk mempertahankan


negara dari kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun
gangguan (ATHG) sehingga bangsa kita harus berkarakter kuat. Secara
khusus bagi kita Warga Negara Indonesia, kita harus memiliki sikap
Nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta melestarikan budaya yang sangat
beragam. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang
bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan
nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul
semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai
rakyat Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada
nilai-nilai Pancasila. Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan
menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia dengan tumpah darahnya maka tugas kita melanjutkan perjuangan
dan mempertahankan kedaulatan kemerdekaan dan mengisinya dengan
pembangunan. Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme dan
wawasan kebangsaan yang kuat yang kemudian diaktualisasikan ke dalam
fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya
diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi
pada kepentingan publik, bangsa, negara, dan menghindari pemikiran yang
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila


sebagai dasar dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan
jumlah sila dari Pancasila.

1.     Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran,


transparan, etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.

2.     Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis,


tenggang rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.

3.     Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban,


menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong
royong.

4.     Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat,
kekeluargaan, menghargai pendapat, dan bijaksana.

5.     Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap


adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki
kesadaran unttuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan
sesuai dengan fungsi dan tugas antara lain pada ranah berikut:

1. Pelaksana Kebijakan Publik: Pelaksana kebijakan publik merupakan salah


satu fungsi ASN (pasal 10 UU No. 5 tahun 2010 tentang Aparatur Sipil Negara.
ASN sebagai eksekutor yang melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan
sektor pemerintahan. Sebagai pelaksana kebijakan publik ASN harus memiliki
karakter dan orientasi kepublikan yang kuat yaitu nilai kepublikan yang
berorientasi pada kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik,
bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, kepentingan nasional diatas
kepentingan sektoral atau golongan, dan berintegritas tinggi
(konsisten/istiqomah dalam tindakan, nilai, prinsip, dlsb menjadi pribadi yang
jujur dan memiliki karakter kuat) dan mampu mengaktualisasikannya dalam
setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik.

2. Pelayanan Publik

Unsur-unsur dalam pelayanan publik adalah adanya organisasi penyelenggara,


penerima layanan, dan kepuasan pelanggan. ASN harus memiliki integritas
tinggi dalam melayani publik yang disesuaikan dengan kode etik dan kode
perilaku ASN. Sebagai pelayan publik kita harus bersikap adil dan tidak
diskriminatif; profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja
yang memuaskan publik dengan motto “melayani dengan amanah memberikan
yang terbaik”. Untuk menjadi ASN Profesional tentunya memerlukan keahlian
khusus. ASN menjadi perhatian dan sorotan masyarakat maka harus diketahui
diera keterbukaan informasi ini adanya tuntutan masyarakat agar bebas KKN,
adanya kritik masyarakat untuk bekerja secara professional dan memahami
situasi krisis dengan memperhatikan aspirasi Masyarakat.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014
pasal 66 ayat 1-2). Adanya Potensi Perusak Persatuan harus diwaspadai
ditanggulangi seperti adanya kelompok yang tidak setuju dengan ideologi
negara Pancasila, penyalahgunaan kemajuan tekonologi informasi dan
komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada, pilpres, daerah
perbatasan dst. Sebagai ASN kita harus memiliki jiwa nasionalisme dan
wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk
menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa serta
mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan terus
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran ASN
dalam menciptakan kondisi damai adalah dengan bersikap netral dan adil,
mengayomi kepentingan kelompok minoritas dengan tidak membuat kebijakan
diskriminatif, dan menjadi figur teladan di lingkungan masyarakat. Pada
akhirnya, rasa nasionalisme yang kuat ini menjadikan ASN yang mampu
mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam
menjalankan profesinya sebagai pelayanan publik yang berintegritas

Profil Tokoh

Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Sebelum


berkarier di Indonesia bapak B.J. Habibie melanjutkan studi teknik
penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische
Tehnische Hochscule Jerman. Ia pun menerima gelar Diplom Ingenieur pada
1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude
dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.
Beliau menemukan rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa
menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-atom
pesawat terbang. Sehingga beliau pun dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya
itu.

Ada banyak pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari
beliau. Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya
tidak hanya terlihat saat berada di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan
potensinya, beliau sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain
untuk menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama datang
datang dari Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak Habibie bukan orang biasa,
langsung saja menawarinya dengan status 'warga negara kehormatan'.
Bukannya senang dengan status yang jarang diberikan Jerman, beliau justru
menolak. Karena rasa nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih
pulang ke Indonesia untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya,
walaupun beliau tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika
melanjutkan studi di Jerman. Ada banyak terobosan dan sumbangsih yang
beliau buat sejak di Indonesia, salah satunya ketika memegang jabatan Menteri
Riset dan Teknologi. Beliau berhasil membuat pesawat terbang N250 yang
ditujukan sebagai alat transportasi utama di Indonesia yang merupakan negara
kepulauan, walaupun cita-cita tersebut tidak kesampaian karena adanya krisis
moneter tahun 1998. B.J. Habibi ini menunjukkan rasa memiliki serta rasa cinta
tanah air dan bangsa.

B. Penerapan

Penerapan Penerapan Nasinalisme dalam pelayanan kesehatan.


Sebagai pelayan masyarakat dalam melayani kesehatan, nilai-nilai
nasionalisme secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang
didasari penerapan sila pertama sampai sila kelima. Adapun pelaksanaan
pelayanan kesehatan untuk mengimplementasikan nilai nasionalisme
dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut:

1. Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu Hormat menghormati antara


tenaga kesehatan dan masyarakat sehingga terbina kerukunan hidup antar
Agama. Kemudian, Tidak membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat walaupun terdapat perbedaan agama.

2. Penanaman nilai-nilai Pancasila lainnya adalah Sebagai tenaga kesehatan


wajib menjunjung tinggi nilaikemanusiaan, memberikan pelayanan yang terbaik
untuk masyarakat tanpa membedakan suku ataua rasnya. Kemudian
memberikan soulusi terbaik untuk semua permasalahan kesehatan yang ada di
masyarakat bisa dengan cara bermusyawarah dengan masyarakat sebagai
contoh dilaksanaknnya Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

3. Dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehaan, memberikan


pelayanan yang terbaik untuk masyarakat merupakan sebuah kewajiban.Bukan
semata-mata hanya karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda-
bedakan satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari sila yang
terkandung dalam pancasila.

Anda mungkin juga menyukai