Moratorium Sawit Jokowi Dalam Perspektif Kebijakan
Moratorium Sawit Jokowi Dalam Perspektif Kebijakan
Abstrak
Pada fase terakhir pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani
Instruksi Presiden (Inpres) tentang penghentian sementara (moratorium) perluasan
lahan dan evaluasi perkebunan sawit. Regulasi ini tercantum dalam Inpres Nomor
8 tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Serta Peningkatan Produk-
tivitas Perkebunan Sawit, ditandatangani Jokowi pada 19 September 2018. Kajian ini
melihat apakah kebijakan Moratorium Sawit Jokowi dapat dikategorikan sebagai ke-
bijakan hijau yang sesuai dengan Teori Politik Hijau sehingga berpihak untuk kepen-
tingan lingkungan. Lebih jauh lagi, melihat seberapa solutif kebijakan moratorium
sawit ini menyelesaikan masalah tata kelola lahan dan konflik yang mencederai sektor
pemasok APBN terbanyak tahun 2017.
Kata kunci: Moratorium Sawit, Politik Hijau, Kebijakan Tata Kelola Lahan
Abstract
In the last phase of his administration, President Joko Widodo (Jokowi) approved the Presidential
Instruction (Inpres) on the temporary suspension (moratorium) of clearing land and renewing
plantations. Presidential Instruction Number 8 of 2018 concerning Delays and Evaluation of
Licensing and Increased Productivity of Oil Palm Plantations, signed by Jokowi on September
19, 2018. This study refers to the Environmental Palm Moratorium policy. Furthermore, see
the resolution of the palm oil moratorium policy solution to resolve land governance issues and
conflicts that have hurt the supplier sector of the most state budget in 2017.
Keywords: Oil Palm Moratorium, Green Politics, Land Management Policy
1
Penulis merupakan pengacara publik sekaligus peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat
(ELSAM). Dia juga aktif dalam Koalisi Masyarakat Sipil yang mendorong perbaikan tata kelola sawit
berkelanjutan di Indonesia.
2
Riva Suastha, “WALHI Tagih Janji Jokowi Selesaikan Konflik Lingkungan”, https://www.
cnnindonesia.com/nasional/20160602195942-20-135483/walhi-tagih-janji-jokowi-selesaikan-konflik-
lingkungan, diakses tanggal 1 Januari 2019.
186
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
187
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
7
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-Undangan: Dasar dan Cara Pembentukannya, (Yogyakarta:
Kanisius, 2007), hlm. 184.
8
Dictionary, “Definition of Moratorium from the Cambridge Advanced Learner’s Dictionary &
Thesaurus”, https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/moratorium, diakses tanggal 2 Ja-
nuari 2019.
9
D Murdiyarso, et. al., “Moratorium Hutan Indonesia: Batu Loncatan Untuk Memperbaiki Tata
Kelola Hutan?”, https://www.cifor.org/library/3631/, diakses tanggal 2 Januari 2019.
188
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
10
Nurul Firmansyah, “Moratorium Izin Hutan dan Gambut, Berjilid-jilid (Tanpa) Ada Perbaikan?,”
https://www.mongabay.co.id/2017/05/28/opini-moratorium-izin-hutan-dan-gambut-berjilid-jilid-
tanpa-ada-perbaikan/, diakses tanggal 3 Januari 2019.
11
Ibid.
12
Sapariah Saturi, “Akhirnya, Inpres Moratorium Perkebunan Sawit Terbit,” https://www.
mongabay.co.id/2018/09/20/akhirnya-inpres-moratorium-perkebunan-sawit-terbit/, diakses tanggal
2 Januari 2019.
13
Ibid.
14
Anonim, “Policy Brief Rasionalitas Moratorium Sawit”, http://sawitwatch.or.id/wp-content/
uploads/2017/07/Full-rasionalitas-moratorium-sawit2.pdf, diakses tanggal 2 Januari 2019.
189
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
2. Berpotensi melanggengkan keba- salah satu penyebab tidak ada ruang pe-
karan hutan dan lahan; nyelesaian konflik lahan antara masya-
3. Eskalasi konflik agraria seiring rakat adat, lokal dengan pemerintah dan
dengan ekspansi perkebunan; perusahaan, sebab perlindungan, pengu-
4. Realisasi pembangunan perke-
kuhan kebijakan penundaan pemberian
bunan kelapa sawit yang tidak
izin dan penguatan atas hak dan ruang
sesuai dari perencanaan bahkan
ditemukan kebun tanpa dileng- kelola rakyat belum sepenuhnya dijalan-
kapi izin; kan.15
5. Praktik perbudakan modern di Belajar dari kekurangan Inpres Mora-
perkebunan sawit; torium Hutan dan Gambut maka dalam
6. Ketidakselarasan kebijakan da- Inpres Moratorium Sawit terdapat klau-
lam ekosistem gambut.
sa evaluasi perizinan yang bersifat ‘ke-
Pada rezim sebelumnya, Pemerin-
terlanjuran’. Caranya dengan mengkaji
tah Indonesia telah berkomitmen untuk
dampak lingkungan, sosial dan kesesu-
memperbaiki tata kelola hutan dan lahan
aian dengan tata ruang yang dilakukan
gambut dengan mengeluarkan Inpres
KLHK Jika dilihat dari perspektif refor-
Nomor 10 tahun 2011 tentang Penun-
ma agraria, evaluasi izin semestinya bisa
daan Pemberian Izin Baru dan Penyem-
membantu pekebun sawit rakyat men-
purnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer
dapatkan pengakuan hak hingga mem-
dan Lahan Gambut yang berlaku selama
peroleh pemodalan. Pelaksanaan aturan
dua tahun. Kebijakan ini diperpanjang
ini, semestinya bersamaan dengan im-
dengan terbitnya Inpres Nomor 6 Tahun
plementasi Peraturan Presiden Nomor
2013 dan kemudian diperpanjang lagi
88/2017 tentang Penyelesaian Pengua-
oleh Inpres Nomor 8 tahun 2015.
saan Tanah dalam Kawasan Hutan, khu-
Perbedaan yang mencolok antara In-
sus perkebunan sawit di kawasan hutan.
pres Moratorium Hutan dan Gambut de-
Keduanya, merupakan rangkaian kebi-
ngan Inpres Moratorium Sawit terletak
jakan di bawah koordinasi Kementerian
pada klausa mandat evaluasi izin. Dalam
Koordinator Perekonomian (Kemenko
Inpres Moratorium Hutan dan Gambut,
Perekonomian).16
ketiadaan klausa evaluasi izin menjadi
15
Anonim, “Enam Tahun Memperbaiki Tata Kelola Hutan dan Lahan Gambut: Sebuah Evaluasi
atas Pelaksanaan Instruksi Presiden Tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan
Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut”, http://www.mongabay.co.id/wp-content/
uploads/2017/05/Kertas-Kebijakan-Moratorium-dari-Koalisi.pdf, diakses pada tanggal 3 Mei 2019.
16
Lusia Arumingtyas dan Indra Nugraha, “Akhirnya, Inpres Moratorium Perkebunan Sawit
Terbit”, https://www.mongabay.co.id/2018/09/20/akhirnya-inpres-moratorium-perkebunan-sawit-
terbit/, diakses tanggal 2 Januari 2005.
190
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
John Barry jadi satu dari empat tokoh Arah kebijakan hukum di bidang
Teori Politik Hijau yang punya kriteria lingkungan hidup itu disebut dengan
yang sederhana dan jelas indikatornya. politik hukum lingkungan. Politik hu-
Tiga prinsip utama ini merupakan kon- kum lingkungan merupakan arah kebi-
sepsi yang mewakili makna dari pusat jakan hukum yang ditetapkan oleh nega-
Politik Hijau. Prinsip ini digunakan se- ra atau pemerintah untuk mencapai tu-
bagai sarana untuk menjelaskan kon- juan dan sasaran dari perlindungan dan
sepsi dari teori hijau, seperti dalam me- pengelolaan lingkungan hidup.
mahami kelangsungan dari eko-otorita- Namun, dalam kenyataannya hu-
rianisme yang menjadi salah satu usaha kum lingkungan seolah tidak mampu
keberlanjutan bagi biaya demokrasi dan menjalankan fungsinya dengan baik de-
keadilan sosial. ngan munculnya berbagai masalah ling-
191
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
kungan hidup, salah satu penyebab ma- tegakkannya prinsip dan norma hukum
salah-masalah lingkungan hidup adalah lingkungan secara komprehensif sesuai
belum dipahami, dilaksanakan, dan di- dengan politik hukumnya.
Politik Hukum
Ada dua teori yang dapat dipakai un- mungkinkan generasi sekarang untuk
tuk mengaji kebijakan moratorium yakni meningkatkan kesejahteraannya, tanpa
teori politik hijau dengan menggunakan mengurangi kemungkinan bagi generasi
kebijakan teori pembangunan berkelan- masa depan untuk meningkatkan kese-
jutan sebagai perspektif yang dianalisis jahteraannya.
dengan teori politik hijau. Keduanya da- Berkaca lewat Teori Hukum Ling-
pat dipergunakan secara bersamaan ka- kungan, hal tersebut juga selaras dengan
rena memiliki banyak kriteria yang sama salah satu “asas keberlanjutan” sebagai
yakni keinginan mewujudkan keadilan asas pengelolaan lingkungan hidup da-
antar generasi. Teori politik hijau John lam konteks teori hukum lingkungan.
Barry mencita-citakan distribusi keadil- Asas berkelanjutan yang termuat dalam
an antar generasi (intergenerasional). Hal Pasal 2 Undang-Undang No. 32 Tahun
tersebut sama persis dengan, pengertian 2009 mengandung makna setiap orang
Emil Salim tentang pembangunan berke- memikul kewajibannya dan tanggung ja-
lanjutan mengandaikan solidaritas trans- wab terhadap generasi mendatang, dan
generasi, di mana pembangunan ini me- terhadap sesamanya dalam satu genera-
192
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
17
Anonim, “Minyak Kelapa Sawit”, https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komo-
ditas/ minyak-sawit/item166, diakses tanggal 13 Oktober 2018.
18
Ibid.
19
Agustiyanti, “Kementan Klaim Sawit Sumbang Devisa Negara Rp239 Triliun”, https://www.
cnnindonesia.com/ekonomi/20170829150806-92-238106/kementan-klaim-sawit-sumbang-devisa-
negara-rp239-triliun, diakses tanggal 13 Oktober 2018.
193
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
2017 dan hingga Oktober, mengalahkan serta hak asasi manusia dan kesehatan
minyak dan gas serta sektor pariwisata.20 dari perkebunan kelapa sawit di negara-
Menurut data BPS, jumlah total luas area negara produsen.22
perkebunan sawit di Indonesia pada Sementara itu, Resolusi Parlemen
2017 mencapai sekitar 11.9 juta hektare, Uni Eropa tentang “Minyak Kelapa Sa-
hampir tiga kali lipat dari luas area di wit dan Deforestasi Hutan Tropis” ber-
tahun 2000 (sekitar 4 juta hektare lahan isi dua poin penting terkait perkebunan
di Indonesia dipergunakan untuk perke- kelapa sawit di Indonesia. Pertama, de-
bunan kelapa sawit). Jumlah ini diduga forestasi global terjadi karena adanya pe-
akan bertambah menjadi 13 juta hektare ningkatan pertumbuhan dan konsumsi
pada tahun 2020.21 dari komoditas pertanian, termasuk mi-
Resolusi non-legislatif Uni Eropa ter- nyak kelapa sawit. Proses pembukaan la-
kait Kelapa Sawit dan Deforestasi dilun- han untuk perkebunan dengan memba-
curkan pada bulan April tahun 2017 oleh kar hutan telah mengakibatkan bencana
Parlemen Uni Eropa. Resolusi non-legis- asap tahun 2015 yang berdampak pada
latif adalah resolusi yang tidak melalui 69 juta orang. Dengan demikian, Indone-
normalnya prosedur legislatif Uni Ero- sia menjadi salah satu kontributor uta-
pa, oleh karena itu, resolusi non-legislatif ma terhadap pemanasan global. Kedua,
hanya bersifat soft law dan tidak mengi- Parlemen Uni Eropa menyatakan bahwa
kat. Resolusi ini fokus untuk mendorong operasi perkebunan kelapa sawit terkait
Uni Eropa untuk melakukan aksi-aksi dengan pelanggaran HAM. Pelanggaran
dalam menghadapi deforestasi, khusus- yang terjadi antara lain adalah pekerja
nya yang diakibatkan oleh perkebunan anak, penggusuran, diskriminasi ter-
kelapa sawit. Dengan kata lain, resolu- hadap masyarakat adat, kekerasan dan
si tersebut menitikberatkan kebutuhan lain-lain. Selain itu, Eropa mengusulkan
untuk menghadapi dampak lingkungan resolusi untuk melarang penggunaan
dan sosial dari produksi kelapa sawit, minyak kelapa sawit dalam biofuel pada
khususnya terkait biodiversitas, peru- 2020.23
bahan iklim, dan emisi gas rumah kaca,
20
Martin Sihombing, “Beginilah Geliat Industri Sawit, Si Emas Hijau”, http://industri.bisnis.com/
read /20180205/99/734393/beginilah-geliat-industri-sawit-si- , diakses tanggal 13 Oktober 2018.
21
Ibid.
22
Kania Mezariani G, “Kelapa Sawit: Antara Kebijakan Ketahanan Energi Dan Climate Change Uni
Eropa, Serta Respon Pemerintah Indonesia”, http://perpustakaan.elsam.or.id/index.php?p=show_de-
tail&id=15289 &keywords=kelapa+sawit, diakses tanggal 9 Oktober 2018.
23
Ibid.
194
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
24
Hans Spross, “Uni Eropa Tunda Larangan Sawit Hingga 2030”, https://www.dw.com/id/uni-
eropa-tunda-larangan-sawit-hingga-2030/a-44315242, diakses tanggal 26 Januari 2019.
25
Fitri Amalia, ”Update Harga TBS Kelapa Sawit September 2018, Semakin Membaik”, http://
jambi.tribunnews.com/2018/09/10/update-harga-tbs-kelapa-sawit-7-23-september-2018-semakin-
membaik, diakses tanggal 26 Januari 2019.
195
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
26
Hal tersebut pernah terjadi dalam pembubaran Badan Pengelola Penurunan Emisi dari
Deforestasi dan Degradasi Hutan (BP-REDD+) dan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Kedua
Lembaga tersebut dibentuk dalam rezim SBY, dan ketika terjadi perubahan ke rezim Jokowi, kedua
Lembaga tadi dibubarkan melalui Perpres 16 Tahun 2015 yang ditandatangani Presiden Jokowi pada
21 Januari 2015. Ichwan Susanto, “Presiden Jokowi Bubarkan BP-REDD dan DNPI”, https://sains.
kompas.com/read/2015/01/28/18352191/Presiden.Jokowi.Bubarkan.BP-REDD.dan.DNPI, diakses
tanggal 1 Mei 2019.
27
Joko Waluyo, “Urgensi Kebijakan Moratorium Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia”, https://
www.tuk.or.id/2017/09/17/urgensi-kebijakan-moratorium-perkebunan-kelapa-sawit-di-indonesia/,
diakses tanggal 3 Mei 2019.
196
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
panjang. Hal ini mengingat kondisi bah- ulang dan audit perizinan yang sudah
wa tidak semua kebijakan akan langsung ada, yang ditengarai banyak melakukan
terlihat dampaknya dalam sekejap mata. pelanggaran hukum serta perundang-
Misalnya, dari analisis tentang urgensi undangan dan kejahatan korupsi.
kebijakan moratorium perkebunan sawit Kedua, prasyarat tentang komitmen
di Indonesia yang dilakukan Walhi ber- demokratitasasi dalam menjalankan su-
sama Kemitraan, TuK Indonesia, Sawit atu kebijakan dalam Inpres Moratorium
Watch, dan Auriga tahun 201727 tak ada dapat dilihat secara eksplisit dengan me-
perubahan signifikan dari implementasi lihat aktor yang dilibatkan. Demokratisa-
Inpres sebelumnya. Kebijakan morato- si adalah suatu proses yang demokratis.
rium tak mengurangi struktur pengua- Dalam teorinya, Scumpeter menggagas
saan sumber daya alam, khususnya di dua dimensi teoritik yang dapat dipakai
perkebunan sawit skala besar yang diku- sebagai acuan untuk menyebut demo-
asai segelintir penguasa ekonomi. Wak- krasi, yaitu: (1) seberapa tinggi tingkat
tu pemulihan jasa layanan alam tidak kontestasi, kompetisi atau oposisi yang
sebanding dengan laju kerusakan yang dimungkinkan, dan (2) seberapa banyak
dihasilkan dari sebuah perizinan. Oleh warga negara memperoleh kesempatan
karenanya, Walhi menawarkan kebijak- berpartisipasi dalam kompetisi politik
an moratorium yang kuat, yakni dengan itu.28 Semakin banyak pembagian we-
tak lagi memberikan izin kepada industri wenang antar Pemerintah dan semakin
kebun kayu, sawit, dan tambang dalam masyarakat yang dapat terlibat dalam
kurun waktu minimal 25 tahun sembari pelaksanaan kebijakan, maka proses de-
secara aktif pemerintah melakukan kaji mokrasi tersebut sedang berjalan.
197
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
Dalam bagan tersebut secara seder- ratorium ini. Dengan demikian Inpres
hana dapat dilihat bahwa hubungan an- Moratorium ini tidak memenuhi prasya-
tara delapan pejabat dalam Inpres ini da- rat demokratisasi.
pat dilihat pada di atas. Panah hijau me- Ketiga, prasyarat kebijakan harus
wakili alur pelaporan data, panah merah menjadi usaha untuk mencapai keber-
mewakili fungsi pembinaan, dan panah langsungan ekologi menjadi hal yang
oranye mewakili penyampaian reko- paling sulit diukur karena bentuknya
mendasi/hasil rapat koordinasi. Semen- berupa implementasi kebijakan. Hal ini
tara tanda stop mewakili pejabat negara mengingat kebijakan yang dimaksud
yang diperintahkan menunda penerbit- juga masih dalam tahap awal implemen-
an izin terkait kelapa sawit (di kawasan tasi. Dengan alasan tersebut, khusus da-
hutan) sesuai dengan kewenangannya lam bagian ini, Penulis akan menganali-
masing-masing dan gambar suryakan- sis dari titik berat kebijakan. Apabila titik
ta mewakili pejabat negara yang harus beratnya adalah usaha simultan untuk
melakukan evaluasi izin terkait kelapa melindungi fungsi kelestarian lingkung-
sawit.30 an hidup dan bukan ekonomi jangka
Dalam hal ini, terlihat bahwa KLHK pendek, maka kebijakan tersebut patut
salah satu aktor yang diberi peran strate- dikategorikan sebagai kebijakan yang
gis untuk melakukan tiga hal di atas se- pro keberlangsungan ekologi.
kaligus, yakni: penundaan izin, evaluasi, Secara implisit dapat diartikan bah-
dan langkah-langkah tindak lanjut (ter- wa kebijakan ini merupakan manifestasi
masuk penegakan hukum). Sementara dari usaha mencapai keberlangsungan
itu, Kemenko Bidang Perekonomian ti- ekologi dengan menyelesaikan silang
dak punya banyak kewenangan kecuali sengkarut perkelapasawitan melalui mo-
mengkoordinasikan pemangku kebijak- ratorium. Jika melihat ide awal ketika ke-
an lain. bijakan ini dibuat memang salah satunya
Terkait proses demokratisasi dalam untuk menyelesaikan masalah lingkung-
posisi ini terlihat bahwa tidak ada him- an akibat sawit. Menurut Menteri Koor-
bauan dari Presiden kepada para aktor dinator Bidang Perekonomian, Darmin
yang diberi mandat untuk mendengar- Nasution, Inpres Moratorium Sawit me-
kan suara masyarakat sipil atau melibat- rupakan solusi berbagai persoalan tata
kan masyarakat sipil dalam implemen- kelola. Ia juga sejalan dua aturan lain,
tasi kebijakan. Partisipasi publik terlihat yakni Inpres Percepatan Penyelesaian
menjadi keniscayaan dalam Inpres Mo- Tanah dalam Kawasan Hutan dan Inp-
30
Ibid.
198
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
31
Indra Nugraha, “Menteri Lingkungan Bakal Evaluasi 2,3 Juta Hektar Kebun Sawit di Kawasan
Hutan”, https://www.mongabay.co.id/2018/10/20/menteri-lingkungan-bakal-evaluasi-23-juta-hek-
tar-kebun-sawit-di-kawasan-hutan/, diakses tanggal 4 Januari 2019.
32
Wiko Saputra, “Selamat Datang Moratorium Sawit!“, Tempo, 26 September 2018.
199
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
200
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
lem ini juga yang menyandung imple- kelola perkebunan sawit yang sangat
mentasi ISPO sebagai instrumen wajib kompleks sehingga tercipta posisi yang
untuk usaha perkebunan sawit Indone- menguntungkan semua pihak.
sia yang berkelanjutan. Direktorat Jende- Lahan yang dijadikan areal pengem-
ral Perkebunan Kementerian Pertanian bangan perkebunan sawit banyak bera-
mencatat, dari 11,3 juta hektare lahan sal dari “kawasan hutan” yang sebelum-
perkebunan sawit nasional, masih ada nya telah menimbulkan konflik. Bahkan,
beberapa luasan yang bermasalah. Dari klaim kawasan hutan seluas 2/3 daratan
6,7 juta hektare lahan perkebunan sawit dapat disebut bentuk perampasan tanah
yang dikelola perusahaan besar swas- (hak) terdahsyat pasca Indonesia mer-
ta dan negara, sebanyak 800 ribu hek- deka. Menurut Soedomo, klaim tersebut
tare terindikasi berada dalam kawasan membuat masyarakat yang tadinya hi-
hutan. Selain itu, merujuk pada catatan dup damai menjadi resah karena dita-
Kemenko Bidang Perekonomian, sekitar brak oleh hukum sepihak.39 Pemukiman
2,5 juta hektare lahan belum memiliki mendadak disebut ilegal, dan banyak
kelengkapan Hak Guna Usaha (HGU).37 desa terjebak oleh kawasan hutan dan
Terlepas dari cakupan ruang lingkup seringkali disebut “desa berada dalam
Inpres yang belum menyasar perbaikan kawasan hutan”. Wilayah Indonesia ter-
tata kelola sawit secara keseluruhan,38 in- susun oleh puluhan ribu wilayah desa
struksi terkait evaluasi perizinan meru- artinya kawasan hutan sesungguhnya
pakan bagian penting karena berpotensi berada di dalam teritori desa, sehingga
menyelesaikan berbagai persoalan yang bukan terkontrol ada sebutan desa “di
menghambat tata kelola perkebunan sa- dalam kawasan hutan”.
wit berkelanjutan. Inpres Moratorium Konflik lahan di areal pengembang-
Sawit masih punya peluang besar seba- an perkebunan sawit mewakili kasus
gai kebijakan dapat menjadi pintu ma- yang beragam. Konflik lahan tersebut le-
suk dalam mengurai kompleksitas tata bih banyak disebabkan tata kelola peme-
201
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
Ibid.
40
Lusia Arumingtyas, “Moratorium Sawit Bisa Dorong Percepatan Reforma Agraria”, https://
41
www.mongabay.co.id/2018/09/04/moratorium-sawit-bisa-dorong-percepatan-reforma-agraria/, di-
akses tanggal 3 Mei 2019.
42
Indonesia. Peraturan Presiden tentang Reforma Agraria, Perpres No. 86 Tahun 2018.
202
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
yang diketuai Menteri Koordinator Bi- Inpres Moratorium Sawit tidak berman-
dang Perekonomian dan dibantu Gugus faat. Pelaksanaan Inpres tersebut tetap
Tugas Reforma Agraria (GT RA) yang penting untuk dikawal.
meliputi GT RA Pusat, Provinsi, dan Kedua, Inpres Moratorium Sawit ma-
Kota/Kabupaten. Mekanisme dan tata sih memiliki peluang untuk menyele-
kerja Tim Reforma Agraria diatur lebih saikan masalahnya jika kebijakan ini di-
lanjut oleh Peraturan Menteri Koordi- maknai menggunakan seperangkat nilai
nator Bidang Perekonomian, sedangkan Teori Politik Hijau untuk mengartikula-
mekanisme dan tata kerja GT RA diatur sikannya. Hal tersebut untuk menghin-
dalam Peraturan Menteri (tidak disebut- dari pemaknaan sempit yang biasanya
kan). Perpres RA mewajibkan GT RA di dilakukan oleh para birokrat dengan
tingkat Pusat, Provinsi, dan Kota/Kabu- membaca literal peraturan hukum. Arti-
paten dibentuk selambat-lambatnya tiga kulasi dengan nilai-nilai Teori Politik Hi-
bulan setelah Perpres tersebut disahkan. jau dapat digunakan sebagai salah satu
Dalam kerangka tersebut jika dapat di- cara melampaui teks kebijakan tersebut,
pastikan bahwa Tim Kerja dalam Inp- salah satunya dengan mengontekskan
res Moratorium Sawit dan GT RA dapat moratorium dengan reforma agraria.
bekerja secara sinergis, serta menjamin
bahwa rapat konsolidasi Tim Kerja Inp-
res Moratorium.
V. Penutup
Penulis berpendapat bahwa keter-
kaitan Inpres Moratorium Sawit dengan
kebijakan hijau sesuai dengan Teori Poli-
tik Hijau dapat dipahami sebagai:
Pertama, Inpres Moratorium Sawit
bukanlah kebijakan hijau sebagaimana
dimaksud oleh Teori Politik Hijau. Hal
tersebut disebabkan hanya ada satu kri-
teria Teori Politik Hijau yang dipenuhi
oleh kebijakan ini yakni mencapai ke-
berlanjutan ekologis, meski masih da-
lam tataran imajinasi cita-cita kebijakan
ini. Namun kegagalan menjadi kebijak-
an berkelanjutan, tidak lantas membuat
203
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
_____. Peraturan Presiden tentang Refor- Hartono, Sunaryati. Politik Hukum Menu-
ma Agraria, Perpres No. 86 Tahun ju Satu Sistem Hukum Nasional. Ban-
2018. dung: Alumni. 1991.
_____. Instruksi Presiden Republik Indo- Indrati, Maria Farida. Ilmu Perundang-
nesia tentang Penundaan Pemberian Undangan: Dasar dan Cara Pembentuk-
Izin Baru dan Penyempurnaan Tata annya. Yogyakarta: Kanisius. 2007.
Kelola Hutan Alam Primer dan La- Iskandar, J. Kapita Selekta teori Adminis-
han Gambut. Inpres No. 10 Tahun trasi Negara. Bandung: Puspaga. 2012.
2011. Islamy. Prinsip-prinsip Perumusan Kebi-
_____. Instruksi Presiden Republik Indo- jakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
nesia tentang Penundaan Pemberian 1997.
Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Mas’oed, M. Ilmu Hubungan International:
Kelola Hutan Alam Primer dan La- Disiplin dan Metodologi. Jakarta:
han Gambut. Inpres No. 6 Tahun LP3ES. 1994.
2013.
MD, Moh. Mahfud. Politik Hukum di In-
_____. Instruksi Presiden Republik Indo- donesia. Jakarta: Raja Grafindo. 2014.
nesia tentang Penundaan Pemberian
Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Nugroho. Kebijakan Publik, Formulasi, Im-
Kelola Hutan Alam Primer dan La- plementasi dan Kebijakan. Jakarta: Gra-
han Gambut. Inpres No. 6 Tahun media. 2003.
2017. Pepper, David. Environmentalism, da-
_____. Instruksi Presiden Republik Indo- lam Understanding Contemporary
nesia tentang Penundaan dan Evalu- (Theoris and the Present). London:
asi Perizinan Perkebunan Kelapa Sa- SAGE Publication. 2000.
wit Sera Peningkatan Produktivitas
Perkebunan Kelapa Sawit. Inpres
Lain-lain
No. 8 Tahun 2018.
Adinugraha, Anggiana G. dkk, Tata Ke-
lola Perkebunan Sawit di Indonesia Stu-
Buku di Kasus di Provinsi Riau dan Kaliman-
Adinugraha, Anggiana G. et.al. Tata Kelo- tan Barat; Bogor: Forci Development
la Perkebunan Sawit di Indonesia Studi Fakultas Kehutanan Institut Pertani-
Kasus di Provinsi Riau dan Kalimantan an Bogor. 2018.
204
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
Anonim. “Minyak Kelapa Sawit.” htt- _____. “Policy Brief Rasionalitas Morato-
ps://www.indonesia-investments. rium Sawit.” http://sawitwatch.or-
com/id/bisnis/komoditas/ minyak- .id/wp-content/uplo ads/2017/07/
sawit/item166. diakses tanggal 13 Full-rasionalitas-moratorium-sawit2.
Oktober 2018. pdf. diakses tanggal 2 Januari 2019.
_____. “Analisis Substansi Inpres Mora- Arumingtyas, Lusia dan Indra Nugraha.
torium Sawit 2018.” https://madani- “Akhirnya, Inpres Moratorium Per-
berkelanjutan.id/2018/09/28/anali- kebunan Sawit Terbit.” https://
sis-substansi-inpres-moratorium- www.mongabay.co.id/2018/09/20/
sawit-2018/. diakses tanggal 28 akhirnya-inpres-moratorium-perke-
Januari 2019. bunan-sawit-terbit/. diakses tanggal
2 Januari 2005.
_____. “Enam Tahun Memperbaiki Tata
Kelola Hutan dan Lahan Gambut: Arumingtyas, Lusia. “Moratorium Sawit
Sebuah Evaluasi atas Pelaksanaan In- Bisa Dorong Percepatan Reforma
struksi Presiden Tentang Penundaan Agraria.” https://www.mongabay.
Pemberian Izin Baru dan Penyem- co.id/2018/09/04/moratorium-
purnaan Tata Kelola Hutan Alam sawit-bisa-dorong-percepatan-
Primer dan Lahan Gambut.” http:// reforma-agraria/. diakses tanggal 3
www.mongabay.co.id/wp-content/ Mei 2019.
uploads/2017/05/Kertas-Kebijakan- Dictionary. “Definition of Moratorium
Moratorium-dari-Koalisi.pdf. diak- from the Cambridge Advanced Lear-
ses pada tanggal 3 Mei 2019. ner’s Dictionary & Thesaurus.” htt-
205
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2019: Halaman 186-207
ps://dictionary.cambridge.org/dic- 23-juta-hektar-kebun-sawit-di-kawa-
tionary/english/moratorium. san-hutan/. diakses tanggal 4 Janua-
diakses tanggal 2 Januari 2019. ri 2019.
Firmansyah, Nurul. “Moratorium Izin Purningsih, Dewi. “Inpres Moratorium
Hutan dan Gambut, Berjilid-jilid Perkebunan Sawit Donong Penye-
(Tanpa) Ada Perbaikan?” https:// rapan CPO.” https://www.greeners.
www.mongabay.co.id/2017/05/28/ co/berita/inpres-moratorium-per-
opini-moratorium-izin-hutan-dan- kebunan-sawit-dorong-penyerapan-
gambut-berjilid-jilid-tanpa-ada-per- cpo/. diakses tanggal 3 Mei 2019.
baikan/. diakses tanggal 3 Januari Saputra, Wiko. “Selamat Datang Morato-
2019. rium Sawit!” Tempo. 26 September
Mezariani G, Kania. “Kelapa Sawit: An- 2018.
tara Kebijakan Ketahanan Energi Saturi, Sapariah. “Akhirnya, Inpres Mo-
Dan Climate Change Uni Eropa, Ser- ratorium Perkebunan Sawit Terbit”.
ta Respon Pemerintah Indonesia.” https://www.mongabay.co.
http://perpustakaan.elsam.or.id/in- id/2018/09/20/akhirnya-inpres-
dex.php?p=show_deta- moratorium-perkebunan-sawit-ter-
il&id=15289&keywords=kelapa+sa- bit/. diakses tanggal 2 Januari 2019.
wit. diakses tanggal 9 Oktober 2018.
Sihombing, Martin. “Beginilah Geliat In-
Mongabay Indonesia. “Rangkuman: Me- dustri Sawit, Si Emas Hijau.” http://
lacak Komitmen Presiden Jokowi da- industri.bisnis.com/read
lam Pengelolaan Lingkungan di In- /20180205/99/734393/beginilah-
donesia.” https://www.mongabay. geliat-industri-sawit-si-. diakses
co.id/2016/07/31/rangkuman- tanggal 13 Oktober 2018.
melacak-komitmen-presiden-
jokowi-dalam-bidang-pengelolaan- Spross, Hans. “Uni Eropa Tunda Larang-
lingkungan-di-indonesia/. diakses an Sawit Hingga 2030,” https://
tanggal 1 Januari 2019. www.dw.com/id/uni-eropa-tunda-
larangan-sawit-hingga-
Murdiyarso, D. et. al. “Moratorium hutan 2030/a-44315242. diakses tanggal 26
Indonesia: Batu loncatan untuk mem- Januari 2019.
perbaiki tata kelola hutan?” https://
www.cifor.org/library/3631/. diak- Suastha, Riva. “WALHI Tagih Janji Joko-
ses tanggal 2 Januari 2019. wi Selesaikan Konflik Lingkungan.”
https://www.cnnindonesia.com/
Nugraha, Indra. “Menteri Lingkungan nasional/20160602195942-20135483/
Bakal Evaluasi 2,3 Juta Hektar Kebun walhi-tagih-janji-jokowi-selesaikan-
Sawit di Kawasan Hutan.” https:// konflik-lingkungan. diakses tanggal
www.mongabay.co.id/2018/10/20/ 1 Januari 2019.
menteri-lingkungan-bakal-evaluasi-
206
Sekar Banjaran Aji
Moratorium Sawit Jokowi dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ala Politik Hijau
207