DOSEN PENGAMPU :
Disusun oleh
Asmadi 20186113007
Suryani 20186123043
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberi banyak
kenikmatan, rahmat serta kerunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH REMAJA”
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selalu dinantikan.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dengan segala kesederhanaannya
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.................................................................................................4
A. PENGERTIAN REMAJA..........................................................................4
D. KELUARGA..............................................................................................11
B. Analisis Data..............................................................................................39
BAB III..................................................................................................................79
PENUTUP..............................................................................................................79
A. Kesimpulan................................................................................................79
B. Saran..........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang
memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap
perkembangan lainnya, karena pada tahap ini seseorang mengalami
peralihan dari masa anak-anak kedewasa. Masa remaja adalah mada dimana
terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. karakteristik
psikososial remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini
sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Transisi dari masa anak-anak
dimana selain meningkatnya kesadaran diri ( self consciousness ) terjadi
juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial, maupun emosional pada remaja
sehingga remaja cenderung mengalami perubahan secara emosional kearah
yang negative menjadi mudah marah, tersinggung bahkan agresif.
Masa transisi pada remaja meliputi transisi emosional, tansisi
sosiolisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi
mortalitas. Remaja pada umumnya akan mengalami perubahan-perubahan
dalam hal biologis dan psikologis yang sangat pesat. Perubahan-perubahan
yang terjadi akan memberikan dorongan yang kuat terhadap perilaku dan
kehidupan remaja yang sifatnya sangat beragam ( Clemen-stone, McGuire
dan Eigsti, 2002). Kehidupan remaja yang sangat beragam dimasyarakat
akan menimbulkan masalah-masalah pada remaja ( Hurlock, 1998).
Permasalah yang dialamai oleh remaja umumnya dikarenakan adanya
krisis identitas tanpa adanya faktor pendukung dan sumber informasi yang
jelas dalam memberikan ketersedian layanan pada kelompok remaja
(BKKBN, 2009).
1
Permasalahan kesehatan yang berisiko mengancam kesejahteraan
remaja antara lain merokok, konsumsi alcohol, konsumsi obat, depresi atau
risiko bunuh diri, masalah fisik, problem sekolah dan perilaku seksual
(Stanhope dan Lancaster, 2004).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah remaja?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum.
Mahasiswa mampu menggambarkan asuhan keperawatan keluarga
dengan anak remaja pada keluarga dengan masalah ketidakefektifan
koping terutama komunikasi infektif.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah mahasiswa mampu
menggambarkan:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan
keluarga dengan anak remaja.
2. Mampu menyimpulkan diagnosa keperawatan keluarga dengan
anak remaja
3. Mampu melakukan Perencanaan keperawatan dalam mengatasi
masalah komunikasi inefektif dikeluarga
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada setiap rencana
keperawatan yang telah disususn untuk mengatasi masalah
komunikasi inefektif pada keluarga keperawatan keluarga
dengan anak remaja
5. Mampu melakukan Evaluasi setiap tindakan keperawatan yang
dilakukan dengan maslah komunikasi inefktif pada keluarga
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN REMAJA.
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara usia 13 dan 20 tahun. Istilah adolesens biasanya
menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan
titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal
pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda,
danperkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis
dan berhadapan dengan abstraksi (Potter & Perry, 2005).
Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja
kesukaran bagi individu, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat bahkan
sering kali pada aparat keamanan. Hal ini disebabkan masa remaja
merupakan masa transisi antara kanak-kanak dan masa dewasa. Masa
transisi ini sering kali menghadapakan individu yang bersangkutan kepada
situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi
dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa (Purwanto,
1999).
Menurut Purwanto (1999), tingkat-tingkat perkembangan dalam masa
remaja dapat dibagi dengan berbagai cara. Salah satu pembagian yang
dilakukan oleh Stolz adalah sebagai berikut:
1. Masa prapuber: satu atau dua tahun sebelum masa remaja yang
sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan
terhambat sementara.
3
2. Masa puber atau masa remaja: perubahan-perubahan sangat nyata dan
cepat. Dimana anak wanita lebih cepat memasuki masa ini dari pada
pria. Masa ini lamanya berkisar antara 2,5 – 3,5tahun.
3. Masa postpuber: pertumbuhan yang cepat sudah berlalu, tetapi masih
nampak perubahan-perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian
badan.
4. Masa akhir puber: melanjutkan perkembangan sampai mencapai
tanda- tanda kedewasaan.
Masalah-masalah yang terjadi pada remaja tidak dapat terlepas dari
pengaruh interaksi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial terhadap
berkembangnya masalah-masalah remaja dan orang-orang yang berasal dari
berbagai usia lainnya. Menurut pendekatan biologis, masalah yang terjadi pa
da remaja dapat berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
Sedangkan faktor-faktor psikologis yang dianggap sebagai sebab timbulnya
masalah remaja adalah gangguan berpikir, gejolak emosional, proses belajar
yang keliru, dan relasi yang bermasalah. Selanjutnya faktor sosial yang
melatarbelakangi timbulnya masalah pada remaja yaitu berasal dari latar
belakang budaya, sosial-ekonomi, latar belakang keluarga, dan lingkungan
(Santrock,2007).
Sebelum memahami remaja dan permasalahannya, kita harus terlebih
dahulu memahami karakteristik psikososial yang dialami oleh remaja.
Menurut Depkes RI (1999) dalam Purwanto (1999) dijelaskan bahwa
perkembangan psikososial remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
perkembangan psikososial remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan
(15-16 tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun).
1. Remaja Awal (10 -14 tahun).
Masa remaja awal merupakan masa transisi dari masa anak-anak
yang biasanya tidak menyenangkan, dimana dengan meningkatnya
kesadaran diri (self consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik,
psikis maupun sosial pada remaja sehingga remaja mengalami
perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah,
4
tersinggung bahkan agresif.Selain hal tersebut, remaja juga menjadi
sulit bertoleransi dan berkompromi dengan lingkungan sekitar
sehingga cenderung memberontak dan terjadi konflik.
Masa remaja awal ini juga remaja senang bereksperimen dalam
pakaian gaya yang dianggap tidak ketinggalan zaman dan senang
membentuk kelompok sebaya yang sesuai dengan mereka. Rasa
keterikatan dengan kelompoknya ini sangat penting bagi remaja,
sehingga cenderung mengikuti apa yang dipakai oleh kelompoknya
karena keinginan untuk tampak sama dan dianggap dalam kelompok
pergaulan. Konsumsi obat (narkoba) juga dapat berkaitan dengan
alasan sosial, yang membantu remaja merasa lebih nyaman dan
menikmati kebersamaan dengan orang lain (Ksir, Hart, & Ray dalam
Santrock, 2007).
2. Remaja Pertengahan (15 – 16 tahun)
Remaja pertengahan terjadi pada usia 15-16 tahun, pada tahap
ini biasanya remaja lebih mudah untuk diajak bekerja sama karena
mampu berkompromi, tenang, sabar, lebih toleran untuk menerima
pendapat orang lain. Saat ini remaja lebih belajar untuk berfikir
independen dan menolak campur tangan orang lain termasuk orang
tua. Remaja juga mulai terfokus pada diri sendiri, mudah
bersosialisasi, tidak lagi pemalu dan mulai membutuhkan lebih
banyak teman bersifat solidaritas bahkan mulai membina hubungan
dengan lawan jenis sehingga lebih memilih untuk menghabiskan
waktu dengan teman-teman dibandingkan keluarga. Remaja mulai
memiliki minat yang besar dalam seni, olah raga, organisasi, dan
sebagainya seiring dengan berkembangnya intelektualitas mereka.
Pada masa ini remaja mampu berfikir abstrak, berhipotesa dan peduli
untuk mendiskusikan atau berdebat terhadap permasalahannya
sehingga remaja sering bereksperimen untuk mendapatkan citra diri
yang dirasakan nyaman bagi mereka walaupun berisiko. Beberapa
remaja menyalahgunakan narkoba karena tertarik dengan
5
keterangan yang diberikan oleh media mengenai sensasi yang
dihasilkan, mereka bertanya-tanya seandainya obat yang
dideskripsikan dapat memberikan pengalaman yang sangat unik
(Santrock, 2007).
6
perlunya penyesuaian mentaldan perlunya membentuk sikap, nilai
dan minat baru (Hurlock, 1998).
7
masalah, serta para remaja merasa mandiri, sehingga mereka ingin
mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru.
Ketidakmampuan remaja untuk mengatasi sendiri masalahnya, maka
memakai menurut cara yang mereka yakini. Banyak remaja
akhirmya menemukan bahwa penyelesaian tidak selalu sesuai dengan
harapan mereka (Hurlock, 1998).
5. Masa remaja sebagai masa mencariidentitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat, apakah
ia seorang anak atau dewasa, apakah ia mampu percaya diri sekalipun
latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa
orang merendahkannya. Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil
atau akan gagal (Hurlock, 1998).
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkanketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak
yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak
dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku
remaja yang normal (Hurlock, 1998).
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna
merah jambu.Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana
adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini,
tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-
temannya, menyebabkan meningkatnya emosi yang merupakan ciri
dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia
menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri (Hurlock, 1998).
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
8
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para
remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun
dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.
Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah
cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku
yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum
minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam
perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan
memberikan citra yang mereka inginkan (Hurlock, 1998).
9
untuk mandiri harus didukung oleh orang terdekat (Hurlock, 1998).
10
5. Menjadi mandiri atau bebas dari orangtua
D. KELUARGA.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat
anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga
umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008). Menurut
Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara
sehingga cara orang tua mendidik anak- anaknya akan berpengaruh
terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga
merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
11
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis,
yaitu:
a) Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga
yang anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah.
b) Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya
terdiri dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah pihak.
c) Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri
dari ayah, ibu, dan anak yang telah menikah dan masih menumpang
pada orang tuanya. (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008)
Dalam keluarga modern sekalipun, pengaruh orang tua terhadap
anaknya masih sangat kuat. Nampaknya adanya kecenderungan
pembentukan perilaku anak sebagai hasil interaksi antara orang tua dengan
anaknya. Sebagaimana diungkapkan oleh Setiadi (2008) bahwa kebanyakan
sikap dan perilaku anak akan ditentukan oleh salah satu faktor penting, yaitu
kualitas hubungan diantara orangtua dengan anak
12
Sementara itu, Gunarsa dan Gunarsa (2008) menjelaskan bahwa
orangtua memiliki peran penting untuk mempersiapkan anak memasuki usia
remaja dalam hal:
13
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK R DENGAN ANAK
REMAJA DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN KOPING:
KOMUNIKASI INEFEKTIF
DI RW 02 KELURAHAN CISALAK PASAR KECAMATAN CIMANGGIS
– DEPOK
A. PENGKAJIAN.
1. Data Umum:
a) Nama Keluarga (KK) : Bp. R
b) Jenis Kelamin : Laki-laki
c) Pendidikan Terakhir : SMP
d) Usia : 38 tahun
e) Pekerjaan : Buruh
f) Alamat : RT 02 RW 02 Kelurahan Cisalak
Pasar Kec. Cimanggis
g) Komposisi Keluarga:
Jenis Hubungan
No Nama Usia Pendidikan
Kelamin dgn KK
Kepala
1 Bapak R Laki-laki 38 thn SMP
Keluarga
2 Ibu. R Perempuan Istri 30 thn SMP
3 An. H Laki-laki Anak 1 14 thn SMP kls 2
4 An. F Perempuan Anak 2 12 thn SD kls 6
5 An. L Perempuan Anak 3 9 thn SD kls 3
6 Nenek. R Perempuan Ibu 61 thn SD
14
h) Genogram.
Keterangan:
: Laki-laki : Cerai
i) Tipe Keluarga.
Keluarga Bp. R termasuk tipe keluarga extended family
(keluarga luas/ besar). Keluarga Bp. R (38 tahun) terdiri dari Bp.
R, Ibu R, ketiga anaknya dan ibu dari Bp. R yaitu Nenek. R (61
tahun).
j) Suku Bangsa.
Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu. R juga
berasal dari Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka
gunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa Indonesia. Saat di
luar rumah pun mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam
percakapan. Ibu. R mengatakan keluarganya tidak memiliki
kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan keluarga
yang diajarkan turun-temurun
k) Agama.
15
Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu. R juga
berasal dari Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka
gunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa Indonesia. Saat di
luar rumah pun mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam
percakapan. Ibu. R mengatakan keluarganya tidak memiliki
kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan keluarga
yang diajarkan turun-temurun
l) Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Di keluarga Bp. R, pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp.
R yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan
2.000.000 -2.500.000 setiap bulan. Selain itu Bp. R juga masih
aktif sebagai pembawa acara/ MC di acara-acara pernikahan,
maka dari itu Bp. R terlihat jarang berada dirumah. Ibu. R
sehari-hari membuka warung yang menjual kebutuhan
sehari-hari dan makanan ringan di rumahnya dengan
penghasilan perhari menurut Ibu. R adalah 50.000-an.
Keperluan keluarga sehari – hari adalah untuk makan dan jajan
An. H, An. F dan An. L. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya
merasa cukup dengan penghasilan suaminya saat ini. Bp. R saat
ini memiliki tabungan atau dana kesehatan dari tempatnya
bekerja.
m) Aktivitas Rekreasi Keluarga.
Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi
keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu
liburan biasanya disesuaikan dengan jadwal libur kerja dan libur
anak sekolah, tetapi sekarang jarang dilakukan, hanya jika ada
waktu saja keluarga pergi rekreasi. Ibu. R juga mengatakan
biasanya dirinya berkunjung ke rumah kerabat yang letak
rumahnya berdekatan dengan rumah keluarga Bp. R. Di rumah,
Ibu. R mengatakan keluarganya dapat menikmati hiburan
melalui TV dan radio yang tersedia di rumahnya. An. H
16
mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat dirinya stress
maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya
nongkrong sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau
rental PS dan menonton balapan motor. An. H juga mengatakan
sering main dengan teman-temannya hingga malam hari.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan
keluarga dengan anak remaja yang dilakukan oleh keluarga
antara lain:
- Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan mandiri.
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. H untuk
memilih apa yang ingin dilakukan. An. H mengatakan
tanggung jawabnya adalah belajar dan membantu orang tua,
itupun jarang dilakukan atas kemauannya sendiri. An. H
sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang pemain
bola, tetapi hanya sebatas harapan dan tidak tahu bagaimana
cara mencapai tujuannya.
- Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Bp. R dan Ibu. R saat ini sudah berlangsung
selama 15 tahun, anaknya yang paling kecil sudah
memasuki usia sekolah. Saat ini, Ibu. R dan Bp. R
mengatakan untuk berusaha membesarkan ketiga
anaknya dengan memenuhi segala kebutuhan mereka.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
- Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak.
Ibu. R mengatakan bahwa An. H adalah anak yang pendiam
dan jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat
memasuki usia remaja, An. H sudah mulai jarang
berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. H
17
banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. An. H
mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena menurut
An. H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu,
misalkan belajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H
malas untuk menanggapinya. Ibu. R mengatakan
sebenarnya Bp. R baik, tetapi memang agak keras untuk
mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga mengatakan bahwa
An. H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP. An. H
mengatakan tidak mengetahui tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja, karena sebelumnya
tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas
perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja
c) Riwayat keluarga inti.
Bp. R dan Ibu. R menikah pada tahun 1998, dan anak
pertamanya lahir setahun kemudian. Ibu. R dan Bp. R baru
memutuskan memakai kontrasepsi setelah kelahiran anak ke-3.
Jenis kontrasepsi yang dipilih adalah pil KB
d) Riwayat keluarga sebelumnya.
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit,
keluarga Bp. R pergi ke dokter swasta langganan keluarga.
Tidak ada pola makan atau jenis makanan yang dibatasi
3. Lingkungan.
a) Karateristik Rumah.
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah
permanen peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m 2.
Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling
depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling
belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar tidur 1
digunakan oleh Bp. R dan Ibu. R, sedangkan 2 kamar tidur
lainnya digunakan oleh anak-anak dan Nenek. R yang tinggal
bersama Bp. R dan Ibu. R. Lantai rumah terbuat dari keramik.
18
Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x 1 meter di
depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat selalu
terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding rumah adalah
putih yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah, tampak
rapi dan bersih dan terdapat beberapa perabot rumah yang
sesuai. Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari
tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak berwarna, dan
tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap, pencahayaan lampu
dalam rumah Bp. R terbilang terang.
Denah Rumah
Kamar Dapur
mandi
Ruang Ruang T
Tidur Keluarga
E
Ruang Ruang R
Tidur tamu
A
T E R A S
19
jalan. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
c) Mobilitas Geografi Keluarga.
Saat ini, keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah yang
sekarang selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp. R
sendiri sudah tinggal dirumah tersebut sejak Bp. R lahir, karena
Bp. R adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya yang telah
bercerai maka dirumah tersebut ditinggali keluarga Bp. R dan
ibunya. Rumah Bp. R dibangun di atas tanah milik orang tuanya,
kepemilikan tanah masih milik ibunya Bp. R
d) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:
Bp. R selalu menekankan pada Ibu. R supaya mengikuti acara
yang diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan
kegiatan lainnya. Apabila ada waktu luang Ibu. R mengajak
anaknya bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga
terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan yang lain
(terlihat harmonis). Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif
mengikuti kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat RW 02.
An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam
mengikuti pengajian. Bp. R sendiri sering diminta untuk
menjadi pembawa acara/ MC di acara- acara pernikahan ataupun
acara yang diadakan RT/ RW. Ibu. R juga bersosialisasi dengan
tetangga di kanan, kiri dan depan rumahnya. Saudara Ibu. R
tinggal tidak jauh dari rumah Ibu. R, setiap hari selalu bertemu.
An. H berteman dengan beberapa teman seusianya, sering
nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke warnet
dan rental PS dan jalan-jalan menggunakan motor.
e) Sistem Pendukung Keluarga:
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang
menyelesaikan dengan anggota keluarga. Kadang juga
melibatkan orang tua, karena dengan orang tua tinggal bersama
dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai pendukung keluarga
20
adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang
memperhatikan bila ada anggota keluarga yang sakit dan
tetangga yang hidup saling menghormati serta menghargai.
Disamping itu adanya fasilitas dana kesehatan dari tempat kerja
Bp. R untuk anggota keluarga yang sakit menurut Ibu. R sangat
membantu keluarga.
4. Strktur Keluarga.
a) Pola Komunikasi Keluarga:
Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya
menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga,
Ibu. R mendiskusikan bersama Bp. R, terkadang meminta
bantuan nasihat dari orang tua. Waktu yang biasanya digunakan
untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu
makan bersama dengan anggota keluarga. Namun An. H
mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-
temannya dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya
yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan
berbicara kepada anaknya
b) Struktur Kekuatan keluarga
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala
keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu. R
punya pendapat sendiri dan membuat keputusan sendiri,
misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga dan
mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu. R juga
berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan
kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung.
c) Struktur Peran
1) Bp. R
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari
nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
21
2) Ibu. R
Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan
kepada ibunya. Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah
tangga dan juga membuka usaha warung di rumahnya.
3) An. H
An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan
tugas sekolahnya. Ibu. R mengatakan bahwa anaknya jarang
belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu. R mengatakan tidak
pernah memantau aktivitas belajar anaknya di rumah,
4) An. F
Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu. R yang pada tahun ini
akan memasuki SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari
An. H dan kakak dari An. L.
5) An. L
Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu. R juga berperan
sebagai adik dari dua orang kakaknya yaitu An. H dan An.
F.
6) Nenek. R
Sebagai Ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu
An. H, An. F dan An. L.
Ibu. R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang
jelas tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga.
d) Nilai dan norma budaya.
- Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam dan tidak terpengaruh oleh
norma budaya. Penerimaan keluarga terhadap perawat
sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan
menerima kehadiran perawat.
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah
22
dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun
An. H termasuk anak yang pendiam dan jarang menyampaikan
pendapatnya.
b) Fungsi sosialisasi
Hubungan antaranggota dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi
keluarga Bp. R tergolong paling lama tinggal di wilayah
tersebut.
c) Fungsi perawatan keluarga
Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang
sakit, maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari
warung ataudari apotek. Keluarga Ibu. R juga sering
memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah
sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati
di rumah saja. Bp. R mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki
keluhan fisik dan tidak merokok hanya saja jika sedang banyak
pekerjaan yang harus diselesaikannya biasanya Bp. R
mengeluhkan pegal-pegal pada badannya.
6. Stress dan kopping keluarga
a) Stressor jangka pendek:
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah
memasuki masa remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk
mencoba merokok oleh teman-temannya, baik teman di sekolah
maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering
nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di
sekitar rumahnya tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-
ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H
mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita (pacar).
b) Stressor jangka panjang:
Ibu. R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakin
mahal, terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan
23
lulus dari SD dan akan memasuki SMP.
c) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar
dari masalah tersebut dengan jalan musyawarah.
Keluarga meyakini kalau setiap masalah ada jalan keluarnya,
misalnya dengan minta bantuan dari orang tua dan tetangga
terdekat.
d) Strategi kopping yang digunakan
Ibu. R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang
terjadi kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi
masalah yang ada.
e) Strategi adaptasi fungsional
Tidak ada
7. Harapan keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa berkunjung ke
rumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan
keluarga. Dengan demikian keluarga berharap akan selalu berada
dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan
mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam jenis
penyakit dan cara perawatannya.
8. Pemeriksaan Fisik
24
Pemeriksaan Jantung:
fisik
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru:
Abdomen
Ekstremitas:
Kulit:
25
baik.
Kulit:
Leher:
Telinga:
Mata:
26
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Pemeriksaan Jantung:
fisik
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
Paru-paru:
Abdomen:
Ekstremitas:
27
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan
kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
5555 5555
Kulit:
Kepala:
Leher:
Telinga:
Mata:
28
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Paru-paru:
Abdomen:
29
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 9 x/menit
Ekstremitas:
5555 5555
Kulit:
Kepala:
Leher:
Telinga:
30
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
Mata:
Pemeriksaan Jantung:
Fisik
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan Gallop.
Paru-paru:
31
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 21
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen:
Ekstremitas:
5555 5555
Kulit:
Kepala:
32
simetris.
Leher:
Telinga:
Mata:
33
(9 Tahun)
Pemeriksaan Jantung:
Fisik
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru:
Abdomen:
Ekstremitas:
Kulit:
34
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak
ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
Kepala:
Leher:
Telinga:
Mata:
35
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Pemeriksaan Jantung:
Fisik
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru:
Abdomen:
Ekstremitas:
36
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan
kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
Kulit:
Kepala:
Leher:
Telinga:
Mata:
37
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, jarak pandang berkurang.
Bp. R:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
pada pemeriksaan fisik, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak
merokok, aktif berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
Ibu. R:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan
pada pemeriksaan fisik, Ibu. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, aktif
berkegiatan, tidak ada riwayat penyakit keturunan.
An. H:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
seimbang, tidak memiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan
dalam 3 bulan terakhir.
An. F:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
seimbang, tidak ada keluhan penyakit, tidak ada riwayat pengobatan
dalam 3 bulan terakhir.
An. L:
38
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh
kurus, tidak memiliki keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam
3 bulan terakhir.
Nenek. R:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak memiliki
keluhan fisik, penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat pengobatan
dalam 3 bulan terakhir.
39
B. Analisis Data.
Problem
No Data Etiologi
Ketidakefektifan
1. Data Subjektif: Ketidakmampuan
koping pada
keluarga keluarga Bp. R
- Ibu. R mengatakan urusan
mengenal
anaknya lebih banyak diserahkan
masalah tentang
kepada ibunya
pentingnya
- Ibu. R mengatakan An. H
komunikasi
merupakan seorang anak yang
efektif antara
tertutup
orang tua dan
- Ibu. R mengatakan bahwa An. H
remaja
lebih suka menghabiskan
waktunya di dalam kamar
daripada berkumpul dengan
keluarga
- Ibu. R mengatakan Bp. R
memang agak keras untuk
mendidik anak- anaknya
- An. H mengaku tidak pernah
menceritakan masalah yang
dihadapinya pada orang tua
- An. H mengatakan kadang
percakapan dengan orang tua
akan berakhir dengan ketegangan
- An. H mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada
teman-temannya dibandingkan
kepada orang tua atau pun
keluarganya yang lain
40
Data Objektif:
Ketidakefektifan
2. Data Susbjektif: Ketidakmampuan
performa peran
kelurga remaja An H
- Ibu. R mengatakan dirumahnya keluarga Bp. R.
mengenal
tidak ada peraturan yang jelas
masalah tentang
tentang apa saj tugas setiap
tugas dan fingsi
anggota keluarga.
perkembangan
- An. H mengatakan tidak
keluarga dengan
mengetahui tugas perkembangan
anak remaja.
maupun tanggung jawabnya
sebagai remaja
- An. H mengatakan sebelumnya
tidak pernah mendapatkan
informasi mengenai tugas
perkembangan maupun tanggung
jawabnya sebagai remaja
- An. H mengatakan malas belajar
dan jarang mengerjakan tugas
sekolahnya
- An. H mengatakan saat ini sudah
tidak mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler di sekolahnya
- Ibu R mengatakan urusan
anaknya lebih banyak diserahkan
kepada ibunya.
Data Objektif:
41
- An. H merupakan anak pertama
dalam keluarga
- An. H berusia 14 tahun, berada
pada masa remaja awal (12-15
tahun)
- Di rumahnya tidak ada yang bisa
mengajarkan peran dan tanggung
jawab kepada remaja (An. H)
- Defisiensi pengetahuan tentang
tugas perkembangan maupun
tanggung jawab sebagai remaja
42
respon positif dengan
bertanya cara komunikasi
yang baik dengan remaja.
Total 3 1/2
43
sekolah.
b. Prioritas Masalah.
1. Ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R b/d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif
antara orang tua dan remaja.
2. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan
fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja.
44
3.
45
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bp. R
3. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu menciptakan
komunikasi yang
efektif dalam keluarga,
dengan mampu:
Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan bersama
jenis-jenis verbal menyebutkan jenis- keluarga apa yang
komunikasi. jenis komunikasi, yaitu: diketahui keluarga
1. Komunikasi verbal tentang jenis-jenis
dengan kata-kata komunikasi.
2. Komunikasi non Berikan pujian kepada
verbal disebut keluarga tentang pemahaman
dengan bahasa tubuh yang benar.
Berikan informasi kepada
keluarga mengenai jenis-jenis
komunikasi dengan
menggunakan media lembar
balik dan leaflet.
Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang disampaikan.
Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
Berikan reinforcement
positif atas usaha keluarga.
Diskusikan bersama
3.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu keluarga apa yang diketahui
hambatan dalam verbal menyebutkan keluarga tentang hambatan
berkomunikasi. menyebutkan 7 dari 12 dalam berkomunikasi.
hambatan dalam Berikan pujian kepada
komunikasi, yaitu: keluarga tentang
1. Memerintah pemahaman yang benar.
2. Menyalahkan Berikan informasi
3. Meremehkan kepada keluarga mengenai
4. Membandingkan hambatan dalam
5. Memberi cap berkomunikasi dengan
6. Mengancam menggunakan media lembar
7. Menasihati balik dan leaflet.
8. Membohongi Berikan kesempatan
9. Menghibur
10.Mengkritik
11.Menyindir
12.Menganalisa
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang disampaikan.
Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
Berikan reinforcement
positif atas usaha keluarga.
Demonstrasikan dengan
3.3 Mendemonstrasika Respon Cara berkomunikasi keluarga cara berkomunikasi
n cara komunikasi psikomotor efektif antara orang tua efektif antara orang tua dan
yang efektif antara dan remaja harus remaja.
orang tua dan memenuhi syarat-syarat Beri kesempatan
remaja. komunikasi efektif. keluarga bertanya.
Beri kesempatan
keluarga
mendemonstrasikan
kembali cara
berkomunikasi efektif
antara orang tua dan remaja
Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
4. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu memodifikasi
lingkungan dalam
menciptakan
komunikasi yang
efektif dalam keluarga,
dengan mampu:
Menyebutkan faktor- Respon Keluarga mampu Diskusikan bersama
faktor dalam diri remaja verbal menyebutkan 2 dari 3 keluarga apa yang diketahui
untuk mendukung faktor-faktor dalam diri keluarga tentang faktor-faktor
komunikasi efektif. remaja untuk dalam diri remaja untuk
mendukung komunikasi mendukung komunikasi
efektif, yaitu: efektif.
1. Sebelum memulai Berikan pujian kepada
proses komunikasi keluarga tentang pemahaman
hubungan remaja yang benar.
dan orang tua hangat Berikan informasi kepada
dan terbuka keluarga mengenai faktor-
2. Remaja telah faktor dalam diri remaja
menyatakan untuk mendukung
bersedia komunikasi efektif dengan
mengungkapkan menggunakan media lembar
permasalahannya balik dan leaflet.
3. Teridentifikasi Berikan kesempatan
bahwa remaja
berada pada kondisi
yang membutuhkan kepada keluarga untuk
bantuan orang tua bertanya tentang materi
untuk memfasilitasi yang disampaikan.
Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
Berikan reinforcement
positif atas usaha keluarga.
Diskusikan bersama
4.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu keluarga apa yang
faktor-faktor dalam verbal menyebutkan 2 dari 4 diketahui keluarga tentang
diri orang tua faktor-faktor dalam diri faktor-faktor dalam diri
untuk mendukung orang tua untuk orang tua untuk
komunikasi efektif. mendukung komunikasi mendukung komunikasi
efektif, yaitu: efektif.
1. Mendengar supaya Berikan pujian kepada
remaja banyak keluarga tentang pemahaman
bicara yang benar.
2. Menerima dahulu Berikan informasi
perasaan remaja kepada keluarga mengenai
agar remaja lebih faktor-faktor dalam diri
terbuka dan dihargai orang tua untuk mendukung
3. Berbicara supaya komunikasi efektif
didengar
4. Mau berubah
dimana orang tua dengan menggunakan
memiliki waktu media lembar balik dan
yang khusus dalam leaflet.
mendengarkan dan Berikan kesempatan
berkomunikasi kepada keluarga untuk
dengan remaja bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
Berikan reinforcement
positif atas usaha keluarga.
Diskusikan bersama
4.3 Menyebutkan Respon Keluarga mampu keluarga apa yang diketahui
faktor-faktor afektif menyebutkan 2 dari 4 keluarga tentang faktor-faktor
lingkungan untuk faktor-faktor lingkungan untuk mendukung
mendukung lingkungan untuk komunikasi efektif.
komunikasi efektif mendukung komunikasi Berikan pujian kepada
efektif, yaitu: keluarga tentang pemahaman
1. Kondusif yang benar.
2. Tenang Berikan informasi
3. Privacy remaja kepada keluarga
terjaga
4. Jika dilakukan di
rumah sebaiknya
dilakukan di mengenai faktor-faktor
ruangan tertutup lingkungan untuk
untuk menjaga mendukung komunikasi
privacy remaja dan efektif dengan
keleluasaan remaja menggunakan media
mengekspresikan lembar balik dan leaflet.
perasaan Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
Berikan reinforcement
positif atas usaha keluarga.
5. Setelah 3 x 20 menit
pertemuan, keluarga
mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan
untuk fasilitasi
komunikasi efektif
dalam keluarga, dengan
mampu:
Menyebutkan jenis- Respon Keluarga mampu Diskusikan bersama
jenis pelayanan verbal menyebutkan pelayanan keluarga mengenai jenis-jenis
kesehatan yang dapat kesehatan yang dapat pelayanan kesehatan yang
dikunjungi keluarga dikunjungi keluarga dapat dikunjungi keluarga
untuk berkonsultasi untuk berkonsultasi untuk berkonsultasi masalah
masalah komunikasi masalah komunikasi komunikasi antara orang tua
antara orang tua dan antara orang tua dan dan remaja yang ada disekitar
remaja. remaja, yaitu: tempat tinggal.
1. Puskesmas (PKPR) Motivasi keluarga untuk
2. Psikolog mengulang jenis-jenis
3. Guru wali kelas pelayanan kesehatan yang
4. Guru BP di sekolah dapat dikunjungi keluarga.
Berikan reinforcement
positif atas usaha keluarga.
Motivasi keluarga untuk
Mengunjungi fasilitas berkunjung ke fasilitas
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan.
untuk berkonsultasi Berikan reinforcement
mengenai masalah Respon Keluarga mengunjungi positif atas usaha keluarga
komunikasi antara orang afektif pelayanan kesehatan untuk menggunakan
tua dan remaja. untuk konsultasi fasilitas pelayanan
mengenai masalah kesehatan
komunikasi antara
orang tua dan remaja.
1. Ketidakefektifan performa peran remaja pada keluarga Bp. R khususnya An. H
2. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu mengambil
keputusan yang tepat
untuk mengasuh anak
remaja, dengan 2.1.1 Diskusikan bersama
mampu:
Menyebutkan Respon Keluarga mampu
permasalahan verbal menyebutkan minimal 2 keluarga apa yang
akibat perubahan dari 4 permasalahan diketahui keluarga
fisik pada remaja. akibat perubahan fisik tentang akibat
pada remaja, yaitu: perubahan fisik pada
1. Jerawat remaja.
2. Kegemukan Berikan pujian kepada
3. Anemia keluarga tentang
4. Infeksi karena pemahaman yang benar.
kekebalan tubuh Berikan informasi kepada
mulai menurun keluarga mengenai akibat
perubahan fisik pada remaja
dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
2.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan bersama
permasalahan verbal menyebutkan 2 keluarga apa yang
akibat perubahan permasalahan akibat diketahui keluarga
kejiwaan pada perubahan kejiwaan tentang akibat perubahan
remaja. pada remaja, yaitu: kejiwaan pada remaja.
1. Mencari identitas Berikan pujian kepada
diri keluarga tentang
2. Timbul pertanyaan: pemahaman yang benar.
Siapa aku ini? Apa Berikan informasi kepada
jadinya aku ini? keluarga mengenai akibat
perubahan kejiwaan pada
remaja dengan menggunakan
media lembar balik dan
leaflet.
Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
2.2.9 Berikan
reinforcement
positif atas usaha
2.3 Menyebutkan Respon Keluarga mampu keluarga.
permasalahan verbal menyebutkan minimal 2 Diskusikan
akibat perubahan dari 3 permasalahan bersama keluarga apa
sosial pada remaja. akibat perubahan sosial yang diketahui
pada remaja, yaitu: keluarga tentang
1. Timbul konflik akibat perubahan
dengan orang tua sosial pada remaja.
akibat keinginan Berikan pujian
remaja ingin kepada keluarga
mempunyai tentang pemahaman
keleluasaan pribadi. yang benar.
2. Melibatkan remaja Berikan informasi
pada perkelahian kepada keluarga
antar genk, bolos, mengenai akibat
terlibat dalam perubahan sosial pada
narkoba, minum remaja dengan
minuman keras, menggunakan media
merokok akibat setia lembar balik dan leaflet.
kawan kepada Berikan
kelompok. kesempatan kepada
3. Sifat egosentris dan keluarga untuk
menonjolkan bertanya tentang materi
kelompoknya. yang disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk
mengulang materi
yang telah
dijelaskan.
2.3.7 Berikan
reinforcement
2.4 Mengambil Respon Keluarga mengatakan positif atas usaha
keputusan yang afektif akan mengasuh anak keluarga.
tepat untuk remaja dengan tepat Bantu keluarga
mengasuh anak sesuai dengan tumbuh untuk mengenal dan
remaja. kembangnya. menyadari akan adanya
remaja di keluarganya.
Bantu keluarga
untuk memutuskan
mengasuh anak remaja
dengan tepat sesuai
dengan tumbuh
kembangnya.
Berikan
reinforcement positif
3. Setelah 1 x 15 menit atas keputusan tepat
pertemuan, keluarga yang telah diambil
mampu mengasuh anak keluarga.
remaja, dengan
mampu:
Menyebutkan sikap Respon Keluarga mampu
orang tua dalam verbal menyebutkan minimal 3
mengasuh anak remaja. dari 4 sikap orang tua
dalam mengasuh anak
3.1.1 Dorong keluarga
untuk
menceritakan
sikap orang tua
dalam mengasuh
anak remaja.
remaja, yaitu: Informasikan kepada
1. Mengenal anak keluarga tentang sikap orang
2. Sering melakukan tua dalam mengasuh anak
percakapan dengan remaja dengan menggunakan
anak media lembar balik dan
3. Mendampingi dan leaflet.
membimbing remaja Motivasi keluarga untuk
dalam menghadapi menjelaskan kembali materi
tantangan hidup yang telah disampaikan.
4. Menjadi pemimpin Tanyakan kepada
dan teman bagi keluarga mengenai
remaja materi yang belum
dimengerti.
Jelaskan kepada
keluarga mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Berikan reinforcement
positif terhadap kemampuan
yang dicapai oleh keluarga.
Dorong keluarga untuk
menceritakan sikap anak
remaja dalam menjalani masa
3.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu remaja.
sikap anak remaja verbal menyebutkan minimal 3 Informasikan kepada
dalam menjalani dari 5 sikap anak
masa remaja. remaja dalam menjalani
masa remaja, yaitu:
1. Mengetahui keluarga tentang sikap
kelebihan dan anak remaja dalam
kekurangan diri. menjalani masa remaja
2. Menerima diri dengan menggunakan
sendiri. media lembar balik dan
3. Meningkatkan leaflet.
keimanan kepada Motivasi keluarga untuk
Tuhan semesta ini. menjelaskan kembali materi
4. Bersikap terbuka. yang telah disampaikan.
5. Memiliki kegiatan Tanyakan kepada
positif. keluarga mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Jelaskan kepada
keluarga mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Berikan reinforcement
terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.
Tanyakan kepada
keluarga, hal apa yang telah
3.3 Melakukan Respon Pada kunjungan yang dibicarakan dengan anggota
komunikasi yang psikomotor tidak direncanakan, keluarga yang remaja.
terbuka dengan keluarga melakukan Berikan reinforcement
remaja. komunikasi yang
terbuka dengan remaja
dan saling berbincang
tentang kehidupan positif terhadap
remaja. kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.
Analisis:
TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
mengenal komunikasi yang efektif
antara orang tua dengan remaja,
mengambil keputusan dalam
menciptakan komunikasi yang
efektif dalam keluarga dan
mendemonstrasikan komunikasi
yang efektif dengan anak remaja.
TUK 4 dan 5 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk memfasilitasi
komunikasi efektif dalam
keluarga antara orang tua dan
remaja.
Planning:
Evaluasi TUK 1 – 5 untuk
diagnosa pertama
(ketidakefektifan koping pada
keluarga Bp. R)
29 Mei 2013 Subjektif :
1 1. Mengevaluasi TUK 1 – 5
jam 10.00 Keluarga (Ibu. R) mampu
Objektif:
Orang tua (Ibu. R) dapat
mendemonstrasikan
kembali cara komunikasi
terbuka dengan remaja
Analisis:
TUK 1, 2 dan 3 tercapai
ditandai dengan keluarga telah
mampu mengenal masalah
tumbuh kembang remaja,
mengambil keputusan yang
tepat untuk mengasuh anak
remaja dan
mendemonstrasikan
komunikasi yang terbuka
dengan anak remaja.
TUK 4 dan 5 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk memfasilitasi
dalam menerapkan peran dan
tanggung jawab remaja.
Planning:
Evaluasi TUK 1 – 5 untuk
diagnosa ke dua
(ketidakefektifan performa
peran pada keluarga Bp. R
khususnya An. H)
8 Juni 2013 Subjektif :
2 Mengevaluasi TUK 1 – 5
jam 10.00 Keluarga (Ibu. R) mampu
Objektif:
Orang tua (Ibu. R) dapat
mendemonstrasikan
kembali cara komunikasi
terbuka dengan remaja
Analisis:
TUK 1 – 5 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
mengenal masalah tumbuh
kembang remaja, mengambil
keputusan yang tepat untuk
mengasuh anak remaja,
mendemonstrasikan komunikasi
yang terbuka dengan anak
remaja, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan untuk
memfasilitasi memfasilitasi
dalam menerapkan peran dan
tanggung jawab remaja.
Planning:
Evaluasi sumatif untuk
diagnosa keperawatan
ketidakefektifan koping pada
keluarga Bp. R
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi
pada sistem keluarga meliputi: perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa
tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahakan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional, serta
sosial dari tiap anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan serengkat perilaku interpersonal,
sifat kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
B. Saran.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga
melalui penyuluhan mmenganai peran anggota keluarga dan perkembangan
keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna
mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu
dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak
yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA