Diktat 2 - Sel Unit Dasar Kehidupan
Diktat 2 - Sel Unit Dasar Kehidupan
BAHAN AJAR
DIKTAT 2
2. 3. 1 Struktur Biomembran
2. 3. 2 Transport Membran
2. 3. 3 Fungsi Organel
2. 5 KONSEP VIRUS
2. 5. 1 Pengertian Virus
2. 5. 2 Klasifikasi Virus
2. 5. 3 Struktur Tubuh Virus
2. 5. 4 Beberapa Contoh Penyakit yang Disebabkan oleh Virus
2. 8 DAFTAR ACUAN
2
2. 1 SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL MAKHLUK HIDUP
Seperti apa sel itu? Ada apa di dalam sel? Apa fungsi dari tiap-tiap
bagian penyusun sel? Di sini, Anda sebaiknya mengingat kembali jasa para
ilmuwan, seperti A.V. Leeuwenhoek (1632-1223), Robert Hooke (1635-1703),
M.J. Schleiden (1838), T. Schwann (1839), dan Rudorlf Virchow (1858). Konsep
sel mulai diketahui berkat pengamatan-pengamatan mereka, sehingga saat ini
dapat diketahui bahwa semua organisme terdiri atas sel. Sel merupakan satu
unit struktur dan fungsi dari suatu makhluk hidup, dan bahwa sel berasal dari sel
sebelumnya. Perhatikan perbedaan dengan asal-usul kehidupan, yang telah
dibicarakan pada Modul 1.
Seberapa besarkah sel itu? Sel itu berukuran kecil. Seberapa kecil?
Sebagian besar sel berdiameter kurang dari 50 µm. Contoh, sel bakteri
(Escherichia coli) berukuran panjang 1--5 µm, sel alga (Chlamydomonas)
berukuran 5--6 µm, sel darah merah berdiameter 7--8 µm, dan sel tumbuhan 10--
100 µm.
Perlukah pemahaman tentang ukuran? Sangat penting, karena di
dalamnya terkandung konsep logika. Saat ini, banyak ilmuwan yang menekuni
nanoteknologi. Nanoteknologi tidak akan pernah ada, jika ilmuwan mengabaikan
konsep ukuran. Selain ukuran, diperlukan pula pemahaman konsep ruang,
mengingat objek di alam berdimensi tiga. Konsep ruang akan membantu Anda
dalam memahami struktur sel, organel, dan fungsinya.
Perhatikan kuku ibu jari tangan Anda, dan bandingkan dengan gambar
berikut. Lihat dan cermati, serta bayangkanlah ukuran-ukuran tersebut di benak
Anda.
3
Gambar 7. 1 Perbandingan ukuran organisme
[Sumber: Campbell, dkk., 2008.]
Tabel 2.1 Perbandingan sel tumbuhan dan hewan dilihat dari bagian
bagian sel yang terdapat pada sel
Bagian-bagian sel Tumbuhan Hewan Bakteri
Dinding sel ada tidak ada ada
Membran sel (membran
ada ada ada
plasma); satu lapis
Mitokondria, membran
mitokondria 2 lapis (double- ada ada -
membrane system)
Kloroplas, membran
ada tidak ada tidak ada
kloroplas 2 lapis
Nukleus, membran nukleus
ada ada tidak ada
2 lapis
5
Nukleolus ada ada tidak ada
Aparatus golgi ada ada tidak ada
Ribosom ada ada ada
Vakuola ada ada tidak ada
Sitoskeleton ada ada rudimenter
Sentriol Tidak ada ada tidak ada
Vesikula Tidak ada
ada atau ada ?
tetapi kecil
Lisosom ada, sebagai
biasanya ada tidak punya
sferosom
6
Gambar 7.5 Satu perangkat
mikroskop elektron.
[Sumber: http://techluver.com, 2007]
Di alam ini, setiap makhluk hidup tersusun atas sel, baik satu sel maupun
banyak sel. Sel-sel tersebut, dalam konteks makhluk hidup, berasal dari
pembelahan sel sebelumnya. Setelah terjadi pembelahan, sel-sel anakan akan
tumbuh mejadi besar, yang berarti ada penambahan isi dan luas permukaan sel.
Secara umum sel dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bagian inti dan
sitoplasma. Bagian inti mengandung DNA yang merupakan unit yang
menyimpan informasi hereditas untuk pertumbuhan dan reproduksi sel.
Sitoplasma memiliki beberapa peranan penting. Salah satu yang terpenting
7
adalah tempat pembentukan energi yang akan digunakan untuk mengkonversi
energi cahaya pada fotosintesis.
Beragamnya bentuk struktur sel dapat dilihat melalui 3 pendekatan, yaitu
sitologi, biokimia, dan genetik. Secara sitologi, bentuk sel dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop cahaya sampai mikroskop elektron. Pendekatan
sitologi hanya dapat mengamati bentuk permukaan sel saja. Pendekatan secara
biokimia adalah melihat sel secara fungsi. Setiap sel memiliki fungsi tertentu
sesuai dengan reaksi biokimia yang dihasilkannya. Pendekatan terakhir adalah
pendekatan secara genetik, yaitu melihat susunan materi genetik yang dimiliki
oleh sel. Setiap sel memiliki materi genetik yang berbeda sehingga
menghasilkan bentuk sel beragam pula.
2. 2. 2 Fungsi Sel
Sel secara umum disusun atas empat elemen dasar, yaitu karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Komponen-komponen dasar tersebut akan
bergabung membentuk atom atau molekul yang lebih kompleks seperti protein,
karbohidrat, lemak, dan materi genetik. Sel mempunyai beberapa fungsi dasar
untuk mendukung kehidupan dan regenerasi sel. Beberapa fungsi dasar sel
tersebut, antara lain:
1. mengambil makanan dan oksigen dari lingkungan sekitar,
2. menghasilkan beberapa reaksi kimia yang menggunakan makanan dan
oksiegen untuk menghasilkan energi,
3. menghasilkan CO2 dan produk sisa metabolisme yang akan dibuang ke
lingkungan,
4. menghasilkan protein dan komponen lain yang dibutuhkan untuk
pembentukan struktur sel, pertumbuhan sel, dan menghasilkan fungsi sel
yang lain,
5. mengkontrol pertukaran materi dari sel dengan lingkungan sekitar,
6. iritabilitas dan respons terhadap perubahan lingkungan sekitar,
2. reproduksi,
8. mengatur komunikasi antar sel.
Beberapa jaringan yang tersusun atas beberapa sel yang mempunyai
fungsi khusus antara lain:
8
Epidermis, mempunyai bentuk sel tepi yang rata, sering terlapisi oleh
lapisan kutikula yang tebal, melindungi seluruh bagian utama tumbuhan.
Berbagai tipe sel dapat ditemukan di epidermis, seperti sel penjaga, trikom, dan
rambut-rambut akar. Sel-sel penyusun epidermis berasal dari protoderm.
Lapisan epidermis
Jaringan palisade parenkim
Jaringan spons parenkim
Sel penjaga merupakan sepasang sel yang berada di sisi stomata, yaitu
tempat terjadinya pertukaran udara dan air. Stomata banyak terdapat di bagian
epidermis daun. Proses pertukaran udara dan air banyak terjadi di stomata
daun. Umumnya stomata lebih sering terletak di bawah permukaan daun
daripada di atas permukaan daun.
Trikom merupakan modifikasi dari lapisan epidermis yang berbentuk
seperti rambut. Banyak ditemukan di batang, daun, dan organ reproduksi. Daun
dengan rambut-rambut halus biasanya diselubungi oleh trikom yang dapat
terlihat dengan jelas menggunakan mikroskop. Trikom memiliki peranan penting
dalam menjaga permukaan daun tetap dingin dan mengurangi proses
penguapan air.
9
Rambut-rambut akar merupakan pemanjangan dari sel-sel epidermis
yang banyak terjadi di bagian ujung akar. Rambut-rambut akar menjaga akar
agar tetap berhubungan dengan sekeliling yang berupa tanah. Rambut akar
berfungsi memperluas permukaan akar sehingga penyerapan air dan mineral
menjadi lebih efektif.
Xylem, merupakan jaringan pada tanaman yang menyalurkan air untuk
melarutkan mineral yang ada di tubuh tumbuhan. Melalui xylem, air dari akar
sampai ke atas
batang melalui
aliran yang
tidak terputus.
Proses
pelarutan
mineral, ion
anorganik,
seperti nitrat
dan fosfat,
diambil melalui
akar masuk ke
daun
dilepaskan ke
udara dalam
Gambar 7. 7 Sayatan penampang batang Helianthus
bentuk uap [Sumber: http://sols.unlv.edu]
lewat stomata. Xylem primer berasal dari prokambium yang berasal dari
meristem apikal, sedangkan xylem sekunder berasal dari kambium vaskular dari
meristem lateral.
Floem, merupakan jaringan yang mengatur transportasi makanan dari
daun ke seluruh organ pada tumbuhan vaskular. Fungsi utamanya adalah
membawa materi organik dari satu bagian ke bagian yang lain dari tumbuhan.
Terdapat 2 tipe pemanjangan sel dalam floem, yaitu sel penyaring dan sel
penyaring berbentuk tabung (serabut). Sel penyaring terdapat pada tumbuhan
tidak berbiji (Gymnospermae), sedangkan sel penyaring berbentuk tabung
banyak terdapat di tumbuhan Angiospermae. Jaringan fiber dan parenkim juga
dapat ditemukan di floem.
10
Palisade, merupakan lapisan yang berada di bawah epidermis yang
terdapat di bagian daun. Beberapa tumbuhan tertentu, seperti beberapa jenis
Eucalyptus, mempunyai daun yang menggantung ke bawah. Jaringan palisade
tumbuhan tersebut terdapat di kedua sisi daun. Palisade merupakan bagian dari
mesofil daun, tersusun dengan kloroplas dan biasanya terdapat di dekat
permukaan daun.
Epitel, merupakan membran yang melindungi setiap permukaan tubuh.
Seperti halnya epidermis yang melindungi bagian terluar dari kulit, bagian
permukaan dalam sel pencernaan misalnya, juga dilindungi oleh suatu lapisan,
yaitu epitel yang berasal dari endoderm. Membran epitel berfungsi seperti
penghalang yang menghalangi setiap subtansi yang masuk. Selain itu, membran
epitel juga memiliki fungsi sebagai pelindung jaringan yang ada di bawahnya dari
kerusakan secara mekanis. Terdapat 2 jenis epitel, yaitu epitel sederhana dan
bertingkat. Jenis-jenis tersebut dibagi lagi berdasarkan bentuk selnya, yaitu
squamous, kuboidal, dan kolumnar. Squamous mempunyai bentuk sel yang
rata, kuboidal bentuk selnya tebal dan memanjang, dan kolumnar bentuk selnya
lebih panjang daripada lebarnya.
11
Gambar 7. 8 Tipe-tipe sel epitel
[Sumber: Campbell dkk. 1999]
Sel saraf, merupakan sel yang mempunyai fungsi khusus, yaitu untuk
menghantarkan sinyal elektrik dari respons rangsangan. Sel saraf atau neuron
memiliki bagian-bagian yang terdiri atas dendrit, inti sel, selubung myelin, sel
Schwann, akson, dan nodus Ranvier. Dendrit merupakan bentuk bercabang dari
12
sel saraf yang panjang berfungsi untuk menangkap respons. Respons yang
ditangkap oleh dendrit kemudian akan diteruskan ke akson yang merupakan
pemanjangan badan sel yang berbentuk tabung. Sebagian besar akson
dilindungi oleh lapisan penyekat yang disebut lapisan myelin yang berasal dari
sel Schwann. Nodus Ranvier berfungsi memberikan impuls secara periodik pada
akson.
2. 3. 1 Struktur Biomembran
13
Organel-organel tidak secara acak terdistribusi di dalam sel, tetapi
disusun berdasarkan fungsi dan tujuan khusus dari sel tersebut. Sebagai
contoh, kompleks golgi biasanya ditemukan dekat dengan inti sel, sedangkan
retikulum endoplasma terletak jauh dari inti sel. Posisi organel bergantung
kepada sitoskeleton sehingga apabila terjadi gangguan pada sitoskeleton akan
mengakibatkan perubahan posisi organel.
2. 3. 2 Transport Membran
14
meliputi difusi oksigen dan karbon dioksida, osmosis air, dan difusi terbantukan.
Difusi terbantukan merupakan proses difusi dengan menggunakan bantuan
transport protein dalam membantu melewati membran.
Transport aktif
merupakan proses
perpindahan molekul
atau substansi yang
berukuran besar dan
memerlukan energi.
Energi yang
diperlukan berupa
ATP untuk
memindahkan molekul
tersebut dari
Gambar 7.11 Mekanisme transport aktif
konsentrasi rendah ke [Sumber: www.emc.maricopa.edu, 2007]
konsentrasi tinggi.
Transport aktif memiliki dua bentuk utama perpindahan molekul, yaitu
endositosis dan eksositosis. Endositosis merupakan merupakan proses
masuknya substansi atau molekul ke dalam sel tanpa melewati membran sel.
Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu pinositosis, fagositosis, dan receptor-
mediated endositosis.
15
Pinositosis adalah proses endositosis ketika plasma melakukan
invaginasi terhadap cairan ekstraseluler dari luar sel ke dalam sel. Proses
invaginasi tersebut merupakan proses pelekukan yang terjadi pada membran sel
yang menyebabkan molekul dari luar sel dapat masuk. Fagositosis merupakan
proses endositosis dengan cara perubahan bentuk sel menjadi pseudopodia.
Pseudopodia tersebut bergerak aktif terhadap rangsangan molekul yang ada di
sekitar sel. Receptor-mediated endositosis merupakan proses endositosis
terhadap molekul spesifik yang akan masuk ke dalam sel. Sifat spesifik tersebut
bergantung pada interaksi reseptor dengan ikatan ligan yang ada di plasma
membran dan lingkungan sekitar. Eksositosis merupakan proses pengeluaran
hasil produk sisa atau transmiter kimia (hormon) dari dalam sel. Fungsi
eksositosis hampir sama dengan endositosis, tetapi berbeda dalam proses arah
tujuan molekul. Eksositosis merupakan proses yang melibatkan penggabungan
antara vesikel dan membran plasma.
16
2. 3. 3 Fungsi Organel
1. Dinding sel, diketahui mempunyai fungsi sebagai pelindung isi sel dan
pemberi bentuk sel. Dinding sel dapat dijumpai pada Archaebakteria, bakteri,
protista, fungi, dan tumbuhan, sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Meskipun disebut dinding, namun dinding tersebut tidak sekaku dinding rumah.
Dinding sel ada yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa, pektin, peptidoglikan,
protein, atau campuran, tergantung organismenya. Sel-sel tertentu bahkan
mengandung lignin. Gambar berikut merupakan contoh dari dinding sel
tumbuhan.
17
phospholipid bilayer. Selain itu, pada permukaan membran tersebut juga
terdapat rantai karbohidrat, lipid, dan protein. Khusus protein, ada yang berupa
protein perifer dan ada yang integral. Melihat kompleksitas struktur membran,
dapat dipahami bahwa membran sel berfungsi antara lain untuk membatasi sel
dengan lingkungan, melindungi isi sel, mengatur pertukaran senyawa dari luar
dan dari dalam membran, memfasilitasi reaksi-reaksi kimia, dan sebagai bagian
sel yang bertanggung jawab terhadap proses komunikasi atau interaksi antar sel
serta antara sel dan lingkungan.
18
Gambar 7.16 Nukleus
[Sumber: National Human Genome Research Institute]
Gambar 7. 17 Nukleolus
[Sumber: www.modares.ac.ir]
19
5. Mitokondria, merupakan
organel yang memiliki DNA,
bersifat semiautonom, dan
sering dikenal sebagai tempat
pembuatan energi (misalnya
ATP).
20
Retikulum endoplasma, dijumpai di
dekat nukleus, dan seringkali
membran RE bersambung dengan
membran nukleus. Mengingat di
sebagian permukaan RE, maka di
RE dapat terjadi proses
pembentukan polipeptida atau
protein. Protein tersebut ada yang
digunakan di dalam sel, ada pula
yang ditransport ke sel lain, melalui
Gambar 7. 21 Retikulum endoplasma
vesikula, dikirim ke badan golgi, [Sumber: http://academic.brooklyn.cuny.edu]
dilepaskan lagi melalui vesikula, dan
akhirnya dikeluarkan ke luar sel.
10. Vesikel, mengirim senyawa dari satu lokasi ke lokasi lain, atau sebagai
tempat menyimpan berbagai
senyawa. Vesikel atau
vesikula dapat berasal dari
retikulum endoplasmik atau
dari badan golgi.
Gambar 7. 23 Vesikel
[Sumber: http://vcell.ndsu.nodak.edu] 21
juga sebagai faktor yang membuat sel bergerak.
Gambar 7. 24 Sitoskeleton
[Sumber: www.uic.edu]
13. Sentriol, hanya dijumpai pada sel hewan dan berjumlah dua atau sepasang.
Setiap sentriol tersusun atas sembilan triplet mikrotubul. Sentriol berfungsi
menyatukan (mengatur) mikrotubul, sehingga pada saat pembelahan sel
22
kromosom akan terpisah ke dalam dua kelompok di masing-masing calon
anakan sel.
Gambar 7. 26 Sentriol
[Sumber: www.emc.maricopa.edu]
23
Besar ukuran genom parasit P. falciparum adalah 22,9 Mbp (Mbp, mega
base pair = sejuta pasang basa DNA), sementara genom nyamuk A. gambiae
278,2 Mbp (sebagai perbandingan genom manusia yang menjadi “korban”
penyakit malaria berukuran 3.000 Mbp). Walaupun genom parasit malaria 1/10
lebih kecil dari nyamuk, namun pembacaan sekuennya memakan waktu lebih
lama, yaitu 6 tahun, sementara nyamuk hanya 3 bulan. Keunikan dari genom P.
falciparum terletak pada komposisi DNA yang lebih dari 80 persen hanya terdiri
atas basa A (adenine)
dan T (thymine).
Menurut data statistik,
lazimnya dua basa
yang lain, G (guanine)
dan C (cytosine) dalam
komposisi sebanding.
Akibat komposisi yang
bias tersebut, analisis
bioinformatika untuk
menyambung/assembling
Gambar 7. 27 Anopheles gambiae, vektor utama
potongan-potongan penyakit malaria di Afrika
[http://entomology.ucdavis.edu.]
sekuen yang telah dibaca
menjadi sangat sulit.
Hasil pembacaan sekuen genom tersebut diketahui P. falciparum memiliki
sekurangnya 5.300 gen penyandi protein. Sebagaimana lazimnya organisme
lain, gen-gen tersebut mengkode protein-protein yang berfungsi dalam proses
metabolisme, fungsi transport materi organik dari dan ke dalam sel, fungsi dasar
kehidupan seperti replikasi-perbaikan-rekombinasi DNA yang disebut sebagai
gen house-keeping, dan sebagainya. Parasit malaria memiliki jumlah gen yang
mengkode enzim (protein yang berfungsi sebagai katalis) dan protein transpor
jauh lebih sedikit daripada organisme bersel satu nonparasit (masing-masing 1/4
dan 1/10-nya). Hal itu menjelaskan bahwa sebagai parasit, P. falciparum tidak
perlu memiliki gen-gen untuk membuat energi sendiri seperti di atas karena
sumber energi bisa diambil dari inang/host yang ditempatinya.
Obat kina dan turunannya seperti chloroquinine, artemesinin, dan
sebagainya sangat efektif selama ini karena beraksi dalam food vacuole. Organel
tempat parasit tersebut memakan protein hemoglobin dari sel darah merah
24
mangsanya untuk mendapat energi. Karena munculnya parasit-parasit yang
resistan terhadap obat-obat itu, maka beberapa target lainnya perlu mendapat
perhatian. Yang paling potensial misalnya --masih dalam organel tersebut--
adalah senyawa-senyawa inhibitor enzim protease yang dapat menghambat
kerjanya mendegradasi hemoglobin tersebut. Selain itu, untuk vaksinasi
misalnya, bila selama ini hanya ada 30 jenis target protein di permukaan sel
parasit yang mungkin dijadikan agen untuk menimbulkan daya imunisasi pada
manusia, dengan pemetaan genom tersebuti ilmuwan jadi memiliki ratusan target
baru sehingga diharapkan target pemberantasan malaria bisa segera dicapai.
25
terutama neuropeptida (bagian otak yang mengolah pikiran dan emosi positif).
Sebagai sumber energi, klorofil mampu mensintesis oksigen dan karbohidrat,
sehingga mudah diubah menjadi hemoglobin (struktur kimiawi keduanya identik).
Hal itu tentu akan membantu pembentukan sel-sel darah merah. Sebagai
pendongkrak stamina atau daya tahan tubuh, klorofil mampu merangsang
produksi sel-sel darah putih yang bertugas melawan serangan mikroorganisme
penyakit dan memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan pasokan zat
antitumor, antikuman, dan antioksidan.
Zat hijau daun atau klorofil tersebut sebenarnya cukup mudah dicari.
Hampir semua sayuran berdaun hijau mengandung klorofil, seperti brokoli,
kangkung, bayam, seledri, maupun selada. Namun, karena pola makan harian
orang Indonesia minim serat dan zat hijau daun, tidak ada salahnya mencoba
suplemen ekstrak klorofil yang saat ini banyak ditawarkan. Meski memberikan
solusi, pemanfaatan suplemen tetap perlu perhatian khusus. Konsumsi suplemen
harus sesuai petunjuk yang tertera dalam label. Perlu juga diingat, meski relatif
aman, penggunaan klorofil yang berlebihan (jika stamina sudah cukup fit) justru
dapat menimbulkan rasa lesu atau lelah. Oleh karena itu, disarankan untuk
berkonsultasi lebih dulu dengan dokter ahli.
Alec Jeffreys, yang bekerja di Inggris pada tahun 1985, mempelajari gen
myoglobin dan menemukan pada gen tersebut mengandung pengulangan 33 bp
pada satu intron. Penemuan dari Jeffreys dan rekannya yang mengagumkan
adalah ditemukannya pengulangan pada sejumlah tempat yang lain pada DNA
manusia. Penelitian Jeffreys menggunakan endonuklease restriksi HaeIII-enzim
yang memotong pengulangan 33 bp tidak secara internal, melainkan cukup pada
sisi-sisinya. Jeffreys menyatakan bahwa individu memiliki perbedaan jumlah
pengulangan tersebut pada lokus yang berbeda sepanjang genom. Penemuan
itu merupakan dasar dari sebuah proses yang kini dikenal sebagai DNA
fingerprinting atau sidikjari DNA. Bahan petunjuk yang dapat digunakan dalam
metode tersebut adalah darah, sperma, tulang, dan jaringan lain yang
dikumpulkan dan merupakan sumber dari DNA yang akan dianalisis.
26
Data yang dihasilkan dari teknik sidik jari DNA kini telah membuat para
ilmuwan forensik dapat
membuat perhitungan
statistik yang sangat
akurat. Dengan demikian,
meskipun ada masalah-
masalah yang timbul dari
data statistik yang tidak
mencukupi, kesalahan
manusia (human error),
atau bukti cacat, sidik jari
DNA kini diterima sebagai
bukti penguat oleh pakar
hukum dan ilmuwan.
Banyak argumentasi
mengatakan bahwa bukti
DNA lebih handal
daripada saksi mata
dalam menempatkan
tersangka pada TKP.
Pengadilan pembunuhan
O.J. Simpson pada tahun
1995 membuat “sidik jari
DNA” menjadi istilah rumah
Gambar 7. 28 Tahapan-tahapan DNA fingerprinting
tangga, dan jenis bukti itu [Sumber: Anderson, 1994]
akan memiliki dampak
terhadap peningkatan penyelidikan kasus forensik.
Peranan DNA mitokondria sangat besar dalam bidang forensik. Manusia
memiliki DNA yang terdapat di mitokondria yang berbentuk sirkular berukuran 5
µm dan memiliki 16.569 bp. Sekitar 37 gen telah diketahui fungsinya. Para ahli
menggunakan DNA mitokondria karena sifat pewarisannya yang khusus, yaitu
diwariskan melalui pihak wanita (maternal inheritance). Mitokondria terletak
pada bagian mid-piece dari sperma. Ketika terjadi fertilisasi, hanya bagian
kepala sperma yang menembus ovum, sehingga mitokondria dari sperma tidak
ikut masuk ke dalam ovum. DNA mitokondria digunakan dalam bidang forensik
27
karena setiap individu yang berkerabat dekat akan memiliki sekuen DNA yang
mirip terutama DNA mitokondria.
2. 4. 4 DNA barcoding
28
rRNA, 18S rDNA, dan ITS rDNA yang terletak pada nukleus juga terbukti dapat
dipakai untuk identifikasi beberapa kelompok spesies.
2. 5 KONSEP VIRUS
2. 5. 1 Pengertian Virus
Tubuh virus terdiri atas materi genetik berupa DNA atau RNA dan
selubung protein yang menyelubungi asam nukleat. Beberapa virus juga
diselubungi oleh molekul lemak dan protein. Struktur virus pertama kali diketahui
oleh para ilmuwan pada akhir abad ke-19. Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, para ilmuwan telah mengetahui struktur yang menyusun tubuh
virus. Virus dapat disusun atas:
1. Kapsid, merupakan selubung yang menyelubungi asam nukleat. Selubung
tersebut tersusun dari subunit protein yang disebut kapsomer. Fungsi kapsid
adalah melindungi asam nukleat dari digesti enzim, menempel ke sel inang,
dan menghasilkan protein yang meyebabkan virion dapat menembus
membran sel inang.
29
2. Selubung, banyak tipe virus
mempunyai selubung glikoprotein
menyelubungi nukleokapsid.
Selubung tersebut tersusun dari
dua lapisan lipid dengan protein
(lipoprotein bilayer). Beberapa
jenis virus juga memiliki selubung
yang termodifikasi menjadi spike
untuk menempel pada
permukaan sel inang.
3. Asam nukleat, materi genetik
yang terdapat pada virus
berfungsi untuk mensintesis
protein. Hanya sedikit tipe virus
Gambar 7. 29 Struktur Virus hewan
yang memiliki tipe materi genetik [Sumber:
www.molecularexpressions.com, 2005]
DNA. Sebagian besar virus
memiliki tipe materi genetik berupa RNA.
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA, tetapi tidak kombinasi
keduanya. Genom virus dapat terdiri atas DNA untai ganda, DNA untai tunggal,
RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat virus dapat
berbentuk linier tunggal atau sirkular. Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu
lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung disebut kapsid.
Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks,
polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks terdiri atas protein yang disandikan
oleh genom virus. Partikel virus yang lengkap disebut virion. Virion berfungsi
sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid
bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
30
Gambar 2.30 Lima bentuk dasar dari simetri virus
[Sumber: www.pathmicro.med.sc.edu]
31
Gambar 2.31 Reproduksi virus
[Sumber: www.educorolla2.blogspot.com]
32
Gambar 2.32 Klasifikasi virus menurut Baltimore
[Sumber: www.wikimedia.org]
33
Tabel 2.2 Klasifikasi Virus
34
Tabel 7.2 (Lanjutan)
35
Prion adalah protein infeksi yang dapat menyerang sel otak. Prion
menyebabkan beberapa penyakit degeneratif otak seperti scrapie pada
domba dan penyakit sapi gila.
36
Gambar 7. 34 Struktur virus HIV
[Sumber: www.vircolab.com, 2007]
37
2. 6 KASUS-KASUS KESEHATAN KARENA KELAINAN SEL
38
2. 6. 2. Penyakit Autoimun
Tubuh kita memiliki sistem imun yang melindungi dari penyakit dan
infeksi. Akan tetapi, bila sistem imun tubuh kita merespons secara langsung dan
mengenai jaringan tubuh sendiri sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan
jaringan, hal itu disebut sebagai penyakit autoimun. Penyakit autoimun dapat
menyerang jaringan pengikat, antara jaringan rubuh dan organ. Kelainan sistem
imun tersebut dapat menyebabkan suatu sel mensekresikan suatu zat yang
dapat menyerang organ tertentu, seperti pankreas sehingga menyebabkan
produksi insulin terganggu dan menyebabkan diabetes.
Penyakit autoimun banyak terjadi pada wanita dan sering terjadi pada
masa anak-anak. Penyakit tersebut banyak terjangkit pada ras Afrika-Amerika,
Indian-Amerika, dan Latin. Sampai saat ini terdapat lebih dari 80 jenis penyakit
yang tergolong sebagai penyakit autoimun. Hal yang harus diperhatikan adalah
mengenali dan mempelajari gejala awal dari penyakit tersebut, karena beberapa
penyakit yang termasuk penyakit autoimun memiliki gejala atau simptom yang
sama.
39
2. 7 DAFTAR ACUAN
Becker, W. M., Lewis J. K., Jeff H. & Gregory P. B. 2009. The world of the cell.
7th ed. Pearson Benjamin Cummings, San Fransisco: xxviii + 791 hlm.
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V.
Minorsky, R. B. Jackson, Biology. 8th ed. Pearson Benjamin Cummings,
San Fransisco: xlvi + 1267 hlm.
Lewis, R. 2003. Human genetics: Concepts and applications. 5th Ed. The
McGraw-Hill Companies, Inc., Boston: xviii + 454 hlm.
Russell, P.J. 1998. Genetics. 5th Ed. The Benjamin/Cummings Publishing
Company, Inc., California: xxi + 805 hlm.
Tamarin, R.H. 1999. Principles genetics. 5th Ed. WCB/McGraw-Hill, Boston: xvi +
686 hlm.
Wolfe, W.L. 1995. An introduction to cell and molecuar biology. Wadworth
Publishing Company, Belmont: xvii + 772 hlm.
40