Diktat 9 - Hewan
Diktat 9 - Hewan
BAHAN AJAR
DIKTAT 9
HEWAN
Pada umumnya, jika seseorang ditanyai tentang hewan apa yang dikenalnya, ia akan
menyebutkan salah satu jenis hewan dari kelompok hewan menyusui (Kelas Mammalia),
unggas atau burung (Kelas Aves), reptil (Kelas Reptilia), amfibi (Kelas Amphibia), dan
berbagai jenis ikan (Kelas Pisces). Semua hewan itu tergolong vertebrata atau hewan
bertulang belakang. Akan tetapi, tidak banyak orang yang
mengetahui bahwa di antara 2 juta spesies hewan yang dikenal, anggota vertebrata
hanya mencakupi sekitar 50.000 spesies. Dengan demikian, sekitar 1.950.000 spesies
hewan lainnya tergolong justru ke dalam kelompok invertebrata atau avertebrata, yaitu
hewan yang tidak bertulang belakang. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 4.1. “Daun-
daun” berwarna biru pada gambar itu mewakili Kerajaan Animalia: “Daun” yang
bergambar hewan vertebrata hanya sembilan “helai”, itu pun lima di antaranya sama-
sama bergambar ikan. Selebihnya bergambarkan anggota avertebrata. Selanjutnya,
pada Gambar 4.2 tampak bahwa Mammalia hanya menempati sekitar dua derajat dari
lingkaran diagram.
4
Sekalipun hewan
beragam, organisasi dasar tubuh
semua hewan meliputi empat
unsur, yaitu (1) simetri tubuh, (2)
segmentasi, (3) jenis saluran
pencernaan, dan (4) rongga
tubuh. Unsur dasar pertama dan
kedua dapat dilihat mata
telanjang atau merupakan ciri
morfologis. Sebaliknya, unsur
ketiga dan keempat merupakan
ciri anatomis yang baru daSapat
dilihat jika hewan dibedah. Oleh
karena itu, dalam bagian
ini akan diberikan contoh yang
berkaitan dengan simetri tubuh,
agar dapat lebih mudah
dipahami.
(Sumber: Said 1983.)
Ada dua struktur simetri
Gambar 4.2 Diagram keberagaman hewan. tubuh yang dikenal membentuk
organisasi dasar tubuh hewan, yaitu radial dan bilateral. Hewan yang bersimetri radial
memiliki tubuh yang tersusun mengelilingi suatu sumbu pusat, seperti halnya sebuah
roda. Hewan yang menetap atau sesil—seperti anemon laut (Kelas Anthozoa)—dan
hewan yang bergerak sangat lambat—seperti bulu babi atau landak laut
(Echinodermata, Kelas Echinoidea)—bersimetri tubuh radial. Namun, kebanyakan
hewan memiliki simetri tubuh bilateral, yaitu tubuh hanya dapat dibagi menjadi dua
belahan kiri dan kanan yang setangkup. Kebanyakan hewan
yang bersimetri bilateral memliki bagian anterior atau depan dan posterior atau
belakang, serta permukaan atas (punggung) atau dorsal dan bawah (perut) atau ventral.
Ikan dan manusia tergolong vertebrata bersimetri bilateral.
Sosok hewan berbeda dengan sosok tumbuhan. Perbedaan itu disebabkan,
antara lain, oleh rangka atau skeleton masing-masing. Pada hewan, rangka merupakan
struktur pendukung atau pelindung yang keras, baik yang menyangkut keseluruhan
tubuhnya maupun bagian-bagiannya. Rangka dapat berada di dalam tubuh hewan
5
Vertebrata
Struktur hewan, seperti halnya struktur tumbuhan, merupakan wujud variasi yang
ditimbulkan karena adanya evolusi. Gambar di sebelah memberikan contoh hasil akhir
6
Demikian pula, bentuk mulut serangga (Gambar 4.5). Bentuk mulut serangga
penggigit—misalnya semut dan belalang serta kumbang—tidaklah sama dengan bentuk
mulut serangga penyerap madu—misalnya kupu-kupu—dan serangga penusuk—
misalnya nyamuk dan lebah—atau serangga penggigit-penjilat, seperti lebah.
7
Jenis pakan, selain menentukan struktur yang dapat dilihat (ciri morfologis) pada
hewan, juga menentukan struktur organ yang tidak tampak (ciri anatomis), seperti organ
pencernaan. Pada gambar di bawah dapat dilihat
sistem sirkulasi tertutup cacing tanah (Gambar 4.6, c), darah yang dipompa dari jantung
di setiap segmennya tetap berada dalam sistem saluran yang mengembalikannya ke
jantung. Hewan-hewan bertulang belakang (vertebrata) juga mempunyai sistem
peredaran darah tertutup.
Kesesuaian antara struktur dan fungsi organ hewan juga ditunjukkan hewan-
hewan yang tidak bertulang belakang atau disebut juga avertebrata.
a b d
berfungsi untuk mendorongnya saat berenang, terutama jika melarikan diri dari bahaya.
Gambar d adalah gambar Chromodoris sp., yaitu anggota Kelas Mollusca—seperti
halnya bekicot—yang tergolong Nudibranchia (secara harfiah berarti “insang bugil”).
Kelompok siput laut yang tergolong Nudibranchia dijuluki ”siput telanjang” karena tidak
memiliki cangkang. Struktur tubuhnya yang pipih memungkinkannya berenang meliuk-
liuk di laut dan melekat pada spons, yaitu pakannya. Ukuran tubuhnya kecil, yaitu sekitar
2 cm, menjadi mencolok karena warna-warni tubuhnya. Akan tetapi, justru warna yang
indah itu merupakan peringatan Nudibranchia pada calon pemangsanya bahwa lendir
yang meliputi kulit tubuhnya mengandung racun.
Contoh lain proses adaptasi hewan terhadap lingkungan ialah perubahan warna
pada tokek dan bunglon. Tokek (Gecko gecko) akan berwarna merah jika “marah”. Akan
tetapi, dalam keadaan “biasa”, ia berwarna abu-abu kecokelatan. Bunglon (Calotes
jubatus) akan menyesuaikan warna tubuhnya dengan lingkungan (a) tempat ia berada
agar selamat dari incaran pemangsa. Akan tetapi, penyesuaian warna bunglon tidak
berarti tanpa batas. Ia hanya dapat berubah ke dalam warna yang kromatofornya ia
miliki. Jika ia tidak merasa terancam, bunglon akan kembali ke warna aslinya (b).
a b
Adaptasi tidak sekadar berlaku untuk tetumbuhan dan hewan, melainkan untuk
semua makhluk hidup di dunia. Tanpa adaptasi, tidak akan terbentuk kebersamaan
yang selaras dan seimbang. Uraian dan contoh-contoh yang diberikan dari alam
11
tetumbuhan dan hewan diharapkan dapat memberi wawasan yang lebih luas dan dalam
kepada kita, manusia, yang berkecenderungan hanya mengeksploitasi sumber dan
kekayaan alam.
pemangsanya, namun ikan hiu tidak diuntungkan atau dirugikan oleh keberadaan ikan
remora.
Peran hewan sebagai sumber protein bagi manusia cukup dikenal: Dari beragam
sate—ayam, kambing, bebek, kelelawar—hingga hidangan sea food dan masakan khas
dari berbagai penjuru Nusantara hingga mancanegara mewarnai kekayaan kuliner
setiap bangsa. Demikian pula, peran sejumlah hewan vertebrata sebagai hewan uji
obat-obatan yang sedang dikembangkan. Bahkan, kotoran hewan—seperti kotoran
sapi—yang mengandung gas metana, sekarang sedang dikembangkan sebagai biogas.
Sekalipun demikian, ada juga hewan yang menimbulkan ketidaknyamanan pada
manusia.
Bekicot (Achatina fulica), selain dapat menjadi hidangan lezat, juga merupakan
hama tanaman. Siput lintah (Filicaulis bleckeri) dapat menghabiskan beberapa kuntum
dan anakan bunga anggrek dalam satu pot. Selain itu, lendir yang melekat pada helai
daun sayur mentah yang didatanginya merupakan racun perusak saraf yang cukup
berbahaya jika terkonsumsi dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, penggemar sayur
mentah harus ekstrahati-hati mencuci sayur agar sayur benar-benar bebas dari lendir
siput lintah. Selain nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah, flu burung yang
disebabkan virus H5N1 juga dikenal masyarakat sebagai penyakit yang ditularkan
unggas kepada manusia. Penyakit leptospirosis juga ditularkan hewan vertebrata
melalui urin hewan pengerat—seperti tikus—, sapi, babi, atau hewan liar yang terinfeksi.
Manusia tertular melalui air, makanan, dan tanah yang mengandung urin tersebut.
Toksoplasmosis juga merupakan contoh penyakit yang ditularkan kepada manusia
melalui hewan vertebrata, seperti kucing atau anjing piaraan.
Struktur hewan yang aneka ragam memang, terutama, untuk kepentingan
proses-proses kehidupan hewan. Akan tetapi, manusia juga memperoleh manfaat dari
keberadaan hewan-hewan tersebut. Nilai komersial dan kandungan gizi serta produk
sampingan sejumlah hewan sudah menjadi bagian kehidupan manusia yang tidak
terpisahkan. Namun, barangkali hanya sedikit yang dapat membayangkan, betapa
struktur hewan tertentu—seperti bagian dalam cangkang Gastropoda pada Gambar a—
mungkin, telah mengilhami arsitek yang menciptakan tangga melingkar seperti tampak
dalam Gambar b.
13
a b
Contoh-contoh serupa dapat dilihat di bidang tata busana, baik model maupun
corak pada bahan yang digunakan. Ragam bentuk dan struktur makhluk hidup yang
mengelilingi manusia sangatlah kaya dan sangat mengilhami. Bahkan peranti praktis—
seperti spons sintetis berwarna kuning dan hijau—yang digunakan untuk membersihkan
peralatan dapur, diilhami oleh spons (Filum Porifera) yang tubuhnya diliputi salut berpori
sehingga sangat menyerap cairan, sedangkan spikulanya berfungsi sebagai ampelas
yang mengerik kotoran.
Oleh karena itu, mungkin, ada baiknya
direnungkan cara hidup bersama yang tidak
merugikan orang lain, seperti ditunjukkan
burung kuntul dengan kerbau di samping ini.
Tidak sekadar memanfaatkan, tetapi juga
menghargai dan menghormati kepentingan
sesama makhluk hidup.