Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengajar : Ermawati arief, M.Pd

Oleh:

: 1. Agnes Dwi Putri (19022062)

2. Ayu Irna Ningsih(19075134)

3.Fathi Aulia Dhanio Zuhri(19137050)

4.Dio Kurnia Azmi(19065031)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt atas kehendaknya kami dapat
menyelesaikan tugas ini yang membahas tentang pedoman umum ejaan bahasa
indonesia.
Kita mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok yang telah bekerja
sama dalam membuat makalah dan juga dosen yang telah membimbing. Karna
pada makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahannya.
Oleh karena itu, kami siap menerima kritik dan saran yang nantinya akan lebih
membangun dan menyempurnakan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat pada diri sendiri dan juga kelompok lain. Dan juga akan bermanfaat
bagi pembaca serta orang yang membutuhkannya.

Padang, september 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................. 1
1.1 latar belakang.................................................. 1
2.1 Rumusan masalah........................................... 1
3.1 Tujuan masalah................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI..................................................... 3
2.1 Pengertian ejaan............................................... 3
2.2 Sejarah perkembangan EBI............................. 4
2.3 Hal yang diatur dalam EBI................................ 7
BAB III PENUTUP ........................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................ 12
3.2 Saran ...........................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan


sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai
bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara
tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan
benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran
aturan baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik
dan benar.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan
Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di
fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan
tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari Ejaan ?


2. Bagaimana Fungsi dari Ejaan ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Ejaan ?
4. Apa saja ruang lingkup Ejaan ?

3. Tujuan Penulisan

Untuk memahami pengertian dari Ejaan.


2. Untuk memahami Fungsi dari Ejaan.
3. Untuk memahami sejarah perkembangan Ejaan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan.
BAB II

KAJIAN TEORI

1.1 Pengertian Ejaan

Ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan


huruf. Secara khusus ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur
perlambangan bunyi bahasa termasuk pemisahan dan penggabungannya.

Ejaan juga diartikan seperangkat aturan yang memindahkan dari lisan ke tulisan.

2.2 Sejarah perkembangan ejaan bahasa indonesia

Ejaan bahasa indonesia pertama kalinya berasal dari bahasa melayu. Yaitu bahasa
melayu dari daratan sumatera dan malaysia sekarang tepatnya Bahasa melayu
riau.

Ada beberapa tahap perkembangan ejaan

1.ejaan van ophuysen (1901-1947)

Ejaan ini dibuat oleh charles van ophuijsen ahli bahasa berkebangsaan
belanda dibantu Oleh Engku Nawawi gelar sultan makmur dan Nih. Taib sultan
ibrahim. Ejaan ini menjadi panduan bagi pemakai bahasa melayu di indonesia.

Ciri2 : pemakaian huruf "j" dikara hang dan huruf "oe" pada tipe.
2. Ejaan republik (1947-1972)

Ejaan republik diresmikan pada tanggal 19 maret 1947 menggantikan ejaan van
ophuysen ini dikenal juga dengan nama ejaan dormansi yang menjabat menjadi
menteri pendidikan dan kebudayaan saat itu.

Ciri2 :- huruf "oe" diganti u dan bunyi jamah ditulis dengan "k"

3. Ejaan pembaharuan (1957)

Ejaan ini direncanakan untuk memperbaharui ejaan republik yang sebelumnya.


Penyusunan itu dilakukan oleh panitia pembaharuan ejaan bahasa indonesia pada
tahun 1957 oleh profesor otonomi dan E. Katuppu. Namun, hasil kepanitiaan itu
tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah
diberlakukan.

Ciri2 : "dj" diubah menjadi "j" dan ai, au dan pi ditulis sesuai pelafalan

4. Ejaan melayu indonesia (melinjo) (1959)

Ejaan ini dijadikan sebagai usaha penyatuanan sistem ejaan dengan huruf latin di
indonesia dan persekutuan tanah melayu pada tahun 1959. Akan tetapi karena
banyaknya terjadi masalah politik antara indonesia dan malaysia selama
bertahun-tahub akhirnya peresmian ejaan ini tidak dilaksanakan.

Ciri2 : "tj" diganti dengan "c" pada kata djinta.

5. Ejaan baru atau ejaan LBK (1967)


Lembaga bahasa dan Kesusastraan mengeluarkan ejaan LBK sebagai
pengembangan Ejaan melinjo yang tidak ada kepastian. Pada ejaan ini sudah
banyak perubahan yang disempurnakan, hore tak ada perbedaan antara ejaan
baru dengan EYD, kecuali pada rincian kaidah-kaidahnya.

6. Ejaan EYD (1972-2015)

Ada kerja sama dua negara yaitu malaysia dan indonesia departemen pendidikan
dan kebudayaan menerbitkan buku yang berjudul Pedoman umum ejaan bahasa
Indonesia pada tanggal 12 oktober 1971. Pemberlakuan ejaan yang
disempurnakan dan pedoman umum pembentukan istilah ditetapkan atas dasar
keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0196/U/1975.pada
bersamaan malaysia juga memperbaharti ejaannya dengan ERB(ejaan rugi
bersama) EYD mengalami 2 kali revisi, yakni tahun 1987 dan 2009.

Beberapa kebijakannya: awalan "di" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya
dan huruf f, v, san c merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan.

7.EBI (2016-sekarang)

Melalui keluarnya peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 50 tahun


2015 mencabut peraturan menteri pendidikan nasional no 46 tahun 2009 tentang
EYD dan EBI digunakan sampai saat ini.

2.3 Hal-hal yang diatur dalam ejaan bahasa indonesia


1. Pemakaian huruf

Dalam bahasa indonesia, jumlah abjad terdapat 26 huruf, yang terdiri dari huruf
vokal dan huruf konsonan. Selain itu, huruf-huruf ini ada kaitannya dengan
fonologi yaitu bunyi-bunyi yang ditimbulkan berdasarkan huruf-huruf itu dapat
bermacam-macam.

A. Huruf abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa indonesia terdiri atas 26 hurut
yaitu a, b, c, d, e, f, g, h,i,j,k,l,m,n,o,p,q,r,s,t,u,v,w,x,y,z.

B. Huruf vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa indonesia terdiri dari 5 huruf
yaitu a, i, u, e, o.

C. Huruf konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa indonesia adalah abjad


yang tidak ada pada huruf vokal.

D. Huruf diftong

Disalam bahasa indonesia terdapat dirinci yang melambangkan denganmu,


au dan pi.

E. Gabungan huruf konsonan

Gabungan huruf konsonan ku, ngga, nya, dan syarat masing-masing


melambangkan bunyi tersendiri. Seperti kh menjadi khusus.
F. Huruf kapital

Huruf kapital atau huruf besar biasanya dipakai pada huruf pertama pada
awal kalimat,huruf pertama pada kata dan ungkapan yang berhubungan dengan
agama, tuhan.,huruf pertama sebagai gelar kehormatan, keturunan, sebagai
huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau
nama tempat sebagai pengganti nama orang tertentu.

G. Huruf miring

Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan sertauntuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

H. Huruf tebal

Huruf tebal dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, daftar isi, daftar
lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran dan dipakai dalam cetakan yang
menegaskan huruf atau bagian kata.

2.Penulisan kata

A. Kata dasar

Yaitu kata yang berupa kata dasr ditulis sebagai satu kesatuan.

B. Kata turunan

1.imbuhan(awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

2.jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai
dengan ditulis terpisah.
C. Gabungan kata

1.kata majemuk termasuk istilah khusus,unsur-unsurnya ditulis terpisah.

2.gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan kesalahan


pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur
yang bersangkutan.

D. Kata ganti ku, kau, mi, dan nya

Ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau mengikutinya.

E. Kata depan di, ke, dan dari

Apabila menunjuk kata tempat ditulis terpisah dari kata yang diikuti

F. Partikel

Partikel -lah, -kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahului sedangkan pun
ditulis terpisah.

3. Pemakaian tanda baca

A. Tanda titik(.)

1.Biasanya dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. seperti
Ayahku tinggal di Batusangkar.

2. Dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis,judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru dan tempat terbit.

3.tanda titik dipakai pada tulisan singkatan.


4. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilang ribuan dan kelipatannya
dan tidak dipakai pada akhir judul kepala karangan.

B. Tanda koma(,)

1. Biasanya dipakai antara unsur2 dalam suatu perincian atau pembilangan.


Seperti ibu membeli sayur, daging, dan ikan.

2. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.Seperti jika ibu tidak memasak, saya tidak
makan.

3.dipakai untuk memisahkan kata seru seperti o, ya, wah dan dipakai untuk
memisahkan bagian nama yang terbalik susunanya dalam daftar pustaka.

4. Dipakai diantara nama orangdan gelar akademik yang mengikutinya dan untuk
menghindari salah baca atau salah pengertian dibelakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.

C. Tanda titik koma

1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti rangkaian atau pemerian

2. Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan serta dipakai sesudah kata ungkapan yang memerlukan pemerian.

D. Tanda hubung

1. Untuk menyambung susu kata yang terpisah oleh pergantian baris dan untuk
menyambung unsur-unsur kata ulang.
2. Untuk menyambung bagian tanggal dan huruf dalam karatan durja satu-satu
dan merangkai unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa asing.

E. Tanda pisah

1. Dipakai untuk membatasi penyusupan kata atau kalimat yang memberi


penjelasan di luar bangun utama kalimat serta untuk dipakai antara dua bilangan,
tanggal, atau tempat dengan arti sampai dengan.

F. Tanya tanya

Dipakai pada akhir kalimat tanyakan dipakai dalam tanda kurung untuk
menyatakan kalimat yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

G. Tanda seru

Dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan.

H. Tanda petik

Dipakai untuk mengapit petikan langsing yang berasal dari pbicaraan dan untuk
mengapit judul puisi, karangan yang dipakai dalam kalimat.

I. Tanda kurung

1. Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan dan penjelasan yang bukan


bagian utama kalimat.

2. Dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
J. Tanda garis miring

1. Dipakai di dalam nomor surat, nomor alamat dan penundaan masa satu tahun
seperti tahun ajaran dan sebagai pengganti arau, tiap, ataupun.

K. Tanda kurung siku

Dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelasan yang sudah


bertanda kurung dan sebagai pengapit kata untuk koreksi atau tambahan.

4. Penulisan unsur terapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.

Dalam perkembangannya, bahasa indonesia menyerap unsurdari berbagai bahasa


baik itu bahasa tradisional maupun asing seperti sanskerta, arab, portugis, cina,
dan inggris. Berdasarkan taraf integrasinya unsur terapan dalam bahasa indonesia
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.

1. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia,


seperti reshuffle, shutter cock. Unsur ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia,
tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti caya asing.

2. Unsur asing yang penulisan dan menjadikannya disesuaikan dengan kaidah


bahasa indonesia.
Disambung pegangan untuk penulisan unsur terapan tersebut, ada beberapa yang
diserap sebagai bagian kata yang utuh seperti standardisasi, efektif dan
implementasi diserap menjadi standar, efek, dan implemen.

BAB IV
PENUTUP

3.1 Keaimpulan
Ejaan yaitu perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf. Selain itu dapat juga
berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi bahasa.
Jadi sejarah dan asal mula bahasa indonesia adalah dari bahasa melayu tepatnya melayu
riau. Mulai dari masa ke masa bahasa indonesia banyak mengalami perubahan hingga sampai
sekarang dilema lah yang namanya EBI atau ejaan bahasa indonesia yang sebelumnya
dinamakan EYD.
Didalam ejaan bahasa indonesia yang baik ada beberapa yang diatur didalamnya Diantaranya
ada pemakaian huruf yang benar seperti huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf kapital
dan huruf miring. Ada penulisan kata yang bebar seperti kata depan,tanda petik, gabungan kata
dan lain-lain. serta pemakaian tanda baca dan penulisan unsur serapan yang dicakup dalam
ejaan bahasa indonesia tersebut.

Fungsi Ejaan :
Landasan pembakuan tata bahasa.
Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa
indonesia.

Secara praktis ejaan berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami dan
mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil bagi kita sebagai calon pendidik penerus bangsa yaitu tetap
menggali kemampuan kita dalam berbahsa yang baik dan benar dan menjadikannya contoh
untuk mereka nantinya pada zaman keemasan indonesia. Dan dapat mengambil ilmu dan
pengetahuan makalah ini sebagai pedoman berbahasa.

DAFTAR PUSTAKA

J.S Badudu; 1986, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, Gramedia. Jakarta.

J.S Badudu; 1993, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia, Pustaka Prima. Bandung.

Iskandar M. Pd, Zelvi Dan De. Anita, M. Pd Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi.

Ermanto dan Emidar, bahasa Indonesia Pengembangan kepribadian di perguruan tinggi.

Jurnal obsesi, pedoman penggunaan ejaan bahasa indonesia tahun 2017 volume 13

Anda mungkin juga menyukai