Download-Fullpapers-1 Ruptur Aorta BW Finish
Download-Fullpapers-1 Ruptur Aorta BW Finish
Tamponade Jantung
Akibat Ruptur Spontan Aorta
Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair – RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Abstrak
wanita ini, belum sempat terjadi aktivitas seksual 4. Rongga perut dan isinya dalam batas normal.
antara mereka, hingga suatu ketika laki-laki 5. Leher: Pada pembuluh darah karotis tampak
tersebut mendadak mengeluh dan terjatuh ke ada bekuan darah pada lapisan antara otot
lantai, tak lama kemudian lemas, lalu meninggal. pembuluh karotis dan selaput luarnya.
Seorang pasien dapat mempunyai kombinasi daerah basis crania, yaitu Aneurisma Berry pada
dari keduanya. Sirkulus Willisi. Pada aorta thorakalis, aneurisma
terjadi 25% pada pars ascendens, 25 % pada
2. Klasifikasi menurut DeBakey (The DeBakey arcus, dan 50% pada pars descendens.
sistem) : Aneurisma dapat terjadi sebagai kelainan
a. Type I – tearing pada ascending aorta, congenital atau akusita. Penyebab pastinya
disection masuk ke archus dan dapat lebih belum diketahui. Proses terjadinya aneurisma
jauh lagi ke distal. seringkali berlangsung lama dan tanpa
b. Type II – tearing pada ascending aorta, menimbulkan gejala yang dapat dirasakan
disection terlokalisir pada ascending aorta . penderitanya. Aneurisma diduga kuat disebabkan
c. Type III – tearing pada descending aorta, oleh atherosclerosis, dugaan lain karena genetik
disection cenderung ke distal misalnya pada Marfan’s Syndrom. Faktor resiko
untuk aneurisma antara lain ; hipertensi,
Klasifikasi menurut De Bakey mengacu hiperkolesterol, diabetes mellitus, obesitas,
pada letak anatomis dari disection, sedangkan perokok sigaret, alkoholisme, imsomnia, genetik,
klasifikasi Stanford lebih banyak dgunakan untuk post trauma, keradangan.
penanganan secara klisnis. Frekwensi terjadinya False/pseudo aneurisma merupakan
disection pada aorta ascenden lebih sering kerusakan pembuluh darah, pembuluh darah
daripada pada aorta descedens. mengalami ruptur, biasanya akibat suatu trauma,
Pada keadaan yang lain, darah yang darah yang keluar tertahan oleh lapisan adventia
membelah dinding aorta tersebut justru menembus atau oleh sheat dan jaringan lain yang
ke arah luar, ke lapisan adventia, sehingga terjadi menyelimuti pembuluh darah, sehingga terkumpul
kebocoran. Hal ini disebut ruptur aorta, dan darah di sekitar pembuluh darah. Pada false aneurisma
dapat mengalir keluar, menuju ke ruang-ruang suatu arteri dapat teraba pulsasi.
kosong disekitar aorta.
Pada jenazah yang kami periksa,
didapatkan ruptur pada lapisan dalam arcus aorta,
darah yang keluar melalui lubang ruptur tersebut
menerobos sela-sela antara jaringan otot dan
selaput luar dari otot sehingga tampak adanya
bekuan darah pada aorta ascendens, arcus dan
bagian atas aorta descendens, juga arteri carotis
kiri dan kanan. Selain itu kuatnya tekanan dari
dalam aorta akhirnya menyebabkan ruptur keluar
yang secara kebetulan mengarah ke dalam cavum
perikardium. Bila diklasifikasikan menurut de
Gambar 3: Skematik aneurisma A : aneurisma.
Bakley termasuk klasifikasi II, yang termasuk fusiform, B : aneurisma. sakular, C : pseudoaneurisma
jarang, hanya 10-15 % dari seluruh kasus.
Sedangkan menurut Stanford termasuk klasifikasi Baik true maupun false aneurisma sama-
A. sama mempunyai potensi mengalami ruptur, dan
Aneurisma adalah dilatasi abnormal dari komplikasi lain yang berakibat fatal. bekuan darah
pembuluh darah / aorta. Terjadi suatu perubahan dari dalam aneurisma dapat lepas ke dalam aliran
pada dinding aorta, elastin dan otot polos darah menjadi suatu emboli. Aneurisma dapat
mengalami suatu proses dan menjadi jaringan pecah secara tiba-tiba, sering terjadi orang
ikat, akibatnya dinding menjadi lemah lalu meninggal mendadak karena ruptur ini dengan
menggembung. Penggembungan yang terjadi tanpa didahului gejala apa pun.
adalah local dan dapat mencapai lebih dari 50% Pada kasus yang kami otopsi ini, diameter
diameter normal. Aneurisma dapat berbentuk aorta terukur lebih besar ukuran rata-rata. Ini
fusiformis ataupun seperti kantong (sakular). menunjukkan bahwa laki-laki ini juga mengalami
Bentuk Fusiform paling umum ditemukan. aneurisma aorta dan ini karena ada proses
Beberapa tempat yang sering terjadi aneurisma penyakit yang melemahkan aortanya. Bentuk
antara lain aorta, arteri iliaka, arteri femoralis, dan aneurisma pada orang ini sesuai dengan skema
arteri politea. Pada kepala sering terjadi pada
jenis fusiform (A) , dan sesuai penjelasan di atas menjadikan arteri seperti saluran kaku sekeras
aorta pada orang ini tentunya juga memiliki tulang. Pada tempat penonjolan plak ke dalam
kemungkinan kerapuhan sehingga dapat terjadi aliran darah, permukaan plak yang kasar dapat
ruptur spontan. menyebabkan terbentuknya bekuan darah, dengan
Aterosklerosis adalah suatu penyakit akibat pembentukan thrombus atau embolus,
keradangan yang mengenai arteri besar dan sehingga dapat menyumbat semua aliran darah di
sedang. Hal ini disebabkan oleh penumpukan plak dalam arteri dengan tiba-tiba.1 Arteri kemudian
ateromatus pada permukaan dalam (intima) kehilangan sebagian besar distensibilitasnya, dan
dinding arteri. Banyak teori mengenai karena daerah di dinding pembuluhnya
Aterogenesis, tetapi secara umum merupakan berdegenerasi, pembuluh menjadi lemah hingga
sebuah proses peradangan yang terjadi pada memungkinkan terjadi suatu aneurisma, atau
dinding pembuluh darah, yang terjadi dengan rapuh dan mudah robek / ruptur.
beberapa fasa dan tahap. Telah disinggung diatas bahwa pada laki-
Pada fasa awal, aterosklerosis dimulai laki ini mengalami ruptur pada bagaian aorta yang
dengan adanya disfungsi endotelial. Hal ini terdapat bercak aterom. Pada permukaan dalam
selanjutnya meningkatkan paparan molekul adhesi (lapisan intima orang ini jelas sekali banyak
pada sel endotel dan menurunkan kemampuan bercak-bercak aterosklerotik dengan berbagai
endotel tersebut untuk melepaskan nitric oxide bentuk dan ukuran. Pada umumnya berwarna utih
dan zat lain yang membantu mencegah perlekatan kekuningan. Pada pemeriksaan PA jelas adanya
makromolekul, trombosit, dan monosit pada gambaran kalsifikasi dalam lapisa-lapisan
endotel. Setelah kerusakan endotel vaskular pembuluh aorta nya.
terjadi, monosit dan lipid (kebanyakan berupa
lipoprotein berdensitas rendah) yang beredar, Kesimpulan
mulai menumpuk di tempat yang mengalami Tamponade jantung akut adalah salah satu
kerusakan dengan degradasi ikatan dan struktur penyebab kematian yang sangat cepat, sehingga
mosaik, sehingga memungkinkan senyawa yang disebut kematian mendadak. Tamponade jantung
terdapat di dalam plasma darah seperti LDL untuk disebabkan penumpukan gas atau cairan efusi atau
menerobos dan mengendap pada ruang sub- darah(hemoperikard). Akibat tamponade terjadi
endotelial akibat peningkatan permeabilitas. pembendungan aliran darah dari paru, dan organ
Monosit melalui endotel, memasuki lapisan lain, termasuk otak. Selain itu jantung juga tidak
intima dinding pembuluh, dan berdiferensiasi dapat memompa darah ke oragan-organ sehingga
menjadi makrofag, yang selanjutnya mencerna sirkulasi oksigen terganggu. Kematian cepat
dan mengoksidasi tumpukan lipoprotein, sehingga terjadi karena anoksia pada otak.
penampilan makrofag menyerupai busa. Sel busa Pada kasus ini tamponade terjadi karena
makrofag ini kemudian bersatu pada pembuluh hemoperikard berasal dari ruptur aorta pars
darah dan membentuk fatty streak yang dapat ascendens. Ruptur terjadi berawal dari kelainan
dilihat. Dengan berjalannya waktu, fatty streak pada aorta (aneurisma) akibat adanya
menjadi lebih besar dan bersatu, dan jaringan otot aterosklerosis pada aorta tersebut. Aorta menjadi
polos serta jaringan fibrosa di sekitarnya rapuh, karena suatu hal, intima dari aorta yang
berproliferasi untuk membentuk plak yang makin kebetulan terdapat plak aterom mengalami
lama makin besar. Makrofag juga melepaskan zat robekan dan berlubang menyebabkan darah
yang menimbulkan inflamasi dan proliferasi lebih masuk kesela-sela lapisan pembuluh darah
lanjut dari jaringan fibrosa dan otot polos pada (dissection aorta). tampak aorta hingga arteri
permukaan dalam dinding arteri. Penimbunan karotis yang merah karena dalam lapisan
lipid ditambah proliferasi sel dapat menjadi sangat penyusun pembuluh darah itu terbelah dan terisi
besar sehingga plak menonjol ke dalam lumen darah. Tekanan darah yang kuat, menyebabkan
arteri dan sangat mengurangi aliran darah, bahkan dissection ini tidak kuat dan setiap saat bisa
dapat menyumbat seluruh pembuluh darah. pecah. Pada kasus ini memang terjadi hal
Terjadi pula sklerosis akibat penimbunan demikian dan kebetulan tempat pecahnya adalah
sejumlah besar jaringan ikat padat sehingga arteri pada bagian aorta ascendens yang masih berada
menjadi kaku dan tidak lentur. Garam kalsium dalam cavum perikard, sehingga perdarahan
juga seringkali mengendap bersama kolesterol dan hanya ada pada perikard. Adanya aterosklerosis
lipid lain dari plak, yang menimbulkan kalsifikasi dan aneurisma menunjukkan bahwa pada laki-laki
ini terdapat proses sakit dan meninggal karena Teguh Santoso, IMA, Ilmu Penyakit Dalam jilid I
komplikasi dari penyakitnya itu. hal 255 editor Suparman, ed 2, Balai
Penerbit FKUI Jakarta 1987.
Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Aterosklerosis diakses
Barbara C. Long, Cardiology of Human, 4th ed. tanggal 6 Oktober 2011 pkl. 15.23 WIB.
Lippincott Williams & Wilkins, http://health.kompas.com/read/2011/09/15/14583
Philadelphia USA, 568 : 1996. 80/Cegah.Sakit.Jantung.Awali.dari.Keluarg
Gradwohl’s, Legal Medicine, 3th ed, Francis E a. diakses tanggal 1 Oktober 2011 pkl 22.03
Camps, Bristol : John Wright & Sons LTD, WIB.
1976. http://id.shvoong.com/medicine-and-
Philipp R. Rezek and Max Millard, Authopsy health/2107090-patofisiologi-akut-miokard-
Pathology, Charles C. Thomas, Springfield infark/#ixzz1Z59tVNGU diakses tanggal 1
Illionis USA, 1963. Oktober 2011 pkl 22.14 WIB.
Rubin Emanuel, Essential Pathologi, 3th ed. http://en.wikipedia.org/wiki/Myocardial_rupture,
Lippincott Williams & Wilkins, diakses tanggal 1 Oktober 2011 pkl 23.23
Philadelphia USA, 2001. WIB.
Mutahal, Hariadi Apuranto, Buku ajar IKF-M. http://en.wikipedia.org/wiki/Human_anatomy
Kematian Mendadak. Departemen Ilmu diakses tanggal 1 Oktober 2011 pkl 23.41
Kedokteran Forensik dan Medikolegal WIB.
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
Surabaya, 2009.