PENGARUH O Dan CO Terhadap PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH O₂ dan CO₂ terhadap PERTUMBUHAN


TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna Radiata)

Disusun oleh,
Nama : Andita Wahyuninng Pramesti
NISN : 0022892586
Kelas : XII – IPA 3

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KERTOSONO
Jalan Panglima Sudirman No 10 Kertosono Kode Pos 64351
Telepon 035.321915 Faks. 035.321915

Email: Smaker1964@yahoo.comWebsite: sman1kertosono.sch.id

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penelitian tentang “Pengaruh O₂ dan CO₂ terhadap Pertumbuhan Tanaman


Kacang Hijau (Vigna Radiata)”, telah disetujui dan disahkan serta telah mendapatkan
penilaian pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 .

Nilai Paraf

Disahkan di : Kertosono
Tanggal : 04 September 2020

Menyetujui/ Mengesahkan , Penyusun,


Guru Mata Pelajaran Biologi 1. Andita Wahyuning P. ______________
NISN : 0022892586

Dra. DWI ATMI RAHAYU


NIP. 19600929 198703 2 012

2 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
dengan telah tersusunnya Laporan Penelitian Pengaruh O₂ dan CO₂ terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata) pada Mata Pelajaran Biologi
Semester I Tahun Pelajaran 2020 / 2021.

Laporan disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Biologi sebagai
bagian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan .

Ucapan terimakasih kepada :

1. Yth. Ibu Dra. Dwi Atmi Rahayu selaku Guru Mata Pelajaran Biologi
2. Semua pihak yang telah secara aktif memberikan dukungan materiil maupun non
materiil dalam penyusunan proposal .
Saran, kritik, pertimbangan, usul demi kesempurnaan Laporan Penelitian Laporan
Penelitian Pengaruh O₂ dan CO₂ terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
(Vigna Radiata) sangat saya harapkan.

Demikian semoga laporan ini dapat diterima sebagai perencanaan penelitian


sekaligus dapat meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan .

Kertsosono, 04 September 2020

Penyusun ,

3 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ……………………………………
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………
KATA PENGANTAR ……………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………
A. Latar Belakang ……………………………………
B. Rumusan
Masalah ……………………………………
C. Tujuan …………………………………....
Penelitian
D. Manfaat …………………………………....
Penelitian …………………………………....
E. Hipotesis
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………
A. Katabolisme ……………………………………
B. Respirasi ……………………………………
C. Oksigen (O₂) ……………………………………
D. Karbondioksia
(CO₂) ……………………………………
E. Tanaman Kacang
Hijau ……………………………………
BAB III METODE
PENELITIAN ……………………………………
A. Jenis Penelitian ……………………………………
B. Waktu dan
Tempat ……………………………………
C. Alat dan Bahan ……………………………………
D. Prosedur Kerja ……………………………………
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ……………………………………
A. Data Hasil
Pengamatan ……………………………………
B. Analisa data ……………………………………
C. Pembahasan ……………………………………
4 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
BAB V PENUTUP ……………………………………
A. Kesimpulan ……………………………………
B. Saran ……………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………


LAMPIRAN ……………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

5 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
Setiap makhluk hidup pasti mengalami yang namanya bernafas. Bernafas bukan
hanya pertukaran udara namun proses yang ada didalamnya. Proses yang terjadi
adalah perombakan zat-zat yang ada di dalam tubuh untuk mendapatkan energi.
Zat utama yang dirombak adalah karbohidrat. Proses ini biasa disebut denga
respirasi. Tidak hanya manusia yang mengalami proses respirasi namun
tumbuhan juga mengalami respirasi.
Respirasi pada tumbuhan bukan hanya pertukaran O2 dan CO2 melainkan
respirasi merupakan proses dari oksidasi dan reduksi. Proses reduksi mengubah
oksigen atau O2 menjadi air dan di uapkan oleh tumbuhan. Sedangkan poses
oksidasi yaitu mengubah atau mengoksidasi senyawa-senyawa yang ada
menjadi CO2 dan dilepaskan oleh tumbuhan. Respirasi memiliki proses utama
yaitu memobilitaskan senyawa-senyawa organik dan mengoksidasi senyawa-
senyawa tersebut secara terkontrol atau terkendali untuk menghasilkan ATP
atau energi yang digunakan dalam perkembangan dan pemeliharaannya.Respirsi
pada tumbuhan berlangsung sepanjang waktu karena respirasi pada tumbuhan
tidak membutuhkan cahaya. Oleh karena itu, saya berkeinginan untuk
mengetahui apakah oksigen dan karbondiokisda berpengaruh dalam
pertumbuhan tanaman kacang hijau.
B. Rumusan Masalah

1) Adakah pengaruh O2 terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau pada saat


respirasi?
2) Apakah factor - faktor yang memengaruhi jumlah kebutuhan O2 pada
kecambah pada saat bernapas?
C. Tujuan Penelitian

1) Membuktikan bahwa O2 berpengaruh pada proses respirasi saat


pertumbuhan tanaman
2) Menjelaskan faktor – faktor yang memengaruhi jumlah kebutuhan O2 pada
kecambah saat bernapas

D. Manfaat Penelitian

1) Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui


pengaruh O2 bagi tumbuhan kacang hijau saat repirasi.
2) Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian.

6 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
3) Sebagai bahan untuk memperdalam ilmu pengetahuan bagi penulis.
E. Hipotesis

1) Menurut dugaan bahwa oksigen (O2) dapat berpengaruh terhadap


pertumbuhan kacang hijau karena tumbuhan memerlukan oksigen dalam
proses respirasi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Katabolisme

7 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa yang kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraaian suatu
senyawa dapat menghasilkan energi. Energi berasal dari lepasnya ikatan kimia
yang menyusun peresenyawaan. Contoh katabolisme adalah proses pernapasan
sel atau respirasi (Wilkins, 1989).
B. Respirasi
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.
Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun
malam (Tjitrosoepomo, 1998).
Semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi, tumbuhan juga. Respirasi
terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi
respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada
respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis.
Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi.
Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun
atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Sitompul & Guritno, 1995).
Kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi
respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia
membolehkan mencampur dengn fungsi dari enzim memperbat enzim atau
dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat
dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (Salisbury & Ross, 1992).
Sistem pernapasan adalah pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh
organisme dan bertujuan mendapatkan energi. Alat respirasi pada berbagai
hewan berbeda-beda. Pada hewan tingkat rendah O2 langsung berdifusi
melalui permukaan tubuh, pada serangga adalah trakea, kalajengking dengan
paru-paru buku, ikan dengan insang, katak dengan paru-paru, kulit dan rongga
mulut, reptile dengan paru-paru, dll (panduan primagama) (Lakitan, 2007).
Respirasi juga terjadi pada manusia yang disebut dengan pernapasan. Proses
menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Respirasi pada
manusia bisa memiliki gangguan seperti penyakit infeksi saluran pernapasan
akut atau yang disebut juga (ISPA), hal ini merupakan salah satu masalah
kesehatan di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama
pada anak balita. Untuk mencegahnya bisa digunakan sanitasi rumah, yaitu
8 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap
struktur fisik, dimana orang menggunakan sebagai tempat berlindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana tersebut antara lain
ventilasi, suhu, kelembapan, padatan hunian, penerangan alami, kontruksi
bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia
dan penyediaan air bersih (Heddy, 1990).
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu :
1) Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen
bebas untuk mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi
aerob secara sederhana dapat dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O >> 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak
tahapan yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-
reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu glikolosis, siklus
krebs dan transport elektron (Guritno & Sitompul, 1995).
a. Glikolisis
Kata “glikolisis” berarti “menguraikan gula” dan itulah yang
tepatnya terjadi selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam,
diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih
kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang
untuk membuat dua molekul piruvat (Filter & Hay, 1991).
NADH merupakan sumber elektron berenergi tinggi, sedangkan
ATP adalah persenyawaan berenergi tinggi. Selama glikolisis
dihasilkan 4 molekul ATP, akan tetapi 2 molekul ATP
diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya reaksi-
reaksi yang lain sehingga tersisa 2 molekul ATP yang siap
digunakan untuk tubuh. Seluruh proses glikolisis tidak
memerlukan oksigen. Reaksi glikolisis terjadi di sitoplasma (di
luar mitokondria). Hasil akhir sebelum memasuki siklus krebs
adalah asam piruvat. Ada yang membedakan tahap ini menjadi
dua yaitu glikolisis dan dekarbosilasi oksidatif. Glikolisis
mengubah senyawa 6C menjadi senyawa 2C pada hasil akhir
9 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
glikolisis. Yang dimaksud dekarbosilasi oksidatif adalah reaksi
asam piruvat diubah menjadi asetil KoA (Dwijoseputro, 1983).
b. Siklus krebs
Glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi
kimiawi yang tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi
itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvet. Jika ada oksigen
molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria dimana enzim
siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya
(Dartius, 1991).
Memasuki siklus krebs, asetil KoA direaksikan dengan asam
oksaloasetat (4C) menjadi asam piruvat (6C). selanjutnya asam
oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang
akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Dalam perjalanannya,
1C (CO2) dilepaskan. Pada tiap tahapan, dilepaskan energi
dalam bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan
langsung dapat digunakan. Sebaliknya, hidrogen berenergi
digabungkan dengan penerima hidrogen yaitu NAD dan FAD,
untuk dibawa ke sistem transport elektron. Dalam tahap ini
dilepaskan energi, dan hidrogen direasikan dengan oksigen
membentuk air. Seluruh reaksi siklus krebs berlangsung dengan
memerlukan oksigen bebas (aerob). Siklus krebs berlangsung
didalam mitokondria (Sitompul & Guritno, 1995).
c. Sistem Transpor ELektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs
ada dua macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat berenergi
tinggi, yaitu ATP atau GTP (Guanin Tripospat). Energi ini
merupakan energi siap pakai yang langsung dapat digunakan.
Kedua dalam bentuk transport elektron, yaitu NADH (Nikotin
Adenin Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida)
dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini
dibawa kesistem transfer elektron. Proses transfer elektron ini
sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H + dan NADH
dan FADH2 dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain
secara berantai. Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas
10 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik (P) kemolekul
ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat
oksigen sebagai penerima, sehingga terbentuklah H2O.
katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik menghasilkan 3
ATP. Setiap reaksi pada glikolisis, siklus krebs dan transport
elektron dihasilkan senyawa – senyawa antara. Senyawa itu
digunakan bahan dasar anabolisme (Heddy, 1990).
2) Respirasi Anaerobik (Anaerob)
Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk
mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik
menggunakan senyawa tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau
asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan membentuk asam laktat
atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan yang
kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji – biji yang
kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel – sel ragi dan bakteri
anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah
glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa, galaktosa dan
malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya adalah
alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap
menjadi air dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan respirasi aerobik. Reaksinya (Lakitan, 2007):
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21Kal
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak
diperlukan. Bahkan bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani
(penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan dengan udara
bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup sehingga member
kemungkinan bakteri tambah subur (Dartius, 1991).
C. Oksigen (O₂)
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia yang mempunyai
lambang O dan nomor atom 8. Dalam tabel periodik, oksigen merupakan
unsur nonlogam golongan VIA (kalkogen) dan dapat dengan mudah bereaksi
dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida).
Pada temperatur dan tekanan standar, dua atom
oksigen berikatan menjadi O2 (dioksigen), gas yang tidak berwarna, tidak
11 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di
alam semesta berdasarkan massa (setelah hidrogen dan helium) dan unsur
paling melimpah di kerak Bumi. Berdasarkan volume, 20,9% atmosfer bumi
adalah oksigen. Sebagian besar oksigen dalam tubuh makhluk hidup dalam
bentuk air (H2O), senyawa penting pada makhluk hidup. Oksigen dalam
bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan
selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua
makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan
bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi
kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi di atmosfer sekitar 2,5 miliar
tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya,
yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atmosfer membantu
melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, tetapi pada permukaan bumi ia
adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm
Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada
tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya
merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine
Lavoisier pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan oksigen berhasil
meruntuhkan teori flogiston pembakaran dan korosi yang terkenal. Oksigen
secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat udara cair, dengan
munggunakan zeolit untuk memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari
udara, ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja,
plastik, dan tekstil, ia juga digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi
oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang, kapal
selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
D. Karbondioksia (CO₂)
Karbon dioksida (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah
atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan
standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini
bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas

12 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan
kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan
mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada
proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen
penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil
samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon
dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan
proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah
5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C.
Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna lakmus dari biru
menjadi merah muda.
E. Tanaman Kacang Hijau
Kacang hijau (Vigna Radiata) adalah sejenis palawija dan termasuk suku
polong - polongan. Tanaman ini dikenal luas di daerah tropika. Kacang hijau
merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih
60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram.
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Trachaeobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Family : Fabacea (suku polong – polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus Radiatus L

BAB III
13 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode yang saya pergunakan dalam meguji pengaruh O₂ dan CO₂ terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna Radiata)adalah metode studi
literature.
B. Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 09 Oktober 2017 pukul 06.30 – 08.30
Tempat : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Erlemyer 250 cc
2) Neraca
3) Kertas saring
4) Respirometer
5) Beaker glass
6) Botol semprot
7) Biuret
b. Bahan
1) Kecambah kacang hijau
2) Larutan CaCl2 0,2 N
3) Indikator pp
4) Larutan NaOH 0,2 N
5) Larutan HCl 0.05 N
6) Aquadest
7) Vaseline
D. Prosedur Kerja
1) Memasukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) ke dalam dasar
respirometer dan memasukkan pula kassa logam ke dalam tabung
objek. Menutup tabung objek dengan tabung pengumpul.
2) Memasukkan kecambah kacang hijau ke dalam tabung objek.
3) Mengisi alat suntik dengan sedikit air dengan menyedotnya.

14 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
4) Menyuntik air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung
pengumpul.
5) Mengetahui volume oksigen yang terpakai oleh kecambah tersebut
dengan melihat perubahan tetes air dalam pipa ukur dalam selang
beberapa waktu tertentu.
6) Menghitung volume oksigen yang terpakai dapat dihitung dengan
rumus V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x (peruabahan posisi tetes air) mm3.

15 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1) Volume O₂

Grafik 1. Volume O2
Volume O2 pada setiap perlakuan perkecambahan kacang hijau memiliki
besar yang berbeda-beda dimulai dari 0,33 sampai 0,04 mm 3. Besar
volume setiap perlakuan semakin lama waktu berkecambah semakin kecil
besar volumenya. Volume O2 untuk kecambah imbibisi sebesar 0,33 mm 3.
Besar volume O2  kecambah dengan perlakuan perkecambahan selama 24
jam memiliki volume sebesar 0,26 mm3, sedangkan besar volume
kecambah dengan perlakuan perkecambahan selama 48 jam sebesar 0,04
mm3.
2) Volume CO₂

Grafik 2. Volume CO2


 

Volume CO2 setiap perlakuan menunjukkan besar yang berbeda-beda.


Volume benih dengan perlakuan imbibisi lebih besar dibandingkan
dengan kecambah perlakuan benih lainnya dan kecambah dengan
perlakuan perkecambahan selama 48 jam memiliki nilai volume lebih
kecil dibandingkan kecambah lainnya.  Volume CO2 kecambah imbibisi
sebesar 12,98 mm2, sedangkan volume CO2 kecambah dengan perlakuan
perkecambahan selama 48 jam sebesar  9,02 mm3 dan volume

16 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
CO2 kecambah dengan perlakuan perkecambahan selama 24 jam sebesar
3,3 mm3.
B. Analisa Data

Indikator Perlakuan

Volume Volume
No Perlakuan O2 CO2

1. Imbibisi 0,33 12,98

2. 24 Jam 0,26 9,02

3. 48 Jam 0,04 3,3

Perhitungan kuosien respirasi pada kecambah kacang hijau dengan perlakuan


perkecambahan 48 jam. Perhitungan perubahan pada tabung pipa dengan
selang waktu perubahan selama 120 detik.

VO2 = 3,14 x 0,75 x 0,75 x

= 3,14 x (0,75)2 x

= 0,04 mm3

VCO2  = NHCl x Mr HCl x V HCl

= 0,05 x 44 x 1,5

= 3,3 mm3

Sehingga perhitungan kuofisien respirasi kecambah kacang hijau dengan


perlakuan perkecambahan selama 48 jam, sebagai berikut

KR = 82,5

C. Pembahasan
Volume O2  dan CO2 dalam reaksi respirasi dapat di ketahui dengan beberapa
langkah pengujian. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya
kecambah kacang hijau dengan tiga perlakuan perkecambahan berbeda.

17 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
Kecambah  kacang hijau di berikan perlakuan imbibisi, perkecambahan
selama 24 jam, dan perkecambahan selama 48 jam dengan tujuan mengetahui
volume O2  dan CO2 serta membuktikan pengaruh suhu terhadap respirasi.
Kecambah kacang hijau yang digunakan kecambah muda dan berukuran
sedang yang telah mampu melakukan pernapasan.
Metodelogi yang dilaksanakan menggunakan titrasi untuk mendapatkan data
perhitungan volume CO2.  Penggunaan titrasi untuk penentuan tersebut di
laksanakan dengan perhitungan volume HCl (Hardi, 2015). Sedangkan
perhitungan volume O2 di dapatkan dari perubahan gerakan tinta di dalam
tabung ukur. Tinta akan mengikat senyawa O2.  Hasil perhitungan volume
O2  dan CO2 pada kecambah-kecambah dengan berbeda perlakuan
perkecambahan menghasilkan perbedaan besar volume O2  dan CO2 yang
berbeda. Berdasarkan Grafik 1. besar volume O 2  kecambah dengan perlaluan
imbibisi, pelakuan lama perkecambahan selama 24 jam, dan perlakuan lama
perkecambahan selama 48 jam masing-masing sebesar 0,33, 0,26, dan 0,04.
Berdasarkan Grafik 2. volume CO2 pada setiap perlakuan masing-masing
sebesar 12,98 , 9,02 , dan 3,3.
Perhitungan volume O2  maupun CO2 memperlihatkan semakin lama waktu
perkecambahan semakin sedikit volume O2  maupun CO2 yang terhitung.
Menurut Nihayatie (1986), faktor waktu perlakuan memiliki pengaruh yang
besar. Waktu perlakuan yang kami anggap yakni waktu perlakuan proses
perkecambahan. Perlakuan perkecambahan selama 48 jam membutuhkan
waktu lebih lama dibandingkan dengan perkecambahan imbibisi. Waktu
perlakuan berhubungan dengan suhu, dengan perbedaan waktu perlakuan suhu
masing-masing kecambah tentu berbeda.
Subrat yang digunakan dalam reaksi respirasi dalam praktikum ini adalah
karbohidrat karena menggunakan pengujian kecambah kacang hijau.
Penggunaan subrat mempengaruhi besarnya kuosien respirasi. Perhitungan
kuosien respirasi di dapatkan dengan menghitung volume CO2 dibagi dengan
besar volume O2 dalam reaksi respirasi. Besar KR kecambah 48 jam dalam
praktikum respirasi ini adalah 82,5. Kuosien respirasi sebagai indikasi porsi
karbohidrat dalam reaksi respirasi sebesar  ≤ 1 (Lakitan, 1993). Terdapat
perbedaan nilai antara praktik yang dilakukan dengan teori nilai KR. Hal

18 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
tersebut diduga terdapat kontaminasi udara sehingga terdapat kesalahan dalam
menghitung besar volume CO2 dan O2.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Respirasi merupakan proses dimana semua organisme memperoleh energi dari
zat organik dalam kondisi aerobik maupun anaerobik. Respirasi biasa dibilang
sebagai proses pengambilan oksigen dari udara, yang digunakan untuk
mengurai rantai karbonhidrat didalam tanaman menjadi air dan karbon.
Tahapan dalam proses respirasi ada dua yaitu secara aerob dan anaerob. Proses
respirasi secara aerob adalah respirasi yang dalam melakukan prosesnya
membutuhkan oksigen. Proses respirasi secara aerob terdiri dari proses
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, siklus kreb, dan transfer elektron.
Sedangkan, proses respirasi secara anaerob merupakan proses respirasi yang
tidak membutuhkan oksigen yang biasa disebut dengan fermentasi( fermentasi
alkohol dan fermentasi etanol). Faktor yang mempengaruhi laju respirasi yaitu
faktor internal meliputi ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen, suhu dan
faktor eksternal meliputi tipe dan umur tumbuhan itu sendiri.
B. SARAN

19 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta :
Erlangga.

Sri Pujiyanto, Rejeki Siti Ferniah. 2014. Biologi 3 untuk Kelas XII SMA dan MA
Progam IPA. Solo : Tiga Serangkai

Rachmawati, Faidah, dkk. 2009. BSE Biologi Untuk SMA Kelas XII Program IPA.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009
Kusumawati, Rohana., dkk. 2013. PR Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten :
Intan Pariwara
Piadi Arif, Tri Silawati. 2007. Sains Biologi kelas 3. Jakarta: Yudhistira

Setyaningsih, Eko. 2007. Biologi SMA kelas 2. Jakarta: Sinar Grafika

Aryuli, Diah., Choirul Muslim, dkk. 2007. Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII.
Jakarta : Esis.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/kacang_hijau

https://id.m.wikipedia.org/wiki/oksigen

https://id.m.wikipedia.org/wiki/karbondioksida

20 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
LAMPIRAN

Gambar 1. Kecambah kacang panjangyang digunakan sebagai bahan percobaan

Gambar 2. Proses penyaringan campuran NaOH dan CaCl2

21 | L a p o r a n P e n e l i ti a n
Gambar 3.Respirometer

22 | L a p o r a n P e n e l i ti a n

Anda mungkin juga menyukai