Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaian Pedoman inovasi
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Yang terdiri dari inovasi ANJELI dari program KIA-
KB, GEBRAK TB dari program TB Paru, KEBUT dari program kolaborasi Kestrad dan Gizi,
SOMASI ITA dari program UKS, BU`CERDIK dari program Imunisasi. Pedoman ini kami
susun sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan
Program Inovasi Gizi dan kestrad di Puskesmas UPTD Puskesmas Gomo.

Program Inovasi Upaya Kesehatan Masyarakat merupakan kegiatan inovasi bersifat


promotif dan preventif. sebagai upaya pencegahan masalah kesehatan ibu dan anak, masalah
gizi pada balita, PTM, TB Paru pada masyarakat dan kesehatan anak sekolah Dan
Menerapkan PHBS di sekolah.
Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas bimbingan,
bantuan, kerjasama dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan Pedoman inovasi Program UKM Puskesmas Gomo.

KETUA PROGRAM UKM


UPTD UPTD Puskesmas Gomo

BETI SELVIANA TELAUMBANUA

Pedoman inovasi UPTD Gomo


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada balita di
Indonesia yaitu 19,6 % gizi kurang diantaranya 5,7 % gizi buruk; gizi lebih 11,9 %,
Stanting ( Pendek ) 37,2 % .Dan pada tahun 2018 prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
menurun 17,7 %, dan prevalensi stunting 30,8 % ( Riskesdas 2018). Tetapi masalah gizi
pada balita tetap perlu di perhatikan sehingga generasi baru dapat terhindar dari masalah
gizi tersebut yang berdampak buruk pada kesehatan anak. Sedangkan prevelensi hipertensi
pada penduduk usia 18 Tahun keatas meningkat dari 25,8 % pada tahun 2015 menjadi
34,1 % pada tahun 2019 dan prevelensi diabete melitus pada penduduk indonesia yang
berumur > 15 tahun juga mengalami peningkatan dari 6,9 % pada tahun 2015 menjadi
21,8 %. Dan di puskesmas gomo masih terdapat gizi buruk dan gizi kurang sebanyak 10,5
%, dan prevealensi Stunting 11,54 %. Sedangakan penyakit hipertensi sebanyak 22,6 %
sedangakan penyakit diabetes melitus sebanyak 6 %. Dan persalinan ke fasyankes masih
rendah belum memenuhi target SPM, dan masih banyak masyarakat yang batuk lebih dari
dua minggu tidak memeriksakan diri ke fasyankes serta belum terbentuknya kelompok
UKS di sekolah.
Sehingga UPTD Puskesmas Gomo membuat sebuah inovasi pada kegiatan upaya
kesehatan masyarakat dimana sebagai upaya preventif dan promotif yang bertujuan untuk
menembah pengetahuan masyarakat untuk mencegah masalah kesehatan dan menerapkan
pola hidup sehat kepada setiap lapisan masyarakat demi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Gomo.
Dalam pelaksanaanya program inovasi ini berperan strategis mendukung peningkatan
pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja
Puskesmas.

Pedoman inovasi UPTD Gomo


B. Tujuan
1.Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah kerja UPTD Gomo
2.Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang rencana pelaksanaan inovasi
b. Tersedianya acuan tenaga puskesmas untuk bekerja secara profesional memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pasien/ klien di Puskesmas dan
jejarinya
c. Mengetahui proses inovasi program UKM di UPTD Puskesmas Gomo
d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat inovasi program UKM
C. Sasaran Pedoman
1. penanggung jawab program UKM dan pelaksana program UKM
2. Pengelola program UKM dan lintas sektor terkait
3. masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gomo
D. Ruang Lingkup
1. pendataan sasaran
2. penemuan masalah kesehatan
3. promosi kesehatan
4. peningkatan peran serta masyarakat
5. pencatatan dan pelaporan pemantauan dan penilaian kegiatan
6. monitoring dan evaluasi kegiatan

E. Batasan Operasional

Beberapa ketentuan perundang- undangan yang digunakan sebagai dasar


Penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas adalah sebagai berikut:
1.Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

Pedoman inovasi UPTD Gomo


2. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang kesehatan
3. Peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Asi Eklusif
4. Peraturan presiden nomer 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional percepatan
Perbaikan Gizi
5. Peraturan menteri Kesehatan RI nomor 75 tahun 2013 tentang angka
kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 26 tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi

Pedoman inovasi UPTD Gomo


BAB II
TATA LAKSANA KEGIATAN INOVASI
A. Proses Kegiatan
a. Persiapan
Penjadwalan Kegiatan inovasi
Pendataan sasaran
Penjadwalan kegiatan pelaksanaan kegiatan Inovasi
b. Pelaksanaan :
 Kegiatan inovasi ANJELI ( Sasaran Ibu bersalin) berupa : Antar jemput ibu
bersalin
 Kegiatan inovasi KEBUT ( Sasaran balita Gizi buruk, Gizi Kurang, stunting
dan masyarakat yang terindikasi hipertensi dan Diabetes melitus ) berupa :
sosialisasi manfaat kelor, pembagian bibit kelor dan demo kelor
 Kegiatan inovasi GEBRAK ( Masyarakat yang batuk lebih dari 2 minggu )
berupa : melakukan fiksasi lapangan
 Kegiatan inovasi SOMASI ITA (anak sekolah ) berupa : melakukan
pembinaan tim UKS di sekolah
 Kegiatan inovasi BU`Cerdik ( Sasaran bayi 0-11 bulan ) berupa : melaukan
home visit dan penempelan stiker pada sasaran imunisasi balita 0-11 bulan
B. Strategi / Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan upaya kesehatan
lingkungan. Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung
pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada pengambil keputusan dari
berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program
kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu
dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau
fasilitas lain.

Pedoman inovasi UPTD Gomo


2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan dari
berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari
unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh
dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi jembatan antara
sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan masyarakat sebagai penerima
program kesehatan. Strategi ini dapat dikatanan sebagai upaya membina suasana yang
kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh
masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama
pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan,
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha untuk
meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi
keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan.
Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa, dan sebagainya.

C. Langkah Kegiatan
a. Perencanaan ( P1)
1) Petugas merencanakan kegiatan inovasi kegiatan UKM
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
- Membuat jadwal kegiatan
- Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN/Bendahara BOK
- Mengkoordinasikan dengan linats program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
- Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan, Pengendalian Penilaian ( P3 )
- Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
- Petugas menganalisa hasil kegiatan
- Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti

Pedoman inovasi UPTD Gomo


BAB V
LOGISTIK
Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatanprogram gizi
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan
tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer
2. Kegiatan di luargedungPuskesmasmembutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
- Leaflet
- Buku catatan kegiatan
-
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program gizi berkoordinasi
dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas
untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator program gizi berkoordinasi dengan
bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk
selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action ).

Pedoman inovasi UPTD Gomo


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program
sebelummelaksanakankegiatanharusmengidentifikasiresikoterhadapsegalakemungkinan
yang dapatterjadipadasaatpelaksanaankegiatan.
Identifikasiresikoataudampakdaripelaksanaankegiatandimulaisejakmembuatperencanaan.
Hal inidilakukanuntukmeminimalisasidampak yang
ditimbulkandaripelaksanaankegiatan.Upayapencegahanrisikoterhadapsasaranharusdilaku
kanuntuktiap-tiapkegiatan yang akandilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.

Pedoman inovasi UPTD Gomo


Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai
dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.

Pedoman inovasi UPTD Gomo


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta
penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana
dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk
itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan
desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi
tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,
mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang
benar.

Pedoman inovasi UPTD Gomo


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

Pedoman inovasi UPTD Gomo


BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan program gizi ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
pelaksanaan kegiatanprogram gizidi Puskesmas ABC I, penyusunan pedoman disesuaikan
dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang
sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan
masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugasdalam melaksanakan pelayanan
program gizi di puskesmas agartidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan
yang telah ditentukan.

Nutrisionis
UPTD Puskesmas ABC I

Pedoman inovasi UPTD Gomo

Anda mungkin juga menyukai