Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI KASUS

“Stroke Infark”

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Ujian Kepaniteraan Klinik


Di Bagian Ilmu Saraf

Diajukan Kepada :
dr. Milasari Dwi Sutadi, Sp.S

Disusun Oleh :
Tias Asih Subagio, S.Ked
20204010152

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. TJITROWORDOJO PURWOREJO


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2021
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB 1
LAPORAN KASUS

1. Anamnesis

 Identitas Pasien
- Nama : Tn. Sutrisno
- Umur : 55 Tahun
- Alamat : Tunjungan RT/RW 01/02 Ngombol
- Tanggal Masuk RS : 12 Mei 2021
- Agama : Islam
- Pendidikan Terakhir :
- Pekerjaan : Petani
- Status Perkawinan : Menikah
- No. RM : 000378052
- Tempat : Bangsal Bougenvil / 14

 Sumber Anamnesis
- Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Mei 2021 pukul 16.30 WIB

 Keluhan Utama
- Bicara tidak jelas, bingung,

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan bicara tidak jelas
dan bingung. Pasien juga mengeluh tangan dan kaki kanannya kembali
mengalami kelemahan dan jika berjalan harus diseret sejak 3 Jam SMRS.
Pasien mengatakan nyeri kepala cenat cenut hilang timbul, dan batuk,
tidak ditemukan penurunan kesadaran, sesak, mual, muntah, demam,
dan perut kembung.

 Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat Prenatal, Perinatal, dan perkembangan :
pasien lahir cukup bulan, riwayat imunisasi tidak diketahui,
pertumbuhan cukup baik sesuai dengan usia pasien
- Riwayat penyakit, penyebab dan terapi sebelumnya : sebelumnya
pasien sudah pernah menderita penyakit serupa pada tahun 2016.
- Riwayat nyeri kelapa dan penyakit lain dalam keluarga :
Ibu pasien menderita stroke.
- Riwayat DM/ HT / Stroke / Ginjal / Jantung dll : disangkal.
- Riwayat penyakit psikiatrik/alcohol/napza : disangkal
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 Riwayat Persona Sosial


Pasien mengaku sudah lama tidak bekerja dan kesehariannya
berkegiatan di rumah sebagai ibu rumah tangga. Pasien dirumah tinggal
bersama suaminya. Pasien mengaku tidak memiliki anak.

2. Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Seorang laki-laki, berpenampilan sesuai usia,


tampak lemah dan pucat.
 Kesadaran : Compos Mentis
 GCS : E4V5M6
 Vital Sign
- TD : 150/90 mmHg
- HR : 80x/menit
- Suhu : 36,5 C
- SpO2 : 98%
- RR : 20x/menit

 Status Generalis

- Kepala
o Bentuk : Normochepal, simetris
o Kelopak Mata : Normal
o Pupil Pin Point : (+/+)
o Konjungtiva Anemis : (-/-)
o Sklera Ikterik : (-/-)
o Bibir : Sianosis (-)
o Hidung : DBN
o Mulut : DBN
o Lidah :DBN

- Leher
o Pembesaran Limfonodi : (-)
o Pembesaran Kelenjar Tiroid : (-)
o Nyeri Tekan : (-)
o JVP : DBN

- Thorax (Cardio & Pulmo)


o Inspeksi : Pergerakan dada simetris, isctus cordis (-)
o Palpasi : Ictus cordis (+), SIC V Midclavicula Sinistra,
NT (-)
o Perkusi : Cor redup, pulmo Sonor pada kedua lapang
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

o Auskultasi : Vesikuler kedua lapang paru, ronkhi (-),


wheezing (-)

- Abdomen
o Inspeksi : simetris, jejas (-), ascites (-)
o Auskultasi : bising usus (+), denyut aorta abdominal (-)
o Perkusi : timpani disemua lapang abdomen
o Palpasi : Supel, distensi (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), nyeri tekan pada region
epigastric (+)

- Ekstremitas
o Superior : akral hangat (+/+), oedema (-/-)
o Inferior : akral hangat (+/+), oedema (-/-)
o CRT : <2 detik

3. Pemeriksaan Neurologis

 Nervus I (Olfaktorius)
- dapat mencium aroma kopi, teh dan cengkeh => normosomia

 Nervus II (Optikus)
- Ketajaman penglihatan : normal
- Lapangan penglihatan : normal
- Melihat warna : normal
- Funduskopi : tidak dinilai

 Nervus Okulares => Okulomotorius (III), Troclearis (IV), Abducens (VI)

- Celah Kelopak Mata :


o Ptosis : (-/-)
o Exoftalmus : (-/-)
o Nistagmus : (-/-)
- Pupil :
o Bentuk : bulat/bulat
o Ukuran : 3 mm/ 3 mm
o Isokor :
o Reflek Cahaya : (+/+)
o Refleks Konsensuil : Tidak dilakukan
o Refleks Akomodasi : Tidak Dilakukan
- Gerakan Bola Mata : Paresis (-/-)

 Nervus Trigeminus (V)


- Sensibilitas wajah : positif
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

- Menggigit : positif
- Mengunyah : positif
- Membuka Mulut : positif
- Refleks Kornea : (+/+)

 Nervus Facialis (VII)


- Kedipan mata : Normal/Normal
- Lipatan Nasolabial : Simetris
- Sudut Mulut : asimetris, turun/normal
- Mengerutkatn Dahi : +/+
- Mengerutkan Alis : +/+
- Menutup Mata : +/+
- Meringis : asimetris
- Mengembungkan Pipi : +/+
- Pengecap 2/3 lidah depan : Normal

 Nervus Vestibuloytrochlearis (VIII)


- Mendengar suara berbisik : +/+
- Tes Rinne : tidak dilakukan
- Tes Weber : tidak dilakukan
- Tes Schwabah : tidak dilakukan

 Nervus Glossopharyngeus (IX)


- Pengecap 1/3 lidah belakang : normal
- Sensibilitas faring : tidak dilakukan

 Nervus Vagus (X)


- "bicara AAAAA” : normal
- Arkus faring : normal
- Berbicara : normal
- Menelan : normal
- Nadi : normal

 Nervus Accesorius (XI)


- Memalingkan kepala : normal
- Mengangkat dagu : normal
- Mengangkat bahu : normal

 Nervus Hipoglossus (XII)


- Menjulurkan lidah : kekanan (+), kekiri (+), kebawah (-),
keatas (+). Latelarisasi kanan
- Tremor Lidah :-
- Atrofi Lidah :-
- Fasikulasi :-
- Artikulasi : normal
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

4. Pemeriksaan Ekstremitas

- Gerakan
B B
B B

- Kekuatan
4/4/4 5/5/5
4/4/4 5/5/5

- Patric test : (-/-)


- Kontra Patrict Test : (-/-)

5. Refleks Fisiologis
- refleks bisep : +2
- refleks trisep : +2
- refleks brachioradialis : +2
- refleks patella : +2
- refleks achilles : +2
Kesimpulan : Tidak ditemukan kelainan refleks fisiologis.

6. Refleks Patologis
- Reflek hofman : -/-
- Reflek tromner : -/-
- Rossolimo : -/-
- Chadok : -/-
- Openheim : -/-
- Schaeffner : -/-
- Mendel bechterew : -/-
- Klonus lutut : -/-
- Klonus kaki : -/-
- Babinsky : +/-
Kesimpulan : ditemukan refleks patologis

7. Tonus
N N
N N

8. Klonus

- -
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

9. Pemeriksaan Meningeal
- Kaku kuduk (-)
- Laseque (-)
- Kernig (-)

10. Tes Keseimbangan


- Romberg : tidak dilakukan
- Ataksia :-

11. Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium

12 Mei 2021

Pemeriksaan Nil Satua Angka


ai n rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 14, g/dL 13,2-17,3
3
Leukosit 8,2 10^3/ 3,8-10,6
ul
Hematokrit 43 % 40-52
Eritrosit 4,9 10^6/ 4,4-5,9
L ul
Trombosit 15 10^3/ 150-440
3 ul
MCV 87 Fl 80-100
MCH 29 Pg 26-34
MCHC 34 g/dL 32-36
Netrofil 84, % 50-70
80
Limfosit 8,7 % 25-40
0
Monosit 5,9 % 2-8
0
Eosinofil 0,2 % 2-4
0
Basofil 0,4 % 0-1
0
TLC 0,71 10^3/ul 1.00-3,70
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

NLR 9,8
Kimia Klinik
Ureum 31,2 mg/dL 10-50
Creatinin 1,06 mg/dL 0,6-1,2
SGOT 22 U/L
SGPT 15 U/L
Elektrolit
Kalium 4,61 mmol/L 3,5-5,0
Natrium 142,0 mmol/L 135,0-147,0
Clorida 110,0 mmol/L 95,0-105,0

13 Mei 2021

Pemeriksaan Nil Satua Angka


ai n rujukan
Kimia Klinik
Kolestrol Total 169 mg/dL
Trigliserida 62 mg/dL 70-140
HDL Kolestrol 36 mg/dL >35
LDL Kolestrol 115 mg/dL

- CT Scan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

- Rontgen Thorax
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

- EKG

Atrial flutter sinus bradikardi


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

12. Diagnosis
- Diagnosis Klinis : Hemiparese Dextra cum Parese Nervus VII
Dextra cum Parese Nervus XII Dextra
- Diagnosis Topis : hemisphere cerebri sinistra
- Diagnosis Etiologic : Stroke Infark

13. Tatalaksana

- Farmakologi
o Miniaspi 80 mg 1x1
o Injeksi Citicolin 2x500
o Injeksi Mecobalamin 2x1
o Injeksi Ranitidin 2x1
o Xarelto

14. Prognosis
- Ad vitam : dubia adBonam
- Ad Sanationam : dubia adBonam
- Ad Fungsionam : dubia adBonam
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Stroke merupakan salah satu penyakit serebrovaskuler yang menjadi
sebab kematian dan sebab utama cacat menahun. Stroke adalah pembentukan
defisit neurologik fokal atau umum terjadi secara mendadak atas dasar gangguan
peredaran darah otak serta mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan
waktu. Defisit neurologi disini adalah adanya gangguan fungsi neurologik.
Mendadak menunjukkan suatu periode waktu yang singkat (beberapa menit, jam
bahkan hari). Berdasarkan vaskuler berarti kelainan primernya terdapat pada
peredaran darah ke otak.

Penyakit serebrovaskular dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 2


1. Penyakit oklusi: trombosis arteri atau vena yang merupakan awal
terjadinya infark serebrip
2. Transient cerebral ischemic tanpa infark
3. Perdarahan: ruptur pembuluh darah, sering dikaitkan dengan hipertensi
maupun malformasi pembuluh darah
4. Malformasi pembuluh darah akibat abnormalitas pembuluh darah:
aneurisma
5. Penyakit degeneratif arteri yang dapat menyebabkan oklusi atau
perdarahan
6. Penyakit inflamasi dari arteri

Onset akut dari dari infark atau perdarahan pada penyakit


serebrovaskuler biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular dan menyebabkan
gangguan fungsi otak (hemiplegi, penurunan kesadaran, dll) dan stroke
merupakan salah satu diantaranya. Jadi stroke merupakan suatu sindroma yang
ditandai dengan gejala klinik yang berkembang dengan sangat cepat baik gejala
fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan
kematian tanpa penyebab lain selain vaskular2.

KLASIFKASI STROKE

Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan stadium klinik, etiologi dan


lokalisasi lesi.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

a. Berdasarkan etiologi
1) Infark otak
2) Perdarahan intraserebral
3) Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subarachnoid)

b. Berdasarkan stadium klinik


1. Transient Ischemic Attack (TIA): defisit neurologis dalam durasi kurang
dari 24 jam. 80% dari semua TIA hilang dalam waktu kurang dari 30
menit.
2. Prolonged Reversible Ischemic Neurological Deficit (PRIND): defisit
neurologi yang dapat hilang dalam waktu lebih dari 24 jam.
3. SIE (Stroke In Evolution), yaitu defisit neurologic yang bertambah berat
selama beberapa jam atau hari.
4. Completed Stroke, yaitu suatu defisit neurologik yang menetap atau hanya
berubah sedikit selama observasi, dan akan menghilang setelah lebih dari
3 minggu atau menyebabkan kecatatan.

c. Berdasarkan lokasi lokalisasi lesi


1. Sistem karotis
2. Sistem vertebrobasiler

d. Berdasarkan gejala klinisnya, yaitu :


1. Stroke haemorhagik :
- Kesadaran menurun (tidak selalu)
- Penderita rata-rata lebih muda
- Ada hipertensi
- Terjadi dalam keadaan aktif
- Didahului nyeri kepala
2. Stroke iskemik :
- Penderita rata-rata lebih tua
- Terjadi dalam keadaan istirahat
- Ada dislipidemia (LDL tinggi), DM, disaritmia jantung
- Nyeri kepala
- Gangguan kesadaran jarang.

FAKTOR RESIKO

A. Faktor mayor
Hipertensi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 Penyakit jantung
 Diabetes Melitus
 Pernah stroke

B. Faktor minor
 Hiperlipidemia
 Obesitas
 Kelainan darah
 Merokok

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, penyakit jantung,


diabetes melitus, merokok, dan hiperlpidemia. Sedangkan faktor yang tidak
dapat dimodifikasi adalah jenis kelamin, suku bangsa, dan genetik.

Perbedaan perdarahan intraserebral, infark trombosis dan emboli


Perdarahan intraserebri Infark Emboli
thrombosis
Onset Umumnya terjadi saat Saat istirahat, Terjadi saat
beraktivitas Biasanya diawali beraktivitas, gejala
gejala prodormal muncul dalam waktu
pusing (TIA beberapa detik atau
dengan defisit menit
neurologis
Gejala Hemiplegi cepat terjadi Gejala berangsur- Gejala mungkin cepat
angsur progresif terjadi, pasien biasanya
dalam hitungan sadar
menit atau jam
Penemuan Hipertrofi jantung, Penyakit jantung Aritmia atau infark
khusus hipertensi retinopati aterosklerosis jantung (sumber
emboli biasany dari
jantung)
Tekanan Hipertensi berat Sering hipertensi Normal
darah
Penemuan Peningkatan densitas, Pada fase akut Pada fase akut adanya
CT-scan mungkin darah dalam adanya area area avaskuler, edem,
ventrikel avaskuler, edem kemudian berubah
CSF Mungkin berdarah Bersih Bersih
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ETIOLOGI STROKE ISKEMIK

Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling sering


disebabkan oleh emboli ekstrakranial atau trombosis intrakranial. Selain itu,
stroke non hemoragik juga dapat diakibatkan oleh penurunan aliran serebral.
Pada tingkatan seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah menuju ke
otak akan menyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang berujung pada
terjadinya kematian neuron dan infark serebri.

Emboli
Sumber embolisasi dapat terletak di arteri karotis atau vertebralis akan
tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskuler sistemik.
1. Embolus yang dilepaskan oleh arteri karotis atau vertebralis, dapat
berasal dari “plaque atherosclerotic” yang berulserasi atau dari trombus
yang melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah
leher.
2. Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada :
- Penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan
dengan bagian kiri atrium atau ventrikel
- Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan
gangguan pada katup mitralis
- Fibrilasi atrium
- Infarksio kordis akut
- Embolus yang berasal dari vena pulmonalis
- Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endokardial, jantung
miksomatosus sistemik.

Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai


 Emboli septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis
 Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru
 Embolisasi lemak dan udara atau gas

Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun dari right
sided circulation (emboli paradoksikal). Penyebab terjadinya emboli kardiogenik
adalah trombi valvular seperti pada mitral stenosis, endokarditis, katup buatan,
trombi mural (seperti infark miokard, atrial fibrilasi, kardiomiopati, gagal
jantung kongestif) dan atrial miksoma. Sebanyak 2-3% stroke emboli diakibatkan
oleh infark miokard dan 85% diantaranya terjadi pada bulan pertama setelah
terjadinya infark miokard.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Trombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar
(termasuk sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus
Willisi dan sirkulus posterior). Tempat terjadinya trombosis yang paling sering
adalah titik percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari
arteri karotis interna. Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya
turbulensi aliran darah (sehingga meningkatkan resiko pembentukan trombus
aterosklerosis atau ulserasi plak, dan perlengketan platelet.
Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisitemia, anemia sickle cell,
defisiensi protein C, dysplasia fibromuskular dari arteri serebral, dan
vasokonstriksi yang berkepanjangan akibat gangguan migren. Setiap proses yang
menyebabkan diseksi arteri serebral juga dapat menyebabkan terjadinya stroke
trombotik (contoh: trauma, diseksi aorta torasik, arteritis)

MANIFESTASI KLINIS STROKE

Gejala defisit neurologik yang timbul tergantung pada daerah pembuluh


darah yang terkena. Terdapat beberapa sindroma sesuai dengan arteri yang
terkena.
Sistem Pembuluh Darah Karotis
- Sindroma arteri serebri media
- Hemiparese kontralateral. Kadang-kadang hanya mengenai otot wajah
dan lengan, tungkai tidak terkena atau lebih ringan
- Hemihipestesia kontralateral
- Afasia motorik, sensorik atau global bila mengenai hemisfer dominan
- Gangguan penglihatan pada 1 mata (amaurosis fugaks) atau pada 2
belahan mata (hemianopsia homonim)
- Bila mengenai daerah subkortikal, gejala hanya gangguan motorik
murni
- Sindroma arteri serebri anterior
- Monoparese tungkai kontralateral, kadang-kadang lengan bagian
proksimal dapat terkena
- Inkontinensia urin
- Grasp refleks (+)
- Apraksia dan gangguan kognitif lainnya.

Sistem Pembuluh Darah Vertebrobasiler


- Sindroma arteri serebri posterior
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

- Gangguan penglihatan pada satu atau dua mata berupa sukar


mengenal objek, wajah, warna, simbol
- Hemihipestesia, kadang-kadang disestesia atau nyeri spontan
- Sindroma arteri vertebrobasiler
- Hemiparese kontralateral
- Kelumpuhan saraf otak ipsilateral
- Gangguan fungsi serebellum (ataksia, hipotoni, vertigo, nistagmus,
muntah)
- Hemihipestesia

Ada suatu penilaian sederhana yang dikenal dengan singkatan FAST


(Face, Arms drive, Speech, dan Three of signs) yang merupakan gejala awal
stroke yang harus diwaspadai.

F = Face (wajah)
Wajah tampak mencong sebelah atau tidak simetris. Sebelah sudut mulut tertarik
ke bawah dan lekukan antara hidung ke sudut mulut atas tampak mendatar.

A = Arms Drive (gerakan lengan)


Angkat tangan lurus sejajar kedepan (90 derajat) dengan telapak tangan terbuka
ke atas selama 30 detik. Apabila terdapat kelumpuhan lengan yang ringan dan
tidak disadari penderita, maka lengan yang lumpuh tersebut akan turun (menjadi
tidak sejajar lagi). Pada kelumpuhan yang berat, lengan yang lumpuh tersebut
sudah tidak bisa diangkat lagi bahkan sampai tidak bisa digerakkan sama sekali.

S = Speech (bicara)
Bicara menjadi pelo (artikulasi terganggu) atau tidak dapat berkata-kata (gagu)
atau dapat bicara akan tetapi tidak mengerti pertanyaan orang lain sehingga
komunikasi verbal tidak nyambung.

T = Three of signs (ketiga tanda diatas)


Ada ketiga-tiga gejala yaitu perubahan wajah, kelumpuhan, dan bicara. Terdapat
gejala atau tanda lain stroke, yaitu: Orang tiba-tiba terlihat mengantuk berat atau
kehilangan kesadaran atau pingsan. Pusing berputar. Rasa baal atau kesemutan
separuh badan. Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau dua mata

PATOFISIOLOGI

Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Stroke trombotik/ateriosklerotik fokal


Jenis stroke ini terjadi ketika gumpalan darah (trombus) terbentuk di
salah satu arteri yang memasok darah ke otak yang berangsur-angsur
menyempit dan akhirnya tersumbat. Bekuan biasanya terbentuk di kawasan
yang rusak oleh aterosklerosis yaitu penyakit di mana arteri tersumbat oleh
timbunan lemak (plak). Proses ini dapat terjadi dalam satu dari dua arteri karotis
leher yang membawa darah ke otak, serta di arteri lain dari leher atau otak.
Trombosis (penyakit trombo-oklusif) merupakan penyebab stroke yang paling
sering. Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama trombosis serebral. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi,
sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami
pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya.
Secara umum trombosis serebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan
bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat
mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari.

Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan


intima arteri besar. Bagian intima arteri sereberi menjadi tipis dan berserabut,
sedangkan sel – sel ototnya menghilang. Lamina elastika interna robek dan
berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik
tersebut. Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat-tempat yang
melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan tempat-tempat khusus tersebut.
Pembuluh-pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin
jarang adalah sebagai berikut: arteria karotis interna, vertebralis bagian atas dan
basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar.
Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan
dinding pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim,
adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat
fibrinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal
di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersumbat dengan sempurna.
Stroke embolik

Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita


trombosis. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam
jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari
penyakit jantung. Setiap bagian otak dapat mengalami embolisme, tetapi
embolus biasanya embolus akan menyumbat bagian-bagian yang sempit. Tempat
yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria sereberi media,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

terutama bagian atas. Hipoperfusi sistemik : Berkurangnya aliran darah ke


seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

PATOFISIOLOGI STROKE ISKEMIK AKUT

1. Masalah vaskular, hematologi, dan jantung akibat berkurang atau


berhentinya aliran darah.
2. Masalah perubahan biokimia akibat iskemik, dapat terjadi dekrosis
jaringan otak: neuron, sel glia, dan lain-lain.

Jika terjadi oklusi atau hipoperfusi otak yang aliran darah otak normal 15-
20 % dari cardiac output, jika CBF atau aliran darah otak 20 ml/menit/100gr
otak maka otak akan berada dalam keadaan iskemik, sehingga terjadi gangguan
fungsi otak dan pada EEG akan timbul perlambatan, namun bila CBF kembali
normal, maka gangguan fungsi akan pulih kembali.

Bila CBF 8-10 ml/menit/100gr otak, sel otak dalam keadaan infark dan bila
tidak segera diatasi akan timbul defisit neurologis sehingga timbul kecacatan dan
kematian. Daerah sekeliling yang terancam disebut daerah penumbra, di mana
sel belum mati tapi fungsi berkurang dan mengakibatkan deficit neurologik.
Maka dari itu, sasaran terapi stroke iskemik akut agar daerah penumbra dapat
direperfusi dan sel otak dapat berfungsi kembali. Reversibilitas tergantung faktor
waktu. Disekeliling daerah penumbra terdapat area hyperemik karena aliran
darah kolateral/luxury perfusion area.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 CT Scan + CT Angiografi /MRI + MRA Otak

 EKG

 Doppler Carotis

 Transcranial Doppler

 TCD Bubble Contrast & VMR

 Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum,


kreatinin), Activated Partial Thrombin Time (APTT), waktu
prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C,
profil lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap darah, dan
pemeriksaan atas indikasi seperti: enzim jantung (troponin /
CKMB), serum elektrolit, analisis hepatik dan pemeriksaan
elektrolit.

 Thorax foto
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 Urinalisa

 Echocardiografi (TTE/TEE)

 Pemeriksaan Neurobehavior (Fungsi Luhur)

 DSA Serebral

DIAGNOSIS STROKE

CT scan (Computerised Tomography Scanning) merupakan pemeriksaan


baku emas (Gold Standard) untuk mendiagnosis penyakit stroke. Mengingat
bahwa alat tersebut saat ini hanya dijumpai di kota tertentu, maka dalam
menghadapi kasus dengan kecurigaan stroke, langkah pertama yang ditempuh
adalah menentukan lebih dahulu apakah benar kasus tersebut kasus stroke,
karena abses otak, tumor otak, infeksi otak, trauma kepala, juga dapat
memberikan kelainan neurologis yang sama, kemudian menentukan jenis stroke
yang dialaminya. Dengan perjalanan waktu, gejala klinis stroke dapat mengalami
perubahan. Untuk membedakan stroke tersebut termasuk jenis hemoragik atau
non hemoragik atau keduanya, dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan
berikut:

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan klinis neurologis :

Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, bila dibandingkan
antara keduanya akan didapatkan hasil sebagai berikut
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

4. Algoritma dan penilaian dengan skor stroke

Terdapat beberapa algoritma untuk membedakan stroke, antara lain :


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TATALAKSANA

a. Tatalaksana Umum :
 Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
 Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
 Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan)
 Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
 Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
 Gastroprotektor, jika diperlukan
 Manajemen nutrisi
 Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH

b. Tatalaksana Spesifik
 Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada
stroke
iskemik onset <6 jam
 Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik
dengan oklusi karotis interna atau pembuluh darah intrakranial, onset
<8 jam
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium


Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
 Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
 Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet :aspirin, clopidogrel,
cilostazol atau antikoagulan : warfarin, dabigatran, rivaroxaban)
 Neroprotektor (citicholin, piracetam, pentoxyfiline, DLBS 1033)
 Perawatan di Unit Stroke
 Neurorestorasi / Neurorehabilitasi

c. Tindakan Intervensi/Operatif
 Carotid Endartersctomy (CEA), sesuai indikasi
 Carotid Artery Stenting (CAS), sesuai indikasi
 Stenting pembuluh darah intracranial, sesuai indikasi

Edukasi
 Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan,
prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen
nyeri, risiko dan komplikasi)
 Penjelasan mengenai stroke iskemik, risiko dan komplikasi selama
perawatan
 Penjelasan mengenai factor risiko dan pencegahan rekurensi
 Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
 Penjelasan mengenai gejala stroke, dan apa yang harus dilakukan
sebelum dibawa ke RS

Anda mungkin juga menyukai