“Stroke Infark”
Diajukan Kepada :
dr. Milasari Dwi Sutadi, Sp.S
Disusun Oleh :
Tias Asih Subagio, S.Ked
20204010152
BAB 1
LAPORAN KASUS
1. Anamnesis
Identitas Pasien
- Nama : Tn. Sutrisno
- Umur : 55 Tahun
- Alamat : Tunjungan RT/RW 01/02 Ngombol
- Tanggal Masuk RS : 12 Mei 2021
- Agama : Islam
- Pendidikan Terakhir :
- Pekerjaan : Petani
- Status Perkawinan : Menikah
- No. RM : 000378052
- Tempat : Bangsal Bougenvil / 14
Sumber Anamnesis
- Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Mei 2021 pukul 16.30 WIB
Keluhan Utama
- Bicara tidak jelas, bingung,
2. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
- Kepala
o Bentuk : Normochepal, simetris
o Kelopak Mata : Normal
o Pupil Pin Point : (+/+)
o Konjungtiva Anemis : (-/-)
o Sklera Ikterik : (-/-)
o Bibir : Sianosis (-)
o Hidung : DBN
o Mulut : DBN
o Lidah :DBN
- Leher
o Pembesaran Limfonodi : (-)
o Pembesaran Kelenjar Tiroid : (-)
o Nyeri Tekan : (-)
o JVP : DBN
- Abdomen
o Inspeksi : simetris, jejas (-), ascites (-)
o Auskultasi : bising usus (+), denyut aorta abdominal (-)
o Perkusi : timpani disemua lapang abdomen
o Palpasi : Supel, distensi (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), nyeri tekan pada region
epigastric (+)
- Ekstremitas
o Superior : akral hangat (+/+), oedema (-/-)
o Inferior : akral hangat (+/+), oedema (-/-)
o CRT : <2 detik
3. Pemeriksaan Neurologis
Nervus I (Olfaktorius)
- dapat mencium aroma kopi, teh dan cengkeh => normosomia
Nervus II (Optikus)
- Ketajaman penglihatan : normal
- Lapangan penglihatan : normal
- Melihat warna : normal
- Funduskopi : tidak dinilai
- Menggigit : positif
- Mengunyah : positif
- Membuka Mulut : positif
- Refleks Kornea : (+/+)
4. Pemeriksaan Ekstremitas
- Gerakan
B B
B B
- Kekuatan
4/4/4 5/5/5
4/4/4 5/5/5
5. Refleks Fisiologis
- refleks bisep : +2
- refleks trisep : +2
- refleks brachioradialis : +2
- refleks patella : +2
- refleks achilles : +2
Kesimpulan : Tidak ditemukan kelainan refleks fisiologis.
6. Refleks Patologis
- Reflek hofman : -/-
- Reflek tromner : -/-
- Rossolimo : -/-
- Chadok : -/-
- Openheim : -/-
- Schaeffner : -/-
- Mendel bechterew : -/-
- Klonus lutut : -/-
- Klonus kaki : -/-
- Babinsky : +/-
Kesimpulan : ditemukan refleks patologis
7. Tonus
N N
N N
8. Klonus
- -
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
9. Pemeriksaan Meningeal
- Kaku kuduk (-)
- Laseque (-)
- Kernig (-)
- Pemeriksaan Laboratorium
12 Mei 2021
NLR 9,8
Kimia Klinik
Ureum 31,2 mg/dL 10-50
Creatinin 1,06 mg/dL 0,6-1,2
SGOT 22 U/L
SGPT 15 U/L
Elektrolit
Kalium 4,61 mmol/L 3,5-5,0
Natrium 142,0 mmol/L 135,0-147,0
Clorida 110,0 mmol/L 95,0-105,0
13 Mei 2021
- CT Scan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
- Rontgen Thorax
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
- EKG
12. Diagnosis
- Diagnosis Klinis : Hemiparese Dextra cum Parese Nervus VII
Dextra cum Parese Nervus XII Dextra
- Diagnosis Topis : hemisphere cerebri sinistra
- Diagnosis Etiologic : Stroke Infark
13. Tatalaksana
- Farmakologi
o Miniaspi 80 mg 1x1
o Injeksi Citicolin 2x500
o Injeksi Mecobalamin 2x1
o Injeksi Ranitidin 2x1
o Xarelto
14. Prognosis
- Ad vitam : dubia adBonam
- Ad Sanationam : dubia adBonam
- Ad Fungsionam : dubia adBonam
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Stroke merupakan salah satu penyakit serebrovaskuler yang menjadi
sebab kematian dan sebab utama cacat menahun. Stroke adalah pembentukan
defisit neurologik fokal atau umum terjadi secara mendadak atas dasar gangguan
peredaran darah otak serta mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan
waktu. Defisit neurologi disini adalah adanya gangguan fungsi neurologik.
Mendadak menunjukkan suatu periode waktu yang singkat (beberapa menit, jam
bahkan hari). Berdasarkan vaskuler berarti kelainan primernya terdapat pada
peredaran darah ke otak.
KLASIFKASI STROKE
a. Berdasarkan etiologi
1) Infark otak
2) Perdarahan intraserebral
3) Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subarachnoid)
FAKTOR RESIKO
A. Faktor mayor
Hipertensi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Penyakit jantung
Diabetes Melitus
Pernah stroke
B. Faktor minor
Hiperlipidemia
Obesitas
Kelainan darah
Merokok
Emboli
Sumber embolisasi dapat terletak di arteri karotis atau vertebralis akan
tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskuler sistemik.
1. Embolus yang dilepaskan oleh arteri karotis atau vertebralis, dapat
berasal dari “plaque atherosclerotic” yang berulserasi atau dari trombus
yang melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah
leher.
2. Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada :
- Penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan
dengan bagian kiri atrium atau ventrikel
- Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan
gangguan pada katup mitralis
- Fibrilasi atrium
- Infarksio kordis akut
- Embolus yang berasal dari vena pulmonalis
- Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endokardial, jantung
miksomatosus sistemik.
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun dari right
sided circulation (emboli paradoksikal). Penyebab terjadinya emboli kardiogenik
adalah trombi valvular seperti pada mitral stenosis, endokarditis, katup buatan,
trombi mural (seperti infark miokard, atrial fibrilasi, kardiomiopati, gagal
jantung kongestif) dan atrial miksoma. Sebanyak 2-3% stroke emboli diakibatkan
oleh infark miokard dan 85% diantaranya terjadi pada bulan pertama setelah
terjadinya infark miokard.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Trombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar
(termasuk sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus
Willisi dan sirkulus posterior). Tempat terjadinya trombosis yang paling sering
adalah titik percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari
arteri karotis interna. Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya
turbulensi aliran darah (sehingga meningkatkan resiko pembentukan trombus
aterosklerosis atau ulserasi plak, dan perlengketan platelet.
Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisitemia, anemia sickle cell,
defisiensi protein C, dysplasia fibromuskular dari arteri serebral, dan
vasokonstriksi yang berkepanjangan akibat gangguan migren. Setiap proses yang
menyebabkan diseksi arteri serebral juga dapat menyebabkan terjadinya stroke
trombotik (contoh: trauma, diseksi aorta torasik, arteritis)
F = Face (wajah)
Wajah tampak mencong sebelah atau tidak simetris. Sebelah sudut mulut tertarik
ke bawah dan lekukan antara hidung ke sudut mulut atas tampak mendatar.
S = Speech (bicara)
Bicara menjadi pelo (artikulasi terganggu) atau tidak dapat berkata-kata (gagu)
atau dapat bicara akan tetapi tidak mengerti pertanyaan orang lain sehingga
komunikasi verbal tidak nyambung.
PATOFISIOLOGI
Jika terjadi oklusi atau hipoperfusi otak yang aliran darah otak normal 15-
20 % dari cardiac output, jika CBF atau aliran darah otak 20 ml/menit/100gr
otak maka otak akan berada dalam keadaan iskemik, sehingga terjadi gangguan
fungsi otak dan pada EEG akan timbul perlambatan, namun bila CBF kembali
normal, maka gangguan fungsi akan pulih kembali.
Bila CBF 8-10 ml/menit/100gr otak, sel otak dalam keadaan infark dan bila
tidak segera diatasi akan timbul defisit neurologis sehingga timbul kecacatan dan
kematian. Daerah sekeliling yang terancam disebut daerah penumbra, di mana
sel belum mati tapi fungsi berkurang dan mengakibatkan deficit neurologik.
Maka dari itu, sasaran terapi stroke iskemik akut agar daerah penumbra dapat
direperfusi dan sel otak dapat berfungsi kembali. Reversibilitas tergantung faktor
waktu. Disekeliling daerah penumbra terdapat area hyperemik karena aliran
darah kolateral/luxury perfusion area.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Doppler Carotis
Transcranial Doppler
Thorax foto
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Urinalisa
Echocardiografi (TTE/TEE)
DSA Serebral
DIAGNOSIS STROKE
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan klinis neurologis :
Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, bila dibandingkan
antara keduanya akan didapatkan hasil sebagai berikut
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
TATALAKSANA
a. Tatalaksana Umum :
Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan)
Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
Gastroprotektor, jika diperlukan
Manajemen nutrisi
Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
b. Tatalaksana Spesifik
Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada
stroke
iskemik onset <6 jam
Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik
dengan oklusi karotis interna atau pembuluh darah intrakranial, onset
<8 jam
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
c. Tindakan Intervensi/Operatif
Carotid Endartersctomy (CEA), sesuai indikasi
Carotid Artery Stenting (CAS), sesuai indikasi
Stenting pembuluh darah intracranial, sesuai indikasi
Edukasi
Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan,
prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen
nyeri, risiko dan komplikasi)
Penjelasan mengenai stroke iskemik, risiko dan komplikasi selama
perawatan
Penjelasan mengenai factor risiko dan pencegahan rekurensi
Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
Penjelasan mengenai gejala stroke, dan apa yang harus dilakukan
sebelum dibawa ke RS