Anda di halaman 1dari 124

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia pada Pasal 13 menjelaskan tentang Tugas Pokok Polri, yaitu:
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; b. menegakkan hukum; dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Selanjutnya pada Pasal 14 ayat (1) huruf g dan h, dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik
Indonesia bertugas ; g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua
tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-
undangan lainnya; h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran
kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas
kepolisian.
Pasal 183 KUHAP menyatakan bahwa “Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana
kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya ada dua alat bukti
yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana telah terjadi dan
bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”. Ketentuan ini adalah untuk
menjamin tegaknya kebenaran, keadilan, kepastian hukum bagi seseorang.

Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 184 ayat 1 menyebutkan bahwa alat
bukti yang sah terdiri dari 5 jenis, yaitu; a. Keterangan saksi; b. Keterangan ahli;
c. Surat; d. Petunjuk; e. Keterangan terdakwa. Pasal ini menjadi dasar bagi
penyidik untuk pengungkapan tindak pidana yang ditangani menjadi terurai dan
terang benderang. Dalam era globalisasi dan trasparansi saat ini, penyidik harus
meninggalkan cara-cara konvensional yang mengandalkan pengakuan tersangka /
saksi dan harus berubah dengan metode penyidikan secara ilmiah (scientific crime
investigation).

165
Sistem pembuktian menurut ilmu forensik atau ilmu kriminalistik membutuhkan
adanya bukti segitiga (triangle of evidence) di TKP, yaitu adanya keterkaitan
antara korban, barang bukti dan pelaku. Dalam hal ini peran unsur barang bukti
mikro (micro evidence) menjadi sentral dalam metode penyidikan secara ilmiah
(scientific crime investigation), karena akan menghubungkan keterkaitan antara
korban (victim), pelaku (suspect) dan TKP serta barang bukti (physical evidence)
itu sendiri.

Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


dan 14 Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum, antara lain
berwenang; menerima laporan dan / atau pengaduan; melakukan tindakan
pertama di tempat kejadian; mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta
memotret seseorang; mencari keterangan dan barang bukti.

Untuk dapat menjalankan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya tersebut,


maka fungsi operasional kepolisian dalam bidang penyelidikan dan penyidikan
tindak pidana yaitu fungsi Reskrim, didukung fungsi-fungsi terkait seperti
Laboratorium forensik, Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification
System) dan Kedokteran Kepolisian. Keterpaduan dan profesionalitas fungsi-
fungsi tersebut merupakan suatu keharusan, dijalankan oleh sumber daya
manusia yang kompeten dan berintegritas serta pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dalam rangka pengungkapan tindak pidana secara ilmiah (scientific
crime investigation / SCI). Tujuan dari pengungkapan tindak pidana secara illmiah
ini adalah untuk penegakan hukum yang menjunjung tinggi HAM, menjamin
kepastian hukum yang berkeadilan, terbuka (transparance) dan terukur
(accountable).

Berbagai kasus tindak pidana telah banyak ditangani Polri, ada yang dapat
terungkap secara profesional dan menjadi prestasi Polri hingga mengharumkan
nama Indonesia di mata Internasional seperti berbagai pengungkapan kasus
pengeboman di tanah air. Periode 1999 – 2001 tercatat 163 kasus bom, terungkap
104 kasus (70%). Periode 2002 – 2004 terjadi 37 kasus berhasil diungkap 42
kasus (lebih dari 100%).

166
Keberhasilan tersebut tentunya tidak lepas dari keterpaduan fungsi dan peran
penyidik, didukung fungsi Inafis, para ahli forensik dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berawal dari pengolahan Tempat Kejadian
Perkara (TKP) dengan melakukan pemeriksaan dan menghubungkan barang bukti
mikro (micro evidence), seperti pengungkapan identitas korban menggunakan
pemeriksaan sidik jari (Dactyloscopy Criminal Kit), pemeriksaan deoxyribonucleic
acid (DNA), Serologi / darah, Odontologi Forensik (pemeriksaan gigi), Disaster
Victim Identification (DVI) dan lain lain.

Pengungkapan dengan menggunakan ilmu kimia, fisika dan lain-lain termasuk


proses pelacakan salah satu tersangka yang didasarkan nomor seri kendaraan
bermotor (nomor rangka dan nomor mesin) dengan metode penimbulan kembali
(re-etching) nomor-nomor tersebut yang telah dirusak dengan reaksi kimia
tertentu, serta penentuan bahan isian bom yang ditemukan di TKP yang identik
dengan bahan yang ada di tubuh, pakaian, rumah, kendaraan tersangka.
Keberhasilan lainnya adalah pengungkapan berbagai kasus mutilasi dan
pembunuhan berantai seperti yang dilakukan oleh terdakwa Verry Idham
Henyansyah alias Ryan (2008), kasus mutilasi oleh Baekuni alias Babe (2010),
dan masih banyak berbagai kasus lainnya yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Di samping berbagai keberhasilan dan prestasi tersebut di atas, ternyata juga


banyak kasus yang tidak ditangani secara profesional oleh Polri. Terbukti dengan
banyaknya kasus salah tangkap yang proses hukumnya bahkan sudah sampai
pada vonis hakim seperti kasus yang menimpa a.n. Imam Hambali alias Kemat,
David Eko Prianto, dan Maman Sugianto alias Sugik, yang terkait dengan
terungkapnya kasus Ryan atas pembunuhan terhadap korban a.n. Asrori yang
terjadi di Jombang pada tahun 2008;

Berbagai keberhasilan pengungkapan tindak pidana secara ilmiah sehingga


menjadi catatan prestasi tersebut tentunya tidak terlepas dari profesionalitas,
integritas, sinergitas dan dukungan peralatan dan teknologi baik peralatan
penyelidikan dan penyidikan, peralatan olah TKP fungsi identifikasi, peralatan
laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian.

167
Pada sisi yang lain, berbagai kesalahan seperti kasus salah tangkap
sebagaimana uraian di atas, tidak dapat dipungkiri merupakan suatu tindakan
yang tidak menjunjung tinggi HAM, tindakan asal-asalan, mengedepankan
pengakuan tersangka sebagai alat bukti yang sah. Padahal masih banyak lagi alat
bukti yang sah lainnya yang dapat dijadikan dasar dalam pembuktian suatu
perkara pidana. Kondisi ini mengabaikan metode pengungkapan tindak pidana
secara ilmiah (scientific crime investigation).

Berbagai peristiwa terkait proses penegakan hukum oleh Polri selalu menjadi hal
yang tidak hanya menarik bagi pemerhati masalah-masalah hukum, aktivis HAM,
tetapi juga menarik bagi publik, media massa dan institusi Kepolisian sendiri. Bagi
Kepolisian, prestasi dan keberhasilan akan menjadi motivasi tersendiri untuk lebih
meningkatkan profesionalitas, sebaliknya kesalahan dan kegagalan akan menjadi
pelajaran berharga untuk bahan evaluasi agar tidak terulang lagi.

Berbagai aspek yang mempengaruhi keberhasilan Polri dalam pengungkapan


tindak pidana secara ilmiah (scientific crime investigation), tentu sangat menarik
untuk dikaji dan diteliti. Salah satu aspek yang menarik adalah pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu berupa dukungan peralatan, baik peralatan
untuk penyelidikan dan penyidikan, peralatan Inafis, laboratorium forensik maupun
kedokteran kepolisian.

Inafis dan Dokpol sebagai struktur organisasi dan fungsi yang mendukung reskrim
sebagai pelaksana utama penyidikan ada di semua polda dan polres sebagai
kesatuan operasional dasar, tetapi labfor tidak terdapat di semua polda atau
wilayah provinsi. Puslabfor ada di Mabes Polri, sedangkan cabang-cabangnya
hanya ada di 6 (enam) labfor cabang yaitu di Medan, Palembang, Semarang,
Surabaya, Makassar dan Denpasar.
Karena keterbatasan cabang, dalam menjalankan fungsinya Puslabfor membuat
service areas sebagai berikut:

a. Puslabfor Bareskrim Polri melayani; Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat,
Polda Banten, Polda Kalimantan Barat dan back up seluruh cabang.

168
b. Labfor Cabang Medan melayani; Polda Sumatera Utara, Polda Aceh, Polda
Sumatera Barat, Polda Riau dan Polda Kepulauan Riau.

c. Labfor Cabang Surabaya melayani; Polda Jawa Timur,, Polda Kalimantan


Tengah, Polda Kalimantan Selatan dan Polda Kalimantan Timur.

d. Labfor Cabang Semarang melayani; Polda Jawa Tengah, Polda Daerah


Istimewa Yogyakarta, tugas khusus sebagai teaching laboratory bagi taruna
Akpol dan pendidikan sejenis lainnya.

e. Labfor Cabang Makassar melayani; Polda Sulawesi Selatan, Polda Sulawesi


Tenggara, Polda Sulawesi Utara, Polda Sulawesi Tengah, Polda Gorontalo,
Polda Maluku, Polda Maluku Utara dan Polda Papua.

f. Labfor Cabang Palembang melayani; Polda Sumatera Selatan, Polda


Lampung, Polda Jambi, Polda Bengkulu dan Polda Bangka Belitung.

g. Labfor Cabang Denpasar melayani; Polda Bali, Polda Nusa Tenggara Barat
dan Polda Nusa Tenggara Timur.

Dari berbagai fakta di atas, maka Puslitbang Polri memandang perlu untuk
melakukan penelitian tentang “Efektivitas Sarana Prasarana Penyelidikan dan
Penyidikan Reserse Kriminal Polri untuk Pengungkapan Tindak Pidana secara
Ilmiah (Scientific Crime Investigation) dalam rangka Mewujudkan Pelayanan
Prima”, ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek
teknis dilakukan dengan meneliti spesifikasi teknis untuk mengetahui kemampuan
maupun kelemahan peralatan. Aspek manajerial untuk mengetahui unsur-unsur
manajemen dalam pengelolaan peralatan, yaitu meliputi man, money, material,
method and machine.

2. Permasalahan

Fokus permasalahan penelitian ini adalah:

a. Apakah peralatan penyelidikan, penyidikan dan identifikasi reskrim,


laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian efektif ditinjau dari aspek
teknis ?

169
b. Apakah peralatan penyelidikan, penyidikan dan identifikasi reskrim,
laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian efektif ditinjau dari aspek
manajerial ?

3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Menganalisis efektivitas peralatan penyelidikan, penyidikan dan identifikasi


reskrim, laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian ditinjau dari aspek
teknis;

b. Menganalisis efektivitas peralatan penyelidikan, penyidikan dan identifikasi


reskrim, laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian ditinjau dari aspek
manajerial.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Dengan diketahuinya efektivitas peralatan penyelidikan, penyidikan dan


identifikasi reskrim, laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian ditinjau
dari aspek teknis, diharapkan dapat mengembangkan sistem teknologi
Scientific Crime Investigation (SCI) dan dapat dicarikan solusi untuk
meningkatkan kinerja peralatan, baik dari aspek teknis maupun manajerial.

b. Dengan diketahuinya efektivitas peralatan penyelidikan, penyidikan dan


identifikasi reskrim, laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian secara
manajerial, diharapkan menjadi bahan evaluasi pimpinan dalam pengambilan
keputusan terkait manajemen peralatan Scientific Crime Investigation (SCI);

4. Ruang Lingkup

Sarana prasarana sangat luas cakupannya. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi
pada sarana/peralatan yang digunakan, karena keterbatasan waktu dan
anggaran. Dalam rangka penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, peralatan
merupakan unsur yang sangat penting dalam pengungkapan tindak pidana secara
ilmiah. Sedangkan peralatan yang menjadi obyek penelitian adalah peralatan
untuk penyelidikan, penyidikan, dan identifikasi kepolisian yang dimiliki oleh
fungsi-fungsi pendukung meliputi fungsi reskrim, labforensik, dan dokpol.

170
5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan penelitian tentang “Efektivitas


Sarana Prasarana Penyelidikan dan Penyidikan Reserse Kriminal Polri untuk
Pengungkapan Tindak Pidana Secara Ilmiah dalam rangka Mewujudkan
Pelayanan Prima”, adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, permasalahan,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Dalam bab ini dijelaskan berbagai konsep yang digunakan dalam
penelitian antara lain: teori efektivitas dan pengungkapan tindak
pidana secara ilmiah.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis penelitian, sumber data dan
teknik pengumpulan data, teknik analisa, instrumen penenelitian,
lokasi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian dan personel
peneliti.

BAB IV : HASIL PENELITIAN


Pada bab ini berisi tentang: efektivitas peralatan penyelidikan dan
penyidikan Reskrim Polri ditinjau dari aspek teknis dan efektivitas
peralatan penyelidikan dan penyidikan Reskrim Polri ditinjau dari
aspek manajerial.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini berisi simpulan dan saran, yang menyimpulkan tentang
hasil penelitian dan saran kebijakan kepada pimpinan Polri.

BAB VI : PENUTUP

171
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Teori Efektivitas

Menurut Hugo dalam Hidayat (1986), efektif mempunyai arti derajat dimana
kelompok mencapai tujuannya atau mempunyai arti pencapaian nilai-nilai
maksimum dengan alat terbatas. Efektivitas menekankan pada perbandingan
antara rencana dengan tujuan yang akan dicapai;

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi bentuk kegagalan yang mungkin menyebabkan setiap kegagalan
fungsi dan untuk memastikan pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap
bentuk kegagalan (Moubray, 1992).

Overall Equipment Effectivity (OEE) adalah metrik yang dikembangkan oleh


Seiichi Nakajima untuk mengevaluasi tingkat efektivitas proses manufaktur. Hasil
pengukuran tersebut memungkinkan dilakukannya perbandingan unit manufaktur
antar industri yang berbeda. OEE terdiri dari 3 faktor:

a. Availability (A) : rasio antara waktu saat suatu perangkat berfungsi terhadap
total waktu dimana perangkat tersebut dibutuhkan. Misalnya, suatu
perangkat dibutuhkan dalam 5x, dan alat tersebut hanya available 4x, berarti
availability = 0.8.

b. Performance atau produktivitas (P): rasio yang menunjukkan persentase


produktivitas terhadap tingkat maksimal yang seharusnya dicapai.

c. Quality (Q): Persentase hasil yang berkualitas baik terhadap total unit yang
dihasilkan.

OEE diformulasikan sebagai perkalian antara A, P dan Q sebagaimana


persamaan berikut: OEE = A x P x Q

Ada beberapa pertimbangan saat memakai OEE untuk mengukur efektivitas


pemakaian peralatan scientific crime Investigation:

a. OEE dipakai untuk mengukur efektivitas peralatan pada manufaktur,


sedangkan dalam manufaktur target produksi bisa ditetapkan dari awal. Hal
ini berbeda dengan kegiatan penyidikan/penyelidikan kriminal, karena

172
frekuensi terjadinya kasus bukan hal yang dapat dipakai sebagai target.
Adakalanya pada suatu bulan tertentu kasus yang terjadi berjumlah puluhan
kasus, tapi pada bulan berikutnya ratusan.

b. Dalam manufaktur, diasumsikan semua alat dipakai secara reguler. Akan


tetapi dalam penyelidikan/penyidikan kriminal, adakalanya suatu alat jarang
dibutuhkan dan jarang dipakai tapi harus ada.

c. Perhitungan OEE pada tiap alat harus didasarkan catatan pemakaian (log
file) yang berisi informasi detail pemakaian alat tersebut, yaitu : nama alat,
fungsi alat, operator, tanggal berapa dipakai, bagaimana hasil saat dipakai
beroperasi, kondisi alat baik atau rusak, dan berbagai informasi detail yang
lain. Hal ini mungkin dilakukan dalam industri manufaktur, tetapi dalam alat
lidik sidik, tidak semua disertai proses dokumentasi yang baik.

Perbedaan karakteristik ini menyebabkan OEE tidak mudah diimplementasikan


untuk pengukuran efektivitas sarana prasarana penyelidikan dan penyidikan
reserse kriminal Polri. Salah satu peralatan yang disertai dokumentasi yang
lengkap adalah yang dipakai di laboratorium forensik. Dokumen yang diterima
berisi informasi jenis alat, dan banyaknya barang bukti untuk berbagai jenis
pemeriksaan. Dari data tersebut, selanjutnya dipetakan pemakaian alat-alat untuk
tiap kasus, dan diperoleh rasio antara kasus yang berhasil diselesaikan terhadap
total kasus dimana alat tersebut dipakai. Perhitungan OEE terhadap alat
dilakukan dengan asumsi :

a. Peralatan yang diukur hanya peralatan utama, bukan peralatan pendukung.


b. Karena keterbatasan informasi yang diberikan dalam perhitungan OEE,
komponen Availability (A) diasumsikan 1, sedangkan Quality (Q)
diasumsikan 1. Asumsi tersebut dengan anggapan bahwa angka hanya bisa
diperoleh apabila alat tersebut ada dan berfungsi dengan baik.
c. Perhitungan Productivity (P) dilakukan dengan menghitung rasio pemakaian
alat untuk analisa barang bukti pada kasus yang dapat diselesaikan terhadap
total kasus.

173
Dengan demikian, angka OEE pada suatu alat dapat diinterpretasikan sebagai
persentase berapa kali alat tersebut dipakai pada pengolahan barang bukti kasus
yang sukses diselesaikan, terhadap total kasus dimana alat tersebut dipakai.
Misalnya suatu alat memiliki nilai OEE : 90%, berarti hanya 90% saja dari barang
bukti kasus yang diungkap dapat diselesaikan dengan memakai alat tersebut.
Semakin rendah tingkat OEE, berarti semakin banyak kasus yang belum dapat
terungkap dan menjadi beban pada tahun berikutnya.

Hasil pengukuran OEE pada peralatan labfor dirangkum pada tabel 4.11 (Labfor
Cabang Surabaya), tabel 4.12 (Labfor Cabang Makasar) dan Tabel 4.1 (Labfor
Cabang Medan).

Dilihat dari perspektif manajemen, Goerge R Therry (1991), mendefinisikan


efektivitas sebagai suatu proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain. Adapun unsur-
unsur manajemen menurut Harrington Emerson (1960) terdiri dari lima unsur (5M),
yaitu: 1.Manusia (man) yaitu keterlibatan manusia sebagai penggerak yang
memiliki peranan, pikiran, harapan serta gagasan, 2. Dana (money) adalah
ketersediaan dana yang memadai. 3. bahan atau alat (material) yaitu benda atau
bahan mentah yang dibutuhkan dalam membuat sesuatu. 4. Mesin (machines)
mesin kerja yang digunakan dalam proses produksi. 5. Cara (methods) adalah
prosedur, cara kerja yang ditetapkan oleh sebuah organisasi.

2. Pengungkapan Tindak Pidana Secara Ilmiah

Menurut Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Asas-Asas Hukum Pidana di


Indonesia (2003) “tindak pidana” atau dalam bahasa Belanda Strafbaar feit,
merupakan istilah resmi dalam Strafwetboek atau Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, yang sekarang berlaku di Indonesia. Tindak pidana berarti suatu
perbuatan yang pelakunya dapat dipidana, dan pelaku dapat dikatakan
merupakan “subjek” tindak pidana.

174
Pengungkapan tindak pidana secara ilmiah adalah proses penyidikan yang dalam
sistem pembuktiannya memanfaatkan fungsi kriminalistik (identifikasi forensik,
kimia forensik, psikologi forensik, kedokteran forensik dan bidang forensik
lainnya).

Hal ini diakui oleh beberapa pakar forensik dimana apabila pembuktian di
pengadilan tidak ditemukan saksi, maka hasil pemeriksaan barang bukti menjadi
alat bukti yang utama (andalan). Seperti telah dikenal pada sistem pembuktian
menurut ilmu forensik atau ilmu kriminalistik yaitu adanya bukti segitiga TKP
(triangle of evidence) maka terdapat keterkaitan antara korban, barang bukti dan
pelaku. Dalam hal ini peran dari micro evidence (unsur barang bukti mikro)
menjadi sentral dalam penyidikan secara ilmiah karena akan menghubungkan
keterkaitan antara korban, pelaku dan TKP serta barang bukti itu sendiri.

Untuk mengungkap suatu peristiwa dimulai dengan tindakan penyelidikan, yaitu


serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa
yang diduga sebagai tindak pidana, guna menentukan dapat atau tidaknya
dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang (pasal 1
angka 5 KUHP). Adapun penyelidik adalah pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan
penyelidikan (Pasal 1 angka 4 KUHAP).

Sebagai tindak lanjut dari proses penyelidikan adalah penyidikan, yang dalam
pasal 1 angka 2 KUHP didefinisikan sebagai serangkaian tindakan penyidik dalam
hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Adapun pejabat yang
melakukan penyidikan disebut penyidik, yaitu pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan (pasal 1 angka 1 KUHP).

175
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Untuk mengetahui “Efektivitas Sarana Prasarana Penyelidikan dan Penyidikan


Reserse Kriminal Polri untuk Pengungkapan Tindak Pidana Secara Ilmiah dalam
rangka Pelayanan Prima”, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Melalui pendekatan ini data ditelusuri dan dieksplorasi dengan tetap berpegang
pada kaidah yang sistematis dan argumentatif sesuai kerangka pemikiran yang
ada.
Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah memahami orang dalam lingkungan
hidupnya termasuk kegiatan, peralatan dan kejadian, dengan cara berinteraksi
dengan masyarakat, serta berusaha memahami bahasa, budaya, dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, I988).

2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang dijadikan sumber data dan
teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Sumber data:

1) Data primer terkait aspek manajerial di tingkat Polda diperoleh dari


Kapolda/Wakapolda, Direktur Reskrim (Umum, Khusus dan Narkoba),
Karo Sarpras, Kabid Dokkes, Karumkit, Kalabfor Cabang, para
Kasubbag Renmin dan Kasi Ident pada Ditreskrim serta Penyidik.
Sedangkan di tingkat Polres/Ta diperoleh dari Kapolres/Ta/Waka,
Kabagren, Kabag Sumda, Kasat Reskrim, Kasat Narkoba, Kaur Ident,
Urkes, Penyidik dan Kapolsek serta para Kanit Reskrim Polsek;

2) Data primer terkait aspek teknis diperoleh dari bagian sarpras masing-
masing Direktorat Reskrim (Umum, Khusus dan Narkoba), Bid Dokkes,
Rumkit, Labfor cabang, Polres/Ta, Penyelidik, penyidik dan pengguna /
operator peralatan.

176
3) Data sekunder diperoleh dari dokumen peralatan penyelidikan dan
penyidikan yang terdapat di Polda dan Polres/Ta.

b. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam,


check list, dan dokumen. Pengumpulan data ini juga menggunakan teknik
Focus Group Discussion (FGD).

3. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles, M.B., & Huberman, A.M. dan
Spradley (1992). Analisis data menggunakan metode deskriptif analitik, yakni
dengan mengelompokkan data yang telah dikumpulkan, kemudian
menganalisisnya dalam bentuk narasi yang deskriptif.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

a. Pedoman wawancara;
b. Check list;
c. Perekam;
d. Kamera;
e. Catatan lapangan.

5. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di 10 wilayah Polda, yaitu: (1) wilayah Polda


Sulawesi Utara, (2) Polda Kalimantan Timur, (3) Polda Riau, (4) Polda Jawa
Timur, (5) Polda Sulawesi Selatan, (6) Polda Lampung, (7) Polda Kalimantan
Selatan, (8) Polda Sumatera Utara, (9) Polda Nusa Tenggara Timur dan (10)
Polda Papua. Tiga dari sepuluh Polda (Polda Jatim, Polda Sulsel dan Polda
Sumut) dipilih sebagai sampel penelitian yang memiliki labforcab. Alat forensik
yang diteliti terbatas pada yang dimiliki oleh 3 Labforcab tersebut dan tidak
mengikutsertakan peralatan labfor yang dimiliki oleh Puslabfor Mabes Polri.

177
6. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama satu tahun anggaran, dimulai dari tahap
perencanaan, tahap pengumpulan data (penelitian lapangan) dan tahap finalisasi
pembuatan laporan.

7. Personel Peneliti

Personel dalam penelitian ini tergabung dalam kelompok kerja (pokja) sebanyak
dua puluh lima orang, sedangkan untuk pelaksanaan penelitian lapangan ke
satuan wilayah/Polda satu tim terdiri dari enam orang.

178
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polri (Reskrimum,


Reskrimsus, Reskrim Narkoba) ditinjau dari Aspek Teknis.

a. Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polri (Reskrimum,


Reskrimsus, Reskrim Narkoba), Polres/Ta dan Polsek.

1) Polda Sulawesi Utara

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polda

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Sie


Identifikasi Direktorat Reskrimum Polda Sulawesi Utara
antara lain:

(a) Portable LED Area Spot Light, merupakan lampu


ultraviolet portabel yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang melekat pada suatu media
secara menyebar.

(b) MAMBIS (Mobile Automated Multi-Biometric


Identification System), merupakan alat untuk
mengindentifikasi seseorang melalui sidik jari dan iris
mata serta identifikasi sidik jari laten melalui foto,
menggunakan jaringan GSM 3G.

(c) CAAFIS (Computer Aided Automated Finger Print


Identification System), alat yang digunakan untuk
scanning kartu AK-23 dan database sidik jari laten
(stationer).

(d) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan


perlengkapan kriminal Dactyloscopy Criminal Kit kit
yang berisi berbagai peralatan untuk pengambilan sidik

179
jari laten seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Sulawesi Utara antara lain:

(a) Ufed Link Analysis (Aceso), alat untuk menyalin data


dari handphone/ smartphone GSM/CDMA berupa file-
file yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/ smartphone tersebut untuk digunakan
dalam proses penyelidikan dan penyidikan.

(b) Voice Analysis Investigation Tool, alat untuk


mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan.

b) Peralatan yang dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Sulawesi Utara

Terdapat beberapa peralatan yang sama yang ditemukan di


Polres/Ta yang diteliti (Polresta Manado, Polres Minahasa Utara,
Polres Bitung, Polres Tomohon, Polres Minahasa, Polres
Minahasa Selatan) yaitu MAMBIS dan peralatan Dactyloscopy
Criminal Kit. Selain itu, untuk uji Narkoba di beberapa Polres
terdapat peralatan tes narkoba. Untuk tes urin narkoba terdapat di
Polresta Manado, Polres Bitung, dan Polres Minahasa Selatan.
Sedangkan untuk tes bahan narkoba terdapat di Polres Minahasa
Utara. Di Polres Tomohon justru tidak memiliki peralatan untuk tes
narkoba sama sekali.

180
Tabel. 4.1.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Sulut

Nama Frekuensi Jumlah


No. Polres/Ta Tahun Kondisi Ket
Alat pemakaian Riil Ideal
1 Manado MAMBIS 2014 Baik Belum 1 Jaringan
pernah tidak
menduku
ng
Daktilos Baik Sering 1
kopi kit digunakan
Tes urin 2014 Baik Sering 1
narkoba dipakai set
2 Minahasa MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
Utara dipakai tidak
mendu
kung
Daktilos Baik Sering 1
kopi kit digunakan
Tes Baik 1
bahan unit
narkoba
3 Bitung MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
digunakan tidak
mendu
kung
Daktilos Baik Sering 1
kopi kit digunakan
Tes urin 1
narkoba set
4 Tomohon MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
digunakan tidak
mendu
kung
Daktilos Baik Sering 1
kopi kit digunakan
5 Tondano MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
digunakan tidak
mendu
kung
Daktilos Baik Sering
kopi kit digunakan
6 Minahasa MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
Selatan digunakan tidak
mendu
kung
Daktilos Baik Sering 1
kopi kit digunakan
Tes urin 1
narkoba set

181
c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

(1) Portable LED Area Spot Light : merupakan lampu ultraviolet


portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Alat tersebut masih terbungkus rapi di
dalam dos, sehingga sejak diterima dari Pusinafis sama
sekali tidak pernah digunakan.

(2) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengindentifikasi


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G.
Permasalahannya adalah alat ini dioperasikan dengan
dukungan jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah
Sulawesi Utara jaringan GSM 3G yang beroperasi dengan
baik hanya Telkomsel. Selain itu, kelemahan lainnya adalah
jika digunakan untuk memotret sidik jari laten yang kurang
sempurna, maka yang muncul kemudian adalah nama-nama
orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP, yang sudah ada
data basenya. Dengan kondisi seperti itu maka alat ini
kurang efektif.

(3) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning kartu AK-


23 dan database sidik jari laten (stationer). Pengiriman data
ini ke Pusinafis membutuhkan jaringan internet yang cukup
baik. Permasalahannya adalah jaringan internet yang ada di
Polda kurang baik, dan kuotanya kecil sehingga operator
sering mengalami kesulitan untuk online dengan Pusinafis.
Akibat dari itu maka alat ini menjadi kurang efektif.

(4) Dactyloscopy Criminal Kit : peralatan untuk mengambil sidik


jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang digunakan
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda. Kelemahannya adalah jika bahan
yang berupa serbuk itu habis pengadaannya tidak bisa

182
dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari pusat
membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya banyak peralatan
ini yang tidak bisa digunakan karena kehabisan bahan
serbuk yang digunakan sebagai pendukung. Dengan
demikian alat yang cukup baik ini menjadi kurang efektif.

(5) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan yang mampu


menyalin data dari handphone/smartphone GSM/CDMA
berupa file-file yang telah terhapus dan file yang masih ada
di handphone/smartphone tersebut untuk digunakan dalam
proses penyelidikan dan penyidikan. Kelemahan alat ini
adalah karena masih menggunakan teknologi lama, maka
tidak bisa digunakan untuk menyalin data yang ada di dalam
handphone/smartphone yang memiliki software/operating
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.

(6) Voice Analysis Investigation Tool: peralatan ini untuk


mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan. Akan
tetapi alat ini tidak pernah digunakan, karena tidak ada
operatornya. Dengan demikian keberadaan alat ini di Polda
Sulawesi Utara menjadi tidak efektif.

(7) Illicit Drugs Identifier (narkotes) : peralatan untuk melakukan


tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa menunjukkan apakah
seseorang yang diperiksa itu positif atau negatif
menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan untuk
mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi oleh
orang yang diduga menggunakan Narkoba. Oleh karena itu
jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres bahan uji sampel yang
digunakan banyak yang kadaluwarsa, sehingga
keberadaannya menjadi tidak efektif.

183
(8) Kit DNA: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya
untuk mengambil sampel dari tubuh korban untuk
diidentifikasi DNA nya. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa, dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.

(9) Kit Food Security: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes
ini kondisinya sudah kadaluwarsa. Peralatan ini juga jarang
digunakan, karena hanya digunakan untuk memeriksa
kandungan zat berbahaya yang terdapat di makanan untuk
tamu VIP/VVIP, yang sangat jarang hadir di wilayah
Sulawesi Utara. Sementara untuk mengetes makanan tamu
VIP dianggap lebih efisien dengan minta bantuan jasa dari
Badan POM. Oleh karena itu keberadaan alat ini tidak efektif,
bukan saja karena kondisinya sudah kadaluwarsa, tetapi
juga karena tidak pernah digunakan.

(10) Kit DVI: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya
untuk olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.

2) Polda Kalimantan Timur

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Tingkat Polda

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum


Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Sie
identifikasi Direktorat Reskrimum Polda Kalimantan Timur
antara lain:

184
(a) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengindentifikasi
seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta
identifikasi sidik jari laten melalui foto, menggunakan
jaringan GSM 3G, kondisi peralatan baik.

(b) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning


kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer).
Pengiriman data ini ke Pusinafis membutuhkan jaringan
internet yang cukup baik, sedangkan kondisi alat baik.

(c) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan


perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit yang berisi
berbagai media untuk pengambilan sidik jari (serbuk
sidik jari yang jenis penggunaannya tergantung pada
warna barang bukti yang ditemukan, lifter untuk
mengangkat sidik jari laten, masker, sarung tangan,
kuas, dan sebagainya).

(d) Global Positioning System (GPS), merupakan peralatan


untuk mengetahui lokasi (koordinat) melalui jaringan
satelit.

(e) Perangkat camera 3D (tiga dimensi) untuk melihat/foto


ruangan dalam berbagai sisi, sehingga tergambar
seluruh bagian ruangan dalam rangka rekonstruksi
penanganan kasus tindak pidana.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Kalimantan Timur antara lain:

(a) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin


data dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa
file-file yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan.
185
(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Alat penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Direktorat


Reskrim Narkoba adalah illicit drugs identifier (narkotest)
yang berfungsi sebagai media tes narkoba selama proses
penyelidikan. Alat ini hanya untuk menunjukkan positif atau
negatif (uji kualitatif saja). Untuk uji secara detil/ kuantitatif
sampai mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan Narkoba, sampel
dilanjutkan pengujiannya di Labfor cabang Surabaya.

b) Peralatan Polresta dan Polres di Jajaran Polda Kalimantan Timur

Terdapat beberapa peralatan yang sama yang ditemukan di


Polres-Polres yang diteliti (Polres Balikpapan, Polresta
Samarinda, Polres Kutai Kartanegara, Polres Berau, Polres
Tarakan, Polres Bulungan, Polres Nunukan) yaitu MAMBIS dan
Dactyloscopy Criminal Kit. Selain itu, untuk uji Narkoba di
beberapa Polres terdapat Tes Kit Narkoba namun sudah
kadaluwarsa. Sebagian tes kit untuk bahan, sebagian lagi tes kit
untuk urin. Untuk menindaklanjuti pengujian dilakukan ke Labfor
cabang Surabaya. Di Polresta Samarinda dan Polres Tarakan
sudah ada mobil unit labfor lapangan beserta perangkat mini
laboratorium, tetapi perangkatnya banyak yang sudah terpisah
dengan unit mobilnya dan tersimpan di gudang. Secara
kemampuan juga belum bisa untuk menguji lanjutan seperti
menguji kadar narkoba dan uji sampel lainnya. Untuk uji DNA
dilakukan di Puslabfor, Labfor cabang Surabaya atau Lab DNA
Pusdokkes Mabes Polri.

186
Tabel. 4.2.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Kaltim

Nama Frekuensi Jumlah


No. Polres/ Ta Tahun Kondisi Ket
Alat pemakaian Riil Ideal
1 Balikpapan MAMBIS 2014 Rusak Tidak
dipakai
Daktilos Sering
kopi Kit dipakai
Tes Kit 2014 Kadalu Sering
Narkoba warsa dipakai
2 Samarinda MAMBIS 2014 Baik Tidak Jaringan
pernah kurang
dipakai mendu
kung
Daktilos Baik Sering
kopi Kit dipakai
Tes Kit 2014 Kadalu Jarang
Narkoba warsa dipakai
Mobil Unit Baik Sering
labfor dipakai
3 Kutai Karta MAMBIS 2014 Baik Jarang Jaringan
negara dipakai kurang
mendu
kung
Daktilos Baik Sering
kopi Kit dipakai
Tes Kit 2014 Kadalu Jarang
Narkoba warsa dipakai
Tes urin Baik Sering
dipakai
4 Berau MAMBIS 2014 Baik Jarang Jaringan
dipakai kurang
menduk
ung
Daktilos Baik Sering
kopi Kit dipakai
5 Tarakan MAMBIS 2014 Baik Jarang Jaringan
dipakai kurang
menduk
ung
Mobil Unit Baik Sering
labfor dipakai
6 Bulungan MAMBIS 2014 Baik Jarang Jaringan
dipakai kurang
menduk
ung
Daktilos Baik Sering
kopi Kit dipakai
Tes Kit 2014 Kadalu Sering
Narkoba warsa dipakai
7 Nunukan MAMBIS 2014 Baik Jarang Jaringan
187
No. Polres/ Ta Nama Tahun Kondisi Frekuensi Jumlah Ket
dipakai kurang
mendu
kung
Daktilos Baik Sering
kopi Kit dipakai
Tes Kit 2014 Kadalu Tidak
Narkoba warsa pernah
dipakai

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengindentifikasi seseorang


melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi sidik jari laten
melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G. Permasalahannya
adalah alat ini dioperasikan dengan dukungan jaringan GSM 3G
Indosat, sedangkan di wilayah Kalimantan Timur jaringan GSM 3G
yang beroperasi dengan baik hanya Telkomsel. Selain itu,
kelemahan lainnya adalah jika digunakan untuk memotret sidik jari
laten yang kurang sempurna, maka yang muncul kemudian adalah
nama-nama orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP, yang
sudah ada data basenya. Dengan kondisi seperti itu maka alat ini
kurang efektif.

(1) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning kartu


AK-23 dan database sidik jari laten (stationer). Pengiriman
data ini ke Pusinafis membutuhkan jaringan internet yang
cukup baik. Permasalahannya adalah jaringan internet yang
ada di Polda kurang baik, dan kuotanya kecil sehingga
operator sering mengalami kesulitan untuk online dengan
Pusinafis. Akibat dari itu maka alat ini menjadi kurang efektif.

(2) Dactyloscopy Criminal Kit : peralatan untuk mengambil sidik


jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang digunakan
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda. Kelemahannya adalah jika bahan
yang berupa serbuk itu habis pengadaannya tidak bisa
dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari pusat
188
membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya banyak peralatan
ini yang tidak bisa digunakan karena kehabisan bahan
serbuk yang digunakan sebagai pendukung. Dengan
demikian alat yang cukup baik ini menjadi kurang efektif.

(3) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin data


dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Kelemahan alat ini adalah
karena masih menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa
digunakan untuk menyalin data yang ada di dalam
handphone/smartphone yang memiliki software/operating
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.

(4) Illicit Drugs Identifier (narkotes) : alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif narkoba, tetapi tidak bisa digunakan untuk
mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi oleh
orang yang diduga menggunakan narkoba. Oleh karena itu
jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Di beberapa
Polres kit urin narkoba yang digunakan banyak yang
kadaluwarsa, sehingga menjadi tidak efektif.

(5) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.

189
(6) Kit Food Security: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
kondisinya baik sehingga peralatan ini dapat digunakan
untuk memeriksa kandungan zat berbahaya yang terdapat di
makanan untuk tamu VIP/VVIP, yang sering digunakan di
wilayah Polda Kalimantan Timur. Oleh karena itu
keberadaan alat ini dapat dikatakan efektif, karena
kondisinya masih baik dengan penerimaan tahun 2014.

(7) Kit Precursor: alat ini untuk mengidentifikasi bahan narkoba


berbagai jenis. Diterima tahun 2014 namun alat ini belum
disertifikasi, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara
optimal.

3) Polda Riau

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Tingkat Polda


Riau

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Sie


Identifikasi Direktorat Reskrimum Polda Riau antara lain:

(a) Portable LED Area Spot Light, merupakan lampu


ultraviolet portabel yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang pada barang bukti dan
media lainnya secara menyebar.

(b) MAMBIS, Alat yang berfungsi untuk mengindentifikasi


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta
identifikasi sidik jari laten melalui foto, menggunakan
jaringan GSM 3G.

(c) CAAFIS, Peralatan yang digunakan untuk scanning


kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer).

190
(d) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan
perlengkapan kriminal Dactyloscopy Criminal Kit kit
yang berisi berbagai peralatan untuk pengambilan sidik
jari laten seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya.

(e) Dua unit sepeda motor (R2) olah TKP yang dilengkapi
dengan tool kit olah TKP.

(f) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: terdapat di


ruang laboratorium identifikasi, yaitu alat untuk
pengembangan sidik jari laten, khususnya sidik jari
yang melekat pada material khusus yang tidak bisa
diangkat dengan Dactyloscopy Criminal Kit, seperti
botol air mineral, dompet dan benda lainnya.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Riau antara lain:

(a) Voice Analysis Investigation Tool: Peralatan untuk


mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan.

(b) GPS merk Garmin yang diperoleh tahun 2013,


merupakan peralatan untuk mengetahui lokasi
(koordinat) melalui jaringan satelit.

(c) TKP Kit yang berisi police line, meteran, kantong


barang bukti, serbuk dan alat-alat tulis serta peralatan
lainnya.

191
(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Alat penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Direktorat


Reskrim Kriminal Narkoba antara lain:

(a) Illicit Drugs Identifier (narkotes) : Peralatan untuk


melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seseorang yang diperiksa itu
positif atau negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak
bisa digunakan untuk mengetahui kadar atau
kandungan yang dikonsumsi oleh orang yang diduga
menggunakan Narkoba. Meskipun demikian, di
beberapa Polres bahan uji sampel yang digunakan
banyak yang kadaluwarsa. Untuk uji secara
detil/kuantitatif sampai mengetahui kadar atau
kandungan yang dikonsumsi oleh orang yang diduga
menggunakan Narkoba, sampel dilanjutkan
pengujiannya di Labfor cabang Medan.

(b) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini diperlukan untuk


mengekstrak/memunculkan kembali file data yang telah
hilang atau terhapus.

(c) TKP Kit yang berisi police line, meteran, kantong


barang bukti, serbuk dan alat-alat tulis serta peralatan
lainnya.

b) Peralatan yang dimiliki Polres Jajaran Polda Riau

Terdapat beberapa peralatan yang sama yang ditemukan di


Polres-Polres yang diteliti (Polresta Pekanbaru, Polres Pelalawan,
Polres Siak, Polres Rokan Hilir dan Polres Dumai) yaitu MAMBIS
dan Dactyloscopy Criminal Kit, Khusus di Polres Pelalawan, Siak
dan Dumai juga terdapat Portable Led Scene Areas, yaitu lampu
untuk membantu penerangan olah TKP di malam hari. Selain itu,
di semua Polres, kecuali Polresta Pekanbaru) juga terdapat
peralatan tes untuk mengetahui jenis bahan narkoba. Di Polresta

192
tidak tersedia peralatan untuk test narkoba, karena lokasi Polresta
berdekatan dengan Polda sehingga untuk keperluan tersebut bisa
dibackup oleh Polda.

Tabel. 4.3.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Riau

Nama Frekuensi Jumlah


No. Polres/Ta Tahun Kondisi Ket
Alat pemakaian Riil Ideal
1 Pekanbaru MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
dipakai tidak
mendu
kung
Daktilos 2015 Baik Sering 1 Di
kopi Kit dipakai Polsek-
Polsek
belum
pernah
diguna
kan
2 Pelalawan MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
dipakai tidak
mendu
kung
Daktilos 2015 Baik Sering 1 Di
kopi Kit dipakai Polsek-
Polsek
belum
pernah
diguna
kan
Portable 2015 Baik Jarang 1
Led digunakan
Scene
Areas
3 Siak MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
dipakai tidak
mendu
kung
Daktilos 2015 Baik Sering 1 Di
kopi Kit dipakai Polsek-
Polsek
belum
pernah
diguna
kan
Portable 2015 Baik Jarang 1
Led digunakan
Scene
Areas

193
No. Polres/Ta Nama Tahun Kondisi Frekuensi Jumlah Ket
4 Rokan Hilir MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
dipakai tidak
mendu
kung
Daktilos 2015 Baik Sering 1
kopi Kit dipakai
5 Dumai MAMBIS 2014 Baik Sering 1 Jaringan
dipakai tidak
menduk
ung
Daktilos 2015 Baik Sering 1 Di
kopi Kit dipakai Polsek-
Polsek
belum
pernah
diguna
kan
Portable 2015 Baik Jarang 1
Led digunakan
Scene
Areas

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

(1) Portable LED Area Spot Light : alat yang berupa lampu ultra
violet ini memiliki kemampuan yang cukup baik untuk melihat
sidik jari laten yang melekat pada permukaan barang bukti
yang menyebar. Dengan alat ini maka sidik jari menjadi
tampak lebih jelas, sehingga alat ini tergolong efektif.

(2) MAMBIS : alat ini sebetulnya sangat efektif untuk


mengindentifikasi seseorang memalui sidik jari dan iris
mata serta identifikasi sidik jari laten melalui foto. Dengan
menggunakan alat ini, identitas pemilik sidik jari akan
muncul, terutama yang sudah memiliki E-KTP.
Permasalahannya adalah alat ini hanya bisa dioperasikan
dengan dukungan jaringan GSM 3G, sedangkan di wilayah
ini tidak ada jaringan GSM yang bagus. Baik menggunakan
kartu Indosat atau pun Telkomsel, jaringannya sering
terputus-putus, sehingga penggunaan MAMBIS tidak lancar.
Oleh karena itu baik di Polda maupun di Polresta dan Polres
lainnya peralatan ini belum pernah digunakan untuk
194
mengungkap tindak pidana, sehingga menjadi tidak efektif.
Hal itu juga didukung dengan tenaga operator yang tidak
memiliki kemampuan yang memadai untuk mengoperasikan
alat, karena tidak pernah mendapatkan pelatihan.

(3) CAAFIS, alat ini sangat efektif untuk scanning kartu AK-23
dan database sidik jari stationer. Sidik jari yang sudah discan
kemudian dikirimkan secara online ke Pusinafis. Baik
scanning sidik jari maupun pengiriman secara online tidak
pernah mengalami kendala, karena didukung dengan
jaringan internet yang cukup baik. Itu terjadi karena didukung
dengan parabola yang dilepas dari mobil Inafis. Oleh karena
itu keberadaan alat ini tergolong efektif.

(4) Dactyloscopy Criminal Kit : alat ini cukup baik untuk


mengambil sidik jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk
yang digunakan beraneka warna sehingga memudahkan
untuk pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti
dengan warna yang berbeda-beda. Kelemahannya adalah
jika bahan yang berupa serbuk itu habis pengadaannya tidak
bisa dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari
pusat membutuhkan waktu yang lama. Di Polres-Polres alat
ini sudah digunakan dengan cukup baik, tetapi di Polsek-
Polsek alat ini belum ada yang digunakan karena tidak ada
personel yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang
serbuk-serbuk yang digunakan untuk mengambil sidik jari,
dan tidak ada personel yang memiliki kemampuan untuk
mengambil sidik jari. Oleh karena itu keberadaan alat ini di
Polres-Polres tergolong efektif, namun di Polsek-Polsek
belum efektif.

(5) Voice Analysis Investigation Tool: peralatan untuk


mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan.
Namun alat ini tidak pernah digunakan, karena belum
dibutuhkan. Dengan demikian keberadaan alat ini di Polda

195
Riau menjadi tidak efektif. Selain itu personel yang bertugas
mengoperasikan alat ini belum menguasai cara
mengoperasikannya.

(6) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan


perlengkapan dactyloscopy criminal kit. Mobil ini sebetulnya
sangat diperlukan untuk mobilitas olah TKP. Namun karena
beban mobil ini cukup berat dan hanya memiliki satu ban
belakang kiri dan kanan, sehingga jika digunakan tidak stabil.
Oleh karena itu mobil tidak pernah digunakan, bahkan
parabolanya sudah dicopot. Informasi dari operator, agar
bisa efektif maka mobil harus menggunakan roda belakang
yang double (dua ban kiri dan kanan) untuk menjangkau
semua jalan.

(7) Dua unit sepeda motor (R2) olah TKP. Sepeda motor ini
sangat diperlukan untuk mobilitas olah TKP menggunakan
tool kit. Namun dua sepeda motor itu belum bisa digunakan
karena belum bisa diterbitkan Nopolnya. Hal itu terjadi
karena faktur sepeda motor masih berada di Mabes.

(8) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: alat untuk


pengembangan sidik jari laten, khususnya sidik jari yang
melekat pada material khusus yang tidak bisa diangkat
dengan dactyloscopy criminal kit, seperti botol air mineral,
dompet dan benda lainnya. Alat ini cukup efektif untuk
membantu pengangkatan sidik jari, karena sidik jari yang
melekat ke material tertentu tidak bisa kelihatan tanpa
menggunakan alat ini.

(9) GPS merk Garmin: alat ini sering digunakan untuk


mengetahui lokasi titik api di hutan serta terjadinya illegal
logging. Alat ini cukup akurat dalam menentukan koordinat
lokasi, dengan tingkat akurasi plus minus sembilan meter
dari titik ordinat, sehingga jika terjadi gangguan asap lokasi

196
titik api bisa diketahui dengan tepat. Dengan demikian alat
ini tergolong efektif.

(10) Illicit Drugs Identifier (narkotes) : alat ini sangat diperlukan


untuk menentukan jenis bahan narkoba. Namun masalahnya
di Polda maupun di beberapa Polres hasil tes dengan alat ini
ternyata kurang akurat, terbukti pada bahan narkoba yang
dites dengan alat ini yang seharusnya reagennya berubah
warna tetapi tidak bisa berubah warna. Dengan demikian alat
ini walaupun sangat diperlukan tetapi menjadi tidak efektif.

(11) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sebetulnya sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali file
data yang telah hilang atau terhapus. Namun kelemahannya
adalah tidak semua merk handphone datanya bisa diekstrak
dengan alat ini. Selain itu alat ini setiap tahun harus selalu
diupgrade dengan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu
alat ini walaupun tergolong efektif namun efektivitasnya tidak
optimal.

(12) Kit DNA: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya
untuk mengambil sampel dari tubuh korban untuk
diidentifikasi DNA nya. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa, dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.

(13) Kit Food Security: alat ini digunakan untuk mengetes


kandungan zat berbahaya yang terdapat di makanan untuk
tamu VIP/VVIP. Oleh karena itu keberadaan alat ini di
wilayah Polda Riau tergolong efektif.

(14) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa

197
digunakan di segala tempat dan situasi. Akan tetapi,
mengingat di wilayah ini belum pernah terjadi bencana
massal maka alat ini tidak pernah digunakan. Meskipun
demikian untuk antisipasi jika terjadi bencana massal maka
keberadaan alat ini tergolong efektif.

4) Polda Jawa Timur

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polda

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Sie


Identifikasi Direktorat Reskrimum Polda Jawa Timur antara
lain:

(a) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengindentifikasi


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta
identifikasi sidik jari laten melalui foto, menggunakan
jaringan GSM 3G. MAMBIS yang ada di Ident Polda
Jatim dalam kondisi rusak sudah 3 bulan.

(b) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning


kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer).
CAAFIS dalam kondisi rusak dan dikirim ke Pusinafis
Mabes Polri untuk diperbaiki.

(c) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan


peralatan dactyloscopy criminal kit yang berisi berbagai
media untuk pengambilan sidik jari seperti berbagai
serbuk sidik jari yang jenis penggunaannya bergantung
pada warna barang bukti pada sidik jari yang
ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari, masker,
sarung tangan, kuas, dan sebagainya. Peralatan ini ada
di beberapa Polres.

198
(d) Perangkat camera 3D (tiga dimensi) untuk melihat
ruangan dalam berbagai sisi, sehingga tergambar
seluruh bagian ruangan dalam rangka rekonstruksi
penanganan kasus tindak pidana.

(e) Mobile DF (Direction Finder): peralatan ini digunakan


untuk melacak signal handphone. Jarak efektif sampai
mengetahui titik target adalah 1–2 km. Perangkat ini
diusung dengan kendaraan roda 4 jenis Innova, yang
dilengkapi dengan GPS.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Jawa Timur antara lain :

(a) Ufed Link Analysis (Aceso): merupakan perangkat yang


mampu menyalin data dari handphone/smartphone
berupa file-file yang telah terhapus dan file yang masih
ada di handphone/smartphone untuk digunakan dalam
proses penyelidikan dan penyidikan. Peralatan ini
digunakan untuk membantu Polres dan Polsek dalam
pengungkapan kasus.

(b) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus.

(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Alat penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Direktorat


Reskrim Kriminal Narkoba antara lain adalah :

(a) Illicit drugs identifier (narkotes) yang berfungsi sebagai


media tes narkoba selama proses penyelidikan. Alat ini
hanya untuk menunjukkan positif atau negatif saja (uji
kualitatif saja). Untuk uji secara detil/ kuantitatif sampai

199
mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan Narkoba,
sampel dilanjutkan pengujiannya di Labfor cabang
Surabaya.

(b) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus.

b) Peralatan yang dimiliki Polres Jajaran Polda Jawa Timur

Terdapat beberapa peralatan yang sama ditemukan di Polres-


Polres yang diteliti (Polrestabes Surabaya, Polres Gresik, Polres
Sidoarjo, Polres Malang Kota, Polres Malang, Polres
Tulungagung, Polres Blitar Kota, Polres Kediri Kota, Polres Kediri
dan Polres Jombang) yaitu MAMBIS dan dactyloscopy criminal kit.
Selain itu, untuk uji Narkoba di beberapa Polres terdapat Tes Kit
narkoba namun sudah kadaluwarsa. Sebagian tes kit untuk bahan
narkoba, sebagian tes kit untuk urin. Untuk menindaklanjuti
pengujiannya harus ke Labfor cabang Surabaya. Di samping
peralatan tersebut, beberapa Polres juga memiliki Mobil Labfor
Lapangan, seperti di Polres Malang Kabupaten, Polres Kediri
Kabupaten dan Polres Jombang. Kondisi kendaraan masih baik
untuk operasional seperti untuk kegiatan ke TKP, tetapi beberapa
perangkat yang ada seperti kit untuk pengambilan sampel barang
bukti sudah ada yang rusak dan kadaluwarsa. Kendaraan Labfor
Lapangan dioperasikan oleh personel unit identifikasi. Khusus di
Malang Kabupaten terdapat suatu Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Identifikasi Sidik Jari (SIMANIS) yang berbasis
biometrik. Sistem ini merupakan hasil inovasi kerjasama antara
Polres Malang Kabupaten, Pemkab Malang dan Universitas
Brawijaya.

200
Tabel. 4.4.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Jatim

Nama Frekuensi Jumlah


No. Polres/Ta Tahun Kondisi Ket
Alat pemakaian Riil Ideal
1 Surabaya MAMBIS 2014 Rusak

Daktilos Baik Sering


kopi kit dipakai

Kit uji 2014 Baik Tidak


sampling pernah
Narkoba dipakai

2 Gresik MAMBIS 2014 Baik Sering


dipakai

Daktilos Baik Sering


kopi kit dipakai

3 Sidoarjo MAMBIS 2014 Baik Sering


dipakai

Daktilos Baik Sering


kopi kit dipakai

4 Kota MAMBIS 2013 Rusak 1 1 Tidak bisa


Malang diguna
kan

Daktilos Baik Sering


kopi kit digunakan

Mobil olah 1998 Rusak Sering 1 6


TKP digunakan

5 Kab MAMBIS Baik Jarang 1


Malang
Daktilos
kopi kit

Mobile Baik Sering 1 2


Labfor

6 Blitar MAMBIS Baik Jarang 1 1

Daktilos Rusak Sering 2 2


kopi kit ringan dipakai

7 Tulung MAMBIS Baik Sering 3 5


Agung dipakai
Daktilos 2013 Baik Sering
kopi kit dipakai

8 Kota MAMBIS Baik Sering


Kediri dipakai

201
No. Polres/Ta Nama Tahun Kondisi Frekuensi Jumlah Ket
Daktilos Baik Sering
kopi kit dipakai

9 Kabupa MAMBIS 2013 Baik Jarang 1


ten Kediri dipakai
Daktilos 2012 Baik Sering ada
beberapa
kopi kit dipakai
yang belum
digunakan,
karena di
daerah tsb.
belum ada
kasus yg
memerlukan
pemakaian
alat tsb

Mobil 2011 Baik Sering 1


labfor dipakai

10 Kabupaten MAMBIS 2013 Baik Jarang 1


Jombang digunakan

Daktilos 2011/ Baik Sering


kopi kit 2012 dipakai

Mobil 2011 Baik Sering 1


labfor dipakai

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

(1) Portable LED Area Spot Light : alat ini memiliki kemampuan
yang cukup baik untuk melihat sebaran sidik jari yang pada
barang bukti dan media lainnya. Alat ini cukup efektif namun
belum banyak digunakan karena masih baru.

(2) MAMBIS: alat ini sangat efektif untuk mengetahui identitas


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto. MAMBIS telah dioperasikan
dengan baik, untuk membantu pengungkapan identitas
korban kecelakaan/pembunuhan antara lain kasus Air Asia
dan kasus penemuan mayat tak dikenal, dalam kasus-kasus
tersebut alat ini banyak digunakan untuk membantu
mengidentifikasi korban. Keterbatasan alat ini adalah jika
digunakan untuk memotret sidik jari laten yang kurang
sempurna, maka yang muncul kemudian adalah nama-nama

202
orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP, yang sudah ada
data basenya. Permasalahan lain adalah masih banyak
anggota Polres yang belum memahami fungsi MAMBIS.

(3) CAAFIS: alat ini sangat efektif untuk database hasil


scanning kartu AK-23 yang memuat sidik jari dan database
sidik jari laten (stationer). Pengiriman data ini ke Pusinafis
membutuhkan jaringan internet yang cukup baik.
Permasalahannya adalah jaringan internet yang ada di Polda
kurang baik, dan kuotanya kecil sehingga operator sering
mengalami kesulitan untuk online dengan Pusinafis. Akibat
dari itu maka alat ini menjadi kurang efektif;

(4) Dactyloscopy Criminal Kit : alat ini cukup baik untuk


mengambil sidik jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk
yang digunakan beraneka warna sehingga memudahkan
untuk pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti di
berbagai media dengan warna yang berbeda-beda.
Kelemahannya adalah jika bahan yang berupa serbuk itu
habis pengadaannya tidak bisa dilakukan di wilayah,
sedangkan untuk menunggu dari pusat membutuhkan waktu
yang lama. Akibatnya banyak peralatan ini yang tidak bisa
digunakan karena kehabisan bahan serbuk yang digunakan
sebagai pendukung. Dengan demikian alat yang cukup baik
ini menjadi kurang efektif;

(5) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin data


dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Kelemahan alat ini adalah
karena masih menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa
digunakan untuk menyalin data yang ada di dalam
handphone/smartphone yang memiliki software/operating

203
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.

(6) Illicit Drugs Identifier (narkotest) : alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan Narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres bahan uji sampel yang
digunakan banyak yang kadaluwarsa, sehingga
keberadaannya menjadi tidak efektif;

(7) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif;

(8) Kit Food Security: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
kondisinya baik sehingga peralatan ini dapat digunakan
untuk mengetes kandungan berbahaya yang terdapat di
makanan untuk tamu VIP/VVIP, yang sering digunakan di
wilayah Polda Jawa Timur. Oleh karena itu keberadaan alat
ini dapat dikatakan efektif, karena kondisinya masih baik
dengan penerimaan tahun 2014, tetapi jumlahnya masih
tergolong sedikit (1 unit);

(9) Kit Precursor: alat ini untuk mengidentifikasi bahan senyawa


narkoba. Diterima tahun 2014 namun alat ini belum
dikalibrasi dan disertifikasi, sehingga belum dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk pro justisia.
204
5) Polda Sulawesi Selatan

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Sie


identifikasi Direktorat Reskrimum Polda Sulawesi Selatan
antara lain:

(a) Mobil Labfor Lapangan: merupakan unit kendaraan


yang dipergunakan untuk ke tempat kejadian perkara
(TKP) dan dalam kondisi baik jumlah 1 unit.

(b) Mobil Inafis: merupakan kendaraan yang digunakan


untuk olah TKP, kondisi baik jumlah 1 unit.

(c) Komputer Rekonstruksi Raut Wajah: merupakan


seperangkat komputer yang berfungsi untuk
merekonstruksi wajah berdasarkan keterangan saksi,
jumlah 1 set dalam kondisi baik.

(d) Camera 3 dimensi: alat yang berfungsi untuk merekam


kegiatan tempat kejadian perkara (TKP), berjumlah 1
unit kondisi baik.

(e) Poliview + Polilight Standard: peralatan untuk


memberikan pencahayaan warna terhadap sidik jari
laten dan sebagai alat untuk melihat sidik jari laten dari
monitor, jumlah 1 set dalam kondisi baik.

(f) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: alat untuk


mengembangkan sidik jari laten dengan cara
menggunakan bahan kimia. Jumlah 1 unit dalam
kondisi baik.

(g) Dazor: alat untuk memotret sidik jari laten, berjumlah 1


unit dan dalam kondisi baik.

205
(h) Gel Lifter Scanner (GLS): peralatan yang berfungsi
untuk memotret dengan menggunakan vakum,
berjumlah 1 set dan dalam kondisi baik.

(i) Thunder Light: peralatan yang berfungsi untuk


penerangan di tempat kejadian perkara (TKP),
berjumlah 1 set dan dalam kondisi baik.

(j) Lampu sorot : alat yang berfungsi untuk penerangan di


tempat kejadian perkara (TKP), berjumlah 2 unit dan
dalam kondisi baik.

(k) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengindentifikasi


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta
identifikasi sidik jari laten melalui foto, menggunakan
jaringan GSM 3G. Berjumlah 1 unit dengan kondisi
baik.

(l) Crime Set Imager: peralatan untuk memotret sidik jari


dengan bantuan sinar ultra violet (UV), berjumlah 1 set
dalam kondisi baik.

(m) Poliview + Polylight Standard: alat yang berfungsi untuk


melihat sidik jari, jumlah 1 unit dengan kondisi baik.

(n) Polilight Portable: peralatan yang berfungsi untuk


memberikan pencahayaan warna terhadap sidik jari
laten, berjumlah 1 set dan dalam kondisi baik.

(o) Voice Analysis Investigation Tool: peralatan ini untuk


mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan,
berjumlah 1 set dalam kondisi baik.

(p) CAAFIS: alat yang digunakan untuk scanning kartu


AK-23 dan database sidik jari laten (stationer). Dari
hasil penelitian ditemukan bahwa alat CAAFIS dalam

206
kondisi baik, miminal sehari dapat mengirim 100 sidik
jari laten ke Pusinafis Mabes Polri.

(q) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: terdapat di


ruang laboratorium identifikasi, yaitu alat untuk
pengembangan sidik jari laten, khususnya sidik jari
yang melekat pada material khusus yang tidak bisa
diangkat dengan Dactyloscopy Criminal Kit kit, seperti
botol air mineral, dompet dan benda lainnya.

(r) Mobile DF (Direction Finder): alat ini digunakan untuk


melacak signal handphone. Jarak efektif sampai
mengetahui titik target adalah 1–2 Km. Perangkat ini
diusung dengan kendaraan roda 4 jenis Avanza, yang
dilengkapi dengan GPS. Alat ini Memiliki dua buah
monitor dan menggunakan jaringan 2G dan 3G.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Sulawesi Selatan hanya 1
(satu) unit Ufed Link Analysis (Aceso). Peralatan ini untuk
menyalin data dari handphone/smartphone GSM/CDMA,
berupa file-file yang telah terhapus dan file yang masih ada
di handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan.

(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Alat penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Direktorat


Reskrim Kriminal Narkoba antara lain adalah :

(a) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus.

207
(b) Illicit drugs identifier (Narkotest) yang berfungsi sebagai
media tes urin untuk mengetahui positif atau negatif
kandungan narkoba (kualitatif). Untuk uji secara
detail/kuantitatif sampai mengetahui kadar atau
kandungan yang dikonsumsi oleh orang yang diduga
menggunakan narkoba, sampel dilanjutkan
pengujiannya di Labfor cabang Makassar.

b) Peralatan Polres Jajaran Polda Sulawesi Selatan

Terdapat beberapa peralatan yang sama yang ditemukan di


Polres-Polres yang diteliti (Polres Gowa, Polres Takalar, Polres
Joneponto, Polres Bantaeng, Polres Bulukumba, Polres Selayar,
Polres Sinjai dan Polrestabes Makassar) yaitu MAMBIS,
Dactyloscopy Criminal Kit dan thunder light olah TKP malam hari.
Untuk uji Narkoba di beberapa Polres terdapat Tes Kit Narkoba
namun belum dipergunakan secara optimal. Kit narkoba ini
digunakan untuk tes awal, untuk menindaklanjuti pengujiannya
dilakukan di Labfor cabang Makassar.

Tabel.4.5.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Sulsel

Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Gowa MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Sering 1
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering 7
Kit
2 Takalar MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
3 Joneponto MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
4 Bantaeng MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
5 Bulukumba MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
208
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
6 Selayar MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Thunder Light 2015 Baik Tidak pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
7 Sinjai MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit
Thunder Light Baik Belum pernah 1
dipakai
8 Polrestabes MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Thunder Light Baik Belum pernah 1
dipakai

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

Dari hasil observasi, wawancara dan FGD terhadap peralatan


reskrim tersebut, dari aspek teknis dapat dijelaskan sebagai
berikut :

(1) Portable LED Area Spot Light : alat ini sebetulnya memiliki
kemampuan yang cukup baik untuk melihat sidik jari laten
yang tersebar pada barang bukti. Namun alat ini masih
tersimpan rapi, belum digunakan.

(2) MAMBIS: alat ini sebetulnya sangat efektif untuk


mengindentifikasi seseorang melalui sidik jari dan iris mata
serta identifikasi sidik jari laten melalui foto.
Permasalahannya adalah alat ini masih menggunakan
jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah Sulawesi
Selatan jaringan GSM 3G yang beroperasi dengan baik
hanya Telkomsel, kecuali di wilayah Polres Gowa. Di
wilayah Polres Gowa MAMBIS telah dioperasikan dengan
baik, untuk membantu pengungkapan identitas korban
kecelakaan/pembunuhan misalnya:

209
(a) Kasus penemuan mayat yang ternyata seorang dosen;
(b) Kasus kecelakaan lalu lintas tunggal di wilayah Polres
Gowa;
(c) Kasus pembunuhan di wilayah hukum Polres Gowa.
(d) Kasus bunuh diri.

(3) CAAFIS: alat ini sangat efektif untuk scanning kartu AK-23
dan database sidik jari laten (stationer) serta untuk
pengiriman data ke Pusinafis. Permasalahannya adalah
jaringan internet yang ada di Polda kurang baik, dan
kuotanya kecil sehingga operator sering mengalami kesulitan
untuk online dengan Pusinafis. Akibat dari itu maka alat ini
menjadi kurang efektif;

(4) Dactyloscopy Criminal Kit : alat ini cukup baik untuk


mengambil sidik jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk
yang digunakan beraneka warna sehingga memudahkan
untuk pengangkatan sidik jari laten di berbagai barang bukti
dengan warna yang berbeda-beda. Kelemahannya adalah
jika bahan yang berupa serbuk itu habis pengadaannya tidak
bisa dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari
pusat membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya banyak
peralatan ini yang tidak bisa digunakan karena kehabisan
bahan serbuk yang digunakan sebagai pendukung. Dengan
demikian alat yang cukup baik ini menjadi kurang efektif;

(5) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan ini untuk menyalin


data dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Kelemahan alat ini adalah
karena masih menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa
digunakan untuk menyalin data yang ada di dalam
handphone/smartphone yang memiliki software/operating

210
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.

(6) Illicit Drugs Identifier (narkotest): alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan Narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres narkotes banyak yang
kadaluwarsa, sehingga keberadaannya menjadi tidak efektif;

(7) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini berisi formulir (ante mortem
dan post mortem), police line, dan bendera penanda kondisi
korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak mengenal
kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat dan
situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini cukup efektif;

(8) Kit Precursor: alat ini untuk mengidentifikasi bahan narkoba


berbagai jenis. Alat yang diterima tahun 2014 ini belum
disertifikasi, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk pro justisia.

(9) Poliview + Polilight Standard: alat untuk memberikan


pencahayaan warna terhadap sidik jari laten dan sebagai
alat untuk menampilkan sidik jari laten di monitor, jumlah 1
set dalam kondisi baik

(10) Mobil DF (Direction Fender): alat ini digunakan untuk


melacak signal handphone. Jarak efektif sampai mengetahui
titik target adalah 1–2 Km. Perangkat ini diusung dengan
kendaraan roda 4 jenis Avanza, yang dilengkapi dengan

211
GPS. Alat ini Memiliki dua buah monitor dan menggunakan
jaringan 2G dan 3G.

6) Polda Lampung

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Tingkat Polda

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Sie


identifikasi Direktorat Reskrimum Polda Lampung antara lain:

(a) Portable LED Area Spot Light, merupakan lampu


ultraviolet portabel yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang melekat pada barang bukti
dan media lainnya secara menyebar. Peralatan ini
pengadaan tahun 2014, jumlah ada dua unit dan dalam
kondisi baik.

(b) MAMBIS : alat yang berfungsi untuk mengetahui


indentitas seseorang melalui sidik jari dan iris mata
serta identifikasi sidik jari laten melalui foto. Hasil FGD
dengan operator awalnya menggunakan jaringan GSM
3G Indosat, namun karena jaringannya kurang bagus,
kemudian diganti dengan GSM Telkomsel.

(c) Dactyloscopy Criminal Kit : peralatan untuk mengambil


sidik jari laten. Alat ini menggunakan serbuk yang
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dan
media lainnya dengan warna yang berbeda-beda.

(d) Mobil Inafis: merupakan kendaraan roda empat (R4)


yang berfungsi untuk olah TKP yang dilengkapi dengan
seperangkat komputer reka wajah dan peralatan
identifikasi lainnya. Kendaraan ini pengadaan tahun
2012 jumlah 1 unit kondisinya baik.

212
(e) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning
kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer)
serta untuk pengiriman data sidik jari ke Pusinafis
dengan membutuhkan jaringan internet yang cukup
baik.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Lampung antara lain :

(a) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin


data dari handphone/ smartphone GSM/CDMA berupa
file-file yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan.

(b) Voice Analysis Investigation Tool: peralatan ini untuk


mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan.
Alat ini digunakan apabila terjadi kebuntuan pada saat
pemeriksaan atau sebagai alternatif terakhir dalam
pemeriksaan. Alat ini ada 1 set dalam kondisi rusak
ringan yaitu cleaner suaranya bermasalah sehingga
tidak bisa mencocokkan suara orang yang dites.

(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reserse Kriminal Narkoba antara lain adalah :

(a) Ufed Link Analysis (Cellebrite). alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus.

(b) TrueDefender : suatu perangkat yang berfungsi untuk


mengidentifikasi barang bukti senyawa bahan kimia
atau organik. Alat ini dalam kondisi baik jumlah ada 1
unit.
213
(c) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan
perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit yang berisi
berbagai peralatan untuk pengambilan sidik jari laten
seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya. Alat ini
dalam kondisi baik jumlah ada 1 unit.

b) Peralatan Yang Dimiliki Polres Jajaran Polda Lampung

Terdapat beberapa peralatan yang sama yang ditemukan di


beberapa Polres yang diteliti (Polresta Bandar Lampung, Polres
Lampung Selatan, Tanggamus, Lampung Timur, Lampung
Tengah, Metro, Way Kanan dan Lampung Utara) antara lain
MAMBIS, Dactyloscopy Criminal Kit dan lampu portable untuk
olah TKP. Selain itu, untuk uji Narkoba di beberapa Polres
terdapat Tes Kit Narkoba namun belum dipergunakan secara
optimal. Tes Kit Narkoba ini hanya digunakan untuk tes awal, jika
harus menindaklanjuti pengujiannya harus ke Labfor Mabes Polri
atau cabang Palembang. Di Polres Lampung Utara telah memiliki
mobil Labfor lapangan jenis Elf, yang kegunaannya untuk
pengambilan sampel dan olah TKP.

214
Tabel.4.6.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Lampung

Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Bandar Thunder Light 2015 Baik - 1
Lampung Portable LED 2015 Baik - 1
Dactyloscopy 2013 Baik Sering 1
Criminal Kit Kit dipakai
MAMBIS + SIM 2014 Baik Sering 1
Card + power bank dipakai
2 Lampung MAMBIS + SIM 2014 Baik Sering 1
Selatan Card + power bank dipakai
Dactyloscopy Sering
Criminal Kit kit dipakai
Polylight 2014 - 1
Thunder Light 2015 Baik - 1
Portable LED 2015 Baik Jarang 3
dipakai
3 Tanggamus MAMBIS + SIM 2014 Baik Sering 1
Card + power bank dipakai
Dactyloscopy Baik Sering 2
Criminal Kit kit dipakai
Thunder Light 2015 Baik
4 Lampung Timur MAMBIS + SIM 2014 Rusak Jarang 1
Card + power bank dipakai
Kit Identifikasi 2012 Baik Sering 1
Dactyloscopy dipakai
Criminal Kit
Portable LED 2015 Rusak Tidak 1
ringan pernah
Thunder Light 2015 Baik 1
5 Metro MAMBIS 2013 Baik Jarang 1
dipakai
Dactyloscopy 2013 Baik Sering 1
Criminal Kit Kit dipakai
Portable Led 2015 Baik Sering 1
dipakai
Thunder Lighting 2015 Baik Tidak 1
pernah
Tes Kit narkoba 2015 Baik Sering 1
dipakai
6 Lampung Portable led scene 2015 Baik Jarang 2
Tengah dan areas spot light dipakai
Thunder Lightening 2015 Baik Jarang 1
infatable light tower dipakai
Dactyloscopy 2014 Baik Jarang 1
Criminal Kit kit dipakai
MAMBIS 2014 Baik Jarang 1
dipakai
7 Lampung Utara
Dactyloscopy 2013 Baik Jarang 1
Criminal Kit dipakai
Mambis 2014 Rusak Jarang 1
dipakai
Portable led scene 2015 Rusak Jarang 1
dan areas spot light dipakai
Mobil Labfor 2012 Rusak Jarang 1
ringan dipakai

215
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
8 Waykanan MAMBIS 2013 Jarang
Portable Led scene 2015 Jarang
area spot light
Thunder lighthening 2015 Jarang
inflatable
Dactyloscopy 2012 Sering
Criminal Kit kit
9 Lampung Barat MAMBIS 2013 Baik Jarang 1

Dactyloscopy 2011 Baik Sering 1


Criminal Kit Kit
Thunder Light 2011 Baik Jarang 1
10 Tulang Bawang MAMBIS 2013 Rusak Tidak 1
ringan pernah
digunakan
Dactyloscopy
Criminal Kit kit
Portable led 2015 Baik Sering 1
Thunder lighthening 2015 Baik Sering 1
inflatable

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

(1) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet


portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Ruangan khusus untuk penyimpanan alat
ini tidak tersedia di Polda Lampung.

(2) Thunder Lightning Inflatable: fungsi alat ini juga untuk


penerangan saat olah TKP pada kondisi gelap. Bentuknya
seperti balon udara yang ada lampunya. Powernya dengan
menggunakan diesel/genset. Berbeda dengan Portable LED
yang menggunakan power rechargeble. Pergeseran atau
perpindahan alat ini dari penyimpanan ke TKP memerlukan
sarana angkut, karena alat ini besar dan berat.

(3) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui indentitas


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G.
Permasalahannya adalah alat ini dioperasikan dengan

216
dukungan jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah
Polda Lampung jaringan GSM 3G yang beroperasi dengan
baik hanya Telkomsel. Selain itu, kelemahan lainnya adalah
jika digunakan untuk memotret sidik jari laten yang kurang
sempurna, maka yang muncul kemudian adalah nama-nama
orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP, yang sudah ada
data basenya. Dengan kondisi seperti itu maka alat ini sama
sekali tidak bisa digunakan di wilayah Polda Lampung,
sehingga menjadi tidak efektif. Umumnya seluruh Polres
sudah menerima droping peralatan MAMBIS dari Mabes dan
telah dipergunakan sesuai fungsinya, namun dalam
pengiriman tidak dibekali pelatihan secara langsung, di
beberapa Polres baterai seringkali tidak tahan lama, bahkan
di Polres Lampung Timur tidak dapat dipraktekkan karena
rusak.

(4) CAAFIS : alat ini sangat efektif untuk scanning kartu AK-23
dan database sidik jari laten (stationer). Pengiriman data ini
ke Pusinafis membutuhkan jaringan internet yang cukup
baik. Permasalahannya adalah jaringan internet yang ada di
Polda kurang baik, dan kuotanya kecil sehingga operator
sering mengalami kesulitan untuk online dengan Pusinafis.
Akibat dari itu maka alat ini menjadi kurang efektif;

(5) Dactyloscopy Criminal Kit : alat ini untuk mengambil sidik


jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang digunakan
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten yang menempel pada barang
bukti dengan warna yang berbeda-beda. Kelemahannya
adalah jika bahan yang berupa serbuk itu habis
pengadaannya tidak bisa dilakukan di wilayah, sedangkan
untuk menunggu dari pusat membutuhkan waktu yang lama.
Akibatnya banyak peralatan ini yang tidak bisa digunakan
karena kehabisan bahan serbuk yang digunakan sebagai
pendukung. Dengan demikian alat yang cukup baik ini

217
menjadi kurang efektif. Seluruh Polsek di jajaran Polda
Lampung sudah memiliki alat Dactyloscopy Criminal Kit
namun dari seluruh sampel Polsek yang diteliti hampir
semua belum ditunjuk anggota yang bertanggung jawab
mengoperasikan alat tersebut sehingga tidak pernah
dipergunakan.

(6) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin data


dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Kelemahan alat ini adalah
karena masih menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa
digunakan untuk menyalin data yang ada di dalam
handphone/smartphone yang memiliki software/operating
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.

(7) Voice Analysis Investigation Tool : peralatan yang berfungsi


untuk mencocokkan suara seseorang. Alat ini digunakan
apabila terjadi kebuntuan pada saat pemeriksaan atau
sebagai alternatif terakhir dalam pemeriksaan. Sangat
disayangkan saat ini tidak ada operator yang mengawaki,
karena operator yang lama pindah tugas.

(8) TruDefender : perangkat ini berfungsi untuk menguji barang


bukti senyawa bahan kimia atau organik. Alat ini dalam
kondisi baik dan jumlahnya ada 1 unit. Kelemahannya
adalah alat ini baterainya tidak tahan lama, dan alat ini
membutuhkan reagen yang cukup mahal, kurang lebih dua
puluh lima juta untuk satu item. Padahal alat ini
membutuhkan kurang lebih enam reagen (zat kimia sebagai
pereaksi).

218
(9) Kit DVI : merupakan seperangkat alat yang dimiliki Bid
Dokkes untuk olah TKP aspek medis di tempat terjadinya
bencana massal. Kit ini terdiri dari beberapa material berupa
barang habis pakai dan alat pendukung lainnya antara lain
berupa, police line, bendera penanda kondisi korban,
kantong jenazah, kamera, dan lain lain. Alat ini masih baru
(tahun 2012), tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa
digunakan di segala tempat dan situasi bencana massal baik
bencana terbuka maupun tertutup. Oleh karena itu
keberadaan alat ini tergolong cukup efektif.

(10) Kit Food Security: alat yang dimiliki Bid Dokkes ini kondisinya
baik sehingga peralatan ini dapat digunakan untuk mengetes
kandungan berbahaya yang terdapat dimakanan untuk
tamu VIP/VVIP, yang sering digunakan di wilayah Polda
Lampung. Oleh karena itu keberadaan alat ini dapat
dikatakan efektif, karena dapat digunakan sebagai alat
pemeriksaan preventif terhadap makanan untuk pejabat
VVIP dan VIP. Alat ini diterima tahun 2012 dan Kondisinya
masih baik, Reagen Food Security yang digunakan
merupakan barang habis pakai yang ada batas
kedaluwarsanya.

(11) Kit Otopsi: merupakan seperangkat alat yang dimiliki


Biddokkes Polda Lampung untuk digunakan sebagai alat
otopsi di Instalasi Forensik Rumkit maupun di lapangan. Alat
ini merupakan hibah dari Kabid Dokkes Polda Lampung
sebelumnya.

(12) Kit Prekursor: merupakan alat yang dimiliki Biddokkes Polda


Lampung yang dapat digunakan sebagai alat screening
barang bukti narkoba, alat ini merupakan produksi Bag
Farmapol Pusdokkes Polri. Kit ini terdiri dari barang habis
pakai yang ada masa kadaluwarsanya. Barang ini diterima

219
tahun 2014 dan belum pernah dipakai karena belum ada
permintaan dari sat Narkoba, dan alat ini belum disertifikasi.

(13) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet


portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Alat ini belum banyak dimanfaatkan untuk
menangani kasus.

7) Polda Kalimantan Selatan

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polda

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum


Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Sie
identifikasi Direktorat Reskrimum Polda Kalimantan Selatan
antara lain:

(a) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan


perlengkapan kriminal Dactyloscopy Criminal Kit kit
yang berisi berbagai peralatan untuk pengambilan sidik
jari laten seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya. Kondisi
kendaraan baik jumlah 1 unit.

(b) Komputer Rekonstruksi Raut Wajah: merupakan


seperangkat komputer yang berfungsi untuk
merekonstruksi wajah berdasarkan keterangan saksi,
jumlah 1 set dalam kondisi baik.

(c) Perekam digital Olympus LS-3; merupakan alat untuk


merekam dan mendokumentasikan kegiatan olah TKP
kegiatan luar studio identifikasi. Alat ini dalam kondisi
baik.

220
(d) Poliview + Polylight Standard; merupakan alat untuk
memberikan pencahayaan warna terhadap sidik jari
laten dan sebagai alat untuk melihat sidik jari laten dari
monitor, jumlah 1 set dalam kondisi baik.

(e) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu


ultraviolet portabel yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang melekat pada barang bukti
dan media lainnya secara menyebar. Jumlah 1 set
dalam kondisi baik.

(f) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning


kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer), .
Alat ini dalam kondisi baik, jumlah 1 set.

(g) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: terdapat di


Ruang laboratorium identifikasi, yaitu alat untuk
pengembangan sidik jari laten, khususnya sidik jari
yang melekat pada material khusus yang tidak bisa
diangkat dengan Dactyloscopy Criminal Kit, seperti
botol air mineral, dompet dan benda lainnya.

(h) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui


indentitas seseorang melalui sidik jari dan iris mata
serta identifikasi sidik jari laten melalui foto,
menggunakan jaringan GSM 3G. Alat ini jumlah 1 unit
dengan kondisi baik.

(i) Dactyloscopy Criminal Kit : peralatan untuk mengambil


sidik jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang
digunakan beraneka warna sehingga memudahkan
untuk pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti
dengan warna yang berbeda-beda.

221
(j) Crime Lite ASV: alat untuk melihat sidik jari pada
bahan dengan menggunakan infra-red berjumlah 1 unit
dalam kondisi baik.

(k) Evidence Drying Cabinet: alat untuk mengeringkan


bahan yang melekat pada barang bukti (misal darah),
berjumlah 1 unit dalam kondisi baik.
(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan berupa
Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan ini untuk menyalin
data dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan.

Peralatan lain yang dimiliki oleh Direktorat Reskrimsus


adalah 1 unit Voice Analysis Investigation Tool: Peralatan ini
untuk mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan.
Alsus pendukung lainnya berupa 1 unit metal detector dalam
kondisi baik, 1 unit kamera digital dan 1 unit tool kit.

(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Alat penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Direktorat


Reskrim Narkoba Polda Kalimantan Selatan antara lain :

(a) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus.

(b) Illicit drugs identifier (Narkotest): alat yang berfungsi


sebagai media tes narkoba selama proses
penyelidikan. Alat ini reagennya sudah kadaluwarsa.
Oleh karena itu untuk melakukan tes bekerjasama
dengan Rumah Sakit daerah.

222
b) Peralatan Yang Dimiliki Polres Jajaran Polda Kalimantan Selatan

Terdapat beberapa peralatan yang sama ditemukan di Polres-


Polres yang diteliti yaitu 6 Polres (Polres Tapin, Polres Hulu
Sungai Tengah/ Barabai, Polres Hulu Sungai Selatan/ Kandangan,
Polres Hulu Sungai Utara/Amungtai, Polres Balangan dan Polres
Tabalong) yaitu MAMBIS, Dactyloscopy Criminal Kit, single/
double filling cabinet kit dan Inflatabe light tower/portable LED.
Selain itu, untuk uji Narkoba di beberapa Polres terdapat Tes Kit
Narkoba namun tidak bisa digunakan karena reagen sudah
kadaluwarsa. Kit narkoba ini digunakan untuk tes awal, untuk
menindaklanjuti pengujiannya dilakukan melalui kerjasama
dengan Rumah Sakit Daerah Ulin Banjarmasin atau ke Labfor
cabang Surabaya. Khusus untuk Polres Tabalong, terdapat
kendaraan mobil laboratorium forensik lapangan yang diisi dengan
perlengkapan olah TKP.

Tabel.4.7.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Kalsel

Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Tapin MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Double filling cabinet Baik Sering dipakai 1
kit
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
2 HST/ Barabai MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Double filling cabinet Baik Jarang dipakai 1
kit
Kit TKP Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
Kadaluwa
rsa
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
3 HSS/ MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Kandangan Double filling cabinet Baik Jarang dipakai 1
kit
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
223
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
Kit kit
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
Kadaluwa
rsa
4 HSU/ Amuntai MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
kada
luwarsa
Double filling cabinet Baik Sering dipakai 1
kit
5 Balangan MAMBIS + SIM Card Baik Jarang dipakai 1
Lampu olah TKP Baik Belum pernah 1
malam dipakai
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
kadaluwa
rsa
Double filling cabinet Baik Sering dipakai 1
kit
6 Tabalong MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 2
portable LED
Mobil laboratorium Baik Sering dipakai 1
forensik
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
kadalu
warsa

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

Dari hasil observasi, wawancara dan FGD terhadap peralatan


Reskrim dan Dokpol, tim peneliti memberi penilaian pada aspek
teknis dengan kriteria sederhana sebagai berikut:

(1) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet


portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Alat ini juga sering digunakan dan tidak
pernah ada kendala, serta hasilnya cukup bagus. Karena itu
alat ini tergolong efektif.

224
(2) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui indentitas
seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G.
Permasalahannya adalah alat ini dioperasikan dengan
dukungan jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah
Kalimantan Selatan jaringan GSM 3G yang beroperasi
dengan baik hanya Telkomsel. Selain itu, kelemahan lainnya
adalah jika digunakan untuk memotret sidik jari laten yang
kurang sempurna, maka yang muncul kemudian adalah
nama-nama orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP,
yang sudah ada data basenya. Namun dengan adanya sikap
tanggap dari para personil/operator di satuan Polda Kalsel
dalam menanggapi kelemahan MAMBIS ini, dengan segera
menyurat ke Pusinafis untuk mengganti provider dengan
Telkomsel dan hasilnya disetujui. Oleh sebab itu,
penggunaan MAMBIS menjadi lebih efektif.

(3) CAAFIS : peralatan ini sangat efektif untuk scanning kartu


AK-23 dan database sidik jari laten (stationer). Sidik jari yang
sudah discan kemudian dikirimkan secara online ke
Pusinafis. Baik scanning sidik jari maupun pengiriman secara
online tidak pernah mengalami kendala, karena didukung
dengan jaringan internet yang cukup baik. Itu terjadi karena
didukung dengan parabola yang dilepas dari mobil inafis.
Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong efektif.

(4) Dactyloscopy Criminal Kit : Peralatan ini untuk mengambil


sidik jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang
digunakan beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten yang menempel pada barang
bukti dengan warna yang berbeda-beda. Kelemahannya
adalah jika bahan yang berupa serbuk itu habis
pengadaannya tidak bisa dilakukan di wilayah, sedangkan
untuk menunggu dari pusat membutuhkan waktu yang lama.

225
Di Polres-Polres dan Polsek-Polsek alat ini jarang digunakan
karena sedikit personel yang memiliki pengetahuan yang
memadai tentang serbuk-serbuk yang digunakan untuk
mengambil sidik jari, dan yang memiliki kemampuan untuk
mengambil sidik jari. Oleh karena itu keberadaan alat ini di
Polres-Polres cukup efektif tetapi di Polsek-Polsek belum
efektif.

(5) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin data


dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Kelemahan alat ini adalah
karena masih menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa
digunakan untuk menyalin data yang ada di dalam
handphone/smartphone yang memiliki software/operating
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.

(6) Illicit Drugs Identifier (narkotest) : alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres bahan uji sampel yang
digunakan banyak yang kadaluwarsa, sehingga
keberadaannya menjadi tidak efektif.

(7) Kit DNA forensik: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
hanya untuk olah TKP aspek medis. Kit ini berisi formulir
(ante mortem dan post mortem), police line, bendera
penanda kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014),

226
tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala
tempat dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini
tergolong cukup efektif.

(8) Mobil Unit Identifikasi olah TKP, yang dilengkapi dengan


perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit. Mobil ini sangat
diperlukan untuk mobilitas olah TKP. Namun karena beban
mobil ini cukup berat dan hanya memiliki satu ban kiri dan
kanan bagian belakang, maka jika digunakan untuk jalan
mobil tidak stabil. Mobil ini sebetulnya membutuhkan roda
belakang yang double (dua ban kiri dan kanan) agar lebih
efektif untuk menjangkau jalan yang tidak rata.

(9) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber; terdapat di ruang


laboratorium identifikasi, yaitu alat untuk pengembangan
sidik jari laten, khususnya sidik jari yang melekat pada
material khusus yang tidak bisa diangkat dengan
Dactyloscopy Criminal Kit kit, seperti botol air mineral,
dompet dan benda lainnya. Alat ini cukup efektif untuk
membantu pengangkatan sidik jari, karena sidik jari yang
melekat ke material tertentu tidak bisa kelihatan tanpa
menggunakan alat ini.

(10) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sebetulnya sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali file
data yang telah hilang atau terhapus. Namun kelemahannya
adalah tidak semua merk handphone datanya bisa diekstrak
dengan alat ini. Selain itu alat ini setiap tahun harus selalu
diupgrade dengan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu
alat ini walaupun tergolong efektif namun kurang optimal.

(11) Kit Food Security: alat ini digunakan untuk mengetes


kandungan berbahaya yang terdapat di makanan untuk tamu
VIP/VVIP. Alat ini sering digunakan dalam acara-acara yang
melibatkan pejabat-pejabat pemerintah, seperti Menteri,

227
Gubernur dan Muspida. Oleh karena itu keberadaan alat ini
di wilayah Polda Kalsel tergolong efektif.

(12) Kit DVI: alat ini cukup bagus untuk mengidentifikasi korban
bencana massal, terutama melalui pengambilan bahan untuk
tes DNA. Oleh karena di wilayah ini belum pernah terjadi
bencana massal maka alat ini tidak pernah digunakan.
Meskipun demikian untuk antisipasi jika terjadi bencana
massal maka keberadaan alat ini sangat diperlukan.

(13) Voice Analysis Investigation Tool: peralatan untuk


mencocokkan suara seseorang dari suatu pernyataan.
Kelemahan alat ini adalah tidak akurat, sehingga orang yang
tidak berbohong pun jika dalam kondisi kejiwaan sedang
tertekan terlihat seakan-akan berbohong. Oleh karena itu
alat ini tidak pernah digunakan, karena dianggap tidak
efektif.

(14) Mobil unit identifikasi olah TKP, yang dilengkapi dengan


perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit. Mobil ini sebetulnya
sangat diperlukan untuk mobilitas olah TKP. Namun karena
beban mobil ini cukup berat dan hanya memiliki satu ban kiri
dan kanan bagian belakang, maka tidak stabil jika untuk
jalan. Agar bisa efektif mobil ini perlu dilengkapi dengan
sehingga dibutuhkan roda belakang yang double (dua ban
kiri dan kanan).

(15) Komputer Rekonstruksi Raut Wajah: seperangkat yang


berfungsi untuk merekonstruksi wajah berdasarkan
keterangan saksi. Alat ini sangat diperlukan untuk membuat
sketsa wajah pelaku tindak pidana. Kelemahan alat ini
adalah sketsa wajah yang tersedia hanya gambar wajah
orang asing, sedangkan gambar wajah orang asia tidak ada.
Kelemahan lainnya adalah tidak ada operator yang bisa
mengoperasikannya, sehingga alat ini tidak pernah
digunakan.
228
(16) Poliview+Polylight Standard: untuk memberikan
pencahayaan warna terhadap sidik jari laten pada barang
bukti dan sebagai alat untuk melihat sidik jari laten dari
monitor. Kelemahan alat ini adalah jika ditemukan sidik jari
yang menumpuk maka alat ini kesulitan untuk
mengidentifikasi.

(17) Crime Lite ASV: diperlukan untuk membantu melihat sidik jari
yang melekat pada barang bukti dengan menggunakan infra-
red. Alat ini cukup efektif karena dengan infra red maka sidik
jari bisa dilihat dengan lebih jelas.

(18) Evidence Drying Cabinet: untuk mengeringkan bahan yang


melekat pada barang bukti (misal darah). Dengan adanya
alat ini maka pakaian yang tercampur darah bisa dikeringkan
sehingga tidak berbau.

8) Polda Sumatera Utara

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polda

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reserse Kriminal Polda Suamtera Utara secara umum
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu Direktorat Reserse Kriminal
Umum, Direktorat Reserse Kriminal Khusus dan Direktorat
Reserse Kriminal Narkoba. Berikut ini merupakan data peralatan
dari masing-masing direktorat yang sering digunakan.

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimum Polda Sumatera Utara adalah;

(a) Mobile DF (Direction Finder): alat ini digunakan untuk


melacak signal handphone. Jarak efektif sampai
mengetahui titik target adalah 1–2 Km. Perangkat ini
diusung dengan 1 (satu) unit kendaraan (R4) jenis

229
Innova, yang dilengkapi dengan GPS. Alat ini cukup
efektif untuk pelacakan signal handphone.

(b) Poliview + Polilight Standard: alat untuk memberikan


pencahayaan warna terhadap sidik jari laten dan untuk
melihat sidik jari laten dari monitor. jumlah 1 set dalam
kondisi baik.

(c) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: terdapat di


Ruang laboratorium identifikasi, yaitu alat untuk
pengembangan sidik jari laten, khususnya sidik jari
yang melekat pada material khusus yang tidak bisa
diangkat dengan Dactyloscopy Criminal Kit, seperti
botol air mineral, dompet dan benda lainnya.

(d) MAMBIS; alat yang berfungsi untuk mengetahui


indentitas seseorang melalui sidik jari dan iris mata
serta identifikasi sidik jari laten melalui foto,
menggunakan jaringan GSM 3G. Hasil observasi
ditemukan bahwa MAMBIS yang ada di Inafis Polda
Sumut dalam kondisi baik. Hal tersebut terlihat ketika
dipraktekkan oleh operator untuk mengidentifikasi sidik
jari.

(e) Portable LED Area Spot Light; merupakan lampu


ultraviolet portabel yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang melekat pada barang bukti
dan media lainnya secara menyebar.

(f) Lampu Sorot: alat untuk penerangan di tempat kejadian


perkara (TKP), berjumlah 2 (dua) unit dan dalam
kondisi baik.

230
(g) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning
kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer).
Dari hasil observasi ditemukan bahwa alat CAAFIS
dalam kondisi baik.

(h) Dactyloscopy Criminal Kit: peralatan untuk mengambil


sidik jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang
digunakan beraneka warna sehingga memudahkan
untuk pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti
dengan warna yang berbeda-beda.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus


Beberapa peralatan penyelidikan dan penyidikan yang
dimiliki oleh Direktorat Reskrimsus Polda Sumatera Utara
yaitu:

(a) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin


data dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa
file-file yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan.

(b) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus. Namun
kelemahannya adalah tidak semua merk handphone
datanya bisa diekstrak dengan alat ini. Selain itu alat ini
setiap tahun harus selalu diupgrade dengan biaya yang
cukup mahal. Oleh karena itu alat ini walaupun
tergolong efektif namun kurang optimal.

(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrim Narkoba Polda Sumatera Utara yaitu,
Ufed Link Analysis (Cellebrite), yang sangat diperlukan untuk

231
mengekstrak/memunculkan kembali file data yang telah
hilang atau terhapus.

b) Peralatan yang dimiliki Polres Jajaran Polda Sumatera Utara

Terdapat beberapa peralatan yang sama yang ditemukan di


Polres-Polres yang diteliti (Polresta Medan, Polres Langkat, Polres
Binjai, Polres Pematang Siantar, Polres Simalungun, Polres Dairi
dan Polres Pakpak Bharat) yaitu MAMBIS, Dactyloscopy Criminal
Kit dan lampu portable olah TKP malam hari. Selain itu, untuk uji
Narkoba di beberapa Polres terdapat Tes Kit Narkoba namun
belum dipergunakan secara optimal. Kit Narkoba ini digunakan
untuk tes awal, dan untuk menindaklanjuti pengujiannya dilakukan
di Labfor Cabang Medan.

Tabel.4.8.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Sumut

Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Polresta Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
Medan dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
2 Polres Langkat MAMBIS 2013 Baik Jarang 1
Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah
warsa
3 Polres Binjai MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai

232
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
(1x412)
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
4 Polres MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Pematang Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 1
Siantar dan Areas Spot Light dipakai
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang dipakai 1
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
5 Polres Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
Simalungun dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit kit
MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
6 Polres Dairi MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit Kit
Tes Kit Narkoba 2014 Baik Jarang dipakai 1
Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
7 Polres Pakpak MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Bharat Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes Kit Narkoba 2014 Baik Jarang dipakai

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

Dari hasil observasi, wawancara dan FGD terhadap peralatan


Reskrim, tim peneliti memberi penilaian pada aspek teknis dan
manajemen dengan kriteria sederhana sebagai berikut :

233
(1) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet
portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Kelemahan alat ini battery dan charger
tidak tahan lama.

(2) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui indentitas


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G.
Permasalahannya adalah alat ini dioperasikan dengan
dukungan jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah
Sumatera Utara jaringan GSM 3G yang beroperasi dengan
baik hanya Telkomsel. Selain itu, kelemahan lainnya adalah
jika digunakan untuk memotret sidik jari laten yang kurang
sempurna, maka yang muncul kemudian adalah nama-nama
orang lain yang sudah memiliki e-KTP, yang sudah ada data
basenya. Dari berbagai wawancara yang dilakukan, fitur
pengenalan sidik jari laten ini belum pernah berhasil dipakai
untuk pengungkapan kasus kriminal karena kandidat individu
yang dihasilkan dari proses pemadanan cukup banyak, dan
jarang yang memiliki nilai pemadanan yang tinggi. Kendala
yang dihadapi adalah jaringan internet tidak stabil sehingga
pemadanan sulit dilakukan. MAMBIS telah dimiliki oleh
Polres-Polres, namun masih belum optimal digunakan untuk
membantu dalam pengungkapan kasus. Personel yang
mengawaki peralatan terbatas, sehingga perlu ada
pengkaderan atau pelatihan. Dengan kondisi seperti itu
maka alat ini kurang efektif.

(3) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning kartu AK-


23 dan database sidik jari laten (stationer). Sejauh ini tidak
ada permasalahan yang ditemukan. Dalam sehari dikirimkan
sekitar 30 lembar kartu AK-23 ke Pusinafis.

234
(4) Dactyloscopy Criminal Kit: peralatan untuk mengambil sidik
jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang digunakan
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda. Kelemahannya adalah jika bahan
yang berupa serbuk itu habis pengadaannya tidak bisa
dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari pusat
membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya banyak peralatan
ini yang tidak bisa digunakan karena kehabisan bahan
serbuk yang digunakan sebagai pendukung. Kelemahannya
saat ini terletak pada sisi operator. Pada tingkat Polsek tidak
ada yang mampu mengoperasikannya. Sedangkan di Polres,
personilnya terbatas dan proses kaderisasi tidak berjalan
dengan baik.

(5) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin data


dari handphone/ smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di handphone/
smartphone untuk digunakan dalam proses penyelidikan dan
penyidikan. Operator peralatan ini jumlahnya terbatas karena
selain memerlukan kemampuan teknis, juga kemampuan
berbahasa Inggris yang diperlukan untuk berkonsultasi
dengan vendor kalau ada masalah.

(6) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sebetulnya sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali file
data yang telah hilang atau terhapus. Namun kelemahannya
adalah tidak semua merk handphone datanya bisa diekstrak
dengan alat ini. Selain itu alat ini setiap tahun harus selalu
diupgrade dengan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu
alat ini walaupun tergolong efektif namun kurang optimal.
Operator peralatan ini jumlahnya juga terbatas.

235
(7) Illicit Drugs Identifier (narkotest): alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres bahan uji sampel yang
digunakan banyak yang kadaluwarsa, sehingga
keberadaannya menjadi tidak efektif. Ada juga tes kit
narkoba yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Alat
tes narkoba yang dikirim dari pusat, ternyata ketika dilakukan
pengujian hasilnya tidak sesuai dengan yang dicontohkan.
Waktu dicoba dengan sabu, warna tidak mengalami
perubahan yang semestinya. Umumnya pengadaan alat ini
tidak disertai dengan pelatihan. Tes ini sifatnya adalah tes
pendahuluan yang selanjutnya diteruskan ke laboratorium
forensik cabang Medan.

9) Polda Nusa Tenggara Timur

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polda

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reserse Kriminal Polda Nusa Tenggara Timur secara
umum terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu peralatan yang ada di
Direktorat Reserse Kriminal Umum, Direktorat Reserse Kriminal
Khusus dan Direktorat Reserse Kriminal Narkoba. Berikut ini
merupakan data peralatan dari masing-masing direktorat yang
sering digunakan.

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimum Polda Nusa Tenggara Timur antara
lain:

236
(a) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan
perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit yang berisi
berbagai peralatan untuk pengambilan sidik jari laten
seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya. Kondisi
baik dan jumlahnya 1 unit.

(b) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu


ultraviolet portable yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang melekat pada barang bukti
dan media lainnya secara menyebar. Jumlah 1 set
dalam kondisi baik.

(c) Vacuum Scanner: merupakan seperangkat alat scan


sidik jari laten, jumlah 1 set dalam kondisi rusak ringan.

(d) Portable Light Detector Finger Print: alat pemindahan


jejak sidik jari laten di TKP dan partikel lain di TKP,
sebanyak 2 unit, dalam kondisi baik.

(e) Poliview + Polylight Standard: suatu peralatan untuk


memberikan pencahayaan warna terhadap sidik jari
laten dan sebagai alat untuk melihat sidik jari laten dari
monitor, jumlah 1 set dalam kondisi baik.

(f) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning


kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer),
dalam kondisi baik.

(g) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: terdapat di


Ruang laboratorium identifikasi, yaitu alat untuk
pengembangan sidik jari laten, khususnya sidik jari
yang melekat pada material khusus yang tidak bisa

237
diangkat dengan Dactyloscopy Criminal Kit, seperti
botol air mineral, dompet dan benda lainnya.

(h) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui


indentitas seseorang melalui sidik jari dan iris mata
serta identifikasi sidik jari laten melalui foto,
menggunakan jaringan GSM 3G Telkomsel, berjumlah
1 unit dengan kondisi baik.

(i) Dactyloscopy Criminal Kit : peralatan untuk mengambil


sidik jari laten, dengan menggunakan serbuk yang
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda.

(j) Crime Lite ASV: untuk melihat sidik jari pada bahan
dengan menggunakan infra-red. Berjumlah 1 unit dalam
kondisi baik.

(k) Evidence Drying Cabinet: untuk mengeringkan bahan


yang melekat pada barang bukti (misalnya darah).
Berjumlah 1 unit dalam kondisi baik.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda NTT berupa:

(a) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin


data dari handphone/ smartphone GSM/CDMA berupa
file-file yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone, untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Peralatan ini dalam
kondisi baik.

(b) Barcode scanner untuk memberi label barang kasus


cyber crime.

238
(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Alat penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Direktorat


Reskrim Narkoba Polda NTT antara lain adalah :

(a) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus. Berjumlah 1
unit dalam keadaan baik.

(b) Illicit drugs identifier (Narkotes): yang berfungsi sebagai


media tes narkoba selama proses penyelidikan. Alat ini
reagennya sudah kadaluwarsa, sehingga untuk
melakukan tes bekerjasama dengan Rumah Sakit
Daerah.

b) Peralatan yang dimiliki Polres Jajaran Polda NTT

Beberapa peralatan lidik sidik yang dimiliki oleh semua Polres


jenisnya sama, yaitu MAMBIS, Toolkit TKP, Dactyloscopy Criminal
Kit, Portable LED dan Thunder (Inflatable) Light Tower. Di
beberapa Polres juga terdapat Teskit Narkoba. Selain itu juga
setiap Polsek memiliki peralatan tool kit TKP yang dikirim
langsung dari Pusat Inafis Mabes Polri. Keseluruhan peralatan di
Polres jajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9.
Peralatan Lidik Sidik di Polres/Ta Jajaran Polda NTT

Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Kupang Kota MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
2 Kupang MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Kabupaten Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1

239
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
warsa
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 2
3 Timor Tengah MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Selatan Portable Light Baik Jarang dipakai 2
Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1
warsa
4 Polres Belu MAMBIS + SIM Card Rusak Tidak pernah 1 Touch screen
dipakai tidak berfungsi
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1
warsa
5 Timor Tengah MAMBIS + SIM Card Baik Jarang dipakai 1
Utara Portable Light Baik Jarang dipakai 2
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1
warsa

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

Dari hasil observasi, wawancara dan FGD terhadap peralatan


reskrim dan dokpol, tim peneliti memberi penilaian pada aspek
teknis dengan kriteria sederhana sebagai berikut:

(1) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet


portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Ruangan penyimpanan yang ada di Polda
NTT ini telah dilengkapi pendingin. Alat ini juga sering
digunakan dan tidak pernah ada kendala, serta hasilnya
cukup bagus. Karena itu alat ini tergolong efektif.

(2) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui indentitas


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G.
240
Permasalahannya adalah alat ini dioperasikan dengan
dukungan jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah
NTT jaringan GSM 3G yang beroperasi dengan baik adalah
Telkomsel. Namun dengan adanya sikap tanggap dari para
personil/operator di satuan Polda NTT dalam menanggapi
kelemahan MAMBIS ini, dengan segera menyurat ke
Pusinafis untuk mengganti provider dengan Telkomsel dan
hasilnya disetujui. Oleh sebab itu, penggunaan MAMBIS
menjadi lebih efektif, kecuali di Polres Belu karena sejak
diterima alat ini mengalami kerusakan.

(3) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning kartu AK-


23 dan database sidik jari laten (stationer). Sidik jari yang
sudah discan kemudian dikirimkan secara online ke
Pusinafis. Baik scanning sidik jari maupun pengiriman secara
online tidak pernah mengalami kendala, karena didukung
dengan jaringan internet yang cukup baik. Itu terjadi karena
didukung dengan parabola yang dilepas dari mobil Inafis.
Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong efektif.

(4) Dactyloscopy Criminal Kit : peralatan untuk mengambil sidik


jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang digunakan
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda. Kelemahannya adalah jika bahan
yang berupa serbuk itu habis pengadaannya tidak bisa
dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari pusat
membutuhkan waktu yang lama. Di Polres-Polres
keberadaan alat ini cukup efektif tetapi di Polsek-Polsek
belum efektif, karena sedikit personel yang memiliki
pengetahuan yang memadai tentang serbuk-serbuk yang
digunakan untuk mengambil sidik jari.

241
(5) Ufed Link Analysis (Aceso): alat untuk menyalin data dari
handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file yang
telah terhapus dan file yang masih ada di handphone/
smartphone untuk digunakan dalam proses penyelidikan dan
penyidikan. Kelemahan alat ini adalah karena masih
menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa digunakan
untuk menyalin data yang ada di dalam handphone/
smartphone yang memiliki software/operating system yang
lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi kurang efektif.

(6) Illicit Drugs Identifier (narkotes) : peralatan ini cukup baik


untuk melakukan tes jenis bahan narkoba namun sangat
disayangkan reagen yang digunakan banyak yang sudah
kadaluwarsa. Begitu pula di beberapa Polres reagen untuk
uji bahan banyak yang kadaluwarsa, sehingga tidak efektif.

(7) Kit olah TKP: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
hanya untuk olah TKP aspek medis. Kit ini berisi formulir
(ante mortem dan post mortem), police line, bendera
penanda kondisi korban. Peralatan ini masih baru (tahun
2014), tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di
segala tempat dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat
ini tergolong cukup efektif.

(8) Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber: terdapat di Ruang


laboratorium identifikasi, yaitu alat untuk pengembangan
sidik jari laten, khususnya sidik jari yang melekat pada
material khusus yang tidak bisa diangkat dengan
Dactyloscopy Criminal Kit, seperti botol air mineral, dompet
dan benda lainnya. Alat ini cukup efektif untuk membantu
pengangkatan sidik jari, karena sidik jari yang melekat ke
material tertentu tidak bisa kelihatan tanpa menggunakan
alat ini.

242
(9) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sebetulnya sangat
diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali file
data yang telah hilang atau terhapus. Namun kelemahannya
adalah tidak semua merk handphone datanya bisa diekstrak
dengan alat ini. Selain itu alat ini setiap tahun harus selalu
diupgrade dengan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu
alat ini walaupun tergolong efektif namun kurang optimal.

(10) Kit Food Security: peralatan ini digunakan untuk mengetes


kandungan zat berbahaya yang terdapat di makanan untuk
tamu VIP/VVIP. Karena alat ini reagennya sudah
kadaluwarsa maka tidak bisa digunakan sehingga tidak
efektif.

(11) Mobil Unit Identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan


perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit. Mobil ini sebetulnya
sangat diperlukan untuk mobilitas olah TKP. Namun karena
beban mobil ini cukup berat dan hanya memiliki satu ban kiri
dan kanan, sehingga dibutuhkan roda belakang yang double
(masing-masing dua ban kiri dan kanan) agar lebih efektif
untuk menjangkau jalan yang tidak rata.

(12) Crime Lite ASV: alat untuk melihat sidik jari yang melekat
pada bahan dengan menggunakan infra-red. Alat ini cukup
efektif karena dengan infra red maka sidik jari bisa dilihat
dengan lebih jelas.

(13) Evidence Drying Cabinet: untuk mengeringkan bahan yang


melekat pada barang bukti (misal darah). Dengan adanya
alat ini maka pakaian yang tercampur darah bisa dikeringkan
sehingga tidak berbau. Alat ini cukup efektif.

243
10) Polda Papua

a) Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan Reskrim Polda

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reserse Kriminal Polda Papua secara umum terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu Direktorat Reserse Kriminal Umum,
yaitu yang berada di Direktorat Reserse Kriminal Khusus dan
Direktorat Reserse Kriminal Narkoba. Berikut ini merupakan data
peralatan yang dimiliki oleh masing-masing Direktorat.

(1) Direktorat Reserse Kriminal Umum

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimum Polda Papua antara lain:

(a) Mobile DF (Direction Finder): alat ini digunakan untuk


melacak signal handphone. Jarak efektif sampai
mengetahui titik target adalah 1–2 Km. Perangkat ini
diusung dengan kendaraan (R4) jenis Avanza, yang
dilengkapi dengan GPS. Alat ini dalam kondisi baik.

(b) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning


kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer).
CPU (Computer Processing Unit) dalam kondisi rusak.

(c) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui


indentitas seseorang melalui sidik jari dan iris mata
serta identifikasi sidik jari laten melalui foto,
menggunakan jaringan GSM 3G Telkomsel. Berjumlah
1 unit dengan kondisi baik.

(d) Poliview + Polylight Standard: suatu peralatan untuk


memberikan pencahayaan warna terhadap sidik jari
laten dan sebagai alat untuk melihat sidik jari laten dari
monitor. Jumlah 1 set dalam kondisi baik.

244
(e) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu
ultraviolet portabel yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang melekat pada barang bukti
dan media lainnya secara menyebar.

(f) Dactyloscopy Criminal Kit: peralatan untuk mengambil


sidik jari laten. Dengan menggunakan serbuk yang
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda.

(2) Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Peralatan penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh


Direktorat Reskrimsus Polda Papua antara lain:

(a) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin


data dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa
file-file yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/ smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan.

(b) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali
file data yang telah hilang atau terhapus.

(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba

Alat penyelidikan dan penyidikan yang dimiliki oleh Direktorat


Reskrim Narkoba Polda Papua hanya berupa Ufed Link
Analysis (Cellebrite), yang diperlukan untuk
mengekstrak/memunculkan kembali file data yang telah
hilang atau terhapus. Alat ini pengadaan tahun 2015.

245
b) Peralatan Yang Dimiliki Polres Jajaran Polda Papua

Beberapa peralatan lidik sidik yang dimiliki oleh Polres jenisnya


hampir sama, yaitu MAMBIS, Dactyloscopy Criminal Kit, Portable
LED, dan Thunder (Inflatable) Lightning Light Tower. Selain itu
beberapa Polsek memiliki tool kit TKP yang dikirim langsung dari
Pusat Inafis Mabes Polri.

Tabel 4.10.
Peralatan Lidik Sidik di Polres/Ta Jajaran Polda Papua

Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Mimika MAMBIS Baik Jarang dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
2 Jayapura Kota MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
3 Jayapura MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Kabupaten Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
4 Merauke MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Belum pernah 1
dipakai
Portable LED Baik Belum pernah 1
dipakai
5 Boven Digoel MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit

c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan

Dari hasil observasi, wawancara dan FGD terhadap peralatan


Reskrim dan Dokpol, tim peneliti memberi penilaian pada aspek
teknis dengan kriteria sederhana sebagai berikut:

246
(1) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet
portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Kelemahannya alat ini battery dan charger
tidak tahan lama.

(2) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui indentitas


seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G.
Alat ini juga digunakan untuk mengungkap identitas korban
jatuhnya pesawat Trigana Air. Dari 45 korban melalui alat ini
dapat mengambil data sidik jari 16 korban, dan yang dapat
teridentifikasi sebanyak 4 orang. Ini membuktikan bahwa alat
ini efektif membantu mengungkap identitas korban
kecelakaan. Namun MAMBIS tidak dapat mengidentifikasi
12 korban yang lain yang telah diambil sidik jarinya, karena
di samping kondisi korban sudah rusak juga masalah pada
server di Kemendagri.

(3) Peralatan yang digunakan untuk scanning kartu AK-23 dan


database sidik jari laten (stationer). Sidik jari yang sudah
discan kemudian dikirimkan secara online ke Pusinafis,
tetapi saat ini komputer (CPU) dalam kondisi rusak sehingga
menjadi tidak efektif.

(4) Dactyloscopy Criminal Kit : peralatan untuk mengambil sidik


jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang digunakan
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda. Di Polres dan Polsek alat ini
jarang digunakan karena sedikit personel yang memiliki
pengetahuan yang memadai untuk mengambil sidik jari. Oleh
karena itu keberadaan alat ini belum efektif. Tidak semua
Polsek menerima Dactyloscopy Criminal Kit, karena kendala
transportasi. Satu Polres hanya menerima peralatan untuk 3

247
Polsek. Bahkan Polsek di Merauke maupun Boven Digoel
tidak punya Dactyloscopy Criminal Kit sama sekali.

(5) Ufed Link Analysis (Aceso): peralatan untuk menyalin data


dari handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file
yang telah terhapus dan file yang masih ada di
handphone/smartphone untuk digunakan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan. Kelemahan alat ini adalah
karena masih menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa
digunakan untuk menyalin data yang ada di dalam
handphone/smartphone yang memiliki software/operating
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.

(6) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sebetulnya sangat


diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali file
data yang telah hilang atau terhapus. Namun kelemahannya
adalah tidak semua merk handphone datanya bisa diekstrak
dengan alat ini. Selain itu alat ini setiap tahun harus selalu
diupgrade dengan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu
alat ini walaupun tergolong efektif namun kurang optimal.

(7) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan


perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit. Mobil ini sebetulnya
sangat diperlukan untuk mobilitas olah TKP. Namun karena
beban mobil ini cukup berat dan hanya memiliki satu ban kiri
dan kanan, maka tidak stabil jika digunakan. Dibutuhkan
roda belakang yang double (masing-masing dua ban kiri dan
kanan) agar lebih efektif untuk menjangkau jalan yang tidak
rata.

b. Peralatan Pendukung Penyelidikan dan Penyidikan (Dokpol)

Beberapa peralatan pendukung dalam rangka Penyelidikan dan Penyidikan


yang dimiliki oleh Dokpol antara lain :

248
1) Polda Sulawesi Utara

a) Kit DNA berfungsi untuk swab (apusan) pipi, vagina dan bercak
sperma. Alat ini keluaran tahun 2014, artinya alat ini relatif baru.
Kit DNA yang dimiliki berjumlah 101 unit. Kit DNA sering
digunakan untuk penyiapan sampel DNA.

b) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan nitrit, arsenic,


formaldehyde dan cyanide. Alat ini keluaran tahun 2007 dan
kondisinya rusak berat karena sudah kadaluwarsa. Hal ini terjadi
karena peralatan ini jarang digunakan. Kit Food Security yang
dimiliki hanya 1 unit. Idealnya memiliki 2 unit karena perlengkapan
ini penting untuk identifikasi kandungan dalam makanan atau
minuman.

c) Kit DVI berfungsi untuk identifikasi korban bencana massal. Alat


ini keluaran tahun 2009 dan jarang digunakan. Terdapat 1 unit Kit
DVI di Dokpol Bid Dokkes Polda Sulut.

d) Kit Narkoba berfungsi untuk pemeriksaan urin terhadap tersangka


pengguna Narkoba. Kit narkoba yang dimiliki satuan ini berjumlah
11 unit dan sering digunakan. Alat ini relatif baru dan keluaran
tahun 2014.

e) Kit Prekursor berfungsi untuk pemeriksaan terhadap obat / zat


yang dicurigai. Kondisi alat ini masih baru (keluaran tahun 2014)
namun jarang digunakan. Alat yang dimiliki berjumlah 11 unit.

Ada beberapa peralatan untuk membantu penyelidikan dan penyidikan


aspek medik, yang dibutuhkan di Dokpol Polda Sulut antara lain 1 unit
kamera untuk fotografi forensik, 1 unit rontgen portable dan 5 unit film
untuk rontgen forensik, 1 unit reagen dan 1 buah shaker untuk
pemeriksaan golongan darah, 1 unit Luminol sebagai reagen
pemeriksaan darah untuk membedakan darah manusia atau hewan
dan 200 unit swab (apusan) DNA untuk pemeriksaan bercak darah dan
golongan darah.

249
2) Polda Kalimantan Timur

a) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan nitrit, arsenic,


formaldehyde dan cyanide. Alat ini keluaran tahun 2014 dan
kondisinya baik. Kit Food Security yang dimiliki hanya 1 unit.
Idealnya memiliki 3 unit karena perlengkapan ini penting untuk
identifikasi kandungan dalam makanan atau minuman.

b) Kit DVI berfungsi untuk identifikasi korban bencana massal. Alat


ini keluaran tahun 2014 dan sering penggunaannya. Terdapat 3
unit yang dimiliki dengan jumlah idealnya sebanyak 15 unit Kit DVI
di Dokpol Bid Dokkes Polda Kaltim.

c) Kit Narkoba berfungsi untuk pemeriksaan urin terhadap tersangka


pengguna Narkoba. Kit narkoba yang dimiliki satuan ini berjumlah
13 unit dan sering digunakan serta dalam kondisi baik. Alat ini
relatif baru dan keluaran tahun 2014.

d) Kit Prekursor berfungsi untuk pemeriksaan terhadap zat/senyawa


yang dicurigai sebagai bahan pembuat narkoba. Kondisi alat ini
masih baru (keluaran tahun 2014) dan sering digunakan. Alat
yang dimiliki berjumlah 13 unit.

e) Otopsi TKP Set yang berfungsi untuk otopsi jenazah, alat ini
diperoleh dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2009 ini dalam
kondisi rusak ringan. Jumlah alat ini sebanyak 1 unit.

Ada beberapa peralatan untuk membantu penyelidikan dan penyidikan


aspek medik, yang dibutuhkan di Dokpol Polda Kaltim antara lain
seperti food security agar diadakan dari Pusat karena alat yang ada
adalah pengadaan dari Dokpol Polda Kaltim.

3) Polda Riau

a) Kit DNA berfungsi untuk swab (apusan) pipi, vagina dan bercak
sperma. Alat ini keluaran tahun 2014, artinya alat ini relatif baru.
Kit DNA yang dimiliki berjumlah 1 unit. Kit DNA sering digunakan
untuk penyiapan sampel DNA.
250
b) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan kandungan nitrit,
arsenic, formaldehyde dan cyanide yang terdapat dalam
makanan, khususnya yang dihidangkan untuk tamu VIP.

c) Kit DVI berfungsi untuk identifikasi korban bencana massal. Alat


ini keluaran tahun 2010 dan jarang digunakan, karena di wilayah
ini jarang terjadi bencana massal. Terdapat 1 unit Kit DVI di
Dokpol Bid Dokkes Polda Riau.

d) Kit Narkoba berfungsi untuk pemeriksaan urin terhadap tersangka


pengguna Narkoba. Kit narkoba yang dimiliki satuan ini berjumlah
11 unit dan sering digunakan. Alat ini relatif baru dan keluaran
tahun 2014.

e) Kit Prekursor berfungsi untuk pemeriksaan terhadap zat/senyawa


yang dicurigai sebagai bahan pembuat narkoba. Kondisi alat ini
masih baru (keluaran tahun 2014) namun jarang digunakan. Alat
yang dimiliki berjumlah 11 unit.

Ada beberapa peralatan untuk membantu penyelidikan dan penyidikan


aspek medik, yang dibutuhkan di Dokpol Polda Riau, yang fungsinya
untuk mengawetkan mayat/jenazah (embalming). Alat tersebut seperti
pompa suntik yang dipompakan ke pembuluh darah mayat. Ini
diperlukan karena banyak kasus ketika ada mayat yang akan dikirim
suatu daerah harus dititipkan terlebih dahulu di Dokpol Polda Riau.

4) Polda Jawa Timur

a) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan nitrit, arsenic,


formaldehyde dan cyanide. Alat ini keluaran tahun 2014 dan
kondisinya baik. Kit Food Security yang dimiliki hanya 1 unit.
Perlengkapan ini penting untuk identifikasi kandungan senyawa
beracun dalam makanan atau minuman.

251
b) Kit DVI berfungsi untuk identifikasi korban bencana massal.
Peralatan ini keluaran tahun 2014 dan sering digunakan.
Peralatan ini cukup efektif dalam penanganan kasus-kasus korban
massal seperti yang pernah dilakukan pada korban massal
jatuhnya pesawat air asia.

c) Kit Narkoba berfungsi untuk pemeriksaan urin terhadap tersangka


pengguna Narkoba. Kit ini untuk pemeriksaan awal, sedangkan
pemeriksaan lanjutan dilakukan pengujian di Labfor.

d) Kit Prekursor berfungsi untuk pemeriksaan terhadap zat/senyawa


yang dicurigai sebagai bahan untuk membuat narkoba. Kondisi
alat masih baru (keluaran tahun 2014) dan sering digunakan. Kit
ini untuk pemeriksaan awal, sedangkan pemeriksaan lanjutannya
dilakukan pengujian di Labfor.

5) Polda Sulawesi Selatan

a) Kit DVI berfungsi untuk identifikasi korban bencana massal. Alat


ini keluaran tahun 2014 dan sering digunakan. Peralatan ini cukup
efektif dalam penanganan kasus-kasus korban massal, seperti
yang pernah dilakukan pada korban massal jatuhnya pesawat air
asia.

b) Kit Narkoba berfungsi untuk pemeriksaan urin tersangka


pengguna Narkoba. Kit ini untuk pemeriksaan awal, sedangkan
pemeriksaan lanjutan dilakukan pengujian di Labfor.

c) Kit Prekursor berfungsi untuk pemeriksaan terhadap zat/senyawa


yang dicurigai sebagai bahan untuk membuat narkoba. Alat ini
masih baru (keluaran tahun 2014) dan sering digunakan. Kit ini
untuk pemeriksaan awal, sedangkan pemeriksaan lanjutan
dilakukan pengujian di Labfor.

252
6) Polda Lampung

a) Kit olah TKP aspek medik, yang berfungsi untuk mengidentifikasi


korban bencana massal.

b) Kit Otopsi, seperangkat peralatan untuk melakukan otopsi


jenazah.

c) Kit DVI seperangkat alat yang di butuhkan dalam suatu operasi


untuk megendintifikasi korban mati akibat bencana massal. Alat ini
berfungsi untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana
massal yang dapat dipertanggungjawabkan secara sah dan ilmiah
(pro justitia).

d) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan senyawa/zat


dalam makanan (nitrit, arsenic, formaldehyde dan cyanide). Alat
ini keluaran tahun 2014 dan kondisinya baik. Kit Food Security
yang dimiliki hanya 1 unit.

7) Polda Kalimantan Selatan

a) Kit DVI seperangkat alat yang di butuhkan dalam suatu operasi


untuk megendintifikasi korban mati akibat bencana massal. Alat ini
berfungsi untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana
massal yang dapat dipertanggungjawabkan secara sah dan ilmiah
(pro justitia). Terdapat 1 unit Kit DVI di Dokpol Bid Dokkes Polda
Kalsel.

b) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan senyawa/zat


dalam makanan (nitrit, arsenic, formaldehyde dan cyanide),
khususnya yang dihidangkan untuk tamu VIP/VVIP.

c) Kit forensik/ DNA berfungsi untuk swab (apusan) pipi, vagina dan
bercak sperma. Alat ini keluaran tahun 2014, artinya alat ini relatif
baru.

253
8) Polda Sumatera Utara

a) Kit DVI seperangkat alat yang di butuhkan dalam suatu operasi


untuk megendintifikasi korban mati akibat bencana massal. Alat ini
berfungsi untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana
massal yang dapat dipertanggungjawabkan secara sah dan ilmiah
(pro justitia)..

b) Kit Narkoba berfungsi untuk pemeriksaan urin terhadap tersangka


pengguna Narkoba. Kit ini untuk pemeriksaan awal, sedangkan
pemeriksaan lanjutan dilakukan pengujian di Labfor.

c) Kit Prekursor berfungsi untuk pemeriksaan obat/zat yang dicurigai


sebagai bahan yang mengandung narkoba. Peralatan ini masih
baru (keluaran tahun 2014) dan sering digunakan. Kit ini untuk
pemeriksaan awal, sedangkan pemeriksaan lanjutan dilakukan
pengujian di Labfor.

9) Polda Nusa Tenggara Timur

Peralatan yang dimiliki oleh Dokpol Bid Dokkes Polda Nusa Tenggara
Timur antara lain: Kit DVI, Kit Food Security, Narkoba Kit serta otopsi
Kit, Masing-masing perlengkapan di atas memiliki fungsi yaitu :

a) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan kandungan


nitrit, arsenic, formaldehyde dan cyanide yang terdapat dalam
makanan, khususnya yang dihidangkan untuk tamu VIP/VVIP.
Reagen sudah kadaluwarsa sehingga tidak bisa digunakan.

b) Narkoba Kit alat yang digunakan untuk mengetes anggota yang


diduga menggunakan narkoba dan membantu proses penyidikan.

c) Otopsi Kit, alat untuk otopsi korban yang meninggal.

d) DVI Kit, seperangkat alat yang di butuhkan dalam suatu operasi


untuk megendintifikasi korban mati akibat bencana massal. Alat ini
berfungsi untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana

254
massal yang dapat dipertanggungjawabkan secara sah dan ilmiah
(pro justitia)..

10) Polda Papua

Peralatan yang dimiliki oleh Dokpol Bid Dokkes Polda Papua yaitu: kit
DVI, kit narkoba, food security kit, kit otopsi, kit TKP, dan refrigrator
container. Masing-masing peralatan di atas memiliki fungsi sebagai
berikut :

a) DVI Kit seperangkat alat yang di butuhkan dalam suatu operasi


untuk megendintifikasi korban mati akibat bencana massal. Alat ini
berfungsi untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana
massal yang dapat dipertanggungjawabkan secara sah dan ilmiah
(pro justitia).

b) Kit narkoba: alat ini digunakan untuk mengetes orang yang diduga
menggunakan narkoba termasuk di dalamnya anggota Polri.

c) Food security kit: berfungsi untuk pemeriksaan kandungan


nitrit, arsenic, formaldehyde dan cyanide yang terdapat dalam
makanan, khususnya yang dihidangkan untuk tamu VIP/VVIP.
Reagen sudah kadaluwarsa sehingga tidak bisa digunakan.

d) Kit otopsi, alat untuk otopsi korban yang meninggal.

e) Refrigrator container (tempat penyimpanan mayat). Alat ini juga


digunakan untuk menyimpan potongan korban kecelakaan
pesawat Trigana Air.

C Peralatan Laboratorium Forensik

1) Cabang Surabaya

Beberapa peralatan yang terdapat di labfor cabang Surabaya dapat


dilihat pada tabel berikut.

255
Tabel.4.11.
Peralatan Labfor Cabang Surabaya

OEE per tahun dalam


Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
1 AAS (Atomic Atomic Absorption Toksikologi/Lingk 100.0 100.0 100.0
Absorption Spectrometer untuk ungan
Spectrometer ) memeriksa Kation
2 Alat deteksi uang Alat untuk mendeteksi Uang palsu 100.0 98.7 100.0
palsu keaslian uang
3 Centrifuge alat pemusing untuk Biologi serologi 98.1 99.3 91.3
memisahkan cairan
dan endapan
4 COD meter Chemical Oxygen Toksikologi/Ling 100.0 100.0 100.0
Demand untuk kungan
pemeriksaan limbah

5 Conductivity alat untuk memeriksa Toksikologi/Ling 100.0 100.0 100.0


meter daya hantar listrik, kungan
misalnya pada air. Air
yang banyak
limbahnya akan tinggi
score daya hantar
listriknya

6 Dissolve Oxygen alat untuk mengukur Toksikologi/Ling 100.0 100.0 100.0


Meter oxygen terlarut pada kungan
cairan. Alat ini sering
dipakai di lingkungan.
Jika kadar oksigen di
air sungai rendah,
berarti makhluk hidup
akan mati.

7 DNA Sequencing alat untuk DNA 96.5 89.7 87.1


pemeriksaan DNA

8 Electrophoresis alat untuk DNA 96.5 89.7 87.1


memisahkan fragmen
basa pada rantai DNA

9 Emission Gas alat untuk Toksikologi/Ling 100.0 100.0 100.0


Analyzer menganalisa kadar kungan
gas pada kasus
pencemaran udara.
Juga dipakai untuk
pemeriksaan
keracunan gas.

256
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
10 Flash Point Tester Alat untuk mengukur Bahan Peledak, 95.6 96.0 93.6
titik nyala. Misalnya Kecelakaan/Keba
dipakai pada kasus karan
kebakaran, bisa
dipakai untuk
mengetahui titik nyala
suatu senyawa

11 Gas Instrumen analisis Toksikologi/Ling 98.0 97.8 96.2


Chromatography untuk pemisahan kungan, Kimia,
senyawa-senyawa. Bahan Peledak,
Kecelakaan/Keba
karan

12 GC-MS (Gas Kombinasi 2 alat : gas Narkoba, 99.8 99.8 99.8


Chromatography chromatography dan Psikotropika,
Mass mass spectrometer. Obat berbahaya,
Spectrometer) Toksikologi/Ling
kungan, Bahan
Peledak,
Kecelakaan/Keba
karan

13 Infrared & alat menganalisa Narkoba, 100. 100. 100.


ultraviolet senyawa dengan Psikotropika,
(Spectrophotomet menggunakan Obat berbahaya,
er) spektrum ultraviolet Kimia
dan inframerah

14 Microscope Alat perbesaran, Biologi serologi 98.1 99.3 91.3


binoculer digunakan untuk
mengamati
penggumpalan sel
darah merah

15 Microscope Alat perbesaran, Biologi serologi 98.1 99.3 91.3


monoculer digunakan untuk
mengamati
penggumpalan sel
darah merah

16 Furnace alat untuk pemijaran Toksikologi/Ling 100. 100. 100.


dengan suhu 1200 C, kungan
sehingga diperoleh
oksida logam.

17 Noise level meter mengukur level Toksikologi/Ling 100. 0.0 0.0


kebisingan, misalnya kungan
pada industri tekstil

257
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
18 Oven Alat untuk inkubasi Biologi serologi 98.1 99.3 91.3
darah, air liur, sperma,
rambut pada suhu
tertentu

19 Ph meter alat untuk mengukur Toksikologi/Lingk 100.0 100.0 99.2


keasaman (Ph) ungan, Kimia

20 Polygraph alat untuk mengetes Deteksi khusus 100.0 0.0 0.0


kebohongan. Yang
diperiksa misalnya :
denyut jantung,
pengeluaran keringat.
21 Turbidimeter alat untuk mengukur Toksikologi/Ling 100.0 100.0 100.0
kekeruhan cairan. kungan
22 VSC 6000 (VSC : alat untuk mengetahui Dokumen palsu, 99.1 99.2 96.0
Video Spectral palsu tidaknya uang, produk cetak,
Comparator) passport seluruh uang cetak
dunia. Ada fitur untuk
melihat tanda dengan
penyinaran UV.
23 Genetic Analyzer Alat untuk memeriksa DNA 96.5 89.7 87.1
DNA setelah dilakukan
PCR
24 Real Time PCR alat untuk DNA 96.5 89.7 87.1
(PCR : penggandaan DNA
Polymerase yang diperlukan dalam
Chain Reaction) analisis
25 Comparison alat untuk Senjata Api 89.4 94.0 100.0
microscope pemeriksaan
perbandingan antara
barang bukti dan
barang pembanding
anak peluru &
selongsong peluru
26 Ion Scan alat untuk Bahan Peledak 100.0 100.0 100.0
pemeriksaan bahan-
bahan yang diduga
bahan peledak dan
residu bahan peledak

Dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai OEE selama 3
tahun (2013-2015) untuk 26 alat utama di Laboratorium Forensik Surabaya,
berturut-turut 98.5%, 90.1% dan 88.4%. Angka ini menunjukkan bahwa
umumnya kasus yang memanfaatkan alat tersebut dapat diselesaikan
dengan baik dan efektif. Di antara 26 peralatan yang diukur, DNA
sequencing dan electrophoresis agak menurun, dari 96.5% pada tahun 2013
menjadi 89.7% pada tahun 2014 dan 87.1% pada tahun 2015.
258
Tabel. 4.12.
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim (Labforcab Surabaya)
Polda Jatim Tahun 2013

Data Perkara Tahun 2013


Jumlah
Jumlah Penyelesaian
No. Unit Jenis Pemeriksaan perkara Sisa
perkara masuk (%)
selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkotika/NNF 3724 8493 3724 8493 0 0 100 100
2 Psikotropika/NPF 35 51 35 51 0 0 100 100
3 Obat berbahaya/NOF 992 1508 992 1508 0 0 100 100
II KIMBIOFOR
1 DNA/KBF 18 113 17 109 1 4 94.4 96.5
2 Biologi serologi/KBF 83 418 81 410 2 8 97.6 98.1
3 Toksikologi lingkungan/KTF 132 430 132 430 0 0 100 100
4 Kimia/KKF 31 100 31 100 0 0 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan peledak/BHF 52 130 52 130 0 0 100 100
2 Senjata Api/BSF 24 94 23 84 1 10 95.8 89.4
3 Metalurgi/BMF 6 6 6 6 0 0 100 100
4 Nori ranmor / BMF 2727 2727 2727 2727 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen palsu/DTF 104 234 102 228 2 6 98.1 97.4
2 Produk Cetak/DCF 38 80 38 80 0 0 100 100
3 Uang palsu/DUF 23 356 23 356 0 0 100 100
V FISTOFOR
1 Kecelakaan kebakaran/FBF 174 326 166 306 8 20 95.4 93.9
2 Deteksi khusus/FBF 4 8 4 8 0 0 100 100
3 Komputer/FKF 166 735 166 735 0 0 100 100
JUMLAH 8333 15809 8319 15761 14 48 99.8 99.7

Tabel. 4.13.
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim (Labforcab Surabaya)
Polda Jatim Tahun 2014

Data Perkara Tahun 2014


Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkoba / NNF 3839 8416 3839 8416 0 0 100 100
2 Psikotropika / NPF 13 20 13 20 0 0 100 100
3 Obat berbahaya/NOF 1170 2235 1170 2235 0 0 100 100
II KIMBIOFOR
1 Biologi Serologi/KBF 64 401 63 398 1 3 98 99
2 Toksikologi 92 283 92 283 0 0 100 100

259
Data Perkara Tahun 2014
Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
Lingkungan/KTF
3 Kimia/KKF 70 217 70 217 0 0 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 51 247 47 220 4 27 14 89
2 Senjata Api / BSF 21 83 20 78 1 5 95 94
3 Metalurgi / BMF 13 15 13 15 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 111 217 111 217 0 0 100 100
2 Produk Cetak / DCF 16 46 16 46 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 21 459 20 453 1 0 95 99
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran / 159 357 154 360 5 7 97 100
FBF
2 Deteksi Khusus / FSF 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Komputer / FKF 139 542 139 542 0 0 100 100
Jumlah 5779 13538 5767 13500 12 42 99,8 99,7

Tabel. 4.14
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim (Labforcab Surabaya)
Polda Jatim Tahun 2015

Data perkara tahun 2015 (Januari-Maret)


Jumlah Jumlah Sisa Penyelesai
No. Unit Jenis Pemeriksaan perkara masuk perkara an (%)
selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkotika/NNF 1333 3463 1333 3463 0 0 100 100
2 Psikotropika/NPF 3 6 3 6 0 0 100 100
3 Obat berbahaya/NOF 308 419 309 419 0 0 100 100
II KIMBIOFOR
1 DNA/KBF 6 31 5 27 1 4 83 87
2 Biologi serologi/KBF 15 80 14 73 1 7 93 91
3 Toksikologi lingkungan/KTF 24 74 24 74 0 0 100 100
4 Kimia/KKF 20 51 19 50 1 1 95 98
III BALMETFOR
1 Bahan peledak/BHF 13 61 13 61 0 0 100 100
2 Senjata Api/BSF 9 28 9 28 0 0 100 100
3 Metalurgi/BMF 4 4 4 4 0 0 100 100
4 Nori ranmor / BMF 569 569 569 569 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen palsu/DTF 21 44 18 41 3 3 86 93
2 Produk Cetak/DCF 12 17 8 13 4 4 67 76
3 Uang palsu/DUF 7 114 7 114 0 0 100 100
V FISTOFOR
260
1 Kecelakaan kebakaran/FBF 31 79 25 79 6 9 81 89
2 Deteksi khusus/FBF 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Komputer/FKF 33 101 33 101 0 0 100 100
JUMLAH 2408 5141 2392 5113 16 28 99 99

Tabel 4.12, 4.13 dan 4.14 menampilkan persentase kasus yang diselesaikan
untuk berbagai jenis pemeriksaan. Hampir separuh dari jumlah kasus berasal
dari narkotika. Jumlah kasus pada tahun 2013 dan 2014 relatif sama, sekitar
3800. Sedangkan tahun 2015, karena baru sampai pada bulan Maret,
perkara yang masuk masih sedikit. Walaupun demikian, pada tahun 2015
jumlah kasus narkotika sekitar separuh dari total kasus yang telah masuk.
Penyelesaian kasus secara umum relatif baik, rata-rata OEE 99.7%. Hal ini
menunjukkan bahwa peralatan di labfor Cabang Surabaya efektif dalam
membantu pengungkapan kasus secara ilmiah.

2) Cabang Makassar

Beberapa peralatan yang terdapat di labfor cabang Makasar dapat


dilihat pada tabel berikut.

Tabel.4.15.
Peralatan Labfor Cabang Makassar

OEE per tahun dalam


Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
1 VSC 6000 Alat untuk memeriksa Subbid 100.0 95.2 64.1
dokumen, produk Dokupalfor
cetak, uang palsu
2 UV BOX Alat untuk memeriksa Subbid 100 95.2 64.1
dokumen, produk Dokupalfor
cetak, uang palsu
3 COMPARISON Alat untuk Subbid Balmetfor 100 100 72.73
MICROSCOPE pemeriksaan
perbandingan BB anak
peluru dan selongsong
peluru
4 FT-IR HAZMAT Alat deteksi Narkoba Subbid Balmetfor, * * *
ID 360 dan bahan peledak Subbid
Narkobafor
5 RAMAN Alat deteksi Narkoba Subbid Balmetfor, * * *
RESPONDER dan bahan peledak Subbid
RCI Narkobafor

261
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
6 MMTD Swab handak dan Subbid Balmetfor, 100 100 66.67
Narkoba Subbid
Narkobafor
7 SHOOTING BOX Alat untuk uji balistik Subbid Balmetfor 100 100 72.73

8 SHOOTING BOX Alat untuk uji balistik Subbid Balmetfor * * *


AIR
9 GC AGILENT Instrumen analisis Subbid Kimbiofor, 98.68 87.95 100
6890 N untuk pemisahan Subbid Balmetfor,
senyawa-senyawa Subbid Fiskomfor
10 GC-MS AGILENT Instrument analisis Subbid Kimbiofor, 100 100 100
5975 N untuk pemisahan Subbid Balmetfor,
senyawa-senyawa Subbid Fiskomfor,
Subbid
Narkobafor
11 UV VIS Alat menganalisis Subbid 100 100 100
senyawa dengan Narkobafor
menggunakan
spectrum UV
12 STEREO Alat perbesaran, Subbid Kimbiofor 100 98.40 90
MICROSCOPE digunakan untuk
mengamati
penggumpalan darah
sel darah merah
13 CELLEBRITE Alat untuk Subbid Fiskomfor 100 100 97.56
CLASSIC memeriksa/mengekstr
ak Handphone, Sim
card, memory card
14 CELLEBRITE Alat untuk Subbid Fiskomfor 100 100 97.56
TOUCH memeriksa/ekstrak
Handphone, Sim card,
memory card
15 HAMMER TEST Alat untuk memeriksa Subbid Fiskomfor 100 100 *
mutu beton tanpa
merusak beton
16 DINOLITE Mikroskop USB Subbid 100 95.2 64.1
Dokupalfor

Keterangan : *= OEE tidak dapat dihitung karena pada tahun tersebut tidak
ada kasus yang memerlukan alat untuk pengungkapannya.

262
Pada tabel di atas dapat ditampilkan nilai OEE peralatan di Laboratorium
Forensik Makassar. Nilai rata-rata OEE dari tahun 2013 sampai 2015
berturut-turut 99.9 %, 97.8% dan 82.5%. Pada tahun 2015, nilai rata-rata
OEE agak rendah, karena di antaranya hanya berkisar 60-70%, yaitu VSC
6000, UV BOX, Comparison Microscope, MMTD dan Dinolite, yang
menunjukkan bahwa efektivitas belum baik. Penjelasan hal tersebut dapat
mengacu pada tabel 4.15. Dalam tabel tersebut diketahui bahwa
pemeriksaan dokumen palsu baru 20 yang bisa diselesaikan, dari 34 perkara
yang masuk (59%). Sedangkan barang bukti yang diperiksa baru 128 dari
138 yang masuk. Karena pengukuran tahun 2015 baru dilakukan sampai
bulan Maret, maka nilai masih rendah. Meskipun demikian nilai OEE tersebut
akan naik di akhir tahun, apabila sisa kasus dapat diselesaikan.
Rangkuman kasus-kasus yang telah diselesaikan fungsi Reskrim Polda
Sulawesi Selatan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, disajikan
dalam tabel 4.16, 4.17 dan 4.18.

Tabel. 4.16.
Kasus Yang Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sulsel Tahun 2013

Data Perkara Tahun 2013


Jumlah Perkara Jumlah Perkara Penyelesaian
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara
Masuk Selesai (%)
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkoba / NNF 1612 10199 1612 10199 0 0 100 100
2 Psikotropika / NPF 0 0 0 0 0 0
3 Obat berbahaya/NOF 0 0 0 0 0 0
II KIMBIOFOR
1 DNA / KBF 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Biologi Serologi / KBF 26 69 26 69 0 0 100 100
3 Toksikologi lingkungan /
38 122 38 122 0 0 100 100
KTF
4 Kimia/KKF 11 32 11 32 0 0 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 35 111 35 111 0 0 100 100
2 Senjata Api / BSF 35 311 35 311 0 0 100 100
3 Metalurgi / BMF 6 7 6 7 0 0 100 100
4 Nori ranmor / BNF 0 0 0 0 0 0 0 0
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 129 262 129 262 0 0 100 100
2 Produk Cetak / DCF 13 29 13 29 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 12 584 12 584 0 0 100 100
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran / 76 83 75 82 1 1 98,6 98,8

263
Data Perkara Tahun 2013
Jumlah Perkara Jumlah Perkara Penyelesaian
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara
Masuk Selesai (%)
P BB P BB P BB P BB
FBF 8 0
2 Deteksi Khusus / FSF 5 2 5 2 0 0 100 100
3 Komputer / FKF 77 150 77 150 0 0 100 100
Jumlah 2075 11961 2074 11960 1 1 99.9 99.9
5 9

Tabel. 4.17.
Kasus Yang Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sulsel Tahun 2014

Data Perkara Tahun 2014


Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkoba / NNF 1793 13868 1793 13868 0 0 100 100
2 Psikotropika / NPF 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Obat berbahaya/NOF 0 0 0 0 0 0 0 0
II KIMBIOFOR
1 DNA / KBF - - - - - - - -
2 Biologi Serologi / KBF 43 187 40 184 3 3 93,0 98,40
2
3 Toksikologi lingkungan /
38 161 38 161 0 0 100 100
KTF
4 Kimia/KKF 9 26 9 26 0 0 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 27 336 27 336 0 0 100 100
2 Senjata Api / BSF 34 158 34 158 0 0 100 100
3 Metalurgi / BMF 8 99 8 99 0 0 100 100
4 Nori ranmor / BNF 0 0 0 0 0 0 0 0
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 113 310 106 271 8 4 93,8 87,42
1
2 Produk Cetak / DCF 17 1110 17 1110 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 15 1904 15 1904 0 0 100 100
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran / 87,9
83 83 73 73 10 10 87,95
FBF 5
2 Deteksi Khusus / FSF 4 4 4 4 0 0 100 100
3 Komputer / FKF 106 225 106 225 0 0 100 100
Jumlah 2290 18471 2270 18419 21 53 99,13 99,72

264
Tabel. 4.18.
Kasus Yang Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sulsel Tahun 2015

Data Perkara Tahun 2015 (Januari – Maret)


Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkoba / NNF 666 6533 666 6533 0 0 100 100
2 Psikotropika / NPF 0 0 0 0 0 0 100 100
3 Obat berbahaya/NOF 0 0 0 0 0 0 100 100
II KIMBIOFOR
1 DNA / KBF - - - - - - - -
2 Biologi Serologi / KBF 10 42 9 40 1 2 90 95,24
3 Toksikologi lingkungan / 100 100
1 3 1 3 0 0
KTF
4 Kimia/KKF 0 0 0 0 0 0 0 0
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 3 18 2 2 1 16 66,6 11,11
7
2 Senjata Api / BSF 11 110 8 80 3 30 72,7 72,73
3
3 Metalurgi / BMF 0 0 0 0 0 0 - -
4 Nori ranmor / BNF - - - - - - - -
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 34 138 20 128 5 10 58,8 92,75
2
2 Produk Cetak / DCF 2 6 2 6 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 3 32 3 32 0 0 100 100
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran /
10 10 4 4 6 6 100 100
FBF
2 Deteksi Khusus / FSF 0 0 0 0 0 0 - -
3 Komputer / FKF 41 76 40 73 1 3 97,5 96,05
6
Jumlah 781 6968 755 6901 17 67 96,67 99,04

3) Cabang Medan
Beberapa peralatan labfor cabang Medan dapat dilihat pada tabel
berikut.

265
Tabel.4.19.
Peralatan Labfor Cabang Medan

OEE per tahun dalam


Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
1 VSC 6000 (VSC : Alat untuk memeriksa Dokumen, produk 99.7 97.5 94.1
Video Spectral dokumen cetak dan uang
Comparator)
2 Dyno Lite Alat untuk memeriksa Dokumen, produk 99.7 97.5 94.1
dokumen cetak dan uang
3 Ultraviolet Box Alat untuk memeriksa Dokumen, produk 99.7 97.5 94.1
dokumen cetak dan uang

4 Binocular Alat untuk memeriksa Dokumen, produk 99.7 97.5 94.1


Microscope dokumen cetak dan uang
5 AAS Alat untuk memeriksa Toksikologi 100 100 81.2
kation lingkungan

6 Colorimeter Alat menganalisis Toksikologi / 100 100 81.2


senyawa dengan lingkungan
menggunakan
spectrum visible/sinar
tampak
7 Microscope Leica Dipakai untuk Biologi serologi 100 100 100
DM LB mengamati
penggumpalan sel
darah merah
8 Microscope MZ Dipakai untuk Biologi serologi 100 100 100
75 mengamati
penggumpalan sel
darah merah
9 Gas Alat untuk memeriksa Kebakaran 89.1 99.2 82.2
Chromatography hidrokarbon

10 LX 4000 Alat untuk Pembunuhan 100 100 50


Polygraph menganalisa
Computerized kebohongan
11 Beton Pruf Alat untuk menguji Kecelakaan kerja 100 100 82.2
Hammer kekuatan beton

12 Ufed Cellebrite Alat untuk memeriksa Komputer forensik 100 97.1 85.7
data secara logical
pada HP dan
smartphone

13 Image Master Alat untuk memeriksa Komputer forensik 100 97.1 85.7
Solo 4 data pada Flash Disk
dan Hard Disk

266
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
14 Audio Forensik Alat untuk Komputer 100 97.1 85.7
menganalisa suara Forensik

15 GC-MS (Gas Alat untuk memeriksa Toksikologi / 99.2 99.4 95.8


Chromatography- pestisida dan Narkoba lingkungan dan
Mass Narkoba,
Spectrometer) psikotrofika dan
bahan peledak
16 FTIR Alat untuk memeriksa Toksikologi / 99.2 99.4 95.8
pestisida dan Narkoba, lingkungan dan
psikotrofika dan bahan Narkoba,
peledak psikotrofika dan
bahan peledak
17 TLC Scanner Alat untuk memeriksa Narkoba dan 99.2 99.4 95.8
Narkoba dan psikotrofika
psikotrofika
18 Trunarc Analyzer Alat untuk memeriksa Narkoba dan * * 95.8
Narkoba dan psikotrofika
psikotrofika
19 Shooting Box Air Alat untuk menguji Senjata api * * 100
senjata api

20 MMTD Alat untuk memeriksa Bahan peledak 100 100 100


bahan peledak

21 Kalorimeter Alat untuk mengukur Metalurgi * * *


energy panas
batubara
22 Metal Detector Alat untuk mendeteksi Metalurgi 100 100 100
logam

23 Raman Portable Alat untuk memeriksa Bahan peledak * * 95.8


bahan peledak dan
hidrokarbon
24 GCMS Portable Alat untuk memeriksa Bahan peledak * * 95.8
pestisida bahan toksikologi dan
peledak dan Narkoba Narkoba
25 FTIR Portable Alat untuk memeriksa Bahan peledak * * 95.8
pestisida dan Narkoba toksikologi dan
Narkoba
26 Comparison Alat untuk memeriksa Senjata api 100 100 100
Microscope perbandingan antara
barang bukti dan
barang pembanding
anak peluru dan
selongsong peluru

267
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
27 Shooting Box Alat untuk menguji Senjata api 100 100 100
Kapas senjata api

28 Ion Scan Alat untuk memeriksa Bahan peledak 100 100 100
bahan-bahan diduga
bahan peledak dan
residu bahan peledak

Keterangan : *= OEE tidak dapat dihitung karena pada tahun tersebut tidak
ada kasus yang memerlukan alat untuk pengungkapannya.

Pada tabel di atas dapat ditampilkan nilai OEE peralatan di Laboratorium


Forensik Medan. Nilai rata-rata OEE dari tahun 2013 sampai 2015 berturut-
turut 99.3 %, 99.0% dan 91.9%. Pengukuran tahun 2015 baru dilakukan
beberapa bulan. Oleh karena itu nilai OEE tersebut diperkirakan akan lebih
tinggi lagi di akhir tahun.

Tabel 4.22 memperlihatkan bahwa pada tahun 2015, penyelesaian yang


relatif rendah adalah pada jenis pemeriksaan Fiskomfor, Deteksi Khusus
(FSF). Tapi melihat jumlah kasusnya yang hanya 2 perkara masuk, angka ini
tidak signifikan.

Rangkuman kasus-kasus yang telah diselesaikan fungsi Reskrim Polda


Sumatera Utara mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 4.20; 4.21 dan 4.22.

Tabel. 4.20.
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sumut Tahun 2013

Data Perkara Tahun 2013


Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkoba / NNF 8348 8348 8286 8286 62 62 99,2 99,2
2 Psikotropika / NPF 2 2 2 2 0 0 100 100
3 Obat berbahaya/NOF 0 0 0 0 0 0 0 0
II KIMBIOFOR
1 Biologi Serologi/KBF 42 42 42 42 0 0 100 100

268
2 Toksikologi 40 40 40 40 0 0 100 100
Lingkungan/KTF
3 Kimia/KKF 11 11 11 11 0 0 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 6 6 6 6 0 0 100 100
2 Senjata Api / BSF 56 56 56 56 0 0 100 100
3 Metalurgi / BMF 3 3 3 3 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 127 127 126 126 1 1 99,2 99,2
2 Produk Cetak / DCF 17 17 17 17 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 17 1556 17 1556 0 0 100 100
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran / 138 138 123 123 15 15 89,1 89,1
FBF
2 Deteksi Khusus / FSF 1 1 1 1 0 0 100 100
3 Komputer / FKF 19 19 19 19 0 0 100 100
Jumlah 8827 10366 8749 10288 78 78 99,1 99,2

Tabel. 4.21.
Kasus yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sumut Tahun 2014

Data Perkara Tahun 2014


Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkoba / NNF 8211 8211 8165 8165 46 46 99,4 99,4
2 Psikotropika / NPF 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Obat berbahaya/NOF 0 0 0 0 0 0 0 0
II KIMBIOFOR
1 Biologi Serologi / KBF 27 27 27 27 0 0 100 100
2 Toksikologi lingkungan /
41 41 41 41 0 0 100 100
KTF
3 Kimia/KKF 13 13 12 12 1 1 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 5 5 5 5 0 0 100 100
2 Senjata Api / BSF 55 55 55 55 0 0 100 100
3 Metalurgi / BMF 6 6 6 6 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 107 107 105 105 2 2 98,1 98,1
2 Produk Cetak / DCF 9 9 9 9 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 18 18 17 17 1 1 94,4 94,4
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran /
133 133 132 132 1 1 99,2 99,2
FBF
2 Deteksi Khusus / FSF 1 1 1 1 0 0 100 100
3 Komputer / FKF 71 71 69 69 2 2 97,1 97,1
Jumlah 8697 8697 8644 8644 53 53 99,4 99,4

269
Tabel. 4.22.
Kasus yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sumut Tahun 2015

Data Perkara Tahun 2015 (Januari – April)


Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
I NARKOBAFOR
1 Narkoba / NNF 3857 3857 3695 3695 162 162 95,8 95,8
2 Psikotropika / NPF 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Obat berbahaya/NOF 0 0 0 0 0 0 0 0
II KIMBIOFOR
1 Biologi Serologi / KBF 8 8 8 8 0 0 100 100
2 Toksikologi lingkungan /
16 16 13 13 3 3 81,2 81,2
KTF
3 Kimia/KKF 0 0 0 0 0 0 0 0
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Senjata Api / BSF 23 23 23 23 0 0 100 100
3 Metalurgi / BMF 1 1 1 1 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 40 40 33 33 7 7 82,5 82,5
2 Produk Cetak / DCF 4 4 4 4 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 1 1 1 1 0 0 100 100
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran /
45 45 37 37 8 8 82,2 82,2
FBF
2 Deteksi Khusus / FSF 2 2 1 1 1 1 50 50
3 Komputer / FKF 35 35 30 30 5 5 85,7 85,7
Jumlah 4032 4032 3846 3846 186 186 95,4 95,4

Satu hal yang perlu dicatat adalah kasus Narkoba (NNF) sangat dominan. Di
Sulawesi selatan pada 3 tahun terakhir tercatat 1612, 1793 dan 666 kasus. Di
Sumatera Utara pada 3 tahun terakhir tercatat 8348, 8211 dan 3857 kasus.
Sedangkan di Jawa Timur pada 3 tahun terakhir tercatat 3724, 3839, 1333
kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan kasus Narkoba memerlukan
perhatian khusus, terutama ketersediaan dan kesiapan peralatan yang diperlukan
untuk mengungkap kasus, karena frekuensinya sangat tinggi. Dari 3 labfor
tersebut, beban yang paling berat pada labfor Medan dengan kasus rata-rata dua
kali lipat yang ditangani di Surabaya.

270
c. Pengukuran Tingkat Efektivitas Peralatan Penyelidikan

1) Tingkat penyelesaian kasus memakai teknik scientific crime


investigation.

Penyelesaian kasus memakai teknik SCI sejak 2013 sampai 2015


dirangkum sebagai berikut:

Tabel. 4.23.
Persentase Penyelesaian Kasus Selama Tiga Tahun

Unit Jenis Labfor Surabaya Labfor Makassar Labfor Medan


No
Pemeriksaan 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
I Narkobafor
1 Narkoba 100 100 100 100 100 100 99,2 99,4 95,8
2 Psikotropika 100 100 100 0 0 100 100 0 0
3 Obat berbahaya 100 100 100 0 0 100 0 0 0
II Kimbiofor
1 DNA/KBF 96.5 89.7 87 0 0 0 0 0 0
2 Biologi
98.1 99.3 91 100 98.4 95.24 100 100 100
Serologi/KBF
3 Toksikologi
100 100 100 100 100 100 100 100 81,2
Lingkungan
4 Kimia/KKF 100 100 98 100 100 0 100 100 0
III Balmetfor
1 Bahan peledak 100 89,1 100 100 100 11,11 100 100 0
2 Senjata api 89.4 94.0 100 100 100 72.73 100 100 100
3 Metalurgi 100 100 100 100 100 0 100 100 100
4 Noriranmor 100 100 100 0 0 0 0 0 0
IV Dokupalfor
1 Dokumen palsu 97.4 100 93 100 87.42 92.75 99.2 98,1 82,5
2 Produk Cetak 100 100 76 100 100 100 100 100 100
3 Uang palsu 100 98.7 100 100 100 100 100 94,4 100
V Fiskomfor
1 Kecelakaan/keba 100.
93.9 89 98.8 87.95 100 89.1 99,2 82,2
karan 8
2 Deteksi khusus 100 0 0 100 100 0 100 100 50
3 Komputer 100 100 100 100 100 96.05 100 97,1 85,7
Total 99.7 99.7 99.5 99.7 99.72 99.04 99.2 99,4 95,4

271
Dari tabel di atas persentase penyelesaian kasus selama 3 tahun.
Umumnya kasus yang ditangani dengan memanfaatkan peralatan
labfor dapat selesai 100%. Kasus yang melibatkan pemeriksaan biologi
serologi sedikit lebih rendah persentasenya, tapi masih di atas 90%.

Adapun persentase pengungkapan tindak pidana secara ilmiah di


beberapa Polda yang diteliti periode 2012 – 2014 dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel. 4.24.
Persentase Pengungkapan Tindak Pidana Secara Ilmiah

JUMLAH TINDAK PIDANA POLDA SAMPEL, PENYELESAIAN PERKARA


DAN PENANGANAN SECARA SCI PADA LABFOR 2012 - 2014
NO POLDA
2012 2013 2014
JP PS SCI % JP PS SCI % JP PS SCI %
Sumut
1 41.578 18.474 6690 36 31.326 15.270 8749 57 8,366 4,365 8644 198
(Labforcab)
2 Riau 10,082 5,898 1054 18 7,596 4,559 1462 32 1,971 1,101 1304 118
3 Lampung 6,933 4,519 195 4 8,147 5,234 223 4 1,685 1,149 372 32
Jatim
4 32,415 21,527 6.373 30 30,285 21,080 6.176 30 5,546 3,883 5.745 148
(Labforcab)
5 NTT 7,107 4,106 17 0,4 713 318 35 11 1,259 550 17 3
6 Kalsel 7,495 4,267 711 17 6,269 4,035 812 20 1,201 744 884 119
7 Kaltim 5,462 3,337 880 26 5,118 2,905 1.041 36 1,515 866 1133 131
8 Sulut 18,883 11,252 28 0.2 14,976 9,446 3 0.03 3,236 2,340 1 0.04
Sulsel
9 6,634 6,548 1355 27 4,115 3,553 160 4 1,655 1,013 155 15
(Labforcab)
10 Papua 2,920 1,315 59 4 3,574 1,606 6 0.3 1,439 807 11 1.3
Total 139.509 81.243 9.618 12 112.119 68.006 8.456 12 27.873 16.818 8.318 49

Di dalam tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2012
jumlah perkara yang masuk sebanyak 139.509 yang dapat diselesaikan
sebanyak 81.243, dan perkara yang diselesaikan secara SCI sebanyak
9.618 dengan persentase 12%. Tahun 2013 jumlah perkara yang
masuk sebanyak 112.119 yang dapat diselesaikan sebanyak 68.006,
perkara yang diselesaikan secara SCI sebanyak 8.456 dengan
persentase 12%. Tahun 2014 jumlah perkara yang masuk sebanyak
27.873 yang dapat diselesaikan sebanyak 16.818, dan perkara yang
diselesaikan secara SCI sebanyak 8.318 dengan persentase 49%.

272
Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah perkara yang
ditangani secara SCI masih relatif kecil, tetapi dari 2013 ke 2014 ada
trend kenaikan. Masih kecilnya persentase penanganan perkara secara
ilmiah disebabkan beberapa hal, antara lain:

a) Perkara yang ditangani ringan dan sederhana, sehingga tidak


memerlukan pemeriksaan laboratorium.

b) Pemeriksaan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal


(untuk transportasi dan akomodasi) bagi Polda-Polda yang jauh
dari labforcab dan Puslabfor.

c) Karena perkara yang ditangani sudah cukup dengan minimal dua


alat bukti, sehingga tidak perlu pemeriksaan ke Labfor.

d. Perbandingan nilai rata-rata Overall Equipment Effectivity selama tiga


tahun di tiga cabang labfor

Perbandingan nilai rata-rata OEE selama tiga tahun di tiga cabang


Laboratorium Forensik (Surabaya, Makasar dan Medan) dirangkum dalam
Tabel 4.25.

Tabel. 4.25.
Rata-rata OEE tiap cabang Labfor Selama Tiga Tahun

OEE Tiap Cabang Labfor


Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
1 AAS (Atomic Atomic Absorption Toksikologi/Ling 100.0 - 93,7
Absorption Spectrometer untuk kungan
Spectrometer ) memeriksa Kation

2 Alat detector Alat untuk mendeteksi Uang palsu 99.6 - -


uang palsu keaslian uang

3 Centrifuge Alat pemusing untuk Biologi serologi 96.2 - -


memisahkan cairan dan
endapan

4 COD meter Chemical Oxygen Toksikologi/Lingk 100.0 - -


Demand untuk ungan
pemeriksaan limbah

273
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
5 Conductivity Alat untuk memeriksa Toksikologi/Lingk 100.0 - -
meter daya hantar listrik, ungan
misalnya pada air. Air yg
banyak limbahnya akan
tinggi score daya hantar
listriknya

6 Dissolve Alat untuk mengukur Toksikologi/Lingk 100.0 - -


Oxygen Meter oxygen terlarut pada ungan
cairan. Alat ini sering
dipakai di lingkungan. Jika
kadar oksigen di air
sungai rendah, berarti
makhluk hidup akan mati.

7 DNA Alat untuk pemeriksaan DNA 91,1 - -


Sequensing DNA

8 Electrophoresis alat untuk memisahkan DNA 91,1 - -


fragmen basa pada rantai
DNA

9 Emission Gas alat untuk menganalisa Toksikologi/Lingk 100.0 - -


Analyzer kadar gas pada kasus ungan
pencemaran udara. Juga
dipakai untuk
pemeriksaan keracunan
gas.

10 Flash Point Alat untuk mengukur titik Bahan Peledak, 95,1 - -


Tester nyala. Misalnya dipakai Kecelakaan/Keba
pada kasus kebakaran, karan
bisa dipakai untuk
mengetahui titik nyawa
suatu senyawa

11 Gas Instrumen analisis untu Toksikologi/Lingk 97,3 95,5 99,2


Chromatograph pemisahan senyawa- ungan, Kimia,
y senyawa. Bahan Peledak,
Kecelakaan/Keba
karan

12 GC-MS (Gas Kombinasi 2 alat : gas Narkoba, 99,8 100 98,1


Chromatograph chromatography dan Psikotropika,
y Mass mass spectrometer. Obat berbahaya,
Spectrometer) Toksikologi/Lingk
ungan, Bahan
Peledak,
Kecelakaan/Keba
karan

13 GC-MS portable Alat untuk memeriksa Bahan peledak - - 95,8


pestisida bahan peledak toksikologi dan
dan Narkoba Narkoba

274
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
14 Infrared & alat menganalisa Narkoba, 100 - -
ultraviolet senyawa dengan Psikotropika,
(Spectrophotom menggunakan spektrum Obat berbahaya,
eter) ultraviolet dan inframerah Kimia

15 Microscope Alat perbesaran, Biologi serologi 96,2 - 97,1


binoculer digunakan untuk
mengamati
penggumpalan sel darah
merah

16 Microscope Alat perbesaran, Biologi serologi 96,2 - -


monoculer digunakan untuk
mengamati
penggumpalan sel darah
merah

17 Furnace alat untuk pemijaran Toksikologi/Lingk 100.0 - -


dengan suhu 1200 C, ungan
sehingga diperoleh oksida
logam.

18 Noise level mengukur level Toksikologi/Lingk 100.0 - -


meter kebisingan, misalnya ungan
pada industri tekstil

19 Oven Alat untuk melakukan Biologi serologi 96,2 - -


inkubasi darah, air liur,
sperma, rambut pada
suhu tertentu

20 Ph meter alat untuk mengukur Toksikologi/Lingk 99,7 - -


keasaman (Ph) ungan, Kimia

21 Polygraph alat untuk mengetes Deteksi khusus 100.0 - 83,3


kebohongan. Yang
diperiksa misalnya :
denyut jantung,
pengeluaran keringat.

22 Turbidimeter alat untuk mengukur Toksikologi/Lingk 100 - -


kekeruhan cairan. ungan

23 VSC 6000 (VSC alat untuk mengetahui Dokumen palsu, 98,1 86,4 97,1
: Video Spectral palsu tidaknya uang, produk cetak,
Comparator) passport seluruh dunia. uang cetak
Ada fitur untuk melihat
tanda dengan penyinaran
UV.

24 Genetic Alat untuk memeriksa DNA 91,1 - -


Analyzer DNA setelah dilakukan
PCR

275
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
25 Real Time PCR alat untuk penggandaan DNA 91,1 - -
(PCR : DNA yang diperlukan
Polymerase dalam analisis
Chain Reaction)

26 Comparison alat untuk pemeriksaan Senjata Api 94,5 90,9 100


microscope perbandingan antara
barang bukti dan barang
pembanding anak peluru
& selongsong peluru

27 Measurement alat untuk pemeriksaan Senjata Api - - 100


microscope perbandingan antara
barang bukti dan barang
pembanding anak peluru
& selongsong peluru

28 Ion Scan alat untuk pemeriksaan Bahan Peledak 100.0 - 100.0


bahan-bahan diduga
bahan peledak dan residu
bahan peledak

29 UV Box Alat untuk memeriksa Subbid - 86,4 97,1


dokumen, prodcet, uang Dokupalfor
palsu

30 Multi-Mode Swap handak dan Subbid balmetfor, - 88,9 100.0


Threat Detection Narkoba subbid narkobafor
(MMTD)

31 Shooting box Alat untuk uji balistik Subbid Balmetfor - 90,9

32 Shooting box air Alat untuk menguji Senjata api - - 100.0


senjata api

33 Shooting box Alat untuk menguji Senjata api - - 100.0


kapas senjata api

34 UV VIS Alat menganalisa Subbid - 100.0 -


senyawa dengan Narkobafor
menggunakan spektrum
UV

35 Stereo Dipakai untuk mengamati Subbid Kimbiofor - 96,1 -


Microscope penggumpalan darah sel
darah merah

36 Cellebrite Alat untuk Subbid Fiskomfor - 99., -


Classic memeriksa/ekstrak
handphone, sim card,
memory card

276
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
37 Cellebrite Touch Alat untuk Subbid Fiskomfor - 99,2 -
memeriksa/ekstrak
handphone, sim card,
memory card

38 Ufed Cellebrite Alat untuk memeriksa Komputer forensik - - 94,3


data secara logical pada
HP dan smartphone

39 Hammer Test Alat ntuk memeriksa mutu Subbid Fiskomfor - 100 -


beton tanpa merusak
beton

40 Beton proof Alat untuk menguji Kecelakaan kerja - - 100


hammer kekuatan beton

41 Dinolite Mikroskop USB Subbid - 82,1 97,1


Dokupalfor

42 Colorimeter alat menganalisa Toksikologi/lingku - - 93,7


senyawa dengan ngan
menggunakan spektrum
sinar tampak (visible)

43 Mikroskop Leica Dipakai untuk mengamati Biologi serologi - - 100


DM LB penggumpalan sel darah

44 Mikroskop MZ Dipakai untuk mengamati Biologi serologi - - 100


75 penggumpalan sel darah

45 Image master Alat untuk memeriksa Computer - - 94,3


solo4 data pada Flash Disk dan forensic
Hard Disk

46 Audio forensic Alat untuk menganalisa Computer - - 94,3


suara forensic

47 Fluorescence Alat untuk memeriksa Toksikologi / - - 98,1


Transform Infra- pestisida dan Narkoba lingkungan dan
red (FTIR) Narkoba,
psikotrofika dan
bahan peledak

48 Fluorescence Alat untuk memeriksa Bahan peledak - - 95,8


Transform Infra- pestisida dan Narkoba toksikologi dan
red (FTIR) Narkoba
portable

277
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
49 TLC Scanner Alat untuk memeriksa Narkoba dan - - 95,8
Narkoba dan psikotrofika psikotrofika

50 Trunarc Alat untuk memeriksa Narkoba dan - - 95,8


Analyzer Narkoba dan psikotrofika psikotrofika

51 Metal Detector alat untuk mendeteksi metalurgi - - 100.0


logam

52 Raman Portable Alat untuk memeriksa Bahan peledak - - 95,8


bahan peledak dan
hidrokarbon

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa nilai OEE yang kosong. Hal
itu karena alat-alat yang dimiliki oleh masing-masing labfor tidak selalu sama,
sehingga tidak bisa dihitung. Secara umum, nilai OEE peralatan yang digunakan
oleh masing-masing laboratorium cabang yaitu, Surabaya, Makassar dan Medan
berkisar antara 82,1% sampai dengan 100%.

Selain peralatan yang diukur dengan OEE, juga banyak peralatan lidik sidik yang
selama ini efektif dipakai untuk pengungkapan tindak pidana secara ilmiah, tetapi
pengukuran OEE tidak dapat dilakukan karena tidak disertai dengan log book.
Peralatan tersebut antara lain MAMBIS yang terdapat di berbagai Polda dan
Polres, yang telah dioperasikan dengan baik untuk membantu pengungkapan
identitas korban kecelakaan dan pembunuhan. Hal itu antara lain dapat diketahui
pada pengungkapan identitas korban kecelakaan Air Asia, penemuan mayat
(Sulsel), pembunuhan di wilayah hukum Polres Gowa, kasus bunuh diri (Sulsel),
korban kecelakaan pesawat Trigana Air (Papua) dan berbagai kasus lainnya.
Meskipun demikian beberapa fitur MAMBIS belum digunakan untuk
pengungkapan kasus seperti fitur pemindaian iris mata dan sidik jari laten.

Dari berbagai peralatan penyelidikan dan penyidikan yang terdapat di berbagai


kesatuan wilayah Polda, beberapa peralatan tergolong kurang efektif digunakan
antara lain :

278
a) Voice Analysis Investigation Tool: peralatan untuk mencocokkan suara
seseorang dari suatu pernyataan, kurang akurat.

b) Komputer rekonstruksi raut wajah, karena sketsa wajah yang tersedia hanya
gambar wajah orang asing, sedangkan gambar wajah orang asia tidak ada.

c) Dactyloscopy Criminal Kit di level Polsek, karena tidak ada yang mengawaki
peralatan tersebut.

2. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan ditinjau dari Aspek


Manajemen.

Peralatan-peralatan yang ada di Ditreskrim (umum, khusus, narkoba), identifikasi


(Inafis), Labforcab, Dokpol, didistribusikan secara langsung dari pembina fungsi
masing-masing (Mabes Polri) dan tidak melalui Sarpras Polda bahkan distribusi
peralatan ada yang langsung ke Polres dan Polsek. Sarpras Polda sebagai
pembina fungsi bidang sarana dan prasarana di tingkat Polda mengalami kendala
dalam pencatatan Simak BMN. Dengan kurang tertibnya pencatatan pada Simak
BMN maka bidang perencanaan terkendala dalam hal penganggaran untuk
pemeliharaan dan perawatan peralatan-peralatan dimaksud. Meskipun demikian
untuk peralatan yang masih baru/masih dalam masa garansi biaya perawatan
tidak diperlukan karena masih menjadi tanggung jawab vendor.

Disamping itu pelatihan bagi operator peralatan-peralatan yang bersifat khusus


juga belum terencanakan/terprogram secara khusus, sehingga mengakibatkan
kurang efektifnya peralatan yang ada dalam rangka mendukung proses
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana secara ilmiah.

a. Operator dan Peralatan

Untuk mengoperasikan setiap jenis peralatan, di setiap Polda dan Polres


umumnya terdapat dua orang operator, tetapi banyak yang tidak memiliki
kemampuan untuk memperbaiki jika terjadi gangguan peralatan. Di Polsek-
Polsek juga banyak yang tidak memahami teknik pemakaian Dactyloscopy
Criminal Kit. Peralatan MAMBIS operatornya juga banyak yang tidak
mendapatkan pelatihan, hanya bisa mengoperasikan sekedarnya dan tidak
tahu cara mengatasi gangguan dalam pengoperasiannya.

279
Karena terbatasnya personel yang memiliki kemampuan mengoperasikan
peralatan, maka perlu ada penghargaan dalam bentuk insentif. Selain itu
perlu diupayakan pembinaan personel agar pengoperasian tidak hanya
tergantung pada satu atau dua orang.

b. Anggaran

Untuk keperluan pemeliharaan dan perawatan peralatan tidak tersedia


anggaran khusus, tetapi diambilkan dari anggaran untuk pemeliharaan dan
perawatan peralatan lainnya. Adapun anggaran untuk pelatihan operator
tidak tersedia, karena umumnya Polres-Polres mengharapkan pelatihan itu
diberikan oleh Polda atau Mabes Polri.

c. Ketersediaan Bahan

Bahan pendukung seperti serbuk untuk Dactyloscopy Criminal Kit, reagen


untuk uji sampel tes nakoba sangat diperlukan. Bahan-bahan tersebut di
beberapa Polres sudah kadaluwarsa atau hampir kadaluwarsa.

Masalah lain adalah jumlah bahan yang diberikan untuk setiap jenisnya
relatif sama, padahal penggunaannya ada yang sering dan ada yang jarang.
Serbuk untuk Dactyloscopy Criminal Kit yang paling sering digunakan adalah
yang berwarna hitam sehingga cepat habis, sedangkan serbuk warna lainnya
banyak tersisa. Reagen untuk tes bahan narkoba yang banyak dipakai
adalah reagen untuk tes shabu dan ganja, sedangkan untuk tes bahan
lainnya jarang digunakan.

d. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Belum ada mekanisme baku (Standar Operasional Prosedur) yang mengatur


penggunaan peralatan penyelidikan dan penyidikan. penggunaan peralatan
hanya dikeluarkan nota dinas dari Direktur (di Polda) atau nota dinas yang
dikeluarkan oleh Kasat (di Polres). Masalahnya kadang peralatan itu berada
di bawah naungan fungsi lain, yang secara administrasi tidak cukup jika
menggunakan nota dinas.

280
Untuk mengatasi hal tersebut maka diusulkan oleh para penyidik agar
dibuatkan Standard Operational Procedure (SOP) yang mengatur tata cara
penggunaan peralatan penyelidikan dan penyidikan, sehingga setiap fungsi
yang terkait dapat dijamin untuk bisa mengakses peralatan tersebut sesuai
kebutuhan. Hal ini mengingat harga peralatan yang mahal, sementara
keuangan negara terbatas, sehingga jika peralatan yang sama diberikan
pada setiap fungsi yang berbeda dalam satu Polda maka akan sangat
membebani keuangan negara. Cara ini selain dimaksudkan agar semua
fungsi memiliki akses yang sama terhadap peralatan, sekaligus dapat
digunakan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penyalahgunaan
penggunaan peralatan.

281
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

a. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan ditinjau dari Aspek


Teknis

Beberapa peralatan untuk penyelidikan dan penyidikan memiliki kemampuan


yang cukup baik. Namun karena tidak ada dukungan yang baik terhadap
pengoperasian alat, maka alat itu menjadi tidak efektif karena tidak bisa
difungsikan.

1) Portable LED Area Spot Light . Alat ini menggunakan sinar ultra violet
sehingga cukup efektif digunakan untuk memperjelas sidik jari yang
melekat pada barang bukti dan media lainnya yang menyebar.

2) MAMBIS, cukup bagus untuk menelusuri identitas pemilik sidik jari,


namun menjadi tidak efektif jika tidak didukung oleh jaringan GSM 3G
yang cukup baik, serta tidak didukung oleh tenaga operator yang
memiliki kemampuan yang memadai. Selain itu MAMBIS juga menjadi
kurang efektif jika tidak didukung database yang baik

3) CAAFIS, sangat efektif untuk melakukan scanning sidik jari yang


berasal dari kartu AK-23 maupun yang berasal dari pengambilan sidik
jari laten menggunakan Dactyloscopy Criminal Kit. Namun di beberapa
Polda kurang efektif karena tidak didukung jaringan online yang baik.

4) Dactyloscopy Criminal Kit, cukup efektif untuk mengambil sidik jari


laten. Namun keberadaan alat ini di Polsek-Polsek belum efektif karena
banyak personel Polsek yang belum memiliki kemampuan untuk
mengoperasikannya.

5) Voice Analysis Investigation Tool. Peralatan untuk mencocokkan suara


seseorang dari suatu pernyataan, namun belum ada operator khusus
yang mampu mengoperasikannya dan jarang dibutuhkan.

282
6) Mobil unit identifikasi olah TKP sangat diperlukan untuk mobilitas olah
TKP. Namun karena tidak didukung roda belakang yang double,
sedangkan beban mobil cukup berat, maka mobil tidak bisa digunakan
untuk jalan yang tidak rata sehingga menjadi tidak efektif.

7) Peralatan Filtered Cyanoacrylate Fuming Chamber untuk


pengembangan sidik jari laten cukup efektif, karena bisa digunakan
untuk mengambil sidik jari yang melekat pada material khusus yang
tidak bisa diangkat dengan Dactyloscopy Criminal Kit, seperti yang
melekat pada botol air mineral, dompet dan benda lainnya.

8) GPS sangat efektif untuk mengetahui lokasi titik api di hutan atau lokasi
illegal logging. Dengan alat ini, jika terjadi gangguan asap lokasi titik api
bisa diketahui dengan tepat, sehingga keberadaan alat ini menjadi
efektif.

9) Illicit Drugs Identifier (narkotes) yang digunakan untuk mengetahui


jenis bahan narkoba di beberapa polda kurang efektif karena hasilnya
kurang akurat. Meskipun demikian di beberapa polda lain cukup efektif.

10) Ufed Link Analysis (Cellebrite). Alat ini sebetulnya sangat diperlukan
untuk mengekstrak/memunculkan kembali file data yang telah hilang
atau terhapus. Namun kurang efektif karena tidak semua merk
handphone/ smartphone datanya bisa diekstrak dengan alat ini.

11) Kit DNA diperlukan untuk mengambil cairan dari tubuh korban untuk
diidentifikasi DNA nya. Alat ini cukup efektif karena tidak mengenal
kadaluwarsa, dan bisa digunakan di segala tempat dan situasi.

12) Kit Food Security cukup efektif untuk melakukan tes keberadaan
kandungan zat/ senyawa berbahaya yang terdapat pada makanan dan
minuman yang akan disajikan pada tamu VIP/VVIP.

13) Kit DVI cukup efektif untuk mengidentifikasi bencana massal


pengambilan DNA, untuk dikirim ke Puslabfor di Jakarta.

283
b. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan ditinjau dari Aspek
Manajemen

1) Distribusi peralatan dilakukan secara langsung dari pembina fungsi


masing-masing (Mabes Polri) dan tidak melalui Sarpras Polda
menyebabkan kesulitan pendataan pada Simak BMN.

2) Personel yang memiliki kemampuan mengoperasikan Dactyloscopy


Criminal Kit jumlahnya terbatas, sehingga banyak peralatan di Polsek-
polsek tidak dioperasikan. Di beberapa Polres dan Polda banyak
personel yang belum memiliki kemampuan memadai untuk
mengoperasikan MAMBIS, karena tidak pernah mendapatkan
pelatihan.

3) Personel yang mengoperasikan peralatan khusus juga belum


mendapatkan sertifikasi kompetensi. Peralatannya juga belum
dilakukan akreditasi, khususnya peralatan yang berfungsi untuk
pengujian dan pengukuran seperti pada fungsi Labfor.

4) Anggaran untuk mengoperasikan peralatan tidak terlalu bermasalah


karena dibebankan pada anggaran penyelidikan dan penyidikan.
Namun anggaran untuk pemeliharaan peralatan tidak cukup, sehingga
jika terjadi kerusakan peralatan tidak bisa diperbaiki segera.

5) Kebutuhan bahan pendukung peralatan seperti pelarut atau reagen


untuk uji sampel tes nakoba maupun serbuk Dactyloscopy Criminal Kit
jumlahnya tidak sama, sehingga pendistribusian dalam jumlah yang
sama berakibat ada beberapa bahan dan jenis serbuk yang masih
banyak dan ada beberapa jenis bahan dan serbuk yang sudah hampir
habis. Untuk tes narkoba, reagen yang paling banyak dibutuhkan
adalah untuk tes shabu dan ganja, sedangkan untuk Dactyloscopy
Criminal Kit serbuk yang paling banyak dibutuhkan adalah serbuk
magnet hitam.

6) Standard Operational Procedure untuk penggunaan peralatan belum


ada, kecuali hanya melalui nota dinas. Hal itu agak sulit dilakukan jika
peralatan dikuasai oleh fungsi lain.
284
2. Saran

a. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan ditinjau dari Aspek


Teknis

Untuk meningkatkan kemampuan peralatan perlu dilakukan beberapa hal


sebagai berikut:

1) Agar MAMBIS bisa dioperasikan secara optimal, perlu disediakan


beberapa sim card yang dikeluarkan oleh operator yang berbeda.
Selain itu juga perlu didukung oleh database kependudukan yang
memadai.

2) Dactyloscopy Criminal Kit perlu didukung oleh bahan serbuk yang


selalu tersedia. Pengadaan bahan serbuk diperbanyak yang berwarna
hitam, karena lebih sering digunakan.

3) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan perlengkapan


Dactyloscopy Criminal Kit agar roda belakangnya menggunakan dua
roda di setiap sisinya, supaya bisa digunakan di jalan yang tidak rata.

4) Illicit drugs identifier (narkotes) perlu dipertimbangkan agar diganti


dengan alat tes narkoba yang hasilnya lebih akurat. Pengadaan alat ini
juga perlu diprioritaskan hanya di Polres-Polres yang kasus narkobanya
tinggi. Polres yang jarang terjadi kasus narkoba, akan lebih efisien jika
pengujiannya dilakukan di Polres terdekat atau di rumah sakit. Reagen
untuk tes narkoba tidak perlu sama jumlahnya untuk setiap jenisnya,
karena hanya jenis narkoba tertentu yang banyak beredar di suatu
wilayah. Untuk itu urut-urutan jumlah reagen yang diberikan yang
terbanyak adalah untuk tes shabu, kemudian ganja, ekstasy dan heroin.

5) Ufed Link Analysis (Cellebrite). Alat ini untuk mengekstrak/


memunculkan kembali file data yang telah hilang atau terhapus. Perlu
selalu diupgrade atau diganti alat baru yang bisa digunakan untuk
mengekstrak data yang terdapat pada semua jenis handphone.

285
b. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan penyidikan ditinjau dari Aspek
Manajemen.

Untuk meningkatkan kemampuan peralatan, maka dari segi manajemen


perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

1) Untuk pendataan pada Simak BMN mengenai distribusi peralatan lebih


tertib, agar fungsi-fungsi terkait yang sudah mendistribusikan peralatan
ke Polda memberikan pemberitahuan ke Sarpras Polda. Selanjutnya
Sarpras Polda proaktif melakukan pencatatan/ inventarisasi peralatan-
peralatan yang didistribusikan langsung ke fungsi-fungsi bahkan ke
Polres-Polres.

2) Mengingat kondisi geografis setiap daerah tidak sama, dan tantangan


kriminalitas yang dihadapi setiap wilayah juga berbeda, maka
pengadaan peralatan agar disesuaikan dengan kebutuhan riil daerah.
Untuk itu maka pengadaan peralatan semestinya didasarkan pada
usulan dari Polda-Polda, yang berdasarkan usulan dari Polres.

3) Untuk meningkatkan kemampuan personel dalam mengoperasikan alat,


perlu diperbanyak pelatihan. Untuk itu dukungan anggaran pelatihan di
Polda maupun di Polres-Polres perlu dialokasikan.

4) Agar personel yang sudah memiliki kemampuan mengoperasikan alat


tidak pindah ke fungsi lain, perlu diberikan insentif berupa tunjangan
khusus. Agar keterangan personel bisa diakui dalam kesaksian di
persidangan, kepada personel yang sudah memiliki kemampuan yang
memadai perlu diberikan sertifikat, sesudah melalui persyaratan
tertentu. Disamping personel yang bersertifikat, peralatan juga perlu
disertifikasi khususnya peralatan yang digunakan untuk pengukuran
dan pengujian seperti peralatan-peralatan yang ada di Labfor.

5) Anggaran pemeliharaan peralatan perlu ditambah sehingga jika terjadi


kerusakan peralatan bisa diperbaiki dengan segera.

286
6) Bahan pendukung peralatan seperti pelarut atau reagen untuk uji
sampel tes nakoba dan serbuk untuk Dactyloscopy Criminal Kit harus
selalu tersedia. Jumlah bahan setiap jenisnya tidak perlu sama. Bahan
untuk tes narkoba, yang perlu diperbanyak adalah reagen untuk tes
shabu, kemudian berturut-turut disusul bahan untuk ganja, ekstasy dan
heroin. Serbuk untuk Dactyloscopy Criminal Kit yang perlu diperbanyak
adalah serbuk magnet hitam.

7) Pengelolaan peralatan penyelidikan dan penyidikan di bawah fungsi


tertentu kurang efektif, karena ada kalanya suatu peralatan dibutuhkan
juga oleh fungsi lainnya. Untuk mengatasi hal itu maka perlu dibuat
Standard Operational Procedure (SOP) yang mengatur tata cara
penggunaan peralatan penyelidikan, sehingga setiap fungsi yang terkait
dijamin untuk bisa mengakses peralatan tersebut sesuai kebutuhan.

8) Tidak semua peralatan harus tersedia di kewilayahan. Illicit drugs


identifier (narkotes) misalnya, cukup diprioritaskan hanya di Polres-
Polres yang kasus narkobanya tinggi. Untuk Polres yang sangat jarang
terjadi kasus narkoba akan lebih efisien jika terjadi kasus narkoba
pengujiannya dilakukan di Polres terdekat atau di rumah sakit.

9) Perlu pengadaan alat GPS, terutama di wilayah Polda yang wilayahnya


sering terjadi gangguan asap karena kebakaran hutan.

10) Operator peralatan perlu membiasakan mencatat pemakaian peralatan


dalam sebuah log book, agar memudahkan dalam pemantauan
efektivitas alat, maupun riwayat penggunaan alat tersebut.

11) Perlu pengajuan biaya perpanjangan lisensi terhadap peralatan yang


memerlukan update dan upgrade dalam rancangan anggaran tahunan
(DIPA), agar peralatan tersebut selalu siap pakai pada saat diperlukan.

12) Perlu pendataan terhadap peralatan yang memanfaatkan piranti lunak


IT. Apabila lisensi harus diperpanjang/diupgrade tiap tahun, agar
biayanya dimasukkan dalam anggaran tahunan (DIPA), agar selalu siap
dipakai dalam mengungkap kasus secara scientific crime investigation.

287
BAB VI
PENUTUP

Demikian laporan penelitian tentang “Efektivitas Sarana Prasarana Penyelidikan dan


Penyidikan Reserse Kriminal Polri Untuk Pengungkapan Tindak Pidana Secara Ilmiah
Dalam Rangka Mewujudkan Pelayanan Prima”, yang telah dilaksanakan di 10 (sepuluh)
Polda sampel. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban sekaligus
sebagai bahan masukan bagi pimpinan, dalam rangka pengambilan kebijakan
selanjutnya terkait dengan peralatan penyelidikan dan penyidikan Reskrim Polri.

Jakarta, November 2015


KABID RIKWASTU
SELAKU KETUA PELAKSANA

Drs. SUMARJIYO, M.Si.


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60030903

Paraf :
1. Konseptor/Kasubbid Pal : ......
2. Kasubbid Bekum : .......
3. Kaurmin : ......

288

Anda mungkin juga menyukai