62-Article Text-290-1-10-20191212
62-Article Text-290-1-10-20191212
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Selanjutnya pada Pasal 14 ayat (1) huruf g dan h, dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik
Indonesia bertugas ; g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua
tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-
undangan lainnya; h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran
kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas
kepolisian.
Pasal 183 KUHAP menyatakan bahwa “Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana
kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya ada dua alat bukti
yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana telah terjadi dan
bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”. Ketentuan ini adalah untuk
menjamin tegaknya kebenaran, keadilan, kepastian hukum bagi seseorang.
Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 184 ayat 1 menyebutkan bahwa alat
bukti yang sah terdiri dari 5 jenis, yaitu; a. Keterangan saksi; b. Keterangan ahli;
c. Surat; d. Petunjuk; e. Keterangan terdakwa. Pasal ini menjadi dasar bagi
penyidik untuk pengungkapan tindak pidana yang ditangani menjadi terurai dan
terang benderang. Dalam era globalisasi dan trasparansi saat ini, penyidik harus
meninggalkan cara-cara konvensional yang mengandalkan pengakuan tersangka /
saksi dan harus berubah dengan metode penyidikan secara ilmiah (scientific crime
investigation).
165
Sistem pembuktian menurut ilmu forensik atau ilmu kriminalistik membutuhkan
adanya bukti segitiga (triangle of evidence) di TKP, yaitu adanya keterkaitan
antara korban, barang bukti dan pelaku. Dalam hal ini peran unsur barang bukti
mikro (micro evidence) menjadi sentral dalam metode penyidikan secara ilmiah
(scientific crime investigation), karena akan menghubungkan keterkaitan antara
korban (victim), pelaku (suspect) dan TKP serta barang bukti (physical evidence)
itu sendiri.
Berbagai kasus tindak pidana telah banyak ditangani Polri, ada yang dapat
terungkap secara profesional dan menjadi prestasi Polri hingga mengharumkan
nama Indonesia di mata Internasional seperti berbagai pengungkapan kasus
pengeboman di tanah air. Periode 1999 – 2001 tercatat 163 kasus bom, terungkap
104 kasus (70%). Periode 2002 – 2004 terjadi 37 kasus berhasil diungkap 42
kasus (lebih dari 100%).
166
Keberhasilan tersebut tentunya tidak lepas dari keterpaduan fungsi dan peran
penyidik, didukung fungsi Inafis, para ahli forensik dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berawal dari pengolahan Tempat Kejadian
Perkara (TKP) dengan melakukan pemeriksaan dan menghubungkan barang bukti
mikro (micro evidence), seperti pengungkapan identitas korban menggunakan
pemeriksaan sidik jari (Dactyloscopy Criminal Kit), pemeriksaan deoxyribonucleic
acid (DNA), Serologi / darah, Odontologi Forensik (pemeriksaan gigi), Disaster
Victim Identification (DVI) dan lain lain.
167
Pada sisi yang lain, berbagai kesalahan seperti kasus salah tangkap
sebagaimana uraian di atas, tidak dapat dipungkiri merupakan suatu tindakan
yang tidak menjunjung tinggi HAM, tindakan asal-asalan, mengedepankan
pengakuan tersangka sebagai alat bukti yang sah. Padahal masih banyak lagi alat
bukti yang sah lainnya yang dapat dijadikan dasar dalam pembuktian suatu
perkara pidana. Kondisi ini mengabaikan metode pengungkapan tindak pidana
secara ilmiah (scientific crime investigation).
Berbagai peristiwa terkait proses penegakan hukum oleh Polri selalu menjadi hal
yang tidak hanya menarik bagi pemerhati masalah-masalah hukum, aktivis HAM,
tetapi juga menarik bagi publik, media massa dan institusi Kepolisian sendiri. Bagi
Kepolisian, prestasi dan keberhasilan akan menjadi motivasi tersendiri untuk lebih
meningkatkan profesionalitas, sebaliknya kesalahan dan kegagalan akan menjadi
pelajaran berharga untuk bahan evaluasi agar tidak terulang lagi.
Inafis dan Dokpol sebagai struktur organisasi dan fungsi yang mendukung reskrim
sebagai pelaksana utama penyidikan ada di semua polda dan polres sebagai
kesatuan operasional dasar, tetapi labfor tidak terdapat di semua polda atau
wilayah provinsi. Puslabfor ada di Mabes Polri, sedangkan cabang-cabangnya
hanya ada di 6 (enam) labfor cabang yaitu di Medan, Palembang, Semarang,
Surabaya, Makassar dan Denpasar.
Karena keterbatasan cabang, dalam menjalankan fungsinya Puslabfor membuat
service areas sebagai berikut:
a. Puslabfor Bareskrim Polri melayani; Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat,
Polda Banten, Polda Kalimantan Barat dan back up seluruh cabang.
168
b. Labfor Cabang Medan melayani; Polda Sumatera Utara, Polda Aceh, Polda
Sumatera Barat, Polda Riau dan Polda Kepulauan Riau.
g. Labfor Cabang Denpasar melayani; Polda Bali, Polda Nusa Tenggara Barat
dan Polda Nusa Tenggara Timur.
Dari berbagai fakta di atas, maka Puslitbang Polri memandang perlu untuk
melakukan penelitian tentang “Efektivitas Sarana Prasarana Penyelidikan dan
Penyidikan Reserse Kriminal Polri untuk Pengungkapan Tindak Pidana secara
Ilmiah (Scientific Crime Investigation) dalam rangka Mewujudkan Pelayanan
Prima”, ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek
teknis dilakukan dengan meneliti spesifikasi teknis untuk mengetahui kemampuan
maupun kelemahan peralatan. Aspek manajerial untuk mengetahui unsur-unsur
manajemen dalam pengelolaan peralatan, yaitu meliputi man, money, material,
method and machine.
2. Permasalahan
169
b. Apakah peralatan penyelidikan, penyidikan dan identifikasi reskrim,
laboratorium forensik dan kedokteran kepolisian efektif ditinjau dari aspek
manajerial ?
4. Ruang Lingkup
Sarana prasarana sangat luas cakupannya. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi
pada sarana/peralatan yang digunakan, karena keterbatasan waktu dan
anggaran. Dalam rangka penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, peralatan
merupakan unsur yang sangat penting dalam pengungkapan tindak pidana secara
ilmiah. Sedangkan peralatan yang menjadi obyek penelitian adalah peralatan
untuk penyelidikan, penyidikan, dan identifikasi kepolisian yang dimiliki oleh
fungsi-fungsi pendukung meliputi fungsi reskrim, labforensik, dan dokpol.
170
5. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, permasalahan,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB VI : PENUTUP
171
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Teori Efektivitas
Menurut Hugo dalam Hidayat (1986), efektif mempunyai arti derajat dimana
kelompok mencapai tujuannya atau mempunyai arti pencapaian nilai-nilai
maksimum dengan alat terbatas. Efektivitas menekankan pada perbandingan
antara rencana dengan tujuan yang akan dicapai;
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi bentuk kegagalan yang mungkin menyebabkan setiap kegagalan
fungsi dan untuk memastikan pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap
bentuk kegagalan (Moubray, 1992).
a. Availability (A) : rasio antara waktu saat suatu perangkat berfungsi terhadap
total waktu dimana perangkat tersebut dibutuhkan. Misalnya, suatu
perangkat dibutuhkan dalam 5x, dan alat tersebut hanya available 4x, berarti
availability = 0.8.
c. Quality (Q): Persentase hasil yang berkualitas baik terhadap total unit yang
dihasilkan.
172
frekuensi terjadinya kasus bukan hal yang dapat dipakai sebagai target.
Adakalanya pada suatu bulan tertentu kasus yang terjadi berjumlah puluhan
kasus, tapi pada bulan berikutnya ratusan.
c. Perhitungan OEE pada tiap alat harus didasarkan catatan pemakaian (log
file) yang berisi informasi detail pemakaian alat tersebut, yaitu : nama alat,
fungsi alat, operator, tanggal berapa dipakai, bagaimana hasil saat dipakai
beroperasi, kondisi alat baik atau rusak, dan berbagai informasi detail yang
lain. Hal ini mungkin dilakukan dalam industri manufaktur, tetapi dalam alat
lidik sidik, tidak semua disertai proses dokumentasi yang baik.
173
Dengan demikian, angka OEE pada suatu alat dapat diinterpretasikan sebagai
persentase berapa kali alat tersebut dipakai pada pengolahan barang bukti kasus
yang sukses diselesaikan, terhadap total kasus dimana alat tersebut dipakai.
Misalnya suatu alat memiliki nilai OEE : 90%, berarti hanya 90% saja dari barang
bukti kasus yang diungkap dapat diselesaikan dengan memakai alat tersebut.
Semakin rendah tingkat OEE, berarti semakin banyak kasus yang belum dapat
terungkap dan menjadi beban pada tahun berikutnya.
Hasil pengukuran OEE pada peralatan labfor dirangkum pada tabel 4.11 (Labfor
Cabang Surabaya), tabel 4.12 (Labfor Cabang Makasar) dan Tabel 4.1 (Labfor
Cabang Medan).
174
Pengungkapan tindak pidana secara ilmiah adalah proses penyidikan yang dalam
sistem pembuktiannya memanfaatkan fungsi kriminalistik (identifikasi forensik,
kimia forensik, psikologi forensik, kedokteran forensik dan bidang forensik
lainnya).
Hal ini diakui oleh beberapa pakar forensik dimana apabila pembuktian di
pengadilan tidak ditemukan saksi, maka hasil pemeriksaan barang bukti menjadi
alat bukti yang utama (andalan). Seperti telah dikenal pada sistem pembuktian
menurut ilmu forensik atau ilmu kriminalistik yaitu adanya bukti segitiga TKP
(triangle of evidence) maka terdapat keterkaitan antara korban, barang bukti dan
pelaku. Dalam hal ini peran dari micro evidence (unsur barang bukti mikro)
menjadi sentral dalam penyidikan secara ilmiah karena akan menghubungkan
keterkaitan antara korban, pelaku dan TKP serta barang bukti itu sendiri.
Sebagai tindak lanjut dari proses penyelidikan adalah penyidikan, yang dalam
pasal 1 angka 2 KUHP didefinisikan sebagai serangkaian tindakan penyidik dalam
hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Adapun pejabat yang
melakukan penyidikan disebut penyidik, yaitu pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan (pasal 1 angka 1 KUHP).
175
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang dijadikan sumber data dan
teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Sumber data:
2) Data primer terkait aspek teknis diperoleh dari bagian sarpras masing-
masing Direktorat Reskrim (Umum, Khusus dan Narkoba), Bid Dokkes,
Rumkit, Labfor cabang, Polres/Ta, Penyelidik, penyidik dan pengguna /
operator peralatan.
176
3) Data sekunder diperoleh dari dokumen peralatan penyelidikan dan
penyidikan yang terdapat di Polda dan Polres/Ta.
3. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles, M.B., & Huberman, A.M. dan
Spradley (1992). Analisis data menggunakan metode deskriptif analitik, yakni
dengan mengelompokkan data yang telah dikumpulkan, kemudian
menganalisisnya dalam bentuk narasi yang deskriptif.
a. Pedoman wawancara;
b. Check list;
c. Perekam;
d. Kamera;
e. Catatan lapangan.
5. Lokasi Penelitian
177
6. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama satu tahun anggaran, dimulai dari tahap
perencanaan, tahap pengumpulan data (penelitian lapangan) dan tahap finalisasi
pembuatan laporan.
7. Personel Peneliti
Personel dalam penelitian ini tergabung dalam kelompok kerja (pokja) sebanyak
dua puluh lima orang, sedangkan untuk pelaksanaan penelitian lapangan ke
satuan wilayah/Polda satu tim terdiri dari enam orang.
178
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
179
jari laten seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya.
180
Tabel. 4.1.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Sulut
181
c) Aspek Teknis Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan
182
dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari pusat
membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya banyak peralatan
ini yang tidak bisa digunakan karena kehabisan bahan
serbuk yang digunakan sebagai pendukung. Dengan
demikian alat yang cukup baik ini menjadi kurang efektif.
183
(8) Kit DNA: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya
untuk mengambil sampel dari tubuh korban untuk
diidentifikasi DNA nya. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa, dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.
(9) Kit Food Security: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes
ini kondisinya sudah kadaluwarsa. Peralatan ini juga jarang
digunakan, karena hanya digunakan untuk memeriksa
kandungan zat berbahaya yang terdapat di makanan untuk
tamu VIP/VVIP, yang sangat jarang hadir di wilayah
Sulawesi Utara. Sementara untuk mengetes makanan tamu
VIP dianggap lebih efisien dengan minta bantuan jasa dari
Badan POM. Oleh karena itu keberadaan alat ini tidak efektif,
bukan saja karena kondisinya sudah kadaluwarsa, tetapi
juga karena tidak pernah digunakan.
(10) Kit DVI: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya
untuk olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.
184
(a) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengindentifikasi
seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta
identifikasi sidik jari laten melalui foto, menggunakan
jaringan GSM 3G, kondisi peralatan baik.
186
Tabel. 4.2.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Kaltim
(4) Illicit Drugs Identifier (narkotes) : alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif narkoba, tetapi tidak bisa digunakan untuk
mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi oleh
orang yang diduga menggunakan narkoba. Oleh karena itu
jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Di beberapa
Polres kit urin narkoba yang digunakan banyak yang
kadaluwarsa, sehingga menjadi tidak efektif.
(5) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.
189
(6) Kit Food Security: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
kondisinya baik sehingga peralatan ini dapat digunakan
untuk memeriksa kandungan zat berbahaya yang terdapat di
makanan untuk tamu VIP/VVIP, yang sering digunakan di
wilayah Polda Kalimantan Timur. Oleh karena itu
keberadaan alat ini dapat dikatakan efektif, karena
kondisinya masih baik dengan penerimaan tahun 2014.
3) Polda Riau
190
(d) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan
perlengkapan kriminal Dactyloscopy Criminal Kit kit
yang berisi berbagai peralatan untuk pengambilan sidik
jari laten seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya.
(e) Dua unit sepeda motor (R2) olah TKP yang dilengkapi
dengan tool kit olah TKP.
191
(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba
192
tidak tersedia peralatan untuk test narkoba, karena lokasi Polresta
berdekatan dengan Polda sehingga untuk keperluan tersebut bisa
dibackup oleh Polda.
Tabel. 4.3.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Riau
193
No. Polres/Ta Nama Tahun Kondisi Frekuensi Jumlah Ket
4 Rokan Hilir MAMBIS 2014 Baik Jarang 1 Jaringan
dipakai tidak
mendu
kung
Daktilos 2015 Baik Sering 1
kopi Kit dipakai
5 Dumai MAMBIS 2014 Baik Sering 1 Jaringan
dipakai tidak
menduk
ung
Daktilos 2015 Baik Sering 1 Di
kopi Kit dipakai Polsek-
Polsek
belum
pernah
diguna
kan
Portable 2015 Baik Jarang 1
Led digunakan
Scene
Areas
(1) Portable LED Area Spot Light : alat yang berupa lampu ultra
violet ini memiliki kemampuan yang cukup baik untuk melihat
sidik jari laten yang melekat pada permukaan barang bukti
yang menyebar. Dengan alat ini maka sidik jari menjadi
tampak lebih jelas, sehingga alat ini tergolong efektif.
(3) CAAFIS, alat ini sangat efektif untuk scanning kartu AK-23
dan database sidik jari stationer. Sidik jari yang sudah discan
kemudian dikirimkan secara online ke Pusinafis. Baik
scanning sidik jari maupun pengiriman secara online tidak
pernah mengalami kendala, karena didukung dengan
jaringan internet yang cukup baik. Itu terjadi karena didukung
dengan parabola yang dilepas dari mobil Inafis. Oleh karena
itu keberadaan alat ini tergolong efektif.
195
Riau menjadi tidak efektif. Selain itu personel yang bertugas
mengoperasikan alat ini belum menguasai cara
mengoperasikannya.
(7) Dua unit sepeda motor (R2) olah TKP. Sepeda motor ini
sangat diperlukan untuk mobilitas olah TKP menggunakan
tool kit. Namun dua sepeda motor itu belum bisa digunakan
karena belum bisa diterbitkan Nopolnya. Hal itu terjadi
karena faktur sepeda motor masih berada di Mabes.
196
titik api bisa diketahui dengan tepat. Dengan demikian alat
ini tergolong efektif.
(12) Kit DNA: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya
untuk mengambil sampel dari tubuh korban untuk
diidentifikasi DNA nya. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa, dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif.
(14) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa
197
digunakan di segala tempat dan situasi. Akan tetapi,
mengingat di wilayah ini belum pernah terjadi bencana
massal maka alat ini tidak pernah digunakan. Meskipun
demikian untuk antisipasi jika terjadi bencana massal maka
keberadaan alat ini tergolong efektif.
198
(d) Perangkat camera 3D (tiga dimensi) untuk melihat
ruangan dalam berbagai sisi, sehingga tergambar
seluruh bagian ruangan dalam rangka rekonstruksi
penanganan kasus tindak pidana.
199
mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan Narkoba,
sampel dilanjutkan pengujiannya di Labfor cabang
Surabaya.
200
Tabel. 4.4.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Jatim
201
No. Polres/Ta Nama Tahun Kondisi Frekuensi Jumlah Ket
Daktilos Baik Sering
kopi kit dipakai
(1) Portable LED Area Spot Light : alat ini memiliki kemampuan
yang cukup baik untuk melihat sebaran sidik jari yang pada
barang bukti dan media lainnya. Alat ini cukup efektif namun
belum banyak digunakan karena masih baru.
202
orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP, yang sudah ada
data basenya. Permasalahan lain adalah masih banyak
anggota Polres yang belum memahami fungsi MAMBIS.
203
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.
(6) Illicit Drugs Identifier (narkotest) : alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan Narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres bahan uji sampel yang
digunakan banyak yang kadaluwarsa, sehingga
keberadaannya menjadi tidak efektif;
(7) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini terdiri dari formulir (ante
mortem dan post mortem), police line, bendera penanda
kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak
mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat
dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini tergolong
cukup efektif;
(8) Kit Food Security: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
kondisinya baik sehingga peralatan ini dapat digunakan
untuk mengetes kandungan berbahaya yang terdapat di
makanan untuk tamu VIP/VVIP, yang sering digunakan di
wilayah Polda Jawa Timur. Oleh karena itu keberadaan alat
ini dapat dikatakan efektif, karena kondisinya masih baik
dengan penerimaan tahun 2014, tetapi jumlahnya masih
tergolong sedikit (1 unit);
205
(h) Gel Lifter Scanner (GLS): peralatan yang berfungsi
untuk memotret dengan menggunakan vakum,
berjumlah 1 set dan dalam kondisi baik.
206
kondisi baik, miminal sehari dapat mengirim 100 sidik
jari laten ke Pusinafis Mabes Polri.
207
(b) Illicit drugs identifier (Narkotest) yang berfungsi sebagai
media tes urin untuk mengetahui positif atau negatif
kandungan narkoba (kualitatif). Untuk uji secara
detail/kuantitatif sampai mengetahui kadar atau
kandungan yang dikonsumsi oleh orang yang diduga
menggunakan narkoba, sampel dilanjutkan
pengujiannya di Labfor cabang Makassar.
Tabel.4.5.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Sulsel
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Gowa MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Sering 1
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering 7
Kit
2 Takalar MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
3 Joneponto MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
4 Bantaeng MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
5 Bulukumba MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
208
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
Thunder Light 2015 Baik Belum pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
6 Selayar MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Jarang 1
Thunder Light 2015 Baik Tidak pernah 1
dipakai
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang 1
Kit
7 Sinjai MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit
Thunder Light Baik Belum pernah 1
dipakai
8 Polrestabes MAMBIS + SIM Card 2013 Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Thunder Light Baik Belum pernah 1
dipakai
(1) Portable LED Area Spot Light : alat ini sebetulnya memiliki
kemampuan yang cukup baik untuk melihat sidik jari laten
yang tersebar pada barang bukti. Namun alat ini masih
tersimpan rapi, belum digunakan.
209
(a) Kasus penemuan mayat yang ternyata seorang dosen;
(b) Kasus kecelakaan lalu lintas tunggal di wilayah Polres
Gowa;
(c) Kasus pembunuhan di wilayah hukum Polres Gowa.
(d) Kasus bunuh diri.
(3) CAAFIS: alat ini sangat efektif untuk scanning kartu AK-23
dan database sidik jari laten (stationer) serta untuk
pengiriman data ke Pusinafis. Permasalahannya adalah
jaringan internet yang ada di Polda kurang baik, dan
kuotanya kecil sehingga operator sering mengalami kesulitan
untuk online dengan Pusinafis. Akibat dari itu maka alat ini
menjadi kurang efektif;
210
system yang lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi
kurang efektif.
(6) Illicit Drugs Identifier (narkotest): alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan Narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres narkotes banyak yang
kadaluwarsa, sehingga keberadaannya menjadi tidak efektif;
(7) Kit DVI: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini hanya untuk
olah TKP aspek medis. Kit ini berisi formulir (ante mortem
dan post mortem), police line, dan bendera penanda kondisi
korban. Alat ini masih baru (tahun 2014), tidak mengenal
kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala tempat dan
situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini cukup efektif;
211
GPS. Alat ini Memiliki dua buah monitor dan menggunakan
jaringan 2G dan 3G.
6) Polda Lampung
212
(e) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning
kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer)
serta untuk pengiriman data sidik jari ke Pusinafis
dengan membutuhkan jaringan internet yang cukup
baik.
214
Tabel.4.6.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Lampung
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Bandar Thunder Light 2015 Baik - 1
Lampung Portable LED 2015 Baik - 1
Dactyloscopy 2013 Baik Sering 1
Criminal Kit Kit dipakai
MAMBIS + SIM 2014 Baik Sering 1
Card + power bank dipakai
2 Lampung MAMBIS + SIM 2014 Baik Sering 1
Selatan Card + power bank dipakai
Dactyloscopy Sering
Criminal Kit kit dipakai
Polylight 2014 - 1
Thunder Light 2015 Baik - 1
Portable LED 2015 Baik Jarang 3
dipakai
3 Tanggamus MAMBIS + SIM 2014 Baik Sering 1
Card + power bank dipakai
Dactyloscopy Baik Sering 2
Criminal Kit kit dipakai
Thunder Light 2015 Baik
4 Lampung Timur MAMBIS + SIM 2014 Rusak Jarang 1
Card + power bank dipakai
Kit Identifikasi 2012 Baik Sering 1
Dactyloscopy dipakai
Criminal Kit
Portable LED 2015 Rusak Tidak 1
ringan pernah
Thunder Light 2015 Baik 1
5 Metro MAMBIS 2013 Baik Jarang 1
dipakai
Dactyloscopy 2013 Baik Sering 1
Criminal Kit Kit dipakai
Portable Led 2015 Baik Sering 1
dipakai
Thunder Lighting 2015 Baik Tidak 1
pernah
Tes Kit narkoba 2015 Baik Sering 1
dipakai
6 Lampung Portable led scene 2015 Baik Jarang 2
Tengah dan areas spot light dipakai
Thunder Lightening 2015 Baik Jarang 1
infatable light tower dipakai
Dactyloscopy 2014 Baik Jarang 1
Criminal Kit kit dipakai
MAMBIS 2014 Baik Jarang 1
dipakai
7 Lampung Utara
Dactyloscopy 2013 Baik Jarang 1
Criminal Kit dipakai
Mambis 2014 Rusak Jarang 1
dipakai
Portable led scene 2015 Rusak Jarang 1
dan areas spot light dipakai
Mobil Labfor 2012 Rusak Jarang 1
ringan dipakai
215
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
8 Waykanan MAMBIS 2013 Jarang
Portable Led scene 2015 Jarang
area spot light
Thunder lighthening 2015 Jarang
inflatable
Dactyloscopy 2012 Sering
Criminal Kit kit
9 Lampung Barat MAMBIS 2013 Baik Jarang 1
216
dukungan jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah
Polda Lampung jaringan GSM 3G yang beroperasi dengan
baik hanya Telkomsel. Selain itu, kelemahan lainnya adalah
jika digunakan untuk memotret sidik jari laten yang kurang
sempurna, maka yang muncul kemudian adalah nama-nama
orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP, yang sudah ada
data basenya. Dengan kondisi seperti itu maka alat ini sama
sekali tidak bisa digunakan di wilayah Polda Lampung,
sehingga menjadi tidak efektif. Umumnya seluruh Polres
sudah menerima droping peralatan MAMBIS dari Mabes dan
telah dipergunakan sesuai fungsinya, namun dalam
pengiriman tidak dibekali pelatihan secara langsung, di
beberapa Polres baterai seringkali tidak tahan lama, bahkan
di Polres Lampung Timur tidak dapat dipraktekkan karena
rusak.
(4) CAAFIS : alat ini sangat efektif untuk scanning kartu AK-23
dan database sidik jari laten (stationer). Pengiriman data ini
ke Pusinafis membutuhkan jaringan internet yang cukup
baik. Permasalahannya adalah jaringan internet yang ada di
Polda kurang baik, dan kuotanya kecil sehingga operator
sering mengalami kesulitan untuk online dengan Pusinafis.
Akibat dari itu maka alat ini menjadi kurang efektif;
217
menjadi kurang efektif. Seluruh Polsek di jajaran Polda
Lampung sudah memiliki alat Dactyloscopy Criminal Kit
namun dari seluruh sampel Polsek yang diteliti hampir
semua belum ditunjuk anggota yang bertanggung jawab
mengoperasikan alat tersebut sehingga tidak pernah
dipergunakan.
218
(9) Kit DVI : merupakan seperangkat alat yang dimiliki Bid
Dokkes untuk olah TKP aspek medis di tempat terjadinya
bencana massal. Kit ini terdiri dari beberapa material berupa
barang habis pakai dan alat pendukung lainnya antara lain
berupa, police line, bendera penanda kondisi korban,
kantong jenazah, kamera, dan lain lain. Alat ini masih baru
(tahun 2012), tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa
digunakan di segala tempat dan situasi bencana massal baik
bencana terbuka maupun tertutup. Oleh karena itu
keberadaan alat ini tergolong cukup efektif.
(10) Kit Food Security: alat yang dimiliki Bid Dokkes ini kondisinya
baik sehingga peralatan ini dapat digunakan untuk mengetes
kandungan berbahaya yang terdapat dimakanan untuk
tamu VIP/VVIP, yang sering digunakan di wilayah Polda
Lampung. Oleh karena itu keberadaan alat ini dapat
dikatakan efektif, karena dapat digunakan sebagai alat
pemeriksaan preventif terhadap makanan untuk pejabat
VVIP dan VIP. Alat ini diterima tahun 2012 dan Kondisinya
masih baik, Reagen Food Security yang digunakan
merupakan barang habis pakai yang ada batas
kedaluwarsanya.
219
tahun 2014 dan belum pernah dipakai karena belum ada
permintaan dari sat Narkoba, dan alat ini belum disertifikasi.
220
(d) Poliview + Polylight Standard; merupakan alat untuk
memberikan pencahayaan warna terhadap sidik jari
laten dan sebagai alat untuk melihat sidik jari laten dari
monitor, jumlah 1 set dalam kondisi baik.
221
(j) Crime Lite ASV: alat untuk melihat sidik jari pada
bahan dengan menggunakan infra-red berjumlah 1 unit
dalam kondisi baik.
222
b) Peralatan Yang Dimiliki Polres Jajaran Polda Kalimantan Selatan
Tabel.4.7.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Kalsel
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Tapin MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Double filling cabinet Baik Sering dipakai 1
kit
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
2 HST/ Barabai MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Double filling cabinet Baik Jarang dipakai 1
kit
Kit TKP Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
Kadaluwa
rsa
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
3 HSS/ MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Kandangan Double filling cabinet Baik Jarang dipakai 1
kit
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
223
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
Kit kit
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
Kadaluwa
rsa
4 HSU/ Amuntai MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 1
portable LED
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
kada
luwarsa
Double filling cabinet Baik Sering dipakai 1
kit
5 Balangan MAMBIS + SIM Card Baik Jarang dipakai 1
Lampu olah TKP Baik Belum pernah 1
malam dipakai
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
kadaluwa
rsa
Double filling cabinet Baik Sering dipakai 1
kit
6 Tabalong MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Inflatabe light tower/ Baik Jarang dipakai 2
portable LED
Mobil laboratorium Baik Sering dipakai 1
forensik
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes kit narkoba Rusak/ Jarang dipakai 1
kadalu
warsa
224
(2) MAMBIS: alat yang berfungsi untuk mengetahui indentitas
seseorang melalui sidik jari dan iris mata serta identifikasi
sidik jari laten melalui foto, menggunakan jaringan GSM 3G.
Permasalahannya adalah alat ini dioperasikan dengan
dukungan jaringan GSM 3G Indosat, sedangkan di wilayah
Kalimantan Selatan jaringan GSM 3G yang beroperasi
dengan baik hanya Telkomsel. Selain itu, kelemahan lainnya
adalah jika digunakan untuk memotret sidik jari laten yang
kurang sempurna, maka yang muncul kemudian adalah
nama-nama orang yang lain yang sudah memiliki E-KTP,
yang sudah ada data basenya. Namun dengan adanya sikap
tanggap dari para personil/operator di satuan Polda Kalsel
dalam menanggapi kelemahan MAMBIS ini, dengan segera
menyurat ke Pusinafis untuk mengganti provider dengan
Telkomsel dan hasilnya disetujui. Oleh sebab itu,
penggunaan MAMBIS menjadi lebih efektif.
225
Di Polres-Polres dan Polsek-Polsek alat ini jarang digunakan
karena sedikit personel yang memiliki pengetahuan yang
memadai tentang serbuk-serbuk yang digunakan untuk
mengambil sidik jari, dan yang memiliki kemampuan untuk
mengambil sidik jari. Oleh karena itu keberadaan alat ini di
Polres-Polres cukup efektif tetapi di Polsek-Polsek belum
efektif.
(6) Illicit Drugs Identifier (narkotest) : alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres bahan uji sampel yang
digunakan banyak yang kadaluwarsa, sehingga
keberadaannya menjadi tidak efektif.
(7) Kit DNA forensik: alat yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
hanya untuk olah TKP aspek medis. Kit ini berisi formulir
(ante mortem dan post mortem), police line, bendera
penanda kondisi korban. Alat ini masih baru (tahun 2014),
226
tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di segala
tempat dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat ini
tergolong cukup efektif.
227
Gubernur dan Muspida. Oleh karena itu keberadaan alat ini
di wilayah Polda Kalsel tergolong efektif.
(12) Kit DVI: alat ini cukup bagus untuk mengidentifikasi korban
bencana massal, terutama melalui pengambilan bahan untuk
tes DNA. Oleh karena di wilayah ini belum pernah terjadi
bencana massal maka alat ini tidak pernah digunakan.
Meskipun demikian untuk antisipasi jika terjadi bencana
massal maka keberadaan alat ini sangat diperlukan.
(17) Crime Lite ASV: diperlukan untuk membantu melihat sidik jari
yang melekat pada barang bukti dengan menggunakan infra-
red. Alat ini cukup efektif karena dengan infra red maka sidik
jari bisa dilihat dengan lebih jelas.
229
Innova, yang dilengkapi dengan GPS. Alat ini cukup
efektif untuk pelacakan signal handphone.
230
(g) CAAFIS: peralatan yang digunakan untuk scanning
kartu AK-23 dan database sidik jari laten (stationer).
Dari hasil observasi ditemukan bahwa alat CAAFIS
dalam kondisi baik.
231
mengekstrak/memunculkan kembali file data yang telah
hilang atau terhapus.
Tabel.4.8.
Peralatan Yang Dimiliki Polres/Ta Jajaran Polda Sumut
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Polresta Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
Medan dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
2 Polres Langkat MAMBIS 2013 Baik Jarang 1
Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah
warsa
3 Polres Binjai MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
232
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Tahun Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
(1x412)
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
4 Polres MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Pematang Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 1
Siantar dan Areas Spot Light dipakai
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Jarang dipakai 1
Kit kit
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
5 Polres Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
Simalungun dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit kit
MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Tes Kit Narkoba Kadalu Tidak pernah 1
warsa
6 Polres Dairi MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit Kit
Tes Kit Narkoba 2014 Baik Jarang dipakai 1
Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
7 Polres Pakpak MAMBIS 2013 Baik Jarang dipakai 1
Bharat Portable Led Scene 2015 Baik Belum pernah 2
dan Areas Spot Light dipakai
(2x413)
Thunder Lightening 2015 Baik Belum pernah 1
Inflatable Light Tower dipakai
(1x412)
Dactyloscopy Criminal 2015 Baik Sering dipakai 1
Kit
Tes Kit Narkoba 2014 Baik Jarang dipakai
233
(1) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet
portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Kelemahan alat ini battery dan charger
tidak tahan lama.
234
(4) Dactyloscopy Criminal Kit: peralatan untuk mengambil sidik
jari laten. Kelebihan alat ini adalah serbuk yang digunakan
beraneka warna sehingga memudahkan untuk
pengangkatan sidik jari laten pada barang bukti dengan
warna yang berbeda-beda. Kelemahannya adalah jika bahan
yang berupa serbuk itu habis pengadaannya tidak bisa
dilakukan di wilayah, sedangkan untuk menunggu dari pusat
membutuhkan waktu yang lama. Akibatnya banyak peralatan
ini yang tidak bisa digunakan karena kehabisan bahan
serbuk yang digunakan sebagai pendukung. Kelemahannya
saat ini terletak pada sisi operator. Pada tingkat Polsek tidak
ada yang mampu mengoperasikannya. Sedangkan di Polres,
personilnya terbatas dan proses kaderisasi tidak berjalan
dengan baik.
235
(7) Illicit Drugs Identifier (narkotest): alat ini cukup baik untuk
melakukan tes narkoba. Namun alat ini hanya bisa
menunjukkan apakah seorang yang diperiksa itu positif atau
negatif menggunakan narkoba, tetapi tidak bisa digunakan
untuk mengetahui kadar atau kandungan yang dikonsumsi
oleh orang yang diduga menggunakan narkoba. Oleh karena
itu jika hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mengkonsumsi narkoba, alat ini cukup efektif. Meskipun
demikian, di beberapa Polres bahan uji sampel yang
digunakan banyak yang kadaluwarsa, sehingga
keberadaannya menjadi tidak efektif. Ada juga tes kit
narkoba yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Alat
tes narkoba yang dikirim dari pusat, ternyata ketika dilakukan
pengujian hasilnya tidak sesuai dengan yang dicontohkan.
Waktu dicoba dengan sabu, warna tidak mengalami
perubahan yang semestinya. Umumnya pengadaan alat ini
tidak disertai dengan pelatihan. Tes ini sifatnya adalah tes
pendahuluan yang selanjutnya diteruskan ke laboratorium
forensik cabang Medan.
236
(a) Mobil unit identifikasi olah TKP yang dilengkapi dengan
perlengkapan Dactyloscopy Criminal Kit yang berisi
berbagai peralatan untuk pengambilan sidik jari laten
seperti berbagai serbuk sidik jari yang jenis
penggunaannya bergantung pada warna barang bukti
yang ditemukan, lifter untuk mengangkat sidik jari laten,
masker, sarung tangan, kuas, dan sebagainya. Kondisi
baik dan jumlahnya 1 unit.
237
diangkat dengan Dactyloscopy Criminal Kit, seperti
botol air mineral, dompet dan benda lainnya.
(j) Crime Lite ASV: untuk melihat sidik jari pada bahan
dengan menggunakan infra-red. Berjumlah 1 unit dalam
kondisi baik.
238
(3) Direktorat Reserse Kriminal Narkoba
Tabel 4.9.
Peralatan Lidik Sidik di Polres/Ta Jajaran Polda NTT
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Kupang Kota MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
2 Kupang MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Kabupaten Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1
239
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
warsa
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 2
3 Timor Tengah MAMBIS + SIM Card Baik Sering dipakai 1
Selatan Portable Light Baik Jarang dipakai 2
Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1
warsa
4 Polres Belu MAMBIS + SIM Card Rusak Tidak pernah 1 Touch screen
dipakai tidak berfungsi
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1
warsa
5 Timor Tengah MAMBIS + SIM Card Baik Jarang dipakai 1
Utara Portable Light Baik Jarang dipakai 2
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Tes kit narkoba Kadalu Jarang dipakai 1
warsa
241
(5) Ufed Link Analysis (Aceso): alat untuk menyalin data dari
handphone/smartphone GSM/CDMA berupa file-file yang
telah terhapus dan file yang masih ada di handphone/
smartphone untuk digunakan dalam proses penyelidikan dan
penyidikan. Kelemahan alat ini adalah karena masih
menggunakan teknologi lama, maka tidak bisa digunakan
untuk menyalin data yang ada di dalam handphone/
smartphone yang memiliki software/operating system yang
lebih canggih. Oleh karena itu alat ini menjadi kurang efektif.
(7) Kit olah TKP: peralatan yang dimiliki Dokpol Bid Dokkes ini
hanya untuk olah TKP aspek medis. Kit ini berisi formulir
(ante mortem dan post mortem), police line, bendera
penanda kondisi korban. Peralatan ini masih baru (tahun
2014), tidak mengenal kadaluwarsa dan bisa digunakan di
segala tempat dan situasi. Oleh karena itu keberadaan alat
ini tergolong cukup efektif.
242
(9) Ufed Link Analysis (Cellebrite): alat ini sebetulnya sangat
diperlukan untuk mengekstrak/memunculkan kembali file
data yang telah hilang atau terhapus. Namun kelemahannya
adalah tidak semua merk handphone datanya bisa diekstrak
dengan alat ini. Selain itu alat ini setiap tahun harus selalu
diupgrade dengan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu
alat ini walaupun tergolong efektif namun kurang optimal.
(12) Crime Lite ASV: alat untuk melihat sidik jari yang melekat
pada bahan dengan menggunakan infra-red. Alat ini cukup
efektif karena dengan infra red maka sidik jari bisa dilihat
dengan lebih jelas.
243
10) Polda Papua
244
(e) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu
ultraviolet portabel yang berfungsi untuk melihat atau
memperjelas sidik jari yang melekat pada barang bukti
dan media lainnya secara menyebar.
245
b) Peralatan Yang Dimiliki Polres Jajaran Polda Papua
Tabel 4.10.
Peralatan Lidik Sidik di Polres/Ta Jajaran Polda Papua
Frekuensi Jumlah
No Polres/Ta Nama Alat Kondisi Ket
Pemakaian Riil Ideal
1 Mimika MAMBIS Baik Jarang dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
2 Jayapura Kota MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 2
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
3 Jayapura MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Kabupaten Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Jarang dipakai 1
Portable LED Baik Jarang dipakai 1
4 Merauke MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
Inflatabe light tower Baik Belum pernah 1
dipakai
Portable LED Baik Belum pernah 1
dipakai
5 Boven Digoel MAMBIS Baik Sering dipakai 1
Tol Kit TKP Baik Sering dipakai 1
Dactyloscopy Criminal Baik Sering dipakai 1
Kit kit
246
(1) Portable LED Area Spot Light: merupakan lampu ultraviolet
portabel yang berfungsi untuk melihat atau memperjelas
sidik jari yang melekat pada barang bukti dan media lainnya
secara menyebar. Kelemahannya alat ini battery dan charger
tidak tahan lama.
247
Polsek. Bahkan Polsek di Merauke maupun Boven Digoel
tidak punya Dactyloscopy Criminal Kit sama sekali.
248
1) Polda Sulawesi Utara
a) Kit DNA berfungsi untuk swab (apusan) pipi, vagina dan bercak
sperma. Alat ini keluaran tahun 2014, artinya alat ini relatif baru.
Kit DNA yang dimiliki berjumlah 101 unit. Kit DNA sering
digunakan untuk penyiapan sampel DNA.
249
2) Polda Kalimantan Timur
e) Otopsi TKP Set yang berfungsi untuk otopsi jenazah, alat ini
diperoleh dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2009 ini dalam
kondisi rusak ringan. Jumlah alat ini sebanyak 1 unit.
3) Polda Riau
a) Kit DNA berfungsi untuk swab (apusan) pipi, vagina dan bercak
sperma. Alat ini keluaran tahun 2014, artinya alat ini relatif baru.
Kit DNA yang dimiliki berjumlah 1 unit. Kit DNA sering digunakan
untuk penyiapan sampel DNA.
250
b) Kit Food Security berfungsi untuk pemeriksaan kandungan nitrit,
arsenic, formaldehyde dan cyanide yang terdapat dalam
makanan, khususnya yang dihidangkan untuk tamu VIP.
251
b) Kit DVI berfungsi untuk identifikasi korban bencana massal.
Peralatan ini keluaran tahun 2014 dan sering digunakan.
Peralatan ini cukup efektif dalam penanganan kasus-kasus korban
massal seperti yang pernah dilakukan pada korban massal
jatuhnya pesawat air asia.
252
6) Polda Lampung
c) Kit forensik/ DNA berfungsi untuk swab (apusan) pipi, vagina dan
bercak sperma. Alat ini keluaran tahun 2014, artinya alat ini relatif
baru.
253
8) Polda Sumatera Utara
Peralatan yang dimiliki oleh Dokpol Bid Dokkes Polda Nusa Tenggara
Timur antara lain: Kit DVI, Kit Food Security, Narkoba Kit serta otopsi
Kit, Masing-masing perlengkapan di atas memiliki fungsi yaitu :
254
massal yang dapat dipertanggungjawabkan secara sah dan ilmiah
(pro justitia)..
Peralatan yang dimiliki oleh Dokpol Bid Dokkes Polda Papua yaitu: kit
DVI, kit narkoba, food security kit, kit otopsi, kit TKP, dan refrigrator
container. Masing-masing peralatan di atas memiliki fungsi sebagai
berikut :
b) Kit narkoba: alat ini digunakan untuk mengetes orang yang diduga
menggunakan narkoba termasuk di dalamnya anggota Polri.
1) Cabang Surabaya
255
Tabel.4.11.
Peralatan Labfor Cabang Surabaya
256
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
10 Flash Point Tester Alat untuk mengukur Bahan Peledak, 95.6 96.0 93.6
titik nyala. Misalnya Kecelakaan/Keba
dipakai pada kasus karan
kebakaran, bisa
dipakai untuk
mengetahui titik nyala
suatu senyawa
257
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
18 Oven Alat untuk inkubasi Biologi serologi 98.1 99.3 91.3
darah, air liur, sperma,
rambut pada suhu
tertentu
Dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai OEE selama 3
tahun (2013-2015) untuk 26 alat utama di Laboratorium Forensik Surabaya,
berturut-turut 98.5%, 90.1% dan 88.4%. Angka ini menunjukkan bahwa
umumnya kasus yang memanfaatkan alat tersebut dapat diselesaikan
dengan baik dan efektif. Di antara 26 peralatan yang diukur, DNA
sequencing dan electrophoresis agak menurun, dari 96.5% pada tahun 2013
menjadi 89.7% pada tahun 2014 dan 87.1% pada tahun 2015.
258
Tabel. 4.12.
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim (Labforcab Surabaya)
Polda Jatim Tahun 2013
Tabel. 4.13.
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim (Labforcab Surabaya)
Polda Jatim Tahun 2014
259
Data Perkara Tahun 2014
Jumlah Perkara Jumlah Perkara
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara Penyelesaian (%)
Masuk Selesai
P BB P BB P BB P BB
Lingkungan/KTF
3 Kimia/KKF 70 217 70 217 0 0 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 51 247 47 220 4 27 14 89
2 Senjata Api / BSF 21 83 20 78 1 5 95 94
3 Metalurgi / BMF 13 15 13 15 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 111 217 111 217 0 0 100 100
2 Produk Cetak / DCF 16 46 16 46 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 21 459 20 453 1 0 95 99
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran / 159 357 154 360 5 7 97 100
FBF
2 Deteksi Khusus / FSF 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Komputer / FKF 139 542 139 542 0 0 100 100
Jumlah 5779 13538 5767 13500 12 42 99,8 99,7
Tabel. 4.14
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim (Labforcab Surabaya)
Polda Jatim Tahun 2015
Tabel 4.12, 4.13 dan 4.14 menampilkan persentase kasus yang diselesaikan
untuk berbagai jenis pemeriksaan. Hampir separuh dari jumlah kasus berasal
dari narkotika. Jumlah kasus pada tahun 2013 dan 2014 relatif sama, sekitar
3800. Sedangkan tahun 2015, karena baru sampai pada bulan Maret,
perkara yang masuk masih sedikit. Walaupun demikian, pada tahun 2015
jumlah kasus narkotika sekitar separuh dari total kasus yang telah masuk.
Penyelesaian kasus secara umum relatif baik, rata-rata OEE 99.7%. Hal ini
menunjukkan bahwa peralatan di labfor Cabang Surabaya efektif dalam
membantu pengungkapan kasus secara ilmiah.
2) Cabang Makassar
Tabel.4.15.
Peralatan Labfor Cabang Makassar
261
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
6 MMTD Swab handak dan Subbid Balmetfor, 100 100 66.67
Narkoba Subbid
Narkobafor
7 SHOOTING BOX Alat untuk uji balistik Subbid Balmetfor 100 100 72.73
Keterangan : *= OEE tidak dapat dihitung karena pada tahun tersebut tidak
ada kasus yang memerlukan alat untuk pengungkapannya.
262
Pada tabel di atas dapat ditampilkan nilai OEE peralatan di Laboratorium
Forensik Makassar. Nilai rata-rata OEE dari tahun 2013 sampai 2015
berturut-turut 99.9 %, 97.8% dan 82.5%. Pada tahun 2015, nilai rata-rata
OEE agak rendah, karena di antaranya hanya berkisar 60-70%, yaitu VSC
6000, UV BOX, Comparison Microscope, MMTD dan Dinolite, yang
menunjukkan bahwa efektivitas belum baik. Penjelasan hal tersebut dapat
mengacu pada tabel 4.15. Dalam tabel tersebut diketahui bahwa
pemeriksaan dokumen palsu baru 20 yang bisa diselesaikan, dari 34 perkara
yang masuk (59%). Sedangkan barang bukti yang diperiksa baru 128 dari
138 yang masuk. Karena pengukuran tahun 2015 baru dilakukan sampai
bulan Maret, maka nilai masih rendah. Meskipun demikian nilai OEE tersebut
akan naik di akhir tahun, apabila sisa kasus dapat diselesaikan.
Rangkuman kasus-kasus yang telah diselesaikan fungsi Reskrim Polda
Sulawesi Selatan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, disajikan
dalam tabel 4.16, 4.17 dan 4.18.
Tabel. 4.16.
Kasus Yang Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sulsel Tahun 2013
263
Data Perkara Tahun 2013
Jumlah Perkara Jumlah Perkara Penyelesaian
No Unit Jenis Pemeriksaan Sisa Perkara
Masuk Selesai (%)
P BB P BB P BB P BB
FBF 8 0
2 Deteksi Khusus / FSF 5 2 5 2 0 0 100 100
3 Komputer / FKF 77 150 77 150 0 0 100 100
Jumlah 2075 11961 2074 11960 1 1 99.9 99.9
5 9
Tabel. 4.17.
Kasus Yang Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sulsel Tahun 2014
264
Tabel. 4.18.
Kasus Yang Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sulsel Tahun 2015
3) Cabang Medan
Beberapa peralatan labfor cabang Medan dapat dilihat pada tabel
berikut.
265
Tabel.4.19.
Peralatan Labfor Cabang Medan
12 Ufed Cellebrite Alat untuk memeriksa Komputer forensik 100 97.1 85.7
data secara logical
pada HP dan
smartphone
13 Image Master Alat untuk memeriksa Komputer forensik 100 97.1 85.7
Solo 4 data pada Flash Disk
dan Hard Disk
266
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
14 Audio Forensik Alat untuk Komputer 100 97.1 85.7
menganalisa suara Forensik
267
OEE per tahun dalam
Kasus dimana persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
2013 2014 2015
27 Shooting Box Alat untuk menguji Senjata api 100 100 100
Kapas senjata api
28 Ion Scan Alat untuk memeriksa Bahan peledak 100 100 100
bahan-bahan diduga
bahan peledak dan
residu bahan peledak
Keterangan : *= OEE tidak dapat dihitung karena pada tahun tersebut tidak
ada kasus yang memerlukan alat untuk pengungkapannya.
Tabel. 4.20.
Kasus Yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sumut Tahun 2013
268
2 Toksikologi 40 40 40 40 0 0 100 100
Lingkungan/KTF
3 Kimia/KKF 11 11 11 11 0 0 100 100
III BALMETFOR
1 Bahan Peledak / BHF 6 6 6 6 0 0 100 100
2 Senjata Api / BSF 56 56 56 56 0 0 100 100
3 Metalurgi / BMF 3 3 3 3 0 0 100 100
IV DOKUPALFOR
1 Dokumen Palsu / DTF 127 127 126 126 1 1 99,2 99,2
2 Produk Cetak / DCF 17 17 17 17 0 0 100 100
3 Uang Palsu / DUF 17 1556 17 1556 0 0 100 100
V FISKOMFOR
1 Kecelakaan Kebakaran / 138 138 123 123 15 15 89,1 89,1
FBF
2 Deteksi Khusus / FSF 1 1 1 1 0 0 100 100
3 Komputer / FKF 19 19 19 19 0 0 100 100
Jumlah 8827 10366 8749 10288 78 78 99,1 99,2
Tabel. 4.21.
Kasus yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sumut Tahun 2014
269
Tabel. 4.22.
Kasus yang Telah Diselesaikan Fungsi Reskrim Polda Sumut Tahun 2015
Satu hal yang perlu dicatat adalah kasus Narkoba (NNF) sangat dominan. Di
Sulawesi selatan pada 3 tahun terakhir tercatat 1612, 1793 dan 666 kasus. Di
Sumatera Utara pada 3 tahun terakhir tercatat 8348, 8211 dan 3857 kasus.
Sedangkan di Jawa Timur pada 3 tahun terakhir tercatat 3724, 3839, 1333
kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan kasus Narkoba memerlukan
perhatian khusus, terutama ketersediaan dan kesiapan peralatan yang diperlukan
untuk mengungkap kasus, karena frekuensinya sangat tinggi. Dari 3 labfor
tersebut, beban yang paling berat pada labfor Medan dengan kasus rata-rata dua
kali lipat yang ditangani di Surabaya.
270
c. Pengukuran Tingkat Efektivitas Peralatan Penyelidikan
Tabel. 4.23.
Persentase Penyelesaian Kasus Selama Tiga Tahun
271
Dari tabel di atas persentase penyelesaian kasus selama 3 tahun.
Umumnya kasus yang ditangani dengan memanfaatkan peralatan
labfor dapat selesai 100%. Kasus yang melibatkan pemeriksaan biologi
serologi sedikit lebih rendah persentasenya, tapi masih di atas 90%.
Tabel. 4.24.
Persentase Pengungkapan Tindak Pidana Secara Ilmiah
Di dalam tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2012
jumlah perkara yang masuk sebanyak 139.509 yang dapat diselesaikan
sebanyak 81.243, dan perkara yang diselesaikan secara SCI sebanyak
9.618 dengan persentase 12%. Tahun 2013 jumlah perkara yang
masuk sebanyak 112.119 yang dapat diselesaikan sebanyak 68.006,
perkara yang diselesaikan secara SCI sebanyak 8.456 dengan
persentase 12%. Tahun 2014 jumlah perkara yang masuk sebanyak
27.873 yang dapat diselesaikan sebanyak 16.818, dan perkara yang
diselesaikan secara SCI sebanyak 8.318 dengan persentase 49%.
272
Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah perkara yang
ditangani secara SCI masih relatif kecil, tetapi dari 2013 ke 2014 ada
trend kenaikan. Masih kecilnya persentase penanganan perkara secara
ilmiah disebabkan beberapa hal, antara lain:
Tabel. 4.25.
Rata-rata OEE tiap cabang Labfor Selama Tiga Tahun
273
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
5 Conductivity Alat untuk memeriksa Toksikologi/Lingk 100.0 - -
meter daya hantar listrik, ungan
misalnya pada air. Air yg
banyak limbahnya akan
tinggi score daya hantar
listriknya
274
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
14 Infrared & alat menganalisa Narkoba, 100 - -
ultraviolet senyawa dengan Psikotropika,
(Spectrophotom menggunakan spektrum Obat berbahaya,
eter) ultraviolet dan inframerah Kimia
23 VSC 6000 (VSC alat untuk mengetahui Dokumen palsu, 98,1 86,4 97,1
: Video Spectral palsu tidaknya uang, produk cetak,
Comparator) passport seluruh dunia. uang cetak
Ada fitur untuk melihat
tanda dengan penyinaran
UV.
275
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
25 Real Time PCR alat untuk penggandaan DNA 91,1 - -
(PCR : DNA yang diperlukan
Polymerase dalam analisis
Chain Reaction)
276
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
37 Cellebrite Touch Alat untuk Subbid Fiskomfor - 99,2 -
memeriksa/ekstrak
handphone, sim card,
memory card
277
OEE Tiap Cabang Labfor
Kasus dimana Dalam Persentase
No Nama Alat Fungsi
alat dipakai
Surabaya Makassar Medan
49 TLC Scanner Alat untuk memeriksa Narkoba dan - - 95,8
Narkoba dan psikotrofika psikotrofika
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa nilai OEE yang kosong. Hal
itu karena alat-alat yang dimiliki oleh masing-masing labfor tidak selalu sama,
sehingga tidak bisa dihitung. Secara umum, nilai OEE peralatan yang digunakan
oleh masing-masing laboratorium cabang yaitu, Surabaya, Makassar dan Medan
berkisar antara 82,1% sampai dengan 100%.
Selain peralatan yang diukur dengan OEE, juga banyak peralatan lidik sidik yang
selama ini efektif dipakai untuk pengungkapan tindak pidana secara ilmiah, tetapi
pengukuran OEE tidak dapat dilakukan karena tidak disertai dengan log book.
Peralatan tersebut antara lain MAMBIS yang terdapat di berbagai Polda dan
Polres, yang telah dioperasikan dengan baik untuk membantu pengungkapan
identitas korban kecelakaan dan pembunuhan. Hal itu antara lain dapat diketahui
pada pengungkapan identitas korban kecelakaan Air Asia, penemuan mayat
(Sulsel), pembunuhan di wilayah hukum Polres Gowa, kasus bunuh diri (Sulsel),
korban kecelakaan pesawat Trigana Air (Papua) dan berbagai kasus lainnya.
Meskipun demikian beberapa fitur MAMBIS belum digunakan untuk
pengungkapan kasus seperti fitur pemindaian iris mata dan sidik jari laten.
278
a) Voice Analysis Investigation Tool: peralatan untuk mencocokkan suara
seseorang dari suatu pernyataan, kurang akurat.
b) Komputer rekonstruksi raut wajah, karena sketsa wajah yang tersedia hanya
gambar wajah orang asing, sedangkan gambar wajah orang asia tidak ada.
c) Dactyloscopy Criminal Kit di level Polsek, karena tidak ada yang mengawaki
peralatan tersebut.
279
Karena terbatasnya personel yang memiliki kemampuan mengoperasikan
peralatan, maka perlu ada penghargaan dalam bentuk insentif. Selain itu
perlu diupayakan pembinaan personel agar pengoperasian tidak hanya
tergantung pada satu atau dua orang.
b. Anggaran
c. Ketersediaan Bahan
Masalah lain adalah jumlah bahan yang diberikan untuk setiap jenisnya
relatif sama, padahal penggunaannya ada yang sering dan ada yang jarang.
Serbuk untuk Dactyloscopy Criminal Kit yang paling sering digunakan adalah
yang berwarna hitam sehingga cepat habis, sedangkan serbuk warna lainnya
banyak tersisa. Reagen untuk tes bahan narkoba yang banyak dipakai
adalah reagen untuk tes shabu dan ganja, sedangkan untuk tes bahan
lainnya jarang digunakan.
280
Untuk mengatasi hal tersebut maka diusulkan oleh para penyidik agar
dibuatkan Standard Operational Procedure (SOP) yang mengatur tata cara
penggunaan peralatan penyelidikan dan penyidikan, sehingga setiap fungsi
yang terkait dapat dijamin untuk bisa mengakses peralatan tersebut sesuai
kebutuhan. Hal ini mengingat harga peralatan yang mahal, sementara
keuangan negara terbatas, sehingga jika peralatan yang sama diberikan
pada setiap fungsi yang berbeda dalam satu Polda maka akan sangat
membebani keuangan negara. Cara ini selain dimaksudkan agar semua
fungsi memiliki akses yang sama terhadap peralatan, sekaligus dapat
digunakan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penyalahgunaan
penggunaan peralatan.
281
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
1) Portable LED Area Spot Light . Alat ini menggunakan sinar ultra violet
sehingga cukup efektif digunakan untuk memperjelas sidik jari yang
melekat pada barang bukti dan media lainnya yang menyebar.
282
6) Mobil unit identifikasi olah TKP sangat diperlukan untuk mobilitas olah
TKP. Namun karena tidak didukung roda belakang yang double,
sedangkan beban mobil cukup berat, maka mobil tidak bisa digunakan
untuk jalan yang tidak rata sehingga menjadi tidak efektif.
8) GPS sangat efektif untuk mengetahui lokasi titik api di hutan atau lokasi
illegal logging. Dengan alat ini, jika terjadi gangguan asap lokasi titik api
bisa diketahui dengan tepat, sehingga keberadaan alat ini menjadi
efektif.
10) Ufed Link Analysis (Cellebrite). Alat ini sebetulnya sangat diperlukan
untuk mengekstrak/memunculkan kembali file data yang telah hilang
atau terhapus. Namun kurang efektif karena tidak semua merk
handphone/ smartphone datanya bisa diekstrak dengan alat ini.
11) Kit DNA diperlukan untuk mengambil cairan dari tubuh korban untuk
diidentifikasi DNA nya. Alat ini cukup efektif karena tidak mengenal
kadaluwarsa, dan bisa digunakan di segala tempat dan situasi.
12) Kit Food Security cukup efektif untuk melakukan tes keberadaan
kandungan zat/ senyawa berbahaya yang terdapat pada makanan dan
minuman yang akan disajikan pada tamu VIP/VVIP.
283
b. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan Penyidikan ditinjau dari Aspek
Manajemen
285
b. Efektivitas Peralatan Penyelidikan dan penyidikan ditinjau dari Aspek
Manajemen.
286
6) Bahan pendukung peralatan seperti pelarut atau reagen untuk uji
sampel tes nakoba dan serbuk untuk Dactyloscopy Criminal Kit harus
selalu tersedia. Jumlah bahan setiap jenisnya tidak perlu sama. Bahan
untuk tes narkoba, yang perlu diperbanyak adalah reagen untuk tes
shabu, kemudian berturut-turut disusul bahan untuk ganja, ekstasy dan
heroin. Serbuk untuk Dactyloscopy Criminal Kit yang perlu diperbanyak
adalah serbuk magnet hitam.
287
BAB VI
PENUTUP
Paraf :
1. Konseptor/Kasubbid Pal : ......
2. Kasubbid Bekum : .......
3. Kaurmin : ......
288