Anda di halaman 1dari 13

SYARAT- SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

1. Umum

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :


- Pekerjaan galian,
- Pekerjaan tiang pancang,
- Pekerjaan poer/pondasi dangkal dan sloof.

B. Pengukuran Peil (Leveling)

Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00


Bangunan existing.
Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan
dari Konsultan MK.

Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera


melaporkan kepada Konsultan MK sebelum dilaksanakan.
Pemakaian ukuran yang salah sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-


alat (instrumen) yang perlu (dan tidak rusak) yang telah di
kalibrasi untuk mendapatkan ukuran, sudut- sudut dan ukuran
tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

C. Bahan-bahan dan Syarat Bahan

Semen

Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang


memenuhi syarat-syarat :

- Standard Industri Indonesia dalam SII-0013-81.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 1 dari 13
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung 1991 (SK.SNI T-15-1991-03).

- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton


1989 (SK.BI-1.453.1989).

- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.

- Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986.

- Mempunyai sertifikat uji (test certificate).

- Mendapat persetujuan Konsultan MK.

Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk
yang sama untuk konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan
baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.

Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan


terlindung dari kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan
dan cuaca.

Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja
atau beton dan harus terhindar dari kemungkinan bercampur
dengan bahan lain.

Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas


dapat ditolak penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x
24 jam.

Agregat (Aggregates)

Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus


memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
- Specification for Concrete Aggregates (ASTM 33).
- Specification for Lightweight Aggregates for Structural
Concrete (ASTM 33).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80.
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porus.
- Bebas dari tanah/tanah liat.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah
SB-4 : Hal 2 dari 13
Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38
mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Konsultan MK.

Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus


dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai
daya kerja yang baik dengan air dalam proporsi campuran yang
akan dipakai.

Konsultan MK dapat meminta kepada Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor untuk mengadakan tes kualitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk
oleh Konsultan MK setiap saat dalam laboratorium yang diakui.

Semua pengetesan untuk hal tersebut diatas menjadi


tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor .
Dalam hal adanya perubahan sumber darimana agregat tersebut
akan disuplai, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk
memberitahukan kepada Konsultan MK.

Air Kerja

Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah


air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia
(asam, alkali) dan tidak mengadung zat organis atau bahan
lainnya yang dapat memberikan efek merusak beton dan tulangan
serta tidak mengandung minyak atau lemak.

Air kerja harus memenuhi syarat-syarat:

- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton


1989 (SK.BI-1.4.53.1989).

- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.

- Diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang,


dimana air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan
yang didalamnya akan tertanam logam aluminium, termasuk
air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh
mengandung ion klorida lebih besar dari 0,06% dalam masa
dari semen. Sedangkan untuk beton lainnya maksimum ion
khlorida adalah 0,30%.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah
SB-4 : Hal 3 dari 13
Adukan dan Campuran

Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai


dengan daftar proporsi adukan dan campuran di bawah ini, yaitu :

- Lantai Kerja = 1 pc : 3 ps : 5 kr
- Pondasi batu kali = 1 pc : 3 ps

Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi


ditakar dalam keadaan kering.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya proporsi adukan dan campuran itu.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran-takaran


yang sama ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan MK.

Adukan dan campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-


pekerjaan khusus lainnya, akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)

Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran


tambahan untuk memperbaiki suatu sifat campuran beton. Jenis,
jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan
campuran tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan MK.

Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan


melalui hasil pengujian dengan menggunaan jenis semen dan
agregat yang dipakai.
Kalsium khlorida atau bahan campuran tambahan yang
mengandung khlorida tidak boleh digunakan.

Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu


memperlihatkan komposisi dan untuk kerja yang sama sepanjang
waktu pekerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam racikan
beton.
Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi
jumlah air pencampur, memperlambat pengikatan dan atau
pengerasan beton, mengurangi jumah air dan sekaligus
mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah
SB-4 : Hal 4 dari 13
memenuhi Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986
atau Specification for Chemical Admixtural for Concrette (ASTM
C.494).

2. Pekerjaan Galian

Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan


menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum
pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar
pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus
dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus
disumbat.
Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa
pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih
dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada Konsultan MK atau
instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala


kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan
yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai
dengan spesifikasi pondasi.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian


pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya
(bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan
air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan
baik sesuai denga spesifikasi.

Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis
maximum 3 cm, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan MK, baik mengenai
kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah galian tersebut.

3. Pekerjaan Pengurukan

Bahan Urugan

Bahan urugan harus dipadatkan sekurang-kurangnya mencapai kepadatan


minimum 85% dari kepadatan maksimum yang dicapai di laboratorium.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 5 dari 13
Tanah Asli

Bagian teratas sedalam 150 mm dari tanah asli haruslah mempunyai


kepadatan minimum 85% AASHO pada laboratorium.

Urugan Tanah

Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-


lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 300 mm pada
kedalaman gembur.

Gumpalan-gumpalan tanah yang harus digemburkan dan bahan urugan


tersebut dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga
diperoleh lapisan kepadatannya sama. Setiap urugan haruslah sama dalam
hal bahan, kepadatan dan kelembabannya, sebelum pengerasan
dilaksanakan.

Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan


diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
dengan lapisan yang berikutnya. Bilamana bahan urugan tidak mencapai
kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang dikerjakan atau
diganti dan cara-cara kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan
ditentukan/ ditetapkan oleh Konsultan MK.

Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang berlebihan harus dipindahkan


ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan MK.
Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.

Sarana-sarana Darurat

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membangun saluran-saluran, memang


parit-parit, mempompa dan atau mengeringkan saluran drainage dengan
layak.

Semua drainage darurat harus disetujui oleh Konsultan MK.

Pembersihan pekerjaan tanah untuk kepentingan pembuatan jalan


pengangkutan tidak diperhitungkan dalam Penawaran awal. Jalan-jalan
pengangkutan akan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 6 dari 13
4. Pekerjaan Pondasi

A. Pondasi Setempat / Telapak

Umum

Peraturan umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur


Beton untuk Bangunan Gedung (SK.SNI T-15-1991-03) dan untuk hal-
hal yang belum terjangkau, dapat menggunakan peraturan-peraturan
lain, seperti ASTM.

Besi Beton (Steel Reinforcement)

Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat


seperti yang tercantum dalam RKS ini dan dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana yang ada.

Beton

Umum

- Kekuatan beton (fc') untuk pondasi dangkal adalah 208 kg/m2


menurut SK.SNI T-15-1991-03.

- Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap


bahan- bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak
di dalam tanah.

- Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk


penyambungan batang-batang harus memenuhi ketentuan SK.SNI
T-15-1991-03.

Pengecoran Beton

- Pengecoran beton dilakukan pada lokasi yang tidak berair, sehingga


air tanah yang ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah
rusaknya beton akibat adanya air dari luar.

- Adukan beton yang dipakai dan proses pengecoran beton


dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah tercantum pada pasal
lain dalam RKS ini.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 7 dari 13
B. Pekerjaan Sloof dan Stek Kolom

Pekerjaan Sloof

Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton


dengan kuat tekan beton fc' = 208 kg/m2 dan besi beton U.24 dengan
initial ∅ dan U.39 dengan initial D. Besi- besi harus ditempatkan seperti
pada gambar detail. Setelah selesai pekerjaan sloof, tanah yang harus
ditimbun dan dipadatkan harus sampai pada peil diperlukan.

Pekerjaan Stek Kolom

Pekerjaan stek kolom, stek tangga dan stek kolom praktis :


- Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi;
- Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor
pada waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof;
- Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai
pekerjaan sloof.

D. Pekerjaan Lantai Kerja

Penggalian tanah sampai pada lapisan sebagai dasar untuk perletakan


merata, lapisan rata dari beton (lean concrete 1 pc : 3 ps : 5 kr) supaya
dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 50 mm.
Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak
kurang dari 150 mm.

E. Pekerjaan Lantai Dasar

Pada lantai dasar yang berhubungan dengan tanah, sebelum


pemasangan bahan penutup lantai harus dibuatkan lantai kerja dari
beton bertulang dengan tebal 10 cm dengan tulangan susut.

F. Pondasi Tiang Pancang Beton

Umum

1. Scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor adalah :

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 8 dari 13
Menyediakan semua perlengkapan kerja, tenaga kerja, peralatan,
bahan-bahan dan melaksanakan semua pekerjaan sehubungan
dengan:
• Pemancangan tiang pancang
• Pengetesan bahan

2. Pelaksanaan pekerjaan seperti pada point 1 memerlukan


ketepatan, ketelitian dan pengetahuan pelaksanaan yang cukup
tinggi.
Kontraktor harus mampu menyediakan peralatan yang baik lengkap
dan pekerja-pekerja/pengawas-pengawas ahli yang terampil dan
berpengalaman.

3. Sebelum pemancangan dimulai, kontraktor harus mengajukan


proposal metode pelaksanaan pekerjaan berikut urut-urutan
pelaksanaan untuk disetujui Konsultan MK.

4. Jaminan pelaksanaan tiang pancang


Kontraktor harus menjamin segala efek-efek, gangguan getaran
dan suara akibat pemancangan antara lain :

• Apabila tejadi kerusakan-kerusakan besar maupun kecil pada


bangunan di sekitarnya akibat getaran-getaran tadi harus diganti
dan diperbaiki atas biaya kontraktor.

• Apabila kantor/tetangga disekitarnya mengajukan clain akibat


terganggu jam kerjanya akibat pelaksanaan pemancangan tiang
pancang tersebut, kontraktor harus mengatasi hal tersebut.

Bahan-bahan
Mutu beton K.250 (umum) dan K.500 untuk tiang pancang
Dimensi Tiang dan Daya Dukung
1. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah maka diambil tiang pancang
beton, berdasarkan hasil penyelidikan tanah , maka dimabil tiang
pancang sebagai berikut :
a. Gedung Kantor 25 x 25 Panjang 12 m1 dan daya dukung ijin
35 ton
b. Gedung Kelas 25 x 25 Panjang 14 m1 dan daya dukung ijin
35 ton
c. Gedung Laboratorium 25 x 25 Panjang 9 m1 dan daya
dukung ijin 35 ton
d. Gedung Serbaguna menggunakan pondasi setempat
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah
SB-4 : Hal 9 dari 13
2. Berdasarkan data penyelidikan tanah yang merupakan bagian
dokumen kontrak terlampir, kontraktor harus mengevaluasi panjang
tiang yang dibutuhkan pada tiap kolom.

Panjang yang tercantum pada butir 1 adalah perkiraan. Apabila


diperlukan, kontraktor dapat menambah sondir atas biaya sendiri
untuk mengetahui dengan pasti panjang tiang.

3. Penawaran dari kontraktor untuk panjang tiang adalah menjadi


resiko sendiri, tidak ada pekerjaan tambah dalam hal panjang tiang.
Panjang minimum 3,5 m dan harus tembus pada lensa-lensa yang
diatasnya, bila perlu dilakukan pre boring untuk menembus lensa-
lensa tersebut.

4. Untuk menentukan panjang tiang mendekati kenyataan, kontraktor


harus melakukan indikator pile sebanyak 10% dan disebar ke
seluruh kelompok tiang dan ditentukan oleh Konsultan
MK/Perencana.

Pelaksanaan dan Pemancangan

1. Pemancangan dapat dimulai setelah kontraktor selesai melakukan


"Set Out" posisi tiang-tiang yang akan dipancang.

2. Driving Cap
Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilindungi
dengan suatu bantalan /driving cap.

3. Mesin Pancang
Pemancangan harus memakai "mesin pancang yang sesuai",
kecuali bila diizinkan Konsultan MK dapat dipakai alat lain. Tipe
"Mesin Pancang" yang dapat digunakan disesuaikan dengan kuat
dan kapasitas tiang.

4. Spesifikasi Teknik Alat Pancang


Data-data karakteristik dan spesifikasi dari alat pancang yang
dipakai berikut usulan kalendering (final set) berdasarkan rumus
formula dinamis/kobe harus diberikan pada Perencana minimum 2
minggu sebelum pekerjaan pemancangan dimulai dan harus
mendapat persetujuan Konsultan MK.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 10 dari 13
5. Peringkat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang harus diikat
sedemikian sehingga tiang tidak dapat bergerak pada arah
horizontal.

6. Penetrasi
Tiang pancang harus dipancang sampai suatu kedalaman atau
dipancang menurut penetrasi tiap pukulan seperti yang
diminta/disetujui Konsultan MK. Pencatatan yang teliti dari
penetrasi pada :
• Pemukulan pertama & kedua berapa meter masuknya tiang.
• Pemukulan selanjutnya dicatat jumlah pukulan setiap 50
pukulan, 25 pukulan, 10 pukulan sampai kira-kira bisa diambil
kalenderingnya.
• Terakhir pada saat besarnya pengambilan kalendering harus
didapat data yang yang tidak meragukan min. 3 x 10 pukulan
dengan final set sesuai persyaratan.
Besar final set seperti butir 4 diatas max. 10 mm dengan ram
stroke minimum 180 cm.
• Paling lambat hari berikutnya sesudah hari pemancangan tiang
yang bersangkutan, kontraktor harus memberikan data-data
pemancangan dan grafik kalendering setiap tiang yang di
pancang kepada Konsultan MK untuk disetujui dan seterusnya
dievaluasi daya dukungnya.

7. Posisi tiang
Tiang-tiang pancang tidak boleh, menyimpang lebih dari 1,25%
kemiringan, dan bergeser tidak lebih dari yang dibatasi oleh daftar
berikut ini :

Toleransi satu Toleransi kelompok


Jumlah tiang Toleransi
tiang terhadap tiang (titik berat
per kelompok sendiri (cm)
lainnya kenyataan terhadap
beban) cm
1 7.5 - 7.5
2.3 7.5 11 5
4.5 7.5 11 4.5
6 7.5 11 4
7 atau lebih 7.5 12.5 2.5

Paling lambat 5 hari setelah pemancangan selesai dengan


pengetahuan Konsultan MK, Kontraktor mengirim data kemiringan

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 11 dari 13
dan letak akhir tiang pancang terhadap as bangunan pada
Konsultan MK.

Konsultan MK dapat memerintahkan kontraktor untuk memancang


tiang pancang tambahan untuk tiang-tiang pancang yang tidak
memenuhi toleransi yang telah diberikan, tanpa tambahan biaya.

8. Perubahan Poer / Lebar Pondasi


Perubahan poer akibat penambahan tiang sesuai pasal 6 dan/atau
toleransi jarak antar tiang yang tidak dipenuhi, maka biaya
tambahan pekerjaan poer menjadi tanggung jawab kontraktor.

9. Jika tiang pancang dicabut, karena kesalahan dalam


pemancangannya, dan tidak dipancang kembali, maka ruangan
yang timbul harus diisi dengan batu-batu koral atau pasir tanpa
biaya tambahan.

10. Bagian atas dari semua tiang-tiang harus berada disebelah atas
dari elevasi pemotongan (setelah pemancangan), dimana beton
akan dipotong sampai permukaan yang tepat 7,5 cm diatas sisi
bawah pondasi

11. Bila ada batu-batu atau gangguan-gangguan lainnya yang


menyulitkan pemancangan, Kontraktor harus mengusahakan
berbagai cara dengan persetujuan Konsultan MK untuk
mengatasinya tanpa tambahan biaya.

15. Jika dibutuhkan dalam penyelidikan tanah untuk penambahan data-


data mengenai stratifikasi lapisan-lapisan tanah, untuk menentukan
panjang tiang pancang di beberapa kelompok tiang, maka biaya
tersebut sudah termasuk lumpsum.

16. Semua tiang harus dipancang secara kontinyu tanpa terhenti


sampai tiang mencapai lapisan yang diperlukan dengan
kalendering sesuai dengan daya dukung tiang yang disyaratkan.

17. Kontraktor harus membuat gambar "As Built Pile Plan", dan
disetujui oleh Konsultan MK.

F. Pengujian Tiang Pancang.

Kontraktor harus melakukan loading test pada pondasi tiang pancang


dengan metode PDA test.
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah
SB-4 : Hal 12 dari 13
Kontraktor akan menyediakan semua peralatan & pekerja yang
berpengalaman untuk melaksanakan percobaan pembebanan ini.
Tiang pancang uang diuji berjumlah minimum 2 buah atau 1% dari
jumlah tiang pancang, dalam satu bolk bangunan yang lokasinya akan
ditentukan oleh Direksi.

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Bawah


SB-4 : Hal 13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai