Anda di halaman 1dari 3

1. Evolusi teori belajar : Studi secara ilmiah tentang belajar baru dimulai pada akhir abad ke-19.

Dengan menggunakan teknik-teknik dari sains (physical sciences), para ahli mulai melakukan
eksperimen – eksperimen untuk memahami bagaimana manusia dan hewan belajar.

a. Teori Belajar Menurut Ivan Pavlov

Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov
melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan
stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

b. Teori Belajar Menurut E.L. Thorndike : Hukum Perilaku

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal
– hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

c. Teori Belajar Menurut Watson

Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah Thorndike.
Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon
yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.

d. Teori Belajar Menurut Clark Hull

Clark Hull juga menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan
pengertian tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang dikembangkan
oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat
terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.

e. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

Demikian juga dengan Edwin Guthrie, ia juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon
untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus
berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark
dan Hull.

f. Teori Belajar Menurut Skinner Konsep – konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar
mampu mengungguli konsep – konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya. Ia
mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun dapat menunjukkan konsepnya
tentang belajar secara lebih komprehensif.

2. Prinsip teori belajar perilaku : Beberapa prinsip yang melandasi teori-teori perilaku antara lain :
konsekuensi-konsekuensi, kesegeraan (immediacy) konsekuensi-konsekuensi, pembentukan
(shaping).

a. Konsekuensi-konsekuensi

Prinsip yang paling penting dari teori-teori belajar perilaku ialah, bahwa perilaku berubah
menurut konsekuensi-konsekuensi langsung.

b. Kesegeraan (immediacy) konsekuensi-konsekuensi

Salah satu prinsip dalam teori belajar perilaku ialah, bahwa konsekuensi-konsekuensi yang
segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi-konsekuensi
yang lambat datangnya.
c. Pembentukan (shaping)

Selain kesegeraan dari reinforsemen, apa yang akan diberi reinforsemen juga perlu
diperhatikan dalam mengajar. Bila guru membimbing siswa menuju pencapaian tujuan dengan
memberikan reinforsemen pada langkah-langkah yang menuju pada keberhasilan, maka guru itu
menggunakan teknik yang disebut pembentukan.

3. Reinforser-reinforser yang berupa pelarian dari situasi yang tidak menyenangkan disebut
reinforser negative/penguatan negatif sedangkan hukuman atau punishment adalah Konsekuensi-
konsekuensi yang tidak memperkuat perilaku.

4. Pola interaksi anak saat bermain : Interaksi individu dengan individu, interaksi individu dengan
kelompok, dan interaksi kelompok dan kelompok.

5. Faktor yang mempengaruhi perilaku :

A. Faktor Internal

Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam
dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik,
kepribadian, bakat, dan intelegensia.

B. Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar
adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya
terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan
orang yang berpendidikan rendah.

2) Agama

Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh
agama yang diyakininya.

3) Kebudayaan

Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku
seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan
lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena
lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu
terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.

5) Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Anda mungkin juga menyukai