Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
M Guslan Saptoaji
151.10.1021
Penyusun
M Guslan Saptoaji
151.10.1021
Menyetujui
DosenPembimbing I DosenPembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Geologi
ii
PROPOSAL SKRIPSI TIPE I
RENCANA KEGIATAN
iii
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan proposal skripsi tipe I ini, dengan judul Geologi dan analisis
kesetabilan lereng ditinjau dari sifat fisik dan sifat mekanik tanah di Daerah
Binangun dan Sekitarnya, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen,
Provinsi Jawa Tengah.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal skripsi tipe I ini, diantaranya
adalah:
1. Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I dan Dekan
Fakultas Teknologi Mineral, IST AKPRIND Yogyakarta yang telah banyak
memberikan bimbingan serta arahannya dalam menyelesaikan proposal skripsi
tipe I ini.
2. Dina Tania, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan serta arahannya dalam menyelesaikan proposal skripsi
tipe I ini.
3. Ir. Miftahussalam, M.T. selaku dosen wali yang telah senantiasa memberikan
semangat dan arahan dalam menyelesaikan proposal skripsi.
4. Danis Agoes Wiloso, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi,
Fakultas Teknologi Mineral, IST AKPRIND Yogyakarta yang telah
memberikan semangat sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
proposal skripsi ini.
5. Orang tua dan saudara yang setiap saat memberikan dukungan doa, dorongan
dan semangat baik moril maupun materil yang sangat berharga bagi penyusun.
6. Teman-teman Volcano “GAIA15” yang telah membantu dalam memberikan
doa dan semangat sehingga penyusunan proposal skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, maka
penyusun mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun agar proposal
ini dapat lebih baik, sehingga dapat menjadi perbaikan untuk penyusunan
proposal di masa mendatang.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
RENCANA KEGIATAN................................................................................iii
PRAKATA.......................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan...........................................................................2
1.4 Letak, Luas dan Kesampaian Daerah................................................2
1.5 Batasan Masalah................................................................................4
1.6 Kegunaan Penelitian..........................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5
2.1 Dasar Teori........................................................................................5
2.2 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik tanah..................................................9
2.3 Sumber Pustaka.................................................................................13
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................16
3.1 Tahap Pendahuluan...........................................................................16
3.2 Tahap Penelitian Lapangan...............................................................16
3.3 Penelitian di Laboratorium dan Studio.............................................18
3.4 Tahap Akhir.......................................................................................22
3.5 Peralatan dan Bahan Penelitian.........................................................23
BAB 4 GEOLOGI REGIONAL....................................................................26
4.1 Fisiografi Regional............................................................................26
4.2 Struktur Geologi Regional................................................................27
4.2.1. Arahtimurlaut – baratdaya (Pola Meratus)…...…………………27
4.2.2. Arahutara – selatan (Pola Sunda)……………………………… …27
4.2.3. Pola Jawa…………………………………………………….........27
4.3 Stratigrafi Regional........................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
RENCANA ANGGARAN.............................................................................. 33
RENCANA KEGIATAN................................................................................ 34
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pembagian zona kawasan rentan bencana longsor dan kasifikasi
tingkatkerawanannya…………………..………………………………...9
Tabel 3.1 Bagan alir penelitian.........................................................................14
Tabel 4.1 Kolom stratigrafi regional daerah penelitian...................................21
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Longsor atau sering disebut dengan gerakan massa adalah suatu peristiwa
geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai
tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Pada
prinsipnya gerakan massa terjadi apabila ada gaya pendorong pada lereng lebih
besar dari gaya penahan. Analisis kestabilan lereng berdasarkan sifat fisik dan
sifat mekanik tanah dilakukan untuk menentukan faktor keamanan dari lereng
Kebumen, Jawa Tengah, memiliki banyak titik rawan terjadi gerakan massa.
hampir setiap musim penghujan terjadi gerakan massa tanah atau batuan yang
lereng alami yang berada pada daerah tersebut. Analisis tersebut antara lain untuk
mengetahui sifat fisik tanah dan menentukan faktor keamanan lereng yang berada
sejarah geologi dan geologi lingkungan. Permasalahan khusus yang diangkat oleh
1
2
penyusun adalah geologi dan analisis kestabilan lereng ditinjau dari sifat fisik dan
Permasalahan yang diangkat dan akan dibahas kali ini adalah tentang
pada daerah tersebut. Analisis sifat fisik dan sifat mekanik tanah akan digunakan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan daerah penelitian agar
daerah penelitian.
Daerah penelitian mempunyai skala peta 1 : 25.000, pada 4/9 lembar peta
Daerah penelitian terletak kurang lebih 135 km ke arah barat dari pusat kota
Batasan masalah yang penyusun angkat dalam penelitian ini adalah dapat
menganalisis kestabilan lereng berdasarkan sifat fisik (pengujian bobot isi tanah,
bobot isi kering, dan kadar air, berat jenis, batas cair tanah (liquit limit), dan batas
plastis tanah (plastic limit) dan sifat mekanik tanah (kuat geser langsung tanah
ditinjau dari sifat fisik dan sifat mekanik tanah untuk penentuan tingkat
maupun materil.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yang bergerak turun pada suatu bidang gelincir di bawah pengaruh bidang
gravitasi Faktor pengontrolnya yaitu nilai slope yang relatif besar, curah hujan
tinggi, peningkatan muka air tanah, serta pelapukan yang intensif. Pada suatu
lereng terdapat system gaya yang bekerja secara alami. Faktor penyebab longsor
lahan terdiri dari faktor pasif dan factor aktif. Faktor pasif meliputi topografi,
longsor lahan diantaranya aktivitas manusia dalam penggunaan lahan dan iklim,
tanah lateral, daya dukung tanah, dan analisis stabilitas lereng. Studi semacam ini
struktur yang lebih baik, dan secara tidak langsung studi ini membantu dalam
mitigasi risiko, juga karena jika kita tahu sebelumnya bagaimana massa tanah
Sifat fisis atau properti tanah dasar pada suatu konstruksi, sangat
5
6
indeks properti atau indeks sifat-sifat fisis tanah, seperti berat volume, kadar air,
berat jenis, analisis butiran, batas cair, batas plastis, batas susut, dan sebagainya.
dan lain sebagainya adalah merupakan parameter teknis tanah, yang dipengaruhi
dengan tiga parameter yaitu bobot isi tanah, kohesi dan sudut geser dalam. Bobot
isi tanah didapatkan melalui uji sifat fisik tanah, sedangkan kohesi dan sudut geser
dalam diperoleh melalui uji sifat mekanik tanah. Metode Bishop dipakai untuk
secara vertical atau normal. Kestabilan lereng tergantung pada gaya penggerak
dan gaya penahan yang bekerja pada bidang gelincir. Perbandingan antara gaya-
gaya penahan terhadap gaya-gaya penggerak tanah inilah yang disebut dengan
Faktor Keamanan (FK) lereng. Nilai FK secara teori didapatkan dari persamaan
sebagai berikut:
longsor. Penetapan kawasan rawan bencana longsor dan zona berpotensi longsor
6
longsor atau lokasi yang diperkirakan akan terjadi longsor akibat proses alami dan
sebagai berikut :
8
b. Curah hujan
c. Kondisi tanah
d. Struktur batuan
2007 dilakukan untuk penataan ruang dan penggunaan lahan, sehingga dapat
meminimalisir korban jiwa dan materi akibat adanya gerakan massa dan tanah
longsor.
Tabel 2.1 Pembagian zona kawasan rentan bencana longsor dan kasifikasi tingkat
kerawanannya (PERMENPU, 2007)
isi tanah. Bobot isi dari suatu masa tanah adalah perbandingan antara berat
10
total tanah terhadap isi total tanah, yang dinyatakan dalam notasi γwet
perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume dan
tidak termasuk ruang pori diantara partikel (termasuk berat air dan udara).
Besarnya berat jenis partikel bahan organik umumnya berkisar antara 1,3
Dimana=
Bobot isi tanah sangat berguna dalam mengevaluasi tanah kohesif dan
pengujiannya juga mudah. Sedangkan pada tanah non kohesif pengujian berat isi
tanah sedikit agak sulit pelaksanaannya, kecuali jika tanah non kohesif tersebut
terletak sangat dekat dengan permukaan tanah. Seperti halnya kadar air tanah,
berat isi tanah juga merupakan sifat fisik tanah yang penting, dan dilakukan secara
tanah, sehingga tidak dapat dilakukan pada jenis tanah berpasir lepas atau terdapat
banyak kerikil. Berat isi tanah pada umumnya dapat dikaitkan dengan sifat–sifat
teknis tertentu, seperti kekuatan dan komprebility. Dalam hal ini dimana didapat
benda uji yang asli (undisturbed samples), maka di ganti dengan benda uji yang
terganggu (distrubed samples) mempertahankan berat isi dan kadar air yang
Dalam penelitian ini, penyusun melakukan uji sifat mekanik tanah untuk
mengatahui nilai parameter kohesi dan sudut geser dalam. Kohesi adalah gaya
tarik menarik antara partikel dalam tanah, dinyatakan dalam satuan berat per
satuan luas. Kohesi tanah akan semakin besar jika kekuatan gesernya makin besar.
Nilai kohesi (c) diperoleh dari pengujian laboratorium yaitu pengujian kuat geser
langsung (direct shear strength test) dan pengujian triaxial (triaxial test). Sudut
geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan antara tegangan
normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan. Parameter kuat
geser tanah ditentukan dari uji-uji laboratorium pada benda uji yang diambil dari
lapangan harus diusahakan tidak berubah kondisinya, terutama pada contoh asli
(undisturb), di mana masalahnya adalah harus menjaga kadar air dan susunan
tanah lempung. Umumnya, contoh benda uji diperoleh baik dengan kondisi
(undisturb sample). Pada pengambilan tanah benda uji dengan tabung, biasanya
kerusakan contoh tanah realtif lebih kecil. Kuat geser tanah dari benda uji yang
ditentukan lebih dahulu dan dikerjakan dengan menggunakan tipe peralatan yang
khusus. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kuat geser tanah yang diuji
di laboratorium, adalah:
b) Bentuk partikel.
h) Cara pengujian
i) Kecepatan pembebanan.
tertutup (undrained).
Butir (a) sampai (e) ada hubungannya dengan kondisi aslinya yang tidak
dapat dikontrol, tetapi dapat dinilai dari hasil pengamatan lapangan, pengukuran,
dan kondisi geologi. Butir (f) tergantung dari kualitas benda uji dan penanganan
9
benda uji dalam persiapan pengujian. Butir (g) sampai (l) tergantung cara
pengujian yang dipilih. Uji geser langsung dapat digunakan untuk analisis
daya dukung pondasi, analisis dinding penahan, dan lain‐lain. Uji geser langsung
tidak dapat mengukur tekanan air pori yang timbul saat penggeseran dan tidak
uji geser langsung yang lain adalah karena bidang runtuh tanah ditentukan,
meskipun belum tentu merupakan bidang terlemah. Pada benda uji yang kering,
kedua batu tembus air (porous stone) tidak diperlukan. Selama pengujian,
perpindahan (∆L) akibat gaya geser dari setengah bagian atau kotak geser dan
perubahan tebal (∆h) benda uji dicatat. Alat uji geser langsung dapat berbentuk
bujur sangkar. Kotak pengujian dapat bervariasi dari yang luasnya 100 x 100
Pustaka yang digunakan oleh penyusun dalam menulis proposal skripsi ini
antara lain:
SNF2016.Vol V. Bandung
10
Asikin, S., Handoyono, A., Busono, H., Gafoer, S. 1992.,Peta Geologi Lembar
25.000, Bogor.
Bemmelen Van, R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol.1A. The Hague,
Marani, M.I,R., dkk. 2016., Penentuan Zona Gerakan Tanah dan Analisis
tahap penelitian lapangan, tahap analisis laboratorium dan studio,serta tahap akhir
(Gambar 2). Tahap-tahap tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang
referensi terkait yang berhubungan dengan judul studi kasus. Tahap pendahuluan
izin penelitian, dan pencarian data sekunder yang dapat diperoleh dari interpretasi
peta topografi maupun peta DEM. Penelitian ini tetap memperhatikan hasil dari
efisien. Selain itu juga dilakukan studi pustaka dari literatur, dari buku atau jurnal
16
17
a. Perencanaan lintasan
penelitian lebih lanjut. Tujuan lain dari recognize yaitu untuk memilih rute
Lintasan tersebut dapat melalui jalur jalan yang telah tersedia dan
apabila memungkinkan untuk melalui jalur sungai, maka hal itu akan lebih
baik.
geologi lingkungan baik itu potensi negatif maupun potensi positif yang
dapat diplotkan pada peta lapangan sehingga mendapatkan data yang akurat.
selesai, penelitian ini berupa analisis petrografi, analisis fosil, serta uji sifat fisik
1. menyiapkan sampel batuan yang masih utuh dan cukup untuk di buat
sayatan
selembar kaca
meja mikroskop
sebagainya
6. lakukan deskripsi dan catat seluruh hasil deskripsi pada lembar yang
disediakan.
18
H202, aduk kemudian tunggu cairan hingga habis, angkat dan jemur
atau di oven.
dan 80
masing.
determinasi
mikroskop
10. Lakukan determinasi fosil seperti bentuk test, aperture, bentuk kamar
dan sebagainya
12. Masukkan fosil yang telah di determinasi pada plat wadah penyimpanan
fosil.
metode Bishop, antara lain bobot isi tanah, kohesi dan sudut geser dalam.
3. Masukkan dalam cawan dan ukur diameter serta tebal ring untuk
5. Tanah yang telah di mesh dicampur dengan air murni kemudian diaduk
derajat celcius
10. Lakukan perhitungan bobot isi kering dengan cara pembagian antara
B. Uji sifat mekanik tanah (direct shear test / kuat geser langsung)
6. Atur torak beban dan pencatan gaya geser (proving ring) agar tepat
stopwatch
22
9. Catat besarnya gaya yang terjadi pada proving ring (T) dan dial
11. Ulangi percobaaan dari alangkah 1-10 pada contoh tanah baru dan
12. Hitung tekanan normal (σ) dan tegangan geser (t) maksimum yang
terjadi
13. Gambar grafik hubungan antara tekanan normal dan tegangan geser.
Kemudian tentukan besarnya kohesi (c) dan sudut geser dalam (ø)
14. Besarnya kohesi tanah (c) ditentukan dari perpotongan antara garis
linear dan ordinat pada tekanan normal (σ) sebesar nol, sedangkan
besar sudut geser dalam tanah (ø) ditentukan dari sudut kemiringan
data seperti penarikan litologi, analisis data struktur geologi serta analisis
geologi lingkungan
23
lereng.
berikut:
a. Alat dan bahan yang digunakan pada saat di lapangan terdiri dari:
2) Palu geologi batuan sedimen dan batuan beku merk Estwing, digunakan
singkapan di lapangan.
sampel.
cuaca hujan.
11) Peta topografi daerah penelitian skala 1 : 25.000 sebagai peta dasar
13) Contoh batuan dari litologi yang dijumpai di lapangan, untuk dianalisis
keteknikan.
b. Alat dan bahan yang digunakan dalam analisis laboratorium terdiri dari:
3) Mesh 40, 60, 80, 100, 150, 200 dan kuas cat untuk mengayak fosil
mikro.
BAB 4
GEOLOGI REGIONAL
Secara fisiografi daerah Jawa Tengah dibagi menjadi enam satuan yaitu
26
27
Daerah penelitian terletak pada Fisiografi Pegunungan Serayu Selatan
yang memiliki struktur geologi kompleks, hal ini disebabkan oleh adanya
umum struktur yaitu arah timur laut – barat daya (Pola Meratus), arah utara –
yang paling tua dengan umur Kapur hingga Paleosen yang tersebar dalam Jalur
Cimandiri, Jawa Barat. Sesar ini mengalami pengaktifan kembali oleh aktivitas
tektonik yang lebih muda. Sedangkan pada bagian barat, tercermin pada Sesar
Pada pola ini, dominasi ekspresi tampak di bagian barat yang berupa sesar-
sesar pembatan Cekungan Asri, Cekungan Sunda, dan Cekungan Arjuna. Pola
yang mengaktifkan sesar-sesar pada Pola Meratus pada Eosen Akhir hingga
Oligosen Akhir
Pada bagian barat pola ini terwakilkan oleh sesar-sesar naik seperti Sesar
Beribis dan sesar pada Cekungan Bogor. Pada bagian tengah tampak pola dari
sesar-sesar Zona Serayu Utara dan Serayu Selatan. Sedangkan di bagian timur
1975 dalam Pulunggono, 1994, cekungan yang dihasilkan adalah Cekungan Jawa
Utara bagian barat dan Cekungan Jawa Utara timur yang dipisahkan oleh
barat.
4.2), yaitu:
1. Cekungan Jawa Utara yang terdiri atas Cekungan Jawa barat laut dan
Gambar 4.2 Gambaran umum struktur geologi Pulau Jawa (Natalia dkk., 2010)
H. Busono, S. Gafoer (1992), dapat diketahui bahwa batuan di daerah ini mulai
1. Kompleks Melange Luk Ulo yang berupa bongkah-bongkah batuan Pra Tersier
(berumur Eosen). Dalam formasi ini terdapat pula batugamping terumbu yang
berupa olistolit.
menjadi breksi dengan komponen andesit, basal dan massa dasar batupasir tuf.
Dalam Formasi ini terdapat anggota tuf yang tersusun oleh perselingan tuf
kaca, tuf kristal, batupasir gampingan dan napal tufan (berumur Miosen Awal).
6.Diabas yang merupakan batuan beku intrusi hasil aktivitas volkanik (Miosen
Tengah)
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, S., Handoyono, A., Busono, H., Gafoer, S. 1992.,Peta Geologi Lembar
Kebumen, Jawa, Skala 1:100.000. Bandung. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Badan Geologi.
Bemmelen Van, R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol.1A. The Hague.
Jakarta Government Printing Office.
2. Perlengkapan Lapangan
a. Larutan HCL 0,1 N Rp. 30.000,-
b. Alat tulis Rp. 50.000,-
c. Obat-obatan Rp. 50.000,-
d. Pipa PVC Rp. 135.000,-
3 Biaya operasional lapangan
a. Konsumsi dan akomadasi Rp. 1.000.000,-
b. Transportasi Rp. 500.000,-
4. Analisis Laboratorium
a. Analisis petrografi Rp. 750.000,-
5. Checking
a. Konsumsi dan akomodasi Rp. 1.500.000,-
6 Penyusunan Laporan
a. Pengadaan peta 5 eks @Rp.10.000,- x 15 Rp. 150.000,-
b. Pembuatan draft 5 eks Rp. 300.000,-
7. Perbaikan Laporan
a. Penggadaan peta 5 eks @ Rp.10.000,- x 15 Rp. 150.000,-
b. Perbaikan draft Rp . 500.000,-
c. Foto copy dan penjilidan skripsi Rp. 250.000.-
8. Lain-lain
a. Biaya tak terduga Rp. 700.000,-
9. Rekapitulasi Anggaran Biaya
a. Persiapan Rp. 170.000,-
b. Perlengkapan Lapangan Rp. 130.000,-
c. Biaya operasional lapangan Rp. 1.500.000,-
d. Analisis Laboratorium Rp. 1.200.000,-
e. Checking Rp. 1.500.000,-
f. Penyusunan Laporan Rp. 450.000,-
g. Perbaikan Laporan Rp. 900.000,-
h. Lain-lain Rp. 700.000,-
Tahun 2020
No Jenis Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Lapangan:
a. Studi pustaka
b. Pembuatan proposal
c. Perizinan
2 Operasional:
a. Pemetaan geologi
3 Analisis Laboratorium:
a. Analisis Petrografi
b. Analisis fosil
c. Uji Sifat Fisik & Mekanik Tanah
4 Konsultasi:
a. Data lapangan
b. Data laboratorium
c. Ceking Lokasi
d. Laporan dan peta
5 Penyusunan Draft
6 Kolokium
7 Sidang Pendadaran
8 Perbaikan Draft
9 Yudisium
RENCANA KEGIATAN