Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Dhiyaul Auliya N. P (0819040017)
2. Ravlyn Nautica Rivaldy (0819040022)
3. Dhani Kusuma Putra (0819040024)
4. Alfina Rahmawati (0819040026)
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
“ PUMP TEST ”
Disusun oleh :
Kelompok 7
5. Dhiyaul Auliya N. P (0819040017)
6. Ravlyn Nautica Rivaldy (0819040022)
7. Dhani Kusuma Putra (0819040024)
8. Alfina Rahmawati (0819040026)
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN:
DASAR TEORI
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.
Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
pengaliran.Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan,
perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Klasifikasi pompa secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi 2 bagianya itu pompa kerja positif (positive displacement
pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).
3.1 PeralatandanKomponen :
A. PersiapanPercobaan
1) Isi tangka dengan air bersih
2) Pastikan semua valve terbuka dahulu
3) Pastikan semua coupling terbuka terlebih dahulu
4) Hubungkan instalasi pompa dengan suplai listrik 220/240V 50/60Hz dengan
kabel yang tersedia dan pastikan lampu monitor harus menyala.
5) Preming terlebih dahulu meteter tekanan
6) Kalibrasi meter torqi
C. Pengamatan
Parameter yang harus diamati seperti yang adap pada table pengujian
BAB IV
t = sekon
Diagram H-Q
9
8
7
Head Pompa (m)
6
5
4
3
2
1
0
0.03 0.05 0.052 0.0532 0.054
Debit (l/s)
Pada grafik hasi lpengujian di atas menunjukkan pengaruh Debit (Q) terhadap Total
Head (H). Dimana semakin tinggi Head Pompa maka akan berbanding lurus dengan
debit yang di hasilkan
Perhitungan
1. Debit Q (RPM 750)
V
Q=
t
1,7 𝐿
= 35 𝑠
= 0,048 L/s
Debit Teoritis
(𝐷02 −𝐷12 ) 𝜋.t.sp
Qt = 4
(382 −27,32 ) 𝜋.35.10x10−9
4
= 7,68 x 10-4 m3/s
2. Head Pump
Hp
(𝑃𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒−𝑃𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 )105
= ρ𝑔
(1,1 −(−0,2) x 105
= 1000 x 9.81
= 12,23 m
3. Daya Poros
Pm = 2. .N.t
= 2 x 3,14 x 12,5 x 2,3
= 180,55 Watt
4. Daya Hidrolik
Pp = Q.𝜌. g. Hp
= 0,00048 x 1000 x 9,81 x 12,23
= 5,76 Watt
5. Efisiensi Volumetrik
Q
V = x100%
Qt
= 0,000048 / 0,000768 x 100%
= 6,25 %
6. Efisiemsi Hidrolis
Pp
H = x100%
Pm
= 5,76 / 180,55 x 100%
= 3,19%
BAB V
KESIMPULAN
Dari data hasil praktikum pump test diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
• Kurangnya alat pengukur tekanan pada pompa 1 sehingga head pompa pada
pompa 1 tidakdapat dicari, sehingga head total hanya dapat dicari berdasarkan
data pada manual book.
• Besarnya debit berbanding lurus dengan pembukaankatup. Semakin besar
pembukaan katup, maka semakin besar pula debitnya. Begitu pula sebaliknya.
• Pada pompa parallel memiliki daya dan head yang lebih besar dari pada pompa
seri dan single.
• Pada pompa seri memiliki daya yang lebih kecil untuk menaikkan tekanan sampai
tekanan tertentu.
LAPORAN PRAKTIKUM
“FAN TEST”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
• Dhiyaul Auliya N. P (0819040017)
• Ravlyn Nautica Rivaldy (0819040022)
• Dhani Kusuma Putra (0819040024)
• Alfina Rahmawati (0819040026)
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Fan adalah alat untuk mengalirkan udara. Karena itu fan dikenal dengan sebutan
penukaran, penghembus atau pembuang udara. Alat ini banyak dijumpai pada system ventilasi
dan peralatan pendingin udara juga pada instalasi yang mengalirkan udara panas dan gas
buang.Selain itu, masih banyak lagi penggunaan fan ini di Industri. Tinggi tekan yang dihasilkan
fan, pada umumnya, rendah dibandingkan jenis mesin-mesin pengalir udara yang lain seperti
blower dan kompresor.
Daya masukan yang digunakan diperoleh dari motor listrik. Efisiensi fan adalah
perbandingan antara daya aliran udara dibanding daya poros untuk menggerakkan fan. Daya
aliran udara yang dihasilkan tergantung pada tekanan dan laju aliran udara.
Pada pengujian ini, pengukuran laju aliran udara dapat dipilih menggunakan nosel,
venture atau tabung pilot statik.
• Tabel 4.1. rumus-rumus yang relevan
= Kekentalan
kinematis
= Koefisien
5
Laju aliran Qv = 0.01
P
m3/s
P = Meter tekanan
udara ' venturi
= Kerapatan udara
T = Temperatur
absolute
Qv = Laju aliran
Daya statis udara
10 N n = Qv xPsF Watt
udara
PsF = Tekanan statis
pada fan
N = Daya poros
11 Efisiensi Efisiensi = N %
Nu Nu = Daya udara
statis
BAB III
PETUNJUK PRAKTIKUM
b. Urutan percobaan :
1. Menyiapkan tabel data pengukuran.
2. Mengkalibrasi pengukur tekanan dan torsi.
3. Menghidupkan catu daya listrik.
4. Mengbesarkan kecepatan motor fan sampai mencapai harga tertentu ( 1000-1900 rpm
). Catatlah besaran-besaran yang diperlukan.
5. Membuka katup keluar sampai diperoleh laju aliran yang kira-kira sama dengan beda
tekanan 0.505 Kpa pada venture. Bila kecepatan turun, kembalikanlah sesuai dengan
kecepatan pengujian dengan menambah putaran. Catatlah besaran-besaran yang
diperlukan.
6. Mengulangi prosedur 1-5 untuk berbagai pembukaan katup.
7. Mengulangi prosedur 1-6 untuk berbagai kecepatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Contoh perhitungan detail (pada percobaan kondisi tertutup 0%) sebagai berikut :
• Dari parameter yang terukur diperoleh data :
o Katup tertutup 0%
o Rpm = 850
o Torsi = 1,24 Nm
o Psg = 70 Pa
o ∆P = 30 Pa
o Tekanan udara atmosfer = 100600 Pa
o Temperature = 31°C
o Rapat massa udara = 1,1769 kg/m3
• Perhitungan :
1. Perbandingan tekanan dapat diperoleh:
∆P
Rpd =1−( )
𝑃𝑎𝑡𝑚+𝑃𝑠𝑓 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
30 Pa
=1−( )
100600 𝑃𝑎 +70 𝑃𝑎
= 1,000
d 0,095
2. Dari grafik terhadap rpd untuk β = D = 0,146 = 0,65
Untuk mencari nilai αε dari kurva αε terhadap Rpd bentuk β = 0,65. Dengan Rpd = 1,000
ditarik garis keatas sehinngga berpotongan dengan garis linier, kemudian perpotongannya
ditarik garis kekiri sehingga akan mendapatkan nilai αε = 1,0560
3. Laju aliran :
∆P
Qv = 0,01. αε. √ 𝜌
30
= 0,01. 1,0560. √1,1769
= 0,0533 m3/s
Qv
V = πd2
4
3
0,0533 𝑚 ⁄𝑠
= 𝜋(0,146 𝑚)2
= 3,18 m/s
4
= 19276
6. Tekanan dinamik
𝑉2
Pd4 = 2
x ρ
(3,18 𝑚⁄𝑠)2 𝑘𝑔⁄
= × 1,1769
2 𝑚3
= 5,96319 Pa
= 104,44 watt
9. Keluaran daya
Nu = Qv . Psf
= 0,0533m3/s x 172,2183pa
= 9,17293 watt
• Grafik pengujian masing – masing kondisi katup berbeda dan variasi kecepatan
RPM
• Kondisi katup tertutup 0%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000
800
600
400
200
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500
400
300
200
100
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500
Hubungan Qv dengan N
164.00
162.00
160.00
158.00
156.00
154.00
152.00
150.00
148.00
146.00
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000
Grafik 4.12 Hubungan Qv dengan Psf pada variasi posisi penutupan katup
Grafik 4.12 menunjukkan hubungan antara Laju Aliran (Qv) terhadap Tekanan
Statis Fan (Psf) pada variasi posisi penutupan katup. Pada Laju Aliran 0,0688m3/s,
menghasilkan Tekanan Statis Fan sebesar 93,5711 Pa. Lalu pada Laju Aliran 0,0785
m3/s, menghasilkan Tekanan Statis Fan sebesar 104,574 Pa. Pada Laju Aliran 0,0814
m3/s, menghasilkan Tekanan Statis Fan sebesar 164,898 Pa.
Terlihat pada grafik mengalami kenaikan, semakin besar Laju Alirannya maka
semakin besar pula Tekanan Statis Fannya. Tetapi jika dilihat dari variasi penutupan
katup pada Kecepatan Putar (RPM) yang sama, semakin ditutup katup fan, maka Laju
Alirannya akan semakin kecil
BAB V
KESIMPULAN
Dari data hasil praktikum fan test diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Besar Nu berbading lurus dengan besar kecepatan fan, sehingga semakin cepat
putaran motor, maka besar daya statis udara juga semakin besar. Begitu juga
sebalikya.
b. Besar Qv berbanding lurus dengan kec putaran dan pembukaan katub. Sehingga
semakin besar kec putaran fan disertai pembukaan katub (dibuka penuh/open),
maka Qv juga semakin besar.
c. Besar efisiensi berbanding lurus dengan kec putaran dan pembukaan katub,
sehingga semakin besar kec putaran fan disertai pembukaan katub (dibuka
penuh/open) maka efisiensi semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
− Dosen Laboratorium. 2010. Petunjuk Praktikum Mesin Fluida, Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya
− www.energyeffesiensiasia.org
− http://artikel-teknologi.com
LAPORAN PRAKTIKUM
“FRANCIS TURBIN”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan intruksional Umum :
a. Mengetahui karakteristik, cara kerja dan performa pompa sentrifugal maupun
turbin francis
b. Memahami cara kerja dan performa turbin francis maupun pompa sentrifugal
c. Menganalisa hasil dari percobaan
B. Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak
berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang
diubah skalanya dari desain yang sudah ada dengan performa yang sudah
diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan
pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.
Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai kecepatan
ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu
satuan head.
Kecepatan spesifik tubin diberikan oleh perusahaan (dengan penilaian yang
lainnya) dan selalu dapat diartikan sebagai titik efisiensi maksimum. Perhitungan
tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan debit tertentu.
C. Putaran Liar
Putaran liar turbin air adalah kecepatan saat debit maksimum dengan tanpa
beban poros. Turbin didesain untuk bertahan dari gaya mekanis dengan kecepatan
ini. Perusahaan akan memberikan putaran liar yang diijinkan.
I-16
I-12 I-13
I-23
I-22 I-21
E-1
Gate Valve 1
Gate Valve 2
Centrifugal Pump
Motor
Reservoir Tank
Gambar 2.2.2 Skema untuk Percobaan Pompa
✓ Rangkaian percobaan turbin.
Gate Valve 1
Gate Valve 2
Centrifugal Pump
Motor
Reservoir Tank
I = ampere
T = Nm (T=FxR)
R =m R = 0,248
Q = m3/hr
I=amper
e
We=watt Q =debit
Q=m3/hr
Parameter yang harus diamati pada pengujian pump turbine seperti yang ada
pada tabel berikut.
A. Pompa Sentrifugal
Tabel 4.1 Data Pengamatan Pompa Sentrifugal :
B. Turbin francis
Tabel 4.2 Data pengamatan turbin francis :
KETERANGAN TABEL :
K
P1 : Tekanan impeler (bar)
P2 : Tekanan impeler (bar)
P3 : Tekanan impeler (bar)
P4 : Tekanan diffuser (bar)
P5 : Tekanan diffuser (bar)
P6 : Tekanan diffuser (bar)
P7 : Tekanan diffuser (bar)
N : Putaran (rpm)
F : Gaya pada motor (N)
I : Arus (Ampere)
V : Tegangan (Volt)
∆P : Perbedaan tekanan pada Orifice
Q : Debit ( dari grafik GH.66-2 (m3/h))
T : Torsi (Nm)
1. Debit (Q)
Contoh perhitungan debit untuk rpm 741 :
: 14,405%
Q-H
12
10
0
0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003
Q-P
12
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
20.55
20.5
20.45
20.4
20.35
20.3
20.25
20.2
4380 4400 4420 4440 4460 4480 4500 4520 4540 4560
eff - N
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
500 600 700 800 900 1000 1100
0.2
0.15
0.1
0.05
0
450 500 550 600 650 700 750
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat kami
simpulkan bahwa :
• Pada mode pompa, hubungan Head (m) dengan Debit (Q) dari percobaan di
atas adalah semakin tinggi Debit (Q) maka akan menghasilkan nilai Head
(m) yang semakin tinggi pula.
• Pada mode pompa, hubungan Tekanan (P) dengan Debit (Q) dari percobaan
di atas adalah semakin tinggi Debit (Q) maka akan menghasilkan nilai
Tekanan (P) yang tinggi.
• Pada mode pompa, hubungan Eff dan N dari percobaan di atas adalah
semakin tinggi N maka akan menghasilkan effisiensi yang semakin rendah.
• Pada mode turbin, hubungan Head (m) dengan Debit (Q) dari percobaan di
atas adalah semakin tinggi Debit (Q) maka akan menghasilkan nilai Head
(m) yang semakin tinggi pula.
• Pada mode turbin, hubungan Tekanan (P) dengan debit (Q) dari percobaan
di atas adalah semakin tinggi Debit (Q) maka akan menghasilkan nilai
Tekanan (P) yang tinggi pula.
• Pada mode turbin, hubungan Eff dan N dari percobaan di atas adalah
semakin tinggi N maka akan menghasilkan effisiensi yang tinggi .
• Dalam percobaan ini kami tidak dapat menentukan terjadinya kavitasi pada
nilai rpm (N) tertentu dikarenakan tidak berfungsinya pengaturan diffuser.
LAPORAN PRAKTIKUM
“ POMPA SERI PARALEL”
Disusun oleh :
Kelompok 7
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pompa merupakan pesawat angkut yang bertujuan untuk memindahkan
zat cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang
sifatnya hanya mengalir dari suatu tempat ke tempat yang bertekanan lebih
rendah. Atas dasar kenyataan tersebut maka pompa harus mampu membangkitkan
tekanan fluida sehingga dapat mengalir atau berpindah. Fluida yang dipindahkan
adalah fluida inkompresibel atau fluida yang tidak dapat dimampatkan. Dalam
kondisi tertentu pompa dapat digunakan untuk memindahkan zat padat yang
berbentuk bubukan atau tepung.
Prinsip kerja pompa adalah menghisap dan melakukan penekanan
terhadap fluida. Pada sisi hisap (suction) elemen pompa akan menurunkan
tekanan dalam ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara
ruang pompa dengan permukaan fluida yang dihisap. Akibatnya fluida akan
mengalir ke ruang pompa. Oleh elemen pompa fluida ini akan didorong atau
diberikan tekanan sehingga fluida akan mengalir ke dalam saluran tekan
(discharge) melalui lubang tekan. Proses kerja ini akan berlangsung terus
selama pompa beroperasi.
Pompa yang dipergunakan sebelumnya harus diketahui karakteristik
pada kondisi kerja yang berbeda, dengan demikian dapat ditentukan batas-batas
kondisi kerja dimana pompa tersebut bisa mencapai efisiensi maksimum. Hal ini
perlu dilakukan karena pada kenyataannya sangat sulit memastikan performansi
pompa pada kondisi kerja yang sebenarnya.
Sedangkan pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang
mengubah energi mekanik ke dalam energi hidrolik melalui aktivitas
sentrifugal, yaitu tekanan fluida yang sedang di pompa. selain itu pompa
sentrifugal merupakan salah satu alat industri yang simpel, tapi sangat
diperlukan.Proses kerja pompa sentrifugal yaitu aliran fluida yang radial akan
menimbulkan efek sentrifugal dari impeler diberikan kepada fluida. Jenis
pompa sentrifugal atau kompresor aliran radial akan mempunyai head yang
tinggi tetapi kapasitas alirannya rendah. Pada mesin aliran radial ini, fluida
masuk melalui bagian tengah impeler dalam arah yang pada dasarnya aksial.
Fluida keluar melalui celah-celah antara sudut dan piringan dan
meninggalkan bagian luar impeler pada tekanan yang tinggi dan kecepatan agak
tinggi Ketika memasuki casing atau volute. Volute akan mengubah head kinetik
yang berupa kecepatan buang tinggi menjadi head tekanan sebelum fluida
meninggalkan pipa keluaran pompa. Jika casing dilengkapi dengan sirip pemandu
(guide vane), pompa tersebut disebut diffuser atau pompa turbin. Impeler yaitu
bagian dari pompa yang berputar yang mengubah tenaga mesin ke tenaga kinetik.
Volute yaitu bagian dari pompa yang diam yang mengubah tenaga kinetik
kebentuk tekanan.
1.2 Tujuan :
- Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan teori
dasar test pump
- Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
perlataan – peralatan yang digunakan saat pengujian
- Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
bagaimana proses pengujian yang dilakukan
1.3 Manfaat :
- Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
bagaimana hasil analisa yang dilakukan.
BAB II
DASAR TEORI
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan
tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran.
Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek. Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa kerja
dinamis (non positive displacement pump).
Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip
kerjanya mengubah energy kinetik (kecepatan) cairan menjadi energy potensial (dinamis)
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya
yang timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung
(melingkar).
P1
P4
Gambar 2.4 Rangkaian Pompa Pararel
P2=P4
P1 dan P3 boleh beda dengan syarat Head pompa sama
Qparalel = Q1 + Q2 + Q3 dst .....
Hparalel = H1 = H2 = H3 dst .....
Rangkaian pompa parallel sering digunakan untuk aplikasi system pompa booster,
yang tujuan utama system pompa booster adalah melayani kebutuhan debit air yang
bervariasi untuk setiap waktu, sehingga pompa-pompa akan hidup/mati sesuai dengan
debit air yang diperlukan dan halini berarti pemakaian listrik dapat dihemat.
b. Urutan percobaan :
1. Percobaan I (series pump)
a. Pompa 1 dinyalakan dan membuka katup 3(K3) sehingga discharge
pompa 1 mengalir menuju suction pompa2 sedangkan katup 2 (K2)
&katup 4 (K4) ditutup.
b. Pompa 2 dinyalakan setelah air dari discharge pompa 1 masukke suction
pompa 2.
c. Outlet valve (K1) diputar menyempit sehingga tekanan pada outlet akan
naik yang ditunjukan dengan gerakan jarum pressure gauge
d. Tekana pada suction pompa 2, discharge pompa 2, dan outlet dicatat
e. Volume yang mengalir dilihat pada kenaikan flow meter dan waktu yang
dibutuhkan dihitung
f. Hasil yang ditunjukkan dicatat untuk dapat menentukan debit yang
mengalir yang dapat dilahat pada tabel
g. Percobaan diatas dilakukan sebayak tujuh kali dengan menggunakan
tekanan outlet yang berbeda – beda
h. Tabel hasil percobaan dibuat
4.1 Tujuan
• Mempelajari rumus-rumus yang relevan mengenai objek praktikum.
• Menganalisa besaran parameter dan grafik yang diperoleh
4.2 Tugas :
• Tabel 4.1. Rumus-Rumus Yang Relevan
No Parameter Rumus Unit Note
`1. Debit (Q) V L/s V = Volume (l)
Q=
t t = Waktu (s)
2. Head Pompa P2 − P1 m P2 = Tekanan
Hp =
(Hp) .g . Discharge (Pa)
P1 = Tekanan
Suction (Pa)
a. Pompa seri
kondisi volume waktu P2 discharge P3 section Q debit head
mwg Pa mwg Pa v/t m³/s
Terbuka 10 82 10 1333,22 2 266,64 0,121 121,9 0,11
3 20 158 10 1333,22 2 266,64 0,126 126,5 0,11
putaran 30 238 10 1333,22 2 266,64 0,126 126,0 0,11
Terbuka 10 77 10 1333,22 2 266,64 0,129 129,8 0,11
5 20 157 10 1333,22 2 266,64 0,127 127,3 0,11
putaran 30 236 10 1333,22 2 266,64 0,127 127,1 0,11
Terbuka 10 74 10 1333,22 2 266,64 0,135 135,1 0,11
penuh 20 148 10 1333,22 2 266,64 0,135 135,2 0,11
30 228 10 1333,22 2 266,64 0,131 131,6 0,11
• Terbuka penuh
➢ Q10 = v/t
= 10/146
= 0,068
= 68,49 m³/s
➢ Q20 = v/t
= 20/291
= 0,068
= 68,72 m³/s
➢ Q30 = v/t
= 30/438
= 0,068
= 68,493 m³/s
• Terbuka 3 putaran
➢ Q10 = v/t
= 10/146
= 0,068
= 68,49 m³/s
➢ Q20 = v/t
= 20/292
= 0,068
= 68,4931 m³/s
➢ Q30 = v/t
= 30/438
= 0,068
= 68,493
• Terbuka 5 putaran
➢ Q10 = v/t
= 10/142
= 0,07
= 70,42 m³/s
➢ Q20 = v/t
= 20/288
= 0,069
= 69,44 m³/s
➢ Q30 = v/t
= 30/435
= 0,068
= 68,96 m³/s
c. Pompa tunggal.
P2 discharge P3 section Q debit
Head
kondisi V(l) T(s) Mw m
Pa Pa v/t m³/s (m)
g wg
Pompa Tunggal
Terbuka 133,32 29.1
10 29 -22 -2933,09 1 0,29 30,05
3 putaran 2 0-5
Terbuka 106,65 25.1
10 25 -22 -2933,09 0,8 0,25 29,78
5 putaran 8 0-5
Terbuka 93,325 14.1
10 14 -22 -2933,09 0,7 0,14 29,65
penuh 7 0-5
➢ Q10 = v/t
= 10/29
= 0,29
= 29 x 10-5 m³/s
o Terbuka 5 putaran
P − P2
➢ Hp = 3
.g .
= (106,658 – (- 2933,09)) / 1000 x 9,8
= 29,78953 m
➢ Q10 = v/t
= 10/25
= 0,25
= 25 x 10-5 m³/s
• Terbuka penuh (debit Q)
P − P2
➢ Hp = 3
.g .
= (93,3257 – (- 2933,09)) / 1000 x 9,8
= 29,65887 m
➢ Q10 = v/t
= 10/14
= 0,14
= 14 x 10-5 m³/s
BAB V
KESIMPULAN
Dari data hasil praktikum seri and parallel pump test diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa :
a) Besarnya debit (Q) berbanding lurus dengan waktu (t). Semakin lama air
mengalir, maka akan kecil pula debitnya yang dihasilkan. Dan debit paling
tinggi dihasilkan oleh rangkaian parallel terbuka penuh.
b) Besar head pompa (Hp) bergantung pada jenis aliran yang digunakan, dari data
yang telah diperoleh, aliran paralel memiliki head paling tinggi disbanding
dengan jenis aliran seri.
c) Tekanan pada suction akan semakin mengecil dan tekanan pada discharge akan
berbading terbalik dengan tekanan sectionnya, seiring dengan adanya penutupan
katup pada rangkaian discharge pompa
DAFTAR PUSTAKA
− Dosen Laboratorium. 2010. Petunjuk Praktikum Mesin Fluida, Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya
− http://2.pb.blogspot.com
LAPORAN PRAKTIKUM
“KOMPRESSOR”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
• Dhiyaul Auliya N. P (0819040017)
• Ravlyn Nautica Rivaldy (0819040022)
• Dhani Kusuma Putra (0819040024)
• Alfina Rahmawati (0819040026)
2020
BAB I
DASAR TEORI
1.1 LATAR BELAKANG
Kompresor adalah suatu peralatan teknik yang penting untuk dipelajari
karenakompresor merupakan salah satu peralatan yang banyak digunakan di
perindustrian.Sehingga mampu mengoperasikan dan memahami prinsip kerja
kompresor merupakanhal yang penting bagi mahasiswa sebagai bekal terjun ke
dunia kerja. Diharapkandengan dilakuannya praktikum kompresor, mahasiswa
nantinya mendapatkan pemahaman yang cukup mengenai kompresor karena
pentingnya kompresor di bidangindustri.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kompresor karena
terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi proses kompresi udara dalam
kompresor,diantaranya yaitu! laju aliran masukan fluida, tekanan, dan temperatur.
Semua variabeltersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dalam proses
kompresi udara, dan perlu dikondisikan sedemikian rupa agar mendapatkan hasil
kompresi yang sempurna. Di antara sekian banyak kompresor, kompresor yang
banyak digunakan adalah kompresor torak karena kompresor jenis ini merupakan
kompresor yangmempunyai daerah operasi dengan tekanan yang paling tinggi.
Selain itu, perawatan dan penggunaan kompresor torak lebih sederhana diantara
kompresor yang lainnya
3. Kompresor diafragma
Kompresor diafragma adalah jenis klasik dari kompresor piston, dan
mempunyai kesamaan dengan kompresor piston, hanya yang
membedakan adalah, jika pada kompresor piston menggunakan piston
untuk memampatkan udara, pada kompresor diafragma menggunakan
membran fleksible atau difragma.
➢ Kompresor dinamis
Kompresor dinamis dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kompresor sentrifugal
dan kompresor aksial.
1. Kompresor sentrifugal
Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller untuk mempercepat aliran fluida
udara (gaya kinetik), yang kemudian diubah menjadi peningkatan potensi
tekanan (menjadi gaya tekan) dengan memperlambat aliran melalui
diffuser.
2. Kompresor aksial
Kompresor aksial adalah kompresor yang berputar dinamis yang
menggunakan serangkaian kipas airfoil untuk semakin menekan aliran
fluida. Aliran udara yang masuk akan mengalir keluar dengan cepat
tanpa perlu dilemparkan ke samping seperti yang dilakukan kompresor
sentrifugal. Kompresor aksial secara luas digunakan dalam turbin
gas/udara seperti mesin jet, mesin kapal kecepatan tinggi, dan
pembangkit listrik skala kecil.
1. Silinder
Silinder ini mempunyai fungsi sebagai kedudukan liner silinder dan water
jacket. Liner silinder sendiri berfungsi sebagai lintasan gerak piston torak saat
melakukan ekspansi, pemasukan, kompresi dan pengeluaran. Sedangkan
water jacket adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi udara sebgai
pendingin.
2. Tangki Udara
Tangka udara adalah berfungsi untuk menyimpan udara yang telah dihisap
dari luar.
3. Katup Keluar/ Discharge
Katup keluar berfungsi untuk pengeluaran udara.
4. Katup Isap/ Suction
Katup isap berfungsi untuk menghisap udara dari luar yang kemudian akan
dimasukan ke kompresor.
5. Torak/Piston
Fungsi torak adalah sebagai elemen yang mengontrol gas/udara pada proses
pemasukan (suction). Kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge)
6. Motor
Motor berfungsi sebagai penggerak dari system kompresor yang
akandihubgkan oleh sabuk -V supaya pergerakan motor akan menyebabkan
pergerakan pada silinder.
7. Poros Engkol / Crank Shaft
Poros engkol mempunyai fungsi untuk mengubah gerak rotasi menjadi gerak
arus bolak-balik (translasi)
8. Batang Penghubung
Berfungsi untuk meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui
kepala silang batang penghubung. Batang penghubung ini harus kuat dan
tahan bengkok karena harus menahan beban pada saat kompresi.
9. Kepala Silang
Berfungsi untuk meneruskan batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantakan luncuranya
10. Safety Valve
Berfungsi untuk mengurangi tekanan di dalam tabung dengan cara
dikeluarkan apabila tekanan tersebut melebihi kapasitas. Selain itu adanya
dafety valve dapat menghindarkan dari bahaya ledakan tabung
11. Ring Oil Scraper
Alat ini berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame/
kerangka. Kerangka merupakan alat yang mendukung seluruh beban dan
berfungsi juga sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan
tempat penampungan minyak pelumas.
12. Pressure Switch
Alat ini berfungsi sebagai penghubung antara pressure gauge dan kompresor
selain itu alat ini berfungsi untuk memutus dan menyambung tenaga
kompresor apabila sudah melewati titik yang telah ditentukan.
13. Pressure Gauge
Alat ini mempunyai fungsi untuk menampilkan besarnya tekana yang di dalam
kompresor dengan tampilan menggunakan angka-angka.
14. Filters
Setiap mesin mempunyai satu bagian yang mempunyai fungsi sebagai
penyaring. Pada kompresor, filter yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu
filter udara dan filter oli. Filter udara mempunyai fungsi untuk menyaring
udara yang masuk ke dalam intake kompresor. Filter ini mempunyai fungsi
untuk mencegah debu dan kotoran tersebut masuk ke dalam kompresor. Filter
oli pada dasarnya mempunyai sistim kerja yang sama dengan filter udara.
Fungsi dari filter oli ini adalah untuk menyaring minyak pelumas yang
digunakan untuk melumasi bagian dari mesin kompresor. Hal ini akan
semakin menambah kinerja dari kompresor dalam melakukan kompresi udara.
15. Fluid Cooler
Akibat proses kompresi yang dialakukan oleh mesin kompresor, suhu pada
mesin kompresor menjadi tinggi. Apabila suhu ini dibiarkan begitu saja, tidak
menutup kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya ledakan, yang
diakibatkan oleh overheat pada mesin kompresor. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka pada mesin kompresor biasanya sudah terdapat sebuah
mekanis, untuk menurunkan suhu pada mesin kompresor. Alat tersebut adalah
fluid cooler. Selain mengendalikan suhu mesin kompresor, alat ini juga dapat
mendinginkan dan mengontrol suhu tekanan udara yang dihasilkan oleh
kompresor.
16. Drain Valve
Drain valve merupakan perangkat penting dari sebuah kompresor karena oada
bagian ini dapat mengatur tekanan udara yang terdapat di dalam tabung
penyimpanan kompresor. Selain untuk pengatur tekanan, drain valve juga
dapat mengeluarkan kotoran yang ikut masuk di dalam tabung.
2. Menentukan Head:
𝑷 𝑽𝟐
H= + +z
𝜰 𝟐𝒈
Dimana :
Dimana :
Pout = daya yang dihasilkan (watt)
Pin = daya yang masuk (elektrik) (watt)
𝐏𝐜𝐨𝐦𝐩
ɳc = x 100%
𝐖𝐞
We = V x I
Dimana :
We = daya elektrical (watt)
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (ampere)
2. Intercooling
Pengendali panas, atau yang lebih dikenal dengan intercooler merupakan salah
satu langkah penting dalam proses kompresi udara. Intercooler mempunyai
fungsi untuk mendinginkan tekanan udara yang terdapat dalam tabung
kompresor, sehingga mampu digunakan untuk keperluan lainya. Suhu yang
dimiliki oleh tekanan udara dalam kompresor ini biasanya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan suhu ruangan, dengan perbedaan suhu berkisar antara
10°Fahrenheit (sekitar -12°Celcius) sampai dengan 15°Fahrenheit (sekitar -
9°Celcius).
3. Kompressor Displacement and Volumetric Efficiency
Secara teori, kapasitas kompresor adalah sama dengan jumlah tekanan udara
yang dapat ditampung oleh tabung penyimpanan kompresor. Kapasitas
sesungguhnya dari kompresor dapat mengalami penurunan kapasitas.
Penurunan ini dapat diakibatkan oleh penurunan tekanan pada intake,
pemanasan dini pada udara yang masuk ke kompresor, kebocoran, dan
ekspansi volume udara. Sedangkan yang dimaksud dengan volumetric
efficiency adalah rasio antara kapasitas kompresor dengan compressor
displacement.
4. Specific Energy Consumption
Yang dimaksud dengan specific energy consumption pada kompresor adalah
tenaga yang digunakan oleh kompresor untuk melakukan kompresi udara
dalam setiap unit kapasitas kompresor. Biasanya specific energy consumption
pada kompresor ini dilambangkan dengan satuan bhp/100 cfm.
6. Wobble plate berfungsi untuk mengatur gerak piston naik dan turun secara
berurutan
Cara kerjanya yakni pada saat piston bergerak ke bawah, ruangan di
atas piston volumenya membesar sehingga tekanannya turun. Katup
pemasukan bergerak membuka sehingga refrigeran terhisap masuk. Poros
engkol yang berputar akan menggerakkan piston untuk bergerak ke atas,
tekanan di atas piston naik dan menyebabkan katup pengeluaran membuka
sehingga refrigeran terdorong keluar menuju ke kondensor.
7. Stopper katu yang berfungsi untuk membatasi katup buang pada saat
membuka.Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi
gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate
dengan bantuan guide ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan
ke piston melalui batang penghubung.
BAB II
PETUNJUK PRAKTIKUM
Seal,
mencegah
2 terjadinya P = 50mm Jangka Sorong 1
kebocoran
pada pompa
Crankshaft,
merubah
gerak putar P = 192 mm Jangka Sorong
3 2
menjadi Ø = 24 mm & Penggaris
gerak bolak
balik
Body
Casing,
Pelindung
elemen yang
P = 144 mm
berputar,
4 L = 135 mm Penggaris 3
tempat
T = 150 mm
kedudukan
diffuser,
inlet dan
outlet nozzle
Seal Plate,
sebagai
tumpuan
poros
engkol.
ID = 32 mm
5 Sebagai Jangka Sorong 1
OD= 72 mm
pengunci
antara
crankshaft
dan body
casing
Valve Plate,
sebagai jalan
masuk dan P= 134 mm Jangka Sorong
6 5
keluar fluida Ø= 32,4 mm & Penggaris
akibat gerak
piston
Tutup casing
bawah,
sebagai P = 135,2
Jangka Sorong
7 penutup mm 1
& Penggaris
kompresor L = 119 mm
bagian
bawah
Silinder
Head,
sebagai
penutup
P = 136 mm
8 kompresor Penggaris 2
L = 124 mm
bagian atas
tempat
masuk dan
keluar fluida
Suction
2 -
Discharge
L = 41 mm
Ø1 = 36 mm Jangka Sorong &
3 Pulley 1
Ø2 = 100 mm Penggaris
Ø3 = 132 mm
Ø1 = 13 mm
Jangka Sorong &
4 Shaft Ø2 = 120 mm 2
Penggaris
T = 145 mm
P = 48,8
Penyangga
5 Ø1 = 22,4 mm Jangka Sorong 1
Poros
Ø2 = 42 mm
P = 45 mm
6 Piston Jangka Sorong 5
Ø = 35 mm
“POMPA SENTRIFUGAL”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan Instruktusional Umum:
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat melakukan perawatan
dan perbaikan pada pompa sentrifugal
Tujuan Iinstruktusinal Khusus:
➢ Mahasiswa dapat mengerti konstruksi dari pompa sentrifugal
➢ Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan pada pompa sentrifugal
➢ Mahasiswa dapat mengerti cara kerja pompa sentrifugal
BAB 2
DASAR TEORI
cakram dan diantaranya terdapat sudu-sudu, terhadap arah putaran, sudu-sudu itu
dibengkokkan ke belakang. Sebelum pompa di jalankan, rumah pompa dan
saluran isap harus terisi zat cair. Untuk menjaga agar zat cair tidak sampai
mengalir melalui saluran isap ke dalam sumur atau sumber, di bawah saluran isap
di pasang sebuah katup kaki. Bila kipas di putar dengan cepat, maka sudu akan
memberi gerak putar terhadap rumah pompa kepada zat cair yang berada dalam
kipas. Gaya sentrifugal atau gaya pusingan yang terjadi disini mendorong zat cair
ke keliling sebelah luar kipas. Karena itu pada lubang masuk dari kipas, timbul
ruang kosong, dengan kata lain terjadi hampa udara. Tetapi di atas permulaan zat
cair dalam sumber atau sumur, bekerja tekanan atmosfer. Jadi sekarang terdapat
perbedaan tekanan, sehingga kolom zat cair dalam saluran isap bergerak dan zat
cair masuk ke dalam kipas dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Dengan
demikian ruangan yang menjadi kosong pada lubang aliran masuk kipas, langsung
zat cair terisi kembali.
Pada keliling luar kipas, zat cair mengalir dalam rumah pompa dengan
tekanan dan kecepatan tertentu. Dalam rumah pompa ini zat cair disalurkan
sedemikian rupa, sehingga terdapat perubahan kecepatan ke dalam tekanan yang
sempurna. Oleh karena ini, kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan. Zat
cair ini bergerak dalam aliran yang tak terputus-putus dari saluran isap melalui
pompa ke saluran kempa.
Aliran zat cair dalam pompa di perlihatkan pada gambar 1.2
Persamaan ini, untuk aliran mantap, fluida tak kompresibel yang perubahan energi
dalamnya bisa diabaikan, disederhanakan menjadi :
𝑷𝟏 𝑽𝟐
𝟏 𝑷𝟐 𝑽𝟐
𝟐
( + + 𝒁𝟏 ) + 𝑯𝑨 − 𝑯𝑳 − 𝑯𝑬 = ( + + 𝒁𝟐 )
𝝆𝒈 𝟐𝒈 𝝆𝒈 𝟐𝒈
Dimana :
P1 = Tekanan di titik 1 (Pascal)
P2 = Tekanan di titik 2 (Pascal)
V1 = Kecepatan di titik 1 (m/s)
V2 = Kecepatan di titik 2 (m/s)
Z1 = Head Ketinggian di titik 1 (m)
Z2 = Head Ketinggian di titik 2 (m)
HA = Head Pompa (m)
HE = Head Turbin (m)
HL = Head Loses (m)
Rumus Perhitungan Daya Pompa
P = ρ.g.HA.Q
Dimana :
P = Daya Pompa (Watt)
ρ = Massa Jenis Fluida (kg/m3)
HA = Head Pompa (m)
Q = Debit (m3/s)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Waktu
No Langkah kerja Alat Gambar personil
(menit)
Membuka back
bearing cover dengan
Kunci
4 membuka 2 fastening 1 orang 1,5
12
nut
5 Membuka impeller tracker 1 orang 2
Memeriksa kondisi
single dan double
7 - 2 orang 3
row ball bearing
Langkah Waktu
No Alat Gambar Personil
kerja (menit)
Memasang
1. shaft palu karet 1 orang 2
Memasang
2 tracker 1 orang 2
impeller
Memasang
back
3 Kunci 12 1 orang
bearing 1,5
cover
Memasang
hex head
4 kunci 10.. 1 orang 1
bolt
Memasang
5 - 1 orang 1
casing
Memasang
belt dan
6 Kunci 12 2 orang 1
pulley
Tabel 1.3 Tabel hasil pengkuran pompa senrifugal.
Nama Gambar Ukuran Alat Durasi
No komponen (mm) Ukur (menit)
poros Jangka
1 29,9 1
impeller sorong
Outside
diameter
Jangka
2 atas casing 149,7 2
sorong
Inside Jangka
4 40,6 5
diameter sorong
atas casing
Inside
Jangka
diameter
5 174,4 sorong 1
samping
casing
Outsie
diameter 258,3 Jangka
6 5
samping sorong
casing
Lebar Jangka
7 3
impeller 19,45 sorong
Diameter
dalam
Jangka
8 lubang 150 5
sorong
aliran isap
Diameter
dalam
Jangka
9 lubang 97,25 3
sorong
aliran
kempa
Jangka
10 Jarak sudu- - 84,70 7
sorong
sudu
Tebal sudu- Jangka
11 - 6,25 3
sudu sorong
Diameter
12 - -
impeller 179,25
Diameter
dalam
Jangka
13 bantalan 24,75 3
sorong
bola
(bearing)
Table 1.4 pompa sentrifugal bertingkat
No Nama Gambar Fungsi
Sebagai pelindung
komponen dalam
1 Casing pump pompa,
penyangga/bantalan,
sebagai suction line
dan discharge line
Memberikan kerja
pada zat cair
2 Impeller sehingga energi
yang dikandungnya
menjadi bertambah
besar
Sebagai pengunci
casing dengan cara
sebagai bolt dan
nuts, mengontrol
Penekan kebocoran fluida
3 yang mungkin
packing
terjadipada sisi
erbatasan antara
bagian pompa yang
berputar (poros)
dengan stator.
Sebagai poros
4 Shaft
pemutar impeller
Guna menurunkan
kecepatan aliran
yang keluar dari
Final stage impeller, sehingga
8 - energi kinetic aliran
diffuser
dapat diubah
menjadi energi
tekanan secara
efisien
Mencegah
terjadinya
Stuffing box kebocoran pada
9
gland daerah dimana
dimana pompa
menembus casing
Casing
1 a = 260
pump
2 Impeller a = 139,5
Penekan
3 a = 85
packing
4 Shaft a = 595
Bearing
5 - a = 160
housing
6 Tiebolt - a = 325
Stage
7 a = 168,2
casing
Final stage
8 - a = 160
diffuser
Stuffing
9 a = 188,2
box gland
BAB IV
KESIMPULAN
“RODA GIGI”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Instruktusional Umum:
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu memahami dan
dapat melakukan perbaikan maupun perawatan serta mampu mengetahui fungsi
komponen yang ada di pompa roda gigi.
Tujuan Instruksional Khusus:
• Mahasiswa mampu membongkar dan memasang komponen pada pompa
roda gigi.
• Mahasiswa dapat mengerti cara kerja dari pompa roda gigi.
• Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan pada pompa roda gigi.
BAB II
DASAR TEORI
a. Pemasangan :
• Jaga reservoir selalu berada di atas posisi gear pump karena
gear pump hanya memiliki daya hisap yang rendah.
• Jangan sampai gear pump dalam keadaan kering karena
biasanya fluida yang dialirkan juga dapat berfungsi sebagai
pelumas.
b. Penggunaan :
• Mengukur jumlah aditif yang dicampurkan pada bahan kimia.
• Mengalirkan berbagai macam oli bahan bakar maupun
pelumas.
• Mencampur dan mengaduk bahan kimia.
• Sistem hidrolik pada industri dan mobil.
• Aplikasi untuk low volume transfer lainnya.
c. Keuntungan :
3 High speed
4 High pressure
5 Tidak ada beban yang tinggi pada bearing
6 Tidak berisik jika semua bagian dimanufaktur dengan baik
7 Desain tersedia dalam berbagai macam material sesuai
kebutuhan
d. Kerugian :
3 Membutuhkan empat bushing yaitu pada ujung masing-
masing poros gear
4 No solid allowed
5 Fixed end clearance
berbentuk seperti bulan sabit membagi fluida dan bertindak sebagai seal
antara suction dan discharge port. Fluida yang membanjiri discharge port
akan terus didorong oleh fluida dibelakangnya sehingga fluida terus
mengalir.
1 Kapasitas aliran air/ debit air yang akan disalurkan, hal ini digunakan untuk
mengetahui kapasitas air yang akan disalurkan dari pompa yang akan
digunakan.
2 Jenis zat cair yang akan disalurkan
Viskositas zat cair yang akan disalurkan berbeda – beda sehingga dapat
mempengaruhi debit air dan daya pompa yang diperlukan.
3 Head total pompa
Merupakan kapasitas pompa untuk menghantarkan zat cair dari inlet menuju
outlet.
4 Kondisi isap (biasanya dari tendon / reservoir / bunker ke outlet)
Kondisi inlet pompa, baik itu posisi, tinggi dan jaraknya ke mesin pompa.
5 Kondisi keluar
Kondisi outlet pompa, baik itu posisi, tinggi dan jarak ke mesin pompa.
6 Jumlah pompa yang digunakan
7 Kondisi kerja
𝑃 = 𝜌. 𝑔. 𝐻𝐴. 𝑄
Dimana :
Persamaan ini, untuk aliran mantap, fluida tak kompresibel yang perubahan
energi dalamnya bisa diabaikan, disederhanakan menjadi :
𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22
( + + 𝑍1 ) + 𝐻𝐴 − 𝐻𝐿 −𝐻𝐸 = ( + + 𝑍2 )
𝜌𝑔 2𝑔 𝜌𝑔 2𝑔
Dimana :
Prosedur atau proses pembongkaran dan perakitan antara pompa satu dengan
pompa yang lain tidaklah sama tergantung pada jenis dan kontruksinya. Tetapi
pembongkaran dan perakitan pompa tersebut mempunyai kesamaan tertentu.
Disini kita akan menguraikan proses pembongkaran dan perakitan kembali pompa
roda gigi (Gear) .Adapun langkah langkah yang harus dilakukan untuk
membongkar dan merakit kembali pompa tersebut antara lain:
Distribusi pembagian tugas.
Pada praktek bongkar pasang pompa roda gigi ini terdapat 2 jenis pompa yang
harus dibongkar yaitu pompa roda gigi bengkok dan pompa roda gigi lurus.
Berikut ini pembagian tugasnya:
A. Pembongkaran dan Pemasangan
Koordinator : Alfina Rahmawati.
Pinjam Alat : Dhiyaul Auliya N. P
Pembongkaran dan Pemasangan :
- Dhani Kusuma Putra
Langkah bongkar :
Pulley, sebagai
roda yang
Ǿ = 203
meneruskan Jangka
4 1
putaran dari sorong
motor ke driving
gear
Gleen packing,
Jangka
5 sebagai penguat 1
sorong
Ǿ = 22,8
Driven sebagai
Jangka
6 penumpu putaran Ǿ = 74,3 1
sorong
dari driving gear
Langkah bongkar :
Ttot = 190
Ǿ besar= Jangka 1
18,5 sorong
2 x Ǿ kecil =
10,75
6 x Ǿ kecil Jangka 1
= 14 mm sorong
6 x Ǿ kecil Jangka 1
= 14 mm sorong
BAB IV
KESIMPULAN
Disusun Oleh :
Kelompok 7
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Instruktusional Umum:
➢ Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu memahami dan
mengetahui cara kerja pompa piston.
➢ Pemasangan:
a) Memasukkan plunger road dan connecting road pada body casing.
b) Mencocokkan antara kedua lubang tersebut (plunger road dan connecting
road)
c) Masukkan penghubung electromotor dengan sumbu presisi paksa dengan
palu lunak.
d) Memasang bearing sisi pompa dengan bolt 13.
e) Pasang back bearing.
f) Memasang casing bawah dan kemudian masukkan cup/seal kencangkan
ulirnya.
g) Memasang quiet valve.
h) Memasang casing atas kemudian menghubungkan discharge line.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ø1 = 30
Landasan Bearing, mm
2 sebagai tumpuan P = 170
crankshaft mm
Connecting road,
sebagai Merubah P = 90
putaran menjadi mm
3 gerak maju mundur Ø1 = 9 mm
piston untuk Ø2 = 29
mm
mendorong fluida
Ø2 = 52
5
mm
p = 126
Piston rod, sebagai mm
7
pendorong fluida Ø = 30
mm
Tabung recelver,
sebagai tabung
penerima
Ø2 = 25
8
mm
P = 17,2
Rumah piston, sebagai mm
9
tempat piston berada Ø = 25
mm
Cup / seal, sebagai
untuk menjaga air
Ø = 32,45
10 supaya tidak merembes
mm
keluar celah melalui
sambungan
P = 163
Crankshaft, sebagai mm
Menyalurkan L = 116
11
putaran dari pulley mm
ke connecting road Lcekung= 50
mm
BAB V
KESIMPULAN
Disusun Oleh :
Kelompok 7
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pompa adalah pesawat angkut yang bertujuan antara lain untuk
memindahkan zat cair atau untuk mengalirkan fluida cair, misalnya bahan bakar,
minyak pelumas, air tawar dan air laut. Zat cair hanya mengalir ke tempat yang
lebih tinggi apabila terdapat perbedaan tekanan tertentu, sehingga dengan pompa
inilah yang harus membangkitkan tekanan tersebut.
Sebagai calon teknisi yang baik tentunya harus mengetahui jenis pompa
dan komponen yang ada didalamnya, oleh karena itu perlu adanya pengujian dan
praktikum sehingga kompetensi yang dicapai sesuai dengan tujuan dan standart
yang telah diinginkan.
13. Quite valve : sebagai katup hisap dan katup tekan ketika
melakukan langkah hisap torak juga sekaligus
melakukan langkah buang sehingga kapasitas
lebih besar dan aliran lebih kontinyu
• Komponen yang disebut torak akan bekerja atau bergerak bolak – balik
untuk menggerakkan komponen piston
• Gerakan ini akan membuat cairan fluida masuk melalui komponen katup
isap atau sunction valve untuk masuk ke silinder
• Saat siliner berisi cairan fluida akan ditekan oleh psiton ke bagian mulut
pompa atau discharge valve
• Fluida akan bisa naik ke permukaan untuk kemudian diolah
BAB III
PROSEDUR KERJA