Disusun Oleh:
DARUL FAHRI
NIM: 202001178
2
2.1 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
a. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalah upaya
individu yang ada disekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara
bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat
b. Jenis
Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) jenis Terapi Aktivitas Kelompok
1) Struktur Kelompok
stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam
kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu
3
oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.
2) Besaran Kelompok
anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota kelompok kecil menurut
Keliat dan Akemat (2005) adalah 7-10 orang, sedangkan menurut Rawlins,
Williams, dan Beck (dalam Keliat dan Akemat, 2005) adalah 5-10 orang. Anggota
cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi. Pada penelitian yang telah
digunakan adalah menurut teori Keliat dan Akemat yaitu sebanyak 10 orang.
3) Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi fungsi kelompok
yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Keliat, 2005).
Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja, dan
dapat satu kali atau dua kali perminggu; atau dapat direncanakan sesuai dengan
kebutuhan.
4
4) Komunikasi
balik untuk memberi kesadaran pada anggota kelompok terhadap dinamika yang
terjadi.
5) Peran Kelompok
tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok dalam kerja
kelompok, yaitu maintenance roles, task roles, dan individual role. Maintence
role, yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok. Task
roles, yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual roles adalah self-centered
6) Kekuatan Kelompok
anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak
7) Norma Kelompok
terhadap perilaku kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman
masa lalu dan saat ini. Pemahaman tentang norma kelompok berguna untuk
8) Kekohesifan
tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap betah dalam kelompok. Apa
yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu
pasien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap dan tujuan
khususnya adalah :
5) Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
6) Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah
dilakukan.
dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal yang perlu
ditekankan dalam terapi okupasi adalah bahwa pekerjaan atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh klien bukan sekedar memberi kesibukan pada klien saja, akan
tetapi kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dapat menyalurkan bakat dan
berarti suatu pekerjaan, therapy berarti pengobatan. Jadi, Terapi Okupasi adalah
serta mencegah kecacatan melalui kegiatan dan kesibukan kerja untuk penderita
produktivitas, dan dalam aktivitas untuk mengisi waktu luang. Tujuan dari
pelatihan terapi okupasi itu sendiri adalah untuk mengembalikan fungsi penderita
mandiri di dalam keluarga maupun masyarakat (Nasir & Muhith, 2011, hlm.
259).
8
seseorang untuk melaksanakan suatu tugas tertentu yang telah ditentukan dengan
dititik beratkan pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang,
sendiri. Jadi, bukan hanya sekedar kegiatan untuk membuat seseorang sibuk.
Tujuan utama terapi okupasi adalah membentuk seseorang agar mampu berdiri
adalah suatu usaha yang terkoordinasi yang terdiri atas usaha medis, sosial,
Fungsi dan tujuan terapi okupasi terapi okupasi adalah terapan medis
yang terarah bagi pasien fisik maupun mental dengan menggunakan aktivitas
terapi. Pasien yang dikirimkan oleh dokter, untuk mendapatkan terapi okupasi
produktif
keadaannya
dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain
potensi dan lainnya dari pasien dalam mengarahkannya pada pekerjaan yang
keluarga.
Program terapi okupasi adalah bagian dari pelayanan medis untuk tujuan
rehabilitasi total seorang pasien melalui kerjasama dengan petugas lain di rumah
Menurut Nasir & Muhith, 2011, hlm. 263. Aktivitas dalam terapi okupasi
aktivitas dan menilai hasil pekerjaan dapat ditentukan arah terapi dan rehabilitasi
selanjutnya dari pasien tersebut. Penting untuk diingat bahwa aktivitas dalam
terapi okupasi tidak untuk menyembuhkan, tetapi hanya sebagai media. Diskusi
yang terarah setelah penyelesaian suatu aktivitas adalah sangat penting karena
dalam kesempatan tersebut terapis dapat mengarahkan pasien dan pasien dapat
terapi maupun oleh pasien itu sendiri melalui aktivitas yang dilakukan oleh
pasien. Alat- alat atau bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan suatu
kemampuan
berhubungan dengan orang lain. Aktivitas yang dilakukan meliputi aktivitas yang
digunakan dalam terapi okupasi di mana saat dipengaruhi oleh konteks terapi
secara keseluruhan, lingkungan, sumber yang tersedia, dan juga oleh kemampuan
hal-hal yang mempengaruhi aktivitas dalam terapi okupasi antara lain sebagai
berikut.
b. Olahraga.
c. Permainan.
d. Menjahit.
e. Kerajinan tangan.
h. Pekerjaan pre-vokasional
lain).
k. Diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, majalah, televisi, radio
kepuasan emosional maupun fisik. Oleh karena itu setiap aktivitas yang
berikut.
13
a. Setiap gerakan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas.
b. Mempunyai arti tertentu bagi pasien, artinya dikenal oleh atau ada
f. Harus dapat memberi dorongan agar si pasien mau berlatih lebih giat
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih aktivitas adalah sebagai berikut.
dianalisa terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut.
a. Jenis aktivitas
terapi).
- Karakteristik bahan :
1. Taktil
2. Pendengaran
3. Pembauan
4. Penglihatan
15
5. Perabaan
6. Gerakan sendi
- Warna
- Banyaknya
d. Bagian-bagian aktivitas
1. Banyaknya bagian
e. Persiapan pelaksanaan:
1. Konsentrasi
2. Ketangkasan
mereka.
j. Apakah ada kontraindikasi untuk pasien tertentu. Dalam hal ini harus
tajam).
Menurut Nasir & Muhith, 2011, hlm. 266 ada beberapa indikasi pada terapi
okupasi yaitu:
psikososialnya.
yang primitif.
mengalami kemunduran.
Menurut Nasir & Muhith, 2011, hlm. 266 Dokter yang mengirimkan
pasien untuk terapi okupasi akan menyertakan juga data mengenai pasien
menyatakan apa yang perlu diperbuat dengan pasien tersebut. Apakah untuk
mendapatkan data yang lebih banyak untuk keperluan diagnosis, terapi, atau
rehabilitasi. Setelah pasien berada di unit terapi okupasi, maka terapis akan
1. Koleksi Data.
Data biasa didapatkan dari kartu rujukan atau status pasien yang
rencana terapi bagi pasien. Proses ini dapat berlangsung beberapa hari
tentang masalah dan atau kesulitan pasien. Hal ini dapat berupa masalah di
3. Penentuan tujuan.
Dari masalah dan latar belakang pasien, maka dapat disusun daftar
tujuan terapi sesuai dengan prioritas, baik jangka pendek maupun jangka
panjangnya.
4. Penentuan aktivitas.
5. Evaluasi.
19
tujuan terapis. Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program terapi
melihat bahwa tidak ada kemajuan atau kurang efektif terhadap pasien.
c. Kesadaran adanya orang lain yang bekerja bersama dia dan yang
d. Kerja sama.
q. Kerapian bekerja
2.1.6 Pelaksanaan
Menurut Nasir & Muhith, 2011, hlm. 268 ada beberapa pelaksaan dalam terapi
meliputi:
kegiatan tersebut sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha
mengawasi.
2. Waktu. Okupasi terapi dilakukan antar 1-2 jam setiap sesi baik yang
individu maupun kelompok setiap hari, dua kali atau tiga kali seminggu
Sesi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ½-1 jam untuk menyelesaikan
7. Lingkungan yang dapat mengurangi larangan dan memberikan kesempatan pada pasien
menentukan pilihan dan membentuk perilaku baru
kepada pasien dengan tingkatan umur remaja, sedangkan untuk kegiatan yang tidak
banyak mengeluarkan tenaga seperti bermain catur, karambol, kartu, dan sebagainya
dapat diberikan kepada pasien dengan tingkatan umur dewasa (orangtua).
2. Terapi kreasi seni
Dalam terapi ini perawat berperan sebagai leader dan bekerja sama dengan orang lain
yang ahli dalam bidangnya karena harus disesuaikan dengan bakat dan minat,
beberapa diantaranya adalah :
a. Dance therapy/menari;
Terapi yang menggunakan bentuk ekspresi non verbal dengan gerakan tubuh dengan
tujuan mengkomunikasikan tentang perasaan dan kebutuhan pasien.
b. Terapi music
Suatu terapi yang dilakukan melalui music dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada para pasien dalam mengekspresikan perasaannya seperti
kesepian, sedih, dan bahagia.
c. Terapi menggambar/melukis
Terapi menggambar/melukis dapat memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengekspresikan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya. Selain itu terapi ini
juga dapat membantu menurunkan keteganggan dan pasien dapat memusatkan pikiran
pada kegiatan.
d. Literatur/biblio therapy
Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan diri pasien dan merupakan cara
untuk mengeksprasikan perasaan/pikiran sesuai dengan norma yang ada. Kegiatan
dalam terapi ini dapat berupa membaca seperti novel, buku-buku, majalah, dan
kemudian bahan bacaan didiskusikan bersama oleh para pasien.
3. Pet therapy
Pet therapy bertujuan menstimulasi respon pasien yang tidak mampu melakukan
hubungan interaksi dengan orang lain dan biasanya mereka merasa kesepian, dan
menyendiri. Terapi menggunakan sarana binatang yang dapat memberikan respon
menyenangkan kepada pasien dan sering kali digunakan pada pasien anak dengan
autistic.
4. Plant therapy
25
Terapi ini mengajarkan pasien untuk memelihara mahluk hidup dan membantu pasien
membina hubungan yang baik antar pribadi yang satu dengan yang lain. Objek yang
digunakan dalam terapi ini adalah tanaman/tumbuhan.
F. Indikasi
Terapi lingkungan biasanya dilakukan pada pasien-pasien dengan :
1. Pasien rendah diri( low self esteem), depresi (depression), dan bunuh diri ( suicide).
2. Pasien dengan amuk
G. Prosedur terapi
1. Pasien rendah diri( low self esteem), depresi (depression), dan bunuh diri ( suicide)
a. Syarat lingkungan secara psikologis harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
Ruangan aman dan nyaman
Terhindar dari alat-alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri atau
orang lain.
Alat-alat medis, juga obat-obatan serta jenis cairan medis di lemari pastikan
dalam keadaan terkunci
Ruangan yang dipakai harus dilantai 1 dan ruangan tersebut mudah di pantau oleh
petugas kesehatan
Ruangan harus ditata agar menarik dengan cara menenmpelkan gambar-gambar
yang cerah dan gambar-gambar yang meningkatkan gairah hidup pasien
Warna dinding harus cerah
Harus adanya bacaan ringan, lucu dan memotivasi hidup.
Memutar music yang ceria, televise dan film komedi
Menyiapkan lemari khusus untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien
Tata ruangan agar menarik dan gambar yang cerah kan meningkatkan gairah
terhadap pasien.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPILAN
1. Diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembangkan rasa harga diri.
2. Kemampuan pasien untuk berhubungan dengan orang lain mengalami
perkembangan.
3. Pasien mulai mempercayai orang lain disekitarnya.
4. Pasien dapat mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat dan mencapai
perubahan kesehatan kesehatan yang positif.
B. SARAN
1. Agar petugas harus mendorong pasien dalam menyerap pengetahuan dan
informasi dari apa yang dikerjakannya.
2. Petugas diharapkan agar selalu memberi kritik yang konstruktif terhadap cara
kerja pasien dan pola pikir pasien untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengatasi masalah.
3. Petugas diharapkan senantiasa memberikan reward positif atas upaya pasien
untuk terbuka dan berani dalam mengikuti terapi lingkungan.
4. Petugas harus dapat menciptakan sebuah suasana yang aman dengan
menujukkan sikap penerimaan pada pasien, sehingga dapat memberi ruang
kepada petugas untuk memotivasi pasien mencoba sesuatu yang baru.