Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
M
DENGAN DIAGNOSA DHF DI DESA SEDYULAWAS KEC. BRONDONG
LAMONGAN
ASKEP
Oleh :
SOLAKHUDDIN RIDLON
NPM 202014901003
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita
adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot,, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan
pembesaran limpa (splenomegali)
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinema serta
efusi dan renjatan (syok). Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes
(kebocoran plasma) keluar dari pembuluh darah sehingga darah mengental,
aliran darah menjadi lambat sehingga organ tubuh tidak cukup mendapatkan
darah dan terjadi hipoksia jaringan. Pada keadaan hipoksia akan terjadi
metabolisme anaerob, hipoksia dan asidosis jaringan yang akan mengakibatkan
kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan semakin berat akan
menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga
mengakibatkan hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi pleura, syok
dan dapat mengakibatkan kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem
gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh mual, muntah dan anoreksia.
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit >20%) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma (plasma leakage)
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pembesaran cairan
intravena. Oleh karena itu pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk
memantau hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen
hemokonsentrasi yang terjadi. Rumus perhitungan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
A−B
x 100 %=C
B
Keterangan:
A = Ht tertinggi selama dirawat
B = Ht saat pulang
C = prosentase hematocrit
5. phatway
6. Pemeriksaan penunjang
1. Darah
1) Trombosit menurun.
2) HB meningkat lebih 20 %.
3) HT meningkat lebih 20 %.
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
5) Protein darah rendah.
6) Ureum PH bisa meningkat.
7) NA dan CL rendah
2. Serology : HI (hemaglutination inhibition test)
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+)
Tes torniket dilakukan dengan menggembungkan manset tekanan
darah pada lengan atas sampai titik tengah antara tekanan sistolik dan
diasolik selama 5 menit. Tes dianggap positif bila ada petekie 20 atau lebih
per 2,5 cm (1 inchi). Tes mungkin negatif atau positif ringan selama fase
syok berat. Ini biasanya menjadi positif kuat, bila tes dilakukan setelah
pemulihan dari syok
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut:
1. Tirah baring atau istirahat baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa: susu, teh manis, sirop dan
beri penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting
bagi penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali). Ringer
Laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan,
mengandung Na+130 mEq/liter, K+,4 mEq/liter, korektor basa 28 mEq/liter,
Cl- 109 mEq/liter dan Ca++ 3 mEq/liter.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Pemeriksaan Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin
atau dipiron (kolaborasi dengan dokter). Juga pemberian dengan kompres
dingin.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotika bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter)
10. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan
tanda-tanda vital, hasil-hasil pemeriksan laboratorium yang memburuk.
Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter)
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF
1. Pengkajian
2. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
3. Keluhan utama
Keluhan yang biasanya pada pasien DHF datang ke rumah sakit adalah
panas tinggi dan pasien lemah.
4. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil dan
saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara hari ke-3
dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk
pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit
kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata
terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III,
IV), melena atau hematemasis.
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya
mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.
6. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemumgkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
7. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila ada faktor
predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan
mual, muntah,dan nafsu akan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan
tidak disertai pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat
mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
8. Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan yang
kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju yang di kamar).
9. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan
berkurang, dan nafsu makan menurun.
2) Eliminasi BAB: kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi.
Sementara DHF grade III-IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi BAK : perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau banyak,
sakit atau tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur karena
mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan
kuantitas tidur maupun istirahatnya kurang.
5) Kebersihan : upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat
sarang nyamuk aedes aegypti. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga
yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
2. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan grade DHF, keadaan fisik anak
adalah :
1) Kesadaran : Apatis
2) Vital sign : TD : 110/70 mmHg
3) Kepala : Bentuk mesochepal
4) Mata : simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata anemis
5) Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
6) Hidung : ada perdarahan hidung / epsitaksis
7) Mulut : mukosa mulut kering, bibir kering, dehidrasi, ada perdarahan pada
rongga mulut, terjadi perdarahan gusi.
8) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kekakuan leher tidak ada,
nyeri telan.
9) Dada
1) Inspeksi : simetris, ada penggunaan otot bantu pernafasan
2) Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
3) Perkusi : Sonor
4) Palpasi : taktil fremitus normal
10) Abdomen :
1) Inspeksi : bentuk cembung, pembesaran hati (hepatomegali)
2) Auskultasi : bising usus 8x/menit
3) Perkusi : tympani
4) Palpasi : turgor kulit elastis, nyeri tekan bagian atas
11) Ekstrimitas : sianosis, ptekie, echimosis, akral dingin, nyeri otot, sendi
tulang
12) Genetalia : bersih tidak ada kelainan di buktikan tidak terpasang kateter
13) Sistem integumen
Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
dingin dan lembab. Kuku sianosis atau tidak.
1) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy),
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada
grade II,III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,
terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan
mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telingga (grade II,
III, IV).
2) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax terdapat
adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura),
rales, ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
3) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites.
4) Ekstremitas : akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. M
2. Tempat tgl lahir/usia : lamongan, 06,07,2011
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. A g a m a : islam
5. Pendidikan : SD
6. Alamat : desa, sedayu lawas, kec, brondong, kab,
lamongan
7. Tgl masuk : 14/08/2021 (jam 08:00)
8. Tgl pengkajian : 15/08/2021
9. Diagnosa medik : DHF
10. Rencana terapi :-
3. Garis hubungan
4. Garis keturunan
5. Pasien
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga 1. Keluarga px mengatakan 1. Keluarga px
2. Jenis dan frekuensi tidak tahu mengatakan hanya
3. Kondisi setelah 2. Tidak terkaji baringan dikasur
olah raga 3. Tidak terkaji 2. Tidak terkaji
3. Tidak terkaji
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi 1. keluarga px mengatakan saat 1. Keluarga px
- Cara dirumah mandi 2x sehari pagi mengatakan px
- Frekuensi dan sore, alat mandi yaitu hanya diseko 3x
- Alat mandi sabun dan pasta gigi sehari oleh
2. Cuci rambut 2. keluarga px mengatakan keluarga
- Frekuensi keramas 7hari 1x 2. Keluarga px
- Cara 3. px mengatakan kuku dipotong mengatakan px
3. Gunting kuku jika terasa sudah panjang tidak pernah
- Frekuensi 4. keluarga px mengatakan gosok keramas
- Cara gigi setiap kali mandi 2x/ hari 3. px mengatakan
4. Gosok gigi kuku dipotong jika
- Frekuensi terasa sudah
- Cara panjang
4. keluarga px
mengatakan saat di
rumah sakit belum
pernah gosok gigi
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari- 1. Keluarga px mengatakan px saat 1. Keluarga px
hari dirumah bermain bersama mengatakan px saat
2. Pengaturan jadwal temannya diRS hanya baringan
harian 2. Keluarga px mengatakan untuk ditempat tidur semua
3. Penggunaan alat Bantu kegiatan harianya tidak pernah aktivitas daily living
aktifitas dijadwalkan dibantu sebagian oleh
4. Kesulitan 3. Tidak terkaji keluarga dan perawat
pergerakan tubuh 4. Tidak ada kesulitan dalam 2. Keluarga px
mobilisasi mengatakan untuk
kegiatan harianya tidak
pernah dijadwalkan
3. Tidak terkaji
4. Keluarga
mengatakan mobilitas
terganggu karena tubuh
terasa lemas
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat 1. Keluarga px emngatakan saat 1. Keluarga px
sekolah sekolah px emrasa sangat mengatakan saat
2. Waktu luang senang dan antusias sekolah px merasa
3. Perasaan setelah 2. Keluarga px mengatakan sangat senang dan
rekreasi dibuat untuk bermain bersama antusias
4. Waktu senggang teman 2. Keluarga px
klg 3. Keluarga px mengatakan px mengatakan hanya
5. Kegiatan hari merasa senang karena bisa baringan dan main hp
libur berkumpul teman 3. Keluarga px
4. Keluarga px mengatakan mengatakan saat di rs
menonton tv dan makan tidak pernah kemana-
bersama seluruh keluarga mana
5. Keluarga px mengatakan jalan 4. Keluarga px
jalan pagi dekat pelabuhan mengatakan saat di rs
bersama anak hanya dipakai untuk
merawat An. M yang
saat ini sedang sakit
5. Keluarga px
mengatakan saat di rs
tidak pernah pergi
berlibur
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi: Normal warna putih
- Karang gigi / karies: Terdapat 3 karies gigi
- Pemakaian gigi palsu: Tidak ada
b. Gusi
Merah / radang / tidak: Gusi merah tidak pucat
c. Lidah
Kotor / tidak: Normal, berwarna merah muda tidak kotor
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak: Tidak ada sianosis
- Basah / kering / pecah: Bibir kering
- Mulut berbau / tidak: Mulut berbau
- Kemampuan bicara: Normal tidak ada keluhan
Data lain: Tidak ada
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Mukosa bibir agak pucat
b. Nyeri tekan: Tidak ada keluhan, tidak ada pembesaran vena jugularis
c. Nyeri menelan: Tidak ada keluhan
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid: tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid: Teraba
b. Kaku kuduk / tidak: tidak
c. Kelenjar limfe: tidak
Data lain: Tidak ada
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada: Simetris kanan kiri pergerakan dada simetris (barrel
chest)
b. Irama pernafasan: Teratur, reguler 22x/mnt
c. Pengembangan di waktu bernapas : Ekspirasi dan inspirasi dengan otot
dada tidak ada bantuan oto tambahan
d. Tipe pernapasan: Pernapasan dada
Data lain: Tidak ada
Palpasi
a. Vokal fremitus: Normal vasikuler ka/ki,
b. Massa / nyeri: Tidak ada masa tidak nyeri
Auskultasi
a. Suara nafas: Vesikuler
b. Suara tambahan: Tidak ada
Perkusi
Sonor
Data lain: Tidak ada
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis: apec jantung teraba normal pada ics ke 5 pada garis
midclavikularis
Perkusi
Pembesaran jantung: Tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi
a. BJ I:Normal (Terdengar tinggi pada daerah mitral dan trikuspidalis)
b. BJ II: Normal (Terdengar tinggi pada daerah pulmonal dan aorta)
c. BJ III: Tidak ada bunyi tambahan
d. Bunyi jantung tambahan: Tidak ada
Data lain: Tidak ada
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit: Tidak membuncit
b. Ada luka / tidak: Tidak ada lesi ataupun massa
Palpasi
a. Hepar: Tidak ada pembesaran Hepar dada simetris ka/ki
b. Lien: Tidak terkaji
c. Nyeri tekan: Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
Peristaltik: 20x/menit
Perkusi
a. Tympani :Terdengar di tiap kuadra abdomen
b. Redup: Tidak terdengar
Data lain: Tidak ada
17. Genitalia dan Anus: Tidak terkaji
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri: Nilai motorik 6 (masih bisa megikuti arahan
pergerakan dengan baik)
- Pergerakan abnormal: Tidak ada keluhan
- Kekuatan otot kanan / kiri: Normal nilai 5( masih bisa melawan
grafitasi dengan tahanan beban berat)
- Tonus otot kanan / kiri: Normal nilai 5
- Koordinasi gerak: Baik tidak ada keterbatasan gerak
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri: Normal tidak ada keterlambatan gerak
- Triceps kanan / kiri: Normal tidak ada keterlambatan gerak
c. Sensori
- Nyeri: Masih bisa merespon rangsangan nyeri
- Rangsang suhu: Masih bisa merespon rangsangan suhu
- Rasa raba: Masih bisa merasakan perabaan pada sentuhan
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan:Normal tidak ada tanda-tanda resiko jatuh
- Kekuatan kanan / kiri: Normal nilai 5( masih bisa melawan grafitasi
dengan tahanan beban berat)
- Tonus otot kanan / kiri: Normal nilai 5
b. Refleks
- KPR kanan / kiri: Normal tidak ada keterlambatan gerak
- APR kanan / kiri: Normal tidak ada keterlambatan gerak
- Babinsky kanan / kiri: Tidak terkaji
c. Sensori
- Nyeri: Masih bisa merespon rangsangan nyeri
- Rangsang suhu: Masih bisa merespon rangsangan suhu
- Rasa raba: Masih bisa merasakan perabaan pada sentuhan
Data lain : Turgor kulit menurun, crt lebih dari 2 dtk
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu: Normal masih bisa mencium bebauan
dengan tepat
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan: Normal tidak ada keluhan rabun jauh
maupun dekat
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil: Gerakan pupil normal 2/2 ka/ki terhadap reflek
cahaya
- Gerakan kelopak mata: Normal meembuka tutup jika ada
rangsangan
- Pergerakan bola mata: Normal tidak terfiksasi di mid seclera
- Pergerakan mata ke bawah & dalam: Tidak terkaji
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori: Tidak terkaji
- Refleks dagu: Tidak terkaji
- Refleks cornea: Tidak terkaji
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik: Normar tidak ada keluhan
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan: Normal lidah bisa bergerak ke
ki/ka
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran: Pada Swabach tes normal( Tidak ada tanda-tanda
tuli konduktif,sensorineural dan tuli campuran)
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan: Tidak ada keluhan
- Refleks muntah: Normal muntah jika ada rangsangan dari lambung
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : Normal tidak ada keluhan
- Suara: Normal tidak ada gangguan
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : Normal tidak ada keluhan
- Mengangkat bahu: Normal jika ada rangsangan
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah: Tidak ada
Tanda – tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk: Tidak terkaji
b. Kernig Sign: Tidak terkaji
c. Refleks Brudzinski: Tidak terkaji
d. Refleks Lasegu: Tidak terkaji
Data lain: tidak ada
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )
Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal social
XII. Test Diagnostik
= Laboratorium
……………………………………………………………………………………………
…………………..
……………………………………………………………………………………………
…………………..
……………………………………………………………………………………………
…………………..
= Foto Rotgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG
XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
NO TGL-jam Analisa data Etiologi Masalah kep.
1 14/08/21, 1. DS: Penaikan permaibilitas Hipovolemia b/d
10:00 Keluarga px mengatakan dinding pembuluh darah peningkatan
tubuh anak masih lemas dan permaibilitas
merasa haus disertai kapiler
penaikan suhu tubuh Hilangnya plasma melalui
2. DO: endotel dinding pembuluh
-K/U= baik, -Kes=Compos darah
mentis, -GCS=4,5,6 ,
-TD=80/40 mmhg, -N= Kebocoran plasma ke estra
75x/mnt, -S= 38,7, vaskuler
-RR=22x/mnt –Bibir
kering, -Mata cowong- Kekurangan volume cairan ke
BAK kuning keruh , 1x intra vaskuler
BAK 150cc (oliguria)
-frekuensi pemenuhan Hipovolemia
cairan saat sakit: -Sehari
minum airputih 2x/hari
dengan satu kali minum 250
ml, dan Air isotonik 500cc
x2
-total kebutuhan cairan
sehari 1000cc ANALISA DATA