BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan itu menjadi hak dari setiap warga negara. Sebagai penjabaran lebih lanjut
bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan dan
Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi No.15 Tahun 2015
1
2
Perguruan Tinggi. Program pembinaan ini diberikan berdasarkan pada evaluasi atas
proposal.
berbagai inisiatif dan program. Inisiatif dan program dimaksud tidak hanya
ditujukan bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tetapi juga bagi Perguruan Tinggi
Swasta (PTS). Keberadaan PTS salah satunya adalah membantu upaya peningkatan
akses serta menaikkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi. Kontribusi
PTS tersebut masih perlu ditingkatkan menuju perbaikan kualitas yang lebih
baik. Oleh karena secara terus menerus dan bertahap Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi menerobos beberapa program peningkatan PTS dan Kualitas
dosen, seperti hibah Penelitian dosen, hibah insentif pengabdian masyarakat untuk
Ada yang bersifat Program Seritifikasi dosen. Program Hibah Kompetitif, dan ada
sumber daya manusia yang dimilikinya, disamping sumber daya alam dan modal.
Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi diharapkan secara signifikan dapat
seperti yang disampaikan dalam pasal 19 ayat (1) undang-undang tersebut yaitu:
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor
Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sampai saat ini masih
"(I) Perguruan Tinggi Swasta selanjutnya disebut PTS adalah satuan kegiatan
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam hal ini
Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta; (2) Badan Penyelenggara
Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disebut BP- PTS adalah badan
yang mendirikan dan menyelenggarakan perguruan tinggi swasta, yang dapat
berbentuk yayasan, atau perkumpulan sosial, atau badan wakaf".
menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 20 ayat (1) disebutkan bahwa
atau Universitas". Seperti halnya pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) terdapat juga Sekolah Tinggi, yang menurut peraturan
pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 58 ayat (1)
tinggi (PTS) saat ini telah mencapai 2/3 atau sekitar 1,6 juta dari seluruh mahasiswa
di seluruh Indonesia yang berjumlah sekitar 2,4 juta atau Angka Partisipasi Kasar
(APK) 11%. Hal ini menunjukkan jumlah mahasiswa PTS sudah jauh mencapai
sasaran pada tahun 2020 dapat dicapai APK sebesar 25%. Berarti mahasiswa akan
menjadi sekitar 6 juta orang, yang mana saat itu daya tampung PTN akan naik dua
kali dari keadaan sekarang, sehingga menjadi 1,1 juta orang daya tampung PTS akan
5
naik 3 kali dari keadaan sekarang hingga mencapai 4,9 juta orang, sehingga PTS
dengan kemampuan yang tersedia dan serba terbatas dari anggaran perguruan tinggi
Sebagai gambaran jumlah PTS yang ada di wilayah Kopertis XIII Provinsi
Gambar 1.1.
Data Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah Kopertis XIII Aceh, 2018
Sumber: Kopertis Wil XIII Aceh (2018)
Sekolah Tinggi di Provinsi Aceh tersebut, cukup memberikan arti penting dalam
negara Indonesia.
6
Kantor Koordinator Perguruan Tinggi Swasta sendiri, yang selama ini bergabung
dengan Sumatera Utara pada Kantor Kopertis Wilayah I. Sejak tahun 2014, Aceh
memiliki Kopertis sendiri dengan nama Kopertis Wilayah XIII. Dan sejak tahun
2018 lalu, istilah Kopertis berubah bentuk menjadi Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi (LLDIKTI).
Sedangkan di lihat dari mutu program studi dari PTS di Provinsi Aceh
berikut:
Gambar 1.2.
Akreditasi Prodi pada PTS di Wilayah Kopertis XIII Aceh, 2018
Sumber: Kopertis Wil XIII Aceh (2018)
program pembinaan dan insentif terhadap PTS termasuk dosen-dosen PTS, menjadi
sangat penting dalam upaya pelaksanaan pembinaan untuk pemberdayaan PTS yang
dan eksternal PTS, sebagai perguruan tinggi semakin berat, seperti yang
7
Disamping itu terdapat sejumlah isu strategis yang perlu menjadi perhatian
pendidikan tinggi di masa depan menurut Jalal dan Supriadi (2001:394-397) yaitu
meliputi: (I) Pembenahan Struktural: dalam hal (a) otonomi dan akuntabilitas; (b)
strategi pendanaan; (c) sumber daya manusia; (d) deferensiasi misi; lalu juga pada
(2) peningkatan mutu dan relevansi, menyangkut : (a) peningkatan dan penjaminan
mutu: (b) penelitian di perguruan tinggi; (c) relevansi; (d) penyediaan dan perluasan
tantangan besar yang perlu mendapat perhatian serius semua komponen, khususnya
pemilik PTS dan Kopertis sebagai lembaga pembina PTS. Globalisasi ekonomi dan
revolusi teknologi Informasi adalah dua kekuatan besar yang sangat mempengaruhi
tinggi swasta tidak mampu merespon tantangan globalisasi ini dengan memadai,
masyarakat, dan secara pelan tetapi pasti akan kehilanganan kepercayaan dan
diharapkan memiliki kualitas yang setara nasional, agar mampu bersaing di Era
merupakan dimensi paling utama perlu dilakukan monitoring dan evaluasi setiap
semester atau setiap tahun. Penilaian kinerja dapat dilakukan oleh dosen sendiri,
maupun oleh peserta didik melalui IMD (indeks mengajar dosen) dalam
melaksanakan pekerjaan atau atasan langsung dosen melalui observasi kelas. Oleh
sebab itu perlu dilihat faktor yang menentukan tingkat kerja (prestasi kerja) seorang
dosen.
Kinerja dosen merupakan salah satu hal yang sangat penting dimiliki setiap
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Aceh. Mutu merupakan hasil akhir dari
kinerja. Hasil pengamatan peneliti bahwa mutu lulusan secara rara-rata masih
pemerintah masih rendah, tingkat kepuasan dosen dan mahasiswa masih rendah,
tingkat kesejahteraan dosen masih rendah, sebahagian dosen belum MoU dengan
badan penyelenggara, dan manajemen yang masih tertutup. Hal ini berdampak
Walaupun PTS ini terpilih sebaga PTS terbaik di Aceh tahun 2018 lalu, kondisi
tersebut yang disebutkan kerap terjadi. Sehingga perlu adanya usaha bersama untuk
tetap menjaga eksistensi kepercayaan masyarakat pada PTS, hal ini sangat mungkin
dilakukan atas dasar kewenangan penuh diberikan pemerintah pada yayasan atau
badan penyelenggara atau pengelola PTS itu sendiri untuk dapat meningkatkan mutu
9
proses terutama, sehingga mendapatkan lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing
organisasi PTS menuju arah pencapaian kinerja dosen melalui adanya manajemen
pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien. Tentu saja perguruan tinggi harus
mampu menjawab tantangan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,
melalui perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, program kerja, dan penetapan
setiap daerah. Untuk provinsi Aceh adalah Wilayah XIII, sebagai langkah untuk
Hal yang sangat penting bagi orgainsasi PTS adalah adalah menyangkut
kinerja dosen yang telah menjadi sorotan publik di era keterbukaan dan iklim
Menurut data Kopertis Wilayah XIII Aceh, tahun 2010 lalu, jumlah semua
dosen yang memiliki jabatan akademik sebanyak 477 orang, dengan sebaran 274
orang dengan jabatan Asisten Ahli, 136 orang Lektor, 64 orang Lektor Kepala, dan 1
Guru Besar, dan terdapat 1.896 orang dosen tanpa jabatan fungsional akademik.
Pada tahun 2016, terjadi perubahan, yakni terdapat 336 asisten ahli, 154 lektor, 57
lektor kepala, dan 3 profesor. Selain itu, 2.043 dosen tanpa jabatan fungsional dari
10
yang dirilis LLDIKTI Wilayah XIII Aceh, mencatat jumlah semua dosen yang
Gambar 1.3.
Akreditasi Prodi pada PTS di Wilayah Kopertis XIII Aceh, 2018
Sumber: Kopertis Wil XIII Aceh (2018)
memperoleh mutu yang baik dan untuk dapat mempertahankan jumlah mahasiswa
yang terdaftar maupun perolehan mahasiswa baru dalam tiap tahunnya pada PTS di
Wilayah XIII Provinsi Aceh. Termasuk di Universitas Almuslim, dari 231 total
Lektor, 81 Asisten Ahli, dan masih 67 dosen belum memiliki jabatan fungsional.
terlibat di dalamnya, antara lain kemampuan dan kemauan kerja, ketersediaan sarana
langsung, lingkungan kerja, budaya, motivasi dalam mengajar, kepuasan kerja dan
faktor-faktor lainnya.
dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan PTS. Bahkan, budaya organisasi dapat
peradaban modern, budaya organisasi bukan lagi sejarah masa lalu organisasi dalam
meraih sukses, tetapi lebih sebagai rekayasa manajemen atau pemegang otoritas
dijaga, dipelihara dan dikelola dengan baik agar dapat diandalkan sebagai instrumen
dapat memberikan motivasi bagi dosen dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
dengan baik.
maka diperlukan suatu budaya organisasi yang mampu beranjak dari model-model
Kotter dan Heskett dalam Sopiah (2008; 177) menyimpulkan bahwa budaya
budaya organisasi dapat diciptakan dan dibentuk untuk menghasilkan kinerja yang
baik. Beranjak dari penelitian ekonomi perusahaan yang telah dilakukan beberapa
waktu lalu dari sektor swasta, peneliti beranggapan PTS adalah organisasi swasta
bidang jasa pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan swasta publik bidang
12
ekonomi, kedua organisasi bidang tersebut membutuhkan kualitas pada proses dan
produk. Oleh karenanya, kajian penelitian ini perlu dilakukan terhadap kinerja dosen
PTS untuk melihat seberapa besar budaya organisasi akan berpengaruh pada kinerja
dosen.
masalah eksternal dan internal yang dianggap valid. Dikatakan lebih lanjut bahwa
selama pemecahan itu valid, organisasi tidak akan mengalami masalah. Dengan kata
produktivitasnya.
penelitiannya diseluruh PTS di Kabupaten Jember dengan jumlah sampel 110 dosen
terhadap kinerja dosen, dan hasil uji hipotesis menyatakan bahwa budaya organisasi
berpengaruh terhadap kinerja dosen. Oleh karena itu, menurut peneliti, budaya
yang berimplikasi pada semakin baiknya kinerja. Untuk itu, perlu dilakukan kajian
ulang melalui suatu penelitian tentang kinerja dosen PTS, apakah kinerja dosen
tersebut dipengaruhi oleh budaya organisasi PTS?, atau budaya organisasi salah satu
faktor yang berpengaruh pada kinerja dosen baik langsung maupun tidak langsung.
Hal ini perlu pembuktian melalui kajian penelitian selanjutnya terhadap dosen-dosen
sebagai PTS terbaik di Aceh tahun 2018 lalu. Apakah sesuai hasil temuan
dalam bentuk perwujudan tridharma PT. Dosen harus mampu menciptakan dan
menumbuhkan dorongan dari dalam dirinya dan dari luar dirinya sehingga akan
mendapatkan kepuasan kerja dan kinerja. Motivasi berprestasi asset yang penting
untuk terus dipelihara dan dijaga kestabilan seorang dosen untuk melaksanakan
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Motivasi dapat
mempunyai kemampuan, pengetahuan kerja, disposisi dan sifat, emosi, suasana hati,
Kreitner dan Angelo Kinicki bahwa motivasi diperoleh melalui kebutuhan (needs),
teori ini, menunjukkan bahwa kebutuhan yang terpuaskan dapat kehilangan potensi
motivasional.
Selanjutnya Uno (2011; 50) memberi kesimpulan atas teori motivasi bahwa
untuk dapat membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja perlu
14
diperhatikan hal-hal seperti: 1) pegawai menegrti apa yang dimaksud dengan kinerja
efektif dan mereka mengetahui apa yang diharapkan organisasi dari mereka, 2)
semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang kinerja adalah
lingkungan tempat kerja dan kembangkan gaya manajemen yang mudah diserap dan
kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja yang baik dan harmonis, sehingga
bukan satu-satunya faktor yang membentuk kinerja. Aspek pembinaan manusia dan
efisiensi.
teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
(Pasal 1 UU No. 14 tahun 2005). Dosen disini merupakan sumber daya manusia
yang profesional pada dunia pendidikan yang memiliki peran untuk mencerdaskan
bangsa melalui proses belajar mengajar. Dosen merupakan salah satu sumber ilmu
dengan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni; c) Bertindak obyektif dan tidak
diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik
tertentu, atau latar belakang sosio ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
nilai-nilai agama dan etika; dan e) Memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa. Standar mutu kerja dosen menjadi fondasi maupun acuan untuk
meningkatkan mutu dan profesionalisme kerja dosen sebagai sumber daya manusia
yang kompeten.
guru dan dosen, pemerintah wajib melaksanakan program sertifikasi pendidik paling
sertifikasi dosen adalah pemberian sertifikat pendidik untuk dosen dalam jabatan.
Ayat 2 : sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh dosen
(S2) /setara, memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi
pengakuan yang diberikan pada dosen sebagai tenaga profesional. (UURI No. 15
tahun 2005). Sertifikasi dosen dilakukan melalui uji kompetensi untuk mendapatkan
portofolio yang merepresentasikan kualifikasi akademik dan unjuk kerja Tri Dharma
Perguruan Tinggi, penilaian persepsional dari teman sejawat, mahasiswa dan dosen
pengembangan institusinya.
penghasilan selain gaji yang diterima sesuai dengan peraturan perundangan yang
ada.
dari populasi seluruh dosen yang menerima sertifikasi di perguruan tinggi swasta
kota Semarang yang jumlahnya 1548 orang, ada pengaruh positip dan signifikan
dengan kinerja dosen yang telah mendapatkan sertifikasi dosen, karena dirasakan
betapa besar manfaat tambahan penghasilan dari sertifikasi dosen untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari serta untuk peningkatan kualitas diri dosen itu sendiri.
Dengan alasan dan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengkaji dan
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, sangat jelas bahwa
terdapat banyak variabel yang mempengaruhi kinerja dosen perguruan tinggi swasta
di Provinsi Aceh. Dosen sebagai pendidik, peneliti dan pengabdi kepada masyarakat
meningkatkan kinerjanya.
menjadi momok besar dalam kemampuan PTS dapat bersaing dengan PTN,
anaknya di PTS.
Juga secara relatif budaya organisasi, dalam hal ini budaya yang
Menurut pandangan peneliti, bahwa kinerja dosen tidak bisa hanya melihat
satu atau dua faktor, dan tidak bisa dipandang secara parsial saja. Namun harus
melibatkan banyak faktor, apakah faktor teoritis ataupun empiris, dan faktor-faktor
Almuslim.
khususnya PTS di Provinsi Aceh perlu belum semuanya dapat berdaya saing dalam
meningkatkan output perguruan tinggi, dan ini terbukti para lulusan masih
Oleh karena itu, penelitian tentang kinerja dosen dan variabel-variabel yang
dan Sertifikasi Dosen pada perguruan tinggi swasta (PTS) dalam wilayah kerja
LLDIKTI XIII Provinsi Aceh, masih layak dan perlu diteliti. Tetapi kasus yang
masalah penelitian ini diajukan dalam bentuk pertanyaan penelitian, agar prosedur
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian yang
Almuslim.
Almuslim.
1. Temuan penelitian ini adalah model teoritis kinerja Dosen yang diharapkan
terhadap masalah kinerja Dosen, sehingga dapat dijadikan model teoritis untuk
3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bandingan bagi peneliti untuk
mempengaruhinya.