Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Drs. Anwar Aulia, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Puspa Nilmalasari

NIM : P27901120072

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

TAHUN AKADEMIK 2020-2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik untuk memenuhi salah satu tugas Kewarganegaraan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Pandeglang, 7 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT ................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 4
C. TUJUAN ................................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. PANCASILA .......................................................................................................... 5
B. SISTEM FILSAFAT ............................................................................................... 6
C. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ..................................................... 7
D. CIRI-CIRI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ................................. 11
E. FUNGSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT .................................... 11
BAB III ............................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................ 14
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
B. SARAN ................................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan
sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila
sebagai kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada
pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari
pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada
pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas
dan berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah
disebut sebagai filsafat secara obyektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat ?
2. Bagaimana ciri-ciri sebagai sistem filsafat ?
3. Bagaimana fungsi pancasila sebagai sistem filsafat ?

C. TUJUAN
1. Menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri sebagai sistem filsafat
3. Untuk mengetahui pancasila sebagai sistem filsafat
BAB II

PEMBAHASAN

A. PANCASILA
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dala
pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam berita repoblik Indonesia
tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Pancasila ialah ideologi dasar negara Indonesia yang asalnya dari ajaran
budha dalam kitab tripitaka 2 kata: "panca" yaitu "lima" dan "syila" yang
memiliki arti "dasar". Jadi, Pancasia memiliki maksa 5 aturan tingkah laku
yang penting. Adanya kata Pancasila sudah sejak lama dikenal yaitu sejak
zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dimana terdapat sila-sila yang
ada dalam Pancasila sudah diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
ataupun dikalangan kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum untuk
dirumuskan secara konkrit.
Menurut kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular,
Pancasila memiliki arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” atau “berbatu
sendi yang lima”. Pancasila dipakai untuk menjadi dasar guna mengatur
segala bentuk arah serta gerak dari pemerintahan negara yang memiliki
tujuan untuk mengatur setiap penyelenggaraan yang ada dalam bernegara.
Arti lambang pancasila penuh akan makna. Fungsi pancasila salah satunya
merupakan asas kerohanian tertib hukum di Indonesia.
Dalam proses merumuskan Pancasila tersebut pada awalnya saat
sidang BPUPKI yang pertama dan dipimpin oleh dr. Radjiman
Widyodiningrat. Pada kala itu, beliau memberikan sebuah saran supaya
ada seseorang yang dapat memberikan ide rumusan terkait dasar negara
Indonesia yang kemudian akan dibuat nantinya. Lalu, muncullah 3
pembicara yaitu Soekarno, Mohammad Yamin, dan Soepomo. Tanggal 1
Juni 1945 dalam sidang BPUPKI tersebut, Ir. Soekarno menyampaikan
pidato secara lisan tentang rumusan dasar negara Indonesia.

B. SISTEM FILSAFAT
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Suatu system
filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya pengetahuan
manusia dan logika.
Istilah „filsafat‟ berasal dari bahasa Yunani, (philosophia), tersusun
dari kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan,
tertarik kepada dan kata sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
ketrampilan, pengalaman praktis, inteligensi (Bagus, 1996: 242).
Dalam Kamus Filsafat, Bagus (1996: 242) mengartikan filsafat sebagai
sebuah pencarian. Beranjak dari arti harfiah filsafat sebagai cinta akan
kebijaksanaan, menurut Bagus (1996: 242-243), arti itu menunjukkan
bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian
menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan,
namun terus-menerus harus mengejarnya.
Menurut Agus Sutono bahwa filsafat pendidikan pancasila sebagai
ruh dari sistem pendidikan nasional di Indonesia harus benar-benar
dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam perencanaan strategis
dibidang pendidikan di Indonesia. Filsafat pendidikan harus
diimplementasikan secara nyata dan konsisten agar pembangunan manusia
Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar bangsa
Indonesia dapat tercapai dengan prinsip-prinsip dasar dari nilai pancasila
yaitu prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai
kemanusiaan, berpegang teguh pada jiwa persatuan sebagai bangsa,
semangat menghargai perbedaan dan penghormatan pada kehidupan yang
demokratis setta perwujudan nilainilai keadilan, yang semuanya harus
terwujudkan melalui proses pendidikan yang bermartabat.
Menurut Laboratorium Pancasila IKIP Malang (1997), Pancasila sebagai
falsafah pandangan hidup bangsa, seyogyanya dicerminkan ke dalam
prinsip-prinsip nilai dan norma kehidupan dalam berbangsa, bernegara dan
berbudaya.
Menurut Condra Antoni (2010) bahwa sebagai kajian teoritis,
filsafat pancasila bisa dipahami dengan lebih mudah dengan cara melihat
nilai-nilai yang terkandung dalam kata filsafat dan ideologi itu sendiri.
Menurut Prof. Kaelan (2007) bahwa sebenarnya filsafat itu mudah
dipahami. Dalam kehidupan sebenarnya manusia senantiasa berfilsafat.
Misalnya, jika seseorang memandang bahwa kenikmatan dunia merupakan
nilai terpenting dan tertinggi dalam kehidupan, maka ia bisa bisa disebut
hedonisme. Begitupun jika seseorang memandang bahwa kebebasan
individu adalah nilai tertinggi berbangsa dan bernegara maka ia bisa
disebut berfilsafat liberealisme.
Cabang-cabang Filsafat Yang Utama adalah :
1. Metafisika, membahas tentang yang bereksistensi di balik fisis,
meliputi bidang ontologis, kosmologi dan antropologi.
2. Epistimologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakekat metode dalam
ilmu pengetahuan.
4. Etika, berkaiatan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
5. Estetika, betrkaitan dengan persoalan hakekat keindahan.

C. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling
berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang
satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian,
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian
bahwa bagian-bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat
sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai
suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung
dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, dengan masyarakat bangsa dan negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang
obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas
dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan
sistem-sistem filsafat yang lain misalnya: liberalisme, materialisme,
komunisme, dan aliran filsafat yang lain.
Pancasila sebagai Sistem filsafat mengandung pandangan nilai
pemikiran yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh.
Filsafat pancasila dapat didefinisikan secara ringkasan sebagai refleksi
kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar Negara dan kenyataan
budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan
sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan perenunganjiwa yang
dituangkan dalam suatu system dan merupakan pancaran dari semua sila
Pancasila. Dengan demikian, jiwa keagamaan, jiwa kebangsaan, jiwa
kerakyatan, dan jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial ada dalam
sila pancasila
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya
merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi
kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari
sila Pancasila.
a. Dasar Ontologis
Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki
hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah
manusia, hal ini dijelaskan sebagai berikut :
“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang
adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social
adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau kita
pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah
rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah
jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila
pancasila adalah manusia.
b. Dasar Epistemologis
Istilah Aksiologis berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai,
manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu dan teori. Aksiologis adalah
teroi nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan disukai atau yang baik. Bidang
yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan
metafisika suatu nilai. Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan
pendukung nailai-nilai Pancasila, yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuaan, yang berkerakyatan dan berkeadilan
sosial..
Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai
kerohanian yang mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-
nilai pancasila tergolong nilai kerohanian, yang juga mengandung nilai-
nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai
kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral
ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik
hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya sampai sila kelima
sebagai tujuannya (Darmo diharjo).
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar
negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi
masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan
menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat negara kita
ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa Indonesia sebagai
pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman
dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari.
Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila
pada hakikatnya telah hidup sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan
kebiasaan masyarakat Indonesia. “Dengan adanya kemerdekaan Indonesia,
Pancasila bukanlah lahir, atau baru dijelmakan, tetapi sebenarnya
Pancasila itu bangkit kembali”.
Sebagaimana pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah asas-
asas pancasila disampaikan kepada generasi baru melalui pengajaran dan
pendidikan. Pansila menunjukkan terjadinya proses ilmu pengetahuan,
validitas dan hakikat ilmu pengetahuan (teori ilmu pengetahuan).
Pancasila menjadi daya dinamis yang meresapi seluruh tindakan kita, dan
kita harus merenungkan dan mencerna arti tiap-tiap sila dengan
berpedoman pada uraian tokoh nasional, agar kita tidak memiliki tafsiran
yang bertentangan. Dengan pancasila sebagai filsafat negara dan bangsa
Indonesia, kita dapat mencapai tujuan bangsa dan negara kita.
Pancasila sebagai sistem filsafat memberi arah agar kesejahteraan
dan kemakmuran bertolak dari keyakinan manusia yang percaya kepada
kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang berlandaskan paham kemanusiaan,
kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan serta
kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan bulat.
Istilah filsafat dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu
dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan
uraian yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri
kita bahwa filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh
semua orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan
filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak realita dengan
cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal untuk
mempelajari pancasila dari sudut pandang filsafat.
Dan kita mengenal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya
diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang akhirnya
dapat memegang peran sebagai penjajah yang benar – benar yang
menghancurkan rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa
Indonesia kita harus mengetahui perjuangan sebelum tahun 1900.
Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan dengan
cara bermacam – macam perlawanan rakyat Indonesia untuk menentang
kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat. Akan tetapi masih
berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melalui organisasi
yang teratur .

D. CIRI-CIRI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan
utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila
dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem bulat dan utuh itu dapat
digambarkan digambarkan sebagai berikut :
 Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5.
 Sila 2,diliputi,didasari,dijiwai sila 1, dan sila 3
diliputi,didasari,dijiwai sila 1, 2, dam mendasari dan menjiwai sila
4, 5.
 Sila 4 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, dan mendasari dan
menjiwai sila 5.
 Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, 4.

E. FUNGSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


a. Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila dipergunakan sebagai dasar Negara untuk mengatur
pemerintahan dan penyelenggaraan Negara. Pancasila sebagai dasar
Negara dinyatakan dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945 Alinea
IV dan merupakan landasan konstitusional. Dalam hal ini pancasila
sebagai sumber hukun dasar nasional, dan semua Perundang-undangan
harus bersumber pada Pancasila.
b. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Dalam hal ini, pancasila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan
semua tingkah laku dan tindak perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai
dan merupakan pancaran dari semua sila pancasila.
c. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Dalam hal ini, pancasila sebagai penggerak atau dinamika serta
pembimbing kearah tujuan untuk mewujudkan masyarakat pancasila.
Pancasila dalam hal ini dijelasakan dalam teori von savigny bahwa setiap
bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang disebut volksgeist (jiwa
rakyat atau jiwa bangsa).
d. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Dikatakan sebagai perjanjian luhur karena pancasila ini disetujui oleh
wakil-wakil rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia.
e. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Hal ini, berarti pancasila berfungsi dan berperan dalam menujukkan
adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat dibedakan dengan
bangsa lain, yaitu sikap mental , tingkah laku dan amal perbuatan bangsa
Indonesia.
f. Pancasila sebagai moral pembangunan
Hal ini mengandung maksud nilai-nilai luhur pancasila (norma-norma
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945) di jadikan tolak ukur dalam
melaksanaka pembangunan nasional, baik dalam, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasi.
g. Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan
bernegara.

Memberikan dan mencari kebenaran yang substansif tentang hakikat


negara, ide negara, dan tujuan negara. Sebagai pedoman yang mendasar
bagi warga negara Indonesia dalam bertindak dan bertingkah laku dalam
kehidupan sosial masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai Sistem filsafat mengandung pandangan nilai
pemikiran yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh.
Pancasila juga memiliki ciri-ciri yang utuh, dan memiliki 3 landasan yaitu
landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi yang salinb berkaitan satu
sama lain. Pancasila juga berfungsi sebagai dasar negara indonesia,
pandangan hidup bangsa dan jiwa bangsa indonesia ini yang sudah mulai
menurun. Pelaksanaan yang bisa lakukan oleh masyarakat indonesia,
khusunya bagi pelajar adalah mencintai dan membina persatuan, tidak
membeda-bedakan ras, suku, agama dll, saling menghormati dan saling
bergotong-royong membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi.

B. SARAN
Bagi pemerintah diharapkan mampu mempertahankan Pendidikan
Pancasila sebagai modul pembelajaran sebagai modal P4 ( Pedoman,
Penghayatan, Pengamalan dan Pancasila).
DAFTAR PUSTAKA

Faikatushalihat. 2020. Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Diakses pada


laman https://faikatushalihat.blogspot.com/2020/07/makalah-pancasila-sebagai-
sistem.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai