Disusun Oleh :
NIM : P27901120072
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan
sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila
sebagai kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada
pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari
pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada
pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas
dan berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah
disebut sebagai filsafat secara obyektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat ?
2. Bagaimana ciri-ciri sebagai sistem filsafat ?
3. Bagaimana fungsi pancasila sebagai sistem filsafat ?
C. TUJUAN
1. Menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri sebagai sistem filsafat
3. Untuk mengetahui pancasila sebagai sistem filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
A. PANCASILA
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dala
pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam berita repoblik Indonesia
tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Pancasila ialah ideologi dasar negara Indonesia yang asalnya dari ajaran
budha dalam kitab tripitaka 2 kata: "panca" yaitu "lima" dan "syila" yang
memiliki arti "dasar". Jadi, Pancasia memiliki maksa 5 aturan tingkah laku
yang penting. Adanya kata Pancasila sudah sejak lama dikenal yaitu sejak
zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dimana terdapat sila-sila yang
ada dalam Pancasila sudah diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
ataupun dikalangan kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum untuk
dirumuskan secara konkrit.
Menurut kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular,
Pancasila memiliki arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” atau “berbatu
sendi yang lima”. Pancasila dipakai untuk menjadi dasar guna mengatur
segala bentuk arah serta gerak dari pemerintahan negara yang memiliki
tujuan untuk mengatur setiap penyelenggaraan yang ada dalam bernegara.
Arti lambang pancasila penuh akan makna. Fungsi pancasila salah satunya
merupakan asas kerohanian tertib hukum di Indonesia.
Dalam proses merumuskan Pancasila tersebut pada awalnya saat
sidang BPUPKI yang pertama dan dipimpin oleh dr. Radjiman
Widyodiningrat. Pada kala itu, beliau memberikan sebuah saran supaya
ada seseorang yang dapat memberikan ide rumusan terkait dasar negara
Indonesia yang kemudian akan dibuat nantinya. Lalu, muncullah 3
pembicara yaitu Soekarno, Mohammad Yamin, dan Soepomo. Tanggal 1
Juni 1945 dalam sidang BPUPKI tersebut, Ir. Soekarno menyampaikan
pidato secara lisan tentang rumusan dasar negara Indonesia.
B. SISTEM FILSAFAT
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Suatu system
filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya pengetahuan
manusia dan logika.
Istilah „filsafat‟ berasal dari bahasa Yunani, (philosophia), tersusun
dari kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan,
tertarik kepada dan kata sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
ketrampilan, pengalaman praktis, inteligensi (Bagus, 1996: 242).
Dalam Kamus Filsafat, Bagus (1996: 242) mengartikan filsafat sebagai
sebuah pencarian. Beranjak dari arti harfiah filsafat sebagai cinta akan
kebijaksanaan, menurut Bagus (1996: 242-243), arti itu menunjukkan
bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian
menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan,
namun terus-menerus harus mengejarnya.
Menurut Agus Sutono bahwa filsafat pendidikan pancasila sebagai
ruh dari sistem pendidikan nasional di Indonesia harus benar-benar
dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam perencanaan strategis
dibidang pendidikan di Indonesia. Filsafat pendidikan harus
diimplementasikan secara nyata dan konsisten agar pembangunan manusia
Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar bangsa
Indonesia dapat tercapai dengan prinsip-prinsip dasar dari nilai pancasila
yaitu prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai
kemanusiaan, berpegang teguh pada jiwa persatuan sebagai bangsa,
semangat menghargai perbedaan dan penghormatan pada kehidupan yang
demokratis setta perwujudan nilainilai keadilan, yang semuanya harus
terwujudkan melalui proses pendidikan yang bermartabat.
Menurut Laboratorium Pancasila IKIP Malang (1997), Pancasila sebagai
falsafah pandangan hidup bangsa, seyogyanya dicerminkan ke dalam
prinsip-prinsip nilai dan norma kehidupan dalam berbangsa, bernegara dan
berbudaya.
Menurut Condra Antoni (2010) bahwa sebagai kajian teoritis,
filsafat pancasila bisa dipahami dengan lebih mudah dengan cara melihat
nilai-nilai yang terkandung dalam kata filsafat dan ideologi itu sendiri.
Menurut Prof. Kaelan (2007) bahwa sebenarnya filsafat itu mudah
dipahami. Dalam kehidupan sebenarnya manusia senantiasa berfilsafat.
Misalnya, jika seseorang memandang bahwa kenikmatan dunia merupakan
nilai terpenting dan tertinggi dalam kehidupan, maka ia bisa bisa disebut
hedonisme. Begitupun jika seseorang memandang bahwa kebebasan
individu adalah nilai tertinggi berbangsa dan bernegara maka ia bisa
disebut berfilsafat liberealisme.
Cabang-cabang Filsafat Yang Utama adalah :
1. Metafisika, membahas tentang yang bereksistensi di balik fisis,
meliputi bidang ontologis, kosmologi dan antropologi.
2. Epistimologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakekat metode dalam
ilmu pengetahuan.
4. Etika, berkaiatan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
5. Estetika, betrkaitan dengan persoalan hakekat keindahan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai Sistem filsafat mengandung pandangan nilai
pemikiran yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh.
Pancasila juga memiliki ciri-ciri yang utuh, dan memiliki 3 landasan yaitu
landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi yang salinb berkaitan satu
sama lain. Pancasila juga berfungsi sebagai dasar negara indonesia,
pandangan hidup bangsa dan jiwa bangsa indonesia ini yang sudah mulai
menurun. Pelaksanaan yang bisa lakukan oleh masyarakat indonesia,
khusunya bagi pelajar adalah mencintai dan membina persatuan, tidak
membeda-bedakan ras, suku, agama dll, saling menghormati dan saling
bergotong-royong membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi.
B. SARAN
Bagi pemerintah diharapkan mampu mempertahankan Pendidikan
Pancasila sebagai modul pembelajaran sebagai modal P4 ( Pedoman,
Penghayatan, Pengamalan dan Pancasila).
DAFTAR PUSTAKA