PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang
sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena
ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama
faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang
sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan
1
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit
seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
pustaka yang membahas pengetahuan sehat-sakit pada aspek sosial budaya dan
perilaku manusia; serta khusus pada interaksi antara beberapa aspek ini yang
B. Ruang Lingkup.
c. Hasil Penelitian
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Sehat.
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbatas dari penyakit
akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi
Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baim secara fisik, mental dan sosial serta tidak
rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling
total”.
satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan
3
yang dapat membantu klien merubah perilaku tertentu yang mengandung
komunitas.
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau
Lingkungan.
dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat
dll).
sakit.
penerangan, kebisingan.
4
Model keyakinan kesehatan menurut Rosenstoch(1974) dan Becker
dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
dan sebagainya.
promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan
5
dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan)
peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti
kelas sosial,perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang
impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu
Pernyataan tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik Yunani, India, Cina,
apabila unsur -unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada dalam
keadaan yang seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup dalam konsep tentang
kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis
dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan
pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan
menjaga agar yang sehat tetap sehat namun teta p mengupayakan yang sakit
6
segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat
dan sosio kultural. Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illness
Dilihat dari segi sosio kultural terdapat perbedaan besar antara kedua pengertian
tersebut. Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-
mengalami illness yang dapat disebabkan oleh disease illness tidak selalu disertai
kelainan organik maupun fungsional tubuh. Dalam konteks kultural, apa yang
disebut sehat dalam suatu kebudayaan belum tentu disebut sehat pula dalam
kebudayaan lain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor penilaian atau faktor
profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat
sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat sehat dari
mental and social well -beingand not merely the absence of disease or infirmity.
7
jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Sebatas mana seseorang
aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama
budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang
tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya
berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat
termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit
bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama
dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan
dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang
dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar,
nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari –hari dengan gairah. Sedangkan
sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan
8
intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh,
leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung).
BAB III
HASIL PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Secara umum keadaan topografi Desa Kelinjau Ulu adalah dataran rendah
dengan batas u t a r a a d a l a h D e s a L o n g N a h , b a t a s t i m u r a d a l a h
K e c a m a t a n Muara Bengkal, batas barat adalah hutan rimba dan batas selatan
2810 di antaranya b e r j e n i s k e l a m i n l a k i - l a k i d a n 2 9 3 9
j i w a b e r j e n i s k e l a m i n perempuan.
9
Fasilitas kesehatan yang dimiliki Desa Kelinjau Ulu
dokter gigi, 2 orang bidan, 1 orang perawat, 1 orang ahli gizi, 1orang kesehatan lingkungan
r u a n g r a w a t i n a p p a d a a w a l t a h u n 2010.
B. Hasil wawancara
a . P e r i l a k u k e s e h a t a n
1.Pengetahuan
baik adalah anak mau makan, tidak rewel, berat badannya naik, nda sakit.
” anak yang begizi baik ntu anak nya sehat yang makan sayuran
lauk-pauk hehehe mcam” pkox. Klo sehat tu ya ndi sakit”, ndik cerewet,
Tetapi terdapat pula ibu yang tidak mengetahui tentang gizi buruk.”
Ha apa itu gizi buruk nda tau saya, ndak pernah dengar .”Menurut petugas
kesehatan dan kader posyandu, ciri-ciri anak bergizi buruk adalah sering
sakit, badan kurus, sering nangis, rambutnya kuning, kulit tidak cerah.
10
2. Cara pengolahan makanan
Masyarakat dalam mengolah makanan sebagaian menggunakan dapur kayu, tapi sebagian
3. Budaya
sampai 3 kali dalam sehari, tetapi terdapat pula balita yang tidak makan dalam
makan, tapi mun nya ndik mau makan biar dipaksa ndi nda jua
makan. Sakit beneh makannya kanak ni bu. Mun nya nda atau pas masa’an
11
“sakit anakku ni makannya, paling-paling ku beri nasi ja ngan kuah
gangan nya. Mkan sayur jua hik ndak. Makan jua jarang
n i ” . Apabila ibu tidak memasak sayur maka ibu akan memberikan nasi
yang diberi kuah mie instan agar makanan tidak hambar dan
Begitupula dengan minumnya anak ini tidak mau minum susu melainkan
“ iya ni makan nya tiap hari sayur santan labu ni ja sama nasi. Hari-
susu ndik mau jadi minum air putih kalau makan. Sehari makannya 3
siangatau sore hari. Sebagaimana yang diungkapkan ibu berikut ini “ gawalnya ni
ngemil roti, sosis, ciki-ciki tu kalo siang makan tu tapi kadang-kadang sore. Gawal
nya tu makan tegak tu tapi mun makan nasi leh jereh beneh mojo’i”. Makanan
i b u berikut ini.
12
“kami makannya ya rame-rame serumahan jadi satu aj biar ndak repot masaknya kalau
dipisah”.
c) Ketika ada keluarga yang sedang hamil, maka banyak sekali larangan-
larangan bagi bumil tersebut selama hamil, begitu pula setelah melahirkan,
“ mun kami betian tu banyak hak larangan sida tuha-tuha tu gak : ndik
kawa duduk muka lawang bunyi sida sakit ndia beranak, ndik kawa mendi
malam ndia anaknya lahir merotak, ndik kawa belilit handok atau kain di
leher ndia anaknya telilit tali pusat bunyi sida....gak tu jua mun habis
beranak indu betis tu diikat hak ngan benang hitam ndik kawa tekena tijak
bunyi sida takut kambohan sakitnya ndia, hehehe gak tu hak kami ni nuruti
d) Saat ada anak mereka atau keluarga mereka sedang sirkum ,bisa kita lihat
“ mun ada anak kami besunat ,kami mamaknya merendam rambut di aer
4. Perilaku sakit.
13
panasnya, mun ada selesmanya biasanya kami beri kapur
2. Saat anaknya BAB nya encer ibu tidak langsung meminumkan oralit
sirsak.
“ mun nya beheraan biasanya ke beri aer dari perahan daun nangka
belanda maha, mun nya kembong ku hapusi minyak gas ngan minyak
“kami mun ndak beranak biasanya mulai umur betian 7 bulan dah diberi
pelongseng ngan mamak kami atau boyok kami, pelongsengnya tu gak ni,
tiap malam jumat mulai 7 bulan tu perut tu digosok hak ngan sabun batang
cap tangan tu na dibacakan hak apa licin sabun ni licin jua kami beranak
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena
ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama
faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang
satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. UU No.23,1992
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit
sosio budaya .
B. Saran.
15
Setelah membaca makalah ini saran dari penulis yakni diharapkan
16
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.askep.net/pdf/sehat-sakit-menurut-budaya-.html
2. www.ml.scribd.com/doc/61244466/BAB-IV
3. www.askep.net/pdf/sakit-menurut-who.html
17