Anda di halaman 1dari 21

ARTIKEL KKN-DR

ANALISIS PROFIL GURU TPA PADA PELAKSANAAN MEMBACA Al-QUR’AN DI


KELURAHAN TIGO KOTO DIBARUAH PAYAKUMBUAH UTARA

KELOMPOK 28

Oleh :

SOVIA ERDINNA : 2118165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGI

TAHUN AKADEMIK : 2021


ANALISIS PROFIL GURU TPA PADA PELAKSANAAN MEMBACA Al-QUR’AN DI
KELURAHAN TIGO KOTO DIBARUAH PAYAKUMBUAH UTARA

Sovia Erdinna
Email : erdinnasovia@gmail.com
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Pendidikan Agama Islam

Abstrak
Guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru secara sederhana dapat
diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Profil Guru
merupakan seorang guru yang tidak hanya mengajar tapi juga mampu mendidik dan membentuk
pribadi peserta didik yang baik. Memiliki akhlak terpuji, menjunjung tinggi kejujuran, dan
bertanggung jawab terhadap tugas pokoknya sebagai seorang guru, serta ikhlas dalam
menjalankan kewajibannya. Tanggung jawab sebagai seorang guru sangatlah berat karena guru
turut serta dalam mencapai tujuan bangsa yaitu berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mengingat dengan demikian beratnya tugas dan tanggung jawab guru, maka guru harus
memenuhi persyaratan dan harus memiliki kompetensi sebagai seorang guru. Untuk
meningkatkan kompetensi dan kualitas guru diperlukan adanya dukungan asosiasi kependidikan
yang dapat menjadi wadah bagi guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
kompetensinya, sehingga ia mampu menjadi guru yang profesional dalam segala bidang.
Kata Kunci : Profil, guru, pendidik, profesional

A. Pendahuluan
Guru pada dasarnya merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pembelajaran yang berperan dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang
potensial dibidang pembangunan. Sebagai komponen dalam bidang pendidikan, seorang
guru harus berperan aktif dalam menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang berkembang dari zaman ke zaman. Sehingga
seorang guru dituntut memiliki integritas, loyalitas, dedikasi, dan tanggung jawab untuk
mewujudkan dirinya menjadi guru profesional.
Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang memegang peranan
penting dalam dunia pendidikan. Dapat dikatakan majua atau tidaknya negara tergantung
dari kulitas-kualitas guru yang ada dinegara tersebut.
Secara sederhana, guru tidak hanya semata-mata sebagai pengajar saja yang
melaksanakan “transfer of knowledge”, tapi juga sebagai pendidik yang berkewajiban
melaksanakan “transfer of value”, sekaligus juga sebagai seorang pelatih yang
melakukan “transfer of skill, dan pembimbing yang memberikan pengarahan dan
menuntun siswa dalam belajar. (Isjon, 2007 : 49)
Seiring berkembangnya zaman masyarakat membutuhkan guru yang mampu
mengangkat citra dan marwa pendidikan yang terkesan semakin hari semakin kacau
balau saja, terlebih lagi adanya pandemic covid-19 yang mengharuskan siswa belajar
dirumah dan disini yang diperlukan adalah kontrol orang tua untuk mengajar siswa
dirumah. Namun, kekacauan pendidikan ini akan dapat diatasi jika setiap masyarakat
memiliki rasa kepedulian dan berbagi rasa. Dengan demikian kita harus memiliki satu
persepsi, satu langkah dan satu tujuan bagaimana mengangkat “batang terendam”
menjadi pendidikan yang bermutu atau berkualitas.
Peserta didik merupakan generasi penerus dan merupakan penerus kemajuan bangsa dan
negeri serta agama pada masa yang akan datang. Maka dari itu mulai dari dini ini kita
sudah mulai membekali anak-anak dengan kemampuan membaca Al-Qur‟an. Taman
pendidikan Al-qur‟an merupakan salah satu pendidikan non formal yang akan membuat
anak bisa lebih mendalami tentang ajaran agama. Melalui taman pendidikan Al-Qur‟an
seorang anak akan diajarkan berbagai hal dan pelajaran yang berhubungan dengan
Agama.
Al-Qur‟an merupakan hal yang sangat penting bagi umat Islam karena dalam
beribadah kepada Allah SWT tidak terlepas dari bacaan ayat-ayat suci Al-qur‟an, tanpa
mengetahui cara membacanya seorang akan mengalami kesulitan karena harus
menghafalkan dari ucapan oang yang lebih tau bacaannya.
Kemampuan membaca Al-Qur‟an merupakan hal yang penting dalam proses
pembelajaran anak, karena ini adalah dasar yang harus dimiliki oleh anak. Pentingnya
Al-Qur‟an bagi umat Islam terlebih lagi bagi mereka yang masih dibangku sekolah dasar.
Keengganan sebagian anak untuk belajar membaca, kurangnya dukungan dari orang-
orang terdekat, kurangnya perhatian orang tua, dan penguasaan orang tua terhadap ilmu
dalam membaca Al-qur‟an yang baik dan benar membuat tidak sedikit dari anak yang
belum memiliki kemampuan bacaan yang baik, karena membaca ini adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan dengan tindakan yang jelas maka dari itu sudah menjadi
kewajiban seorang guru untuk memberikan suatu pengajaran ilmu terkait dengan
kemampuan membaca Al-Qur‟an yang baik.
Minimya pengetahuan dan kemampuan anak dalam membaca Al-Qur‟an maka
dari itu diperlukan suatu pelajaran yang didalamnya memuat kajian tentang membaca Al-
Qur‟an secara baik dan benar yang salah satunya bisa dilakukan di pendidikan non
formal yaitu Taman pendidikan Al-Qur‟an.
Taman pendidikan al-Qur‟an mempunyai guru yang disebut dengan Ustadz dan
Ustadzah yang mana guru TPA memiliki peran yang sangat penting dalam aktifitas
pembelajaran santri di taman pendidikan al-Qur‟an terutama dalam mengajarkan
membaca al-Qur‟an kepada santri TPA guru memerlukan sebuah metode untuk
mengajarkan membaca Al-quran yang baik dan benar. Perkembangan pendidikan yang
semakin pesat dengan berbagai variasinya di negeri ini ditandai dengan tingginya tingkat
kesadaran masyarakat muslim dengan bekal pendidikan Al-qur‟an sejak dini dengan
generasi mereka. Salah satunya yaitu Taman pendidikan Al-qur‟an. Banyak sekali Taman
Pendidikan Al-Qur‟an yang dalam proses pembelajaran menggunakan metode-metode
yang beragam untuk menunjang keberhasilan peserta didiknya dalam hal membaca Al-
qur‟an.
Firman Allah SWT dalam surat Al-„Alaq ayat 1-5 bahwasanya kita diperintahkan
untuk membaca Al-Qur‟an, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW
ketika menerima wahyu pertama tersebut hingga beliau mengulanginya berkali-kali agar
bisa membacanya dengan bantuan malaikat jibril . dengan membaca seseorang dapat
memperoleh informasi yang luas. Oleh karena itu, membaca merupakan keterampilan
dan kemampuan dasar yang pertama yang harus diajarkan melalui proses pendidikan dan
pengajaran.
Seorang dapat dikatakan baik dalam membaca Al-Qur‟an apabila fasih dalam
membacanya telah sesuai dengan ilmu tajwid, mewaqafkan dan mewasalkan pada
tempatnya. Membaca Al-Qur‟an secara baik penting dimiliki oleh setiap anak karena
setiap lafadz didalam Al-Qur‟an memiliki makna tersendiri, jika didalam membacanya
tidak sesuai dengan tata caranya maka akan mengubah maknanya. Untuk dapat membaca
secara baik seorang anak tidak dapat belajar sendiri. Anak dalam belajar harus ada
pendidiknya, dapat diarahkan oleh pendidik tentang cara membaca Al-Qur‟an secara
baik, agar membutuhkan seorang yang memiliki ilmu pengetahuan tentang membaca Al-
Qur‟an yang benar berdasarkan tata caranya.
Melihat kondisi diatas maka dibutuhkan seorang guru Taman Pendidikan Al-
Qur‟an cerdas dan guru yang memiliki kemampuan dalam mengajar Al-Qur‟an. Guru
yang memiliki kemampuan akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan akan lebih mampu mengelola pembelajaran Al-Qur‟an di TPA sehingga hasil
belajar akan tercapa secara optimal.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh adanya guru yang
mempunyai tugas sebagai pengajar dan informator maka dari itu berbagai upaya
dilakukan oleh guru agar anak mendapatkan hasil yang maksimal setelah ia belajar di
TPA dibandingkan belajar mengaji di rumah. Karena memang dalam mempelajari ilmu
agama harus dimulai sejak dini, karena itu sangat penting bagi orangtua untuk
memperkenalkan anak-anaknya dengan ilmu agama sedari kecil. Seiring dengan
perkembangan anak serta keterbatasan waktu orangtua dalam membimbing anaknya
untuk lebih tau secara mendalam tentang pendidikan agama terutama kemampuan anak
dalam membaca Al-Qur‟an, maka penting sekali bagi anak untuk mengenal lembaga
pendidikan Agama lainnya diluar rumah yaitu taman pendidikan Al-Qur‟an (TPA).
Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) merupakan lembaga pendidikan agama bagi
anak usia SD yaitu umur (6-12 tahun). Di TPA anak akan diajarkan untuk mendalami
ilmu agama Islam khususnya kemampuan dalam membaca serta memahami isi Al-
Qur‟an, sholat, menghafal surat-surat pendek, serta do‟a sehari-hari. Perkembangan
Taman Pendidikan Al-Qur‟an harus diikuti dengan peningkatan kualitas pengelolaan
dalam mengajar Al-Qur‟an, sehingga nantinya akan menghasilkan anak-anak yang
berkualitas untuk mewujudkan generasi Qur‟ani. Allah SWT mewajibkan agar manusia
mempelajari Al-Qur‟an, Al-Qur‟an adalah kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat
Islam (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Maka dari berbagai permasalahan yang sudah peneliti sebutkan diatas dan
mengingat seberapa pentingnya membaca Al-Qur‟an bagi umat Islam, maka peneliti
mengangkat judul Analisis Profil Guru TPA Pada Pelaksanaan membaca Al-Qur‟an di
Mesjid Arsyad Kelurahan Tigo koto dibaruah Kecamatan Payakumbuh Utara.

B. Metode Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif yang
bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan terhadap bagaimana profil guru
Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) pada pelaksanaan membaca Al-Qur‟an di
Keluruhan Tigo Koto dibaruah di Kecamatan Payakumbu Utara kota Payakumbuh.
Penelitian kualitatif ini suatu penelitian yang mendeskripsikannya melalui bahasa non-
numerik dalam konteks dan paradigma alamiah. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah serta memahami
sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Data
dikumpulkan melalui Observasi Lapangan dengan cara mendatangi guru dan murid
Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) di Mesjid Arsyad Kelurahan Tigo Koto dibaruah
untuk dikaji lebih dalam. (Lexy J Moleong, 2013 : 5)

C. Pembahasan
1. Pengertian Profil guru TPA
Pengertian dari Profil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pandangan dari samping, (tentang wajah seseorang), raut muka atau tampang. Jadi profil
yang dimaksud disini adalah tampang atau wajah, sosok seseorang atau suatu penampilan
seseorang dalam bertindak, berbuat dan bertingkah laku.
Pengertian guru adalah orang yang pekerjaan atau profesinya yaitu sebagai
mengajar, mendidik, membimbing, serta memberikan motivasi terhadap anak yang
dididik yang dilaksanakan di sekolah maupun ditempat nonformal seperti masjid atau
rumah belajar dilingkungan masyarakat.
Guru artinya orang yang didgugu dan ditiru, dalam artian seseorang yang memiliki
kharisma atau wibawa sehingga perlu untuk ditiru dan diteladani.
Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan.
(Sardiman, 2010 : 125)
Taman pendidikan Al-qur‟an adalah pendidikan untuk baca dan menulis Al-qur‟an
dikalangan anak-anak yang masih berusia 6-12 tahun.
Taman pendidikan Al-qur‟an (TPA) adalah lembaga atau kelompok masyarakat
yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan jenis pendidikan keagamaan Islam
yang bertujuan untuk memberikan pengajaran kepada santri dalam membaca Al-qur‟an
sejak usia dini, serta memahami dasar-dasar dinul Islam pada anak usia taman kanak-
kanak, seklah dasar atau Madarasah Ibtidaiyah (SD/MI) atau bahkan yang lebih tinggi.
(Aliwar, 2016 : 24)
Taman pendidikan Al-Qur‟an adalah lemabaga pendidikan non formal yang
ergerak dibidang agama untuk membantu dan memberikan bekal dasar bagi anak agar
mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
dan juga menanamkan nilai-nilai keislamanbagi anak sekaligus membekali anak dengan
ilmu keagamaan.
Taman pendidikan Al-Qur‟an adalah lembaga pendidikan (non formal), sejenis
keagamaan oleh karenanya muatan pengajarannya lebih menekankan aspek keagamaan
dengan mengacu pada sumber utamanya, yaitu Al-Qur‟an dan As-sunnah. Hal ini diatasi
dan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak, yaitu untuk kelompok Taman Kanak-
kanal Al-Qur‟an (TKA) untuk anak usia 4-6 tahun, sedangkan Taman Pendidikan Al-
Qur‟an (TPA) untuk anak usia 7-12 tahun (usia SD/MI). (Muhammad Syaifullah, 2016:
246)
Dengan demikian Profil guru TPA tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang
yang memiliki pekerjaan atau tugas pokok yaitu mengajar, mendidik, membimbing serta
memberikan motivasi semangat belajar kepada siswa, baik dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan masyarakat yang berlatar belakang pendidikan agama Islam atau
pendidikan keagamaan lebih diutamakan selain pendidikan umum lainnya.
Guru Taman Pendidikan Al-Qur‟an adalah seseorang yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang guru yang bertanggung
jawab dalam memberikan bimbingan membaca Al-Qur‟an kepada para muridnya atau
santrinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Jenis-Jenis Kompetensi Guru TPA
Kompetensi adalah Pengetahuan, Keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertidak. (Ramayulis, 2010 : 37)
Kompetensi guru Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki, oleh seorang yang bertanggung
jawab dalam memberikan bimbingan membaca Al-qur‟an kepada santrinya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a. Kompetensi Personal
Kompetensi Personal atau yang sering disebut dengan kompetensi
pribadi merupakan kompetensi seorang guru yang mampu dan mau
bercermin pada dirinya sendiri (Self concept). Kompetensi personal
meliputi :
a) Beriman dan bertaqwa
b) Berakhlak mulia
c) Arif dan bijaksana
d) Demokratis
e) Mantap
f) Berwibawa
g) Stabil
h) Dewasa
i) Jujur
j) Sportif
k) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
l) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
m) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelajutan (Bukhari
Umar, 2010 : 95)
Berdasarkan pendapat diatas guru diharapkan memiliki
kepribadian yang baik dan tidak membeda-bedakan antara santri
yang satu dengan yang lainnya, serta mampu menjadi teladan yang
baik bagi setiap santri.
b. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional (profesional concept) menjadi seorang guru
memiliki saran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada era
pembangunan ini.
Dalam pembelajaran, guru harus menguasai kemampuan profesioanl
dengan mengetahui berbagai macam metode mengajar dan mengajjar
sesuai dengan materi atau silabus sehingga tujuan pembelajaran
khususnya dalam mebaca Al-qur‟an dapat tercapai.
Kompetensi profesional meliputi :
a) Mampu menguasai landasan pendidikan
b) Menguasai materi pelajaran
c) Mampu menyusun program pengajaran
d) Mampu melaksanakan program pengajaran
e) Mampu menilai proses dan hasil kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan
Guru yang kompeten harus mampu menguasai program
belajar mengajar. (Akbar Mahdi, 2012 : 13)
Berdasarkan pendapat diatas, seorang guru harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelajaran
terutama dalam membaca Al-Qur‟an, serta menguasai materi dan
metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya
keempat kompetensi diatas harus dimiliki oleh seorang guru,
namun yang perlu ditekankan yaitu pada kompetensi profesional.
Karena ini menyangkut segala aspek materi yang akan dikuasai
oleh seorang guru.

c. Kompetensi Sosial
Kompetensi ini menyangkut kepeduliannya terhadap masalah sosial
yang selaras dengan ajaran dakwah. (Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir,
2010 : 96)
Kompetensi sosial atau (social consept) yang harus dimiliki oleh
seorang guru adalah :
a) Mampu berpartisipasi terhadap lembaga dan organisasi
dimasyarakat
b) Mampu melayani dan memecahkan masalah yang muncul
dimasyarakat
c) Mampu menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat dan
kebiasaan dilingkungan masyarakat.
d) Mampu menerima dan melaksanakan peraturan negara dengan
sifat korektif dan membangun
e) Mampu menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
terkandung dalma pancasila
f) Mampu mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga
negara Indonesia yang bermoral Pancasila.
g) Berkomunikasi lisan, tulis/atau Isyarat secara santun.
h) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional
i) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,
tenaga kependidikan, pemimpin satuan pendidikan, orang tua/atau
wali peserta didik.
j) Bergaul secara sopan dan santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan sistem nilai yang berlaku.
k) Mengembangkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan. (Bukhari Umar, 2010)
Berdasarkan penjelasan diatas, seorang guru dalam belajar
mengajar harus memiliki kompetensi atau kemampuan, agar guru
mampu menguasai materi pelajaran dan mengembangkan
keterampilan mengajar untuk lebih efektif, dinamis, dan efektif
serta efesien. Memiliki kepribadian yang baik dan mampu bergaul
dengan para santri maupun masyarakat serta mampu memberikan
evaluasi agar dapat terlihat sejauh mana tingkat kemampuan santri
dalam menerima pelajaran sehingga tercapai tujuan yang telah
ditetapkan.
d. Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kemampuan guru dalam proses
pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas, memiliki
kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
dan menyenangkan bagi siswa.
Meliputi :
a) Pemahaman wawasan/landasan kependidikan
b) Pemahaman terhadap peserta didik
c) Pengembangan kurikulum/silabus
d) Perancangan pembelajaran
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g) Evaluasi hasil belajar
h) Pengembanagan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. (Umar Bukhari, 2010 :
95)
Berdasarkan pendapat diatas, guru diharapkan
mampu mengelola pelajaran sesuai dengan kurikulum, agar
dapat mengembangkan potensi dan kemampuan santri
dalam membaca Al-Qur‟an dengan baik yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Fungsi dan Tujuan TPA
a) Fungsi Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA)
Taman Pendidikan Alqur‟an (TPA) yang berfungsi sebagai
lembaga non formal agar tidak terjadi kemunduran atau ketertinggalan
agama generasi Qur‟ani, kemampuan membaca Al-Qur‟an merupakan
Indikator kualitas kehidupan beragama seseorang muslim, oleh karena itu
gerakan membaca Al-Qur‟an merupakan langkah strategi dalam rangka
meningkatkan kualitas umat khususnya umat Islam dan keberhasilan
pembangunan didalam bidang agama Islam.
Dengan demikian, setiap santri diharapkan untuk mempunyai
kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar agar menjadi
muslim yang mencintai Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup umat Islam
didunia. ( Mansur, 2009 : 134)
b) Tujuan Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA)
Tujuan Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) yaitu bertujuan untuk
mempersiapkan anak didik untuk menjadi generasi yang Qur‟ani, yaitu
berkomitmen serta menjadikan Al-Qur‟an itu sebagai pandangan hidup
dalam kehidupan sehari-hari. ( Mansur, 2009 : 135)
Dari pendapat diatas dijelaskan bahwa kemampuan membaca Al-
Qur‟an dengan benar adalah merupakan target yang paling utama yang
perlu dicapai oleh seorang santri dalam menuntut ilmu. Agar santri
mampu menjadi generasi yang Qur‟ani yang mencintai Al-Qur‟an serta
menjadikan Al-Qur‟an itu sebagai pandangan dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
Tujuan Umum Taman Pendidikan Al-qur‟an (TPA) yaitu mampu
membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-
ajaran agama Islam, dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada
semua kehidupan.
Tujuan khusus Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) yaitu munurut
Pendapat Qomar sebagai berikut :
a) Mendidik santri agar menjadi seorang muslim yang
bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki
kecerdasan, keterampilan, serta sehat lahir dan batin.
b) Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro
(keluarga) dan regional masyarakat dan lingkungannya.
c) Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap
dalam berbagai sector pembagunan, khususnya
pembangunan mental spiritual.
d) Mendidik santri untuk meningkatkan kesejahterahan sosial
masyarakat dalam rangka usaha pembangunan bangsa.
(Qomar Mujamil, 2007 : 6)

4. Syarat-Syarat Guru TPA


Syarat-syarat menjadi guru sebagai berikut :
1) Tentang Umur, harus sudah dewasa
Tugas mendidik ialah tugas yang amat penting karena menyangkut
perkembangan seseorang, jadi menyangkut nasib seseorang. Oleh sebab
itu, tugas sebagai seorang guru harus dilakukan dengan penuh tanggung
jawab, dan itu hanya dpat dilakukan oleh orang yang sudah dewasa.
Karena anak-anak tidak dapat dimintai pertanggung jawaban.
2) Tentang Kesehatan, harus sehat Jasmani dan Rohani
Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan.
Bahkan dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit
menular. Segi rohani, orang gila akan menjadi bahaya apabila ia
mendidik. Orang idiot tidak mungkin mendidik karena ia tidak akan
mampu bertanggung jawab
3) Tentang kemampuan mengajar, ia harus teliti
Seorang guru TPA harus mempunyai kemampuan mengajar dengan baik
dan paham tentang hukum bacaan-bacaan Al-Qur‟an. Membaca Al-
Qur‟an dengan baik dan benar adalah merupakan keharusan yang tidak
bisa ditawar-tawar. Seorang anak didik bisa membaca dengan baik dan
benar tentunya kalau yang memberikan contoh juga dengan baik dan
benar. Itu akan sangat berpengaruh kepada pemahaman peserta didik
nantinya. Oleh karena itu, seorang guru TPA harus berusaha memperbaiki
dan membenarkan bacaannya. Mempelajari ilmutajwid merupakan
pendukung yang sangat utama untuk membaca sesuai dengan hukum dan
aturannya.
Ada beberapa materi yang harus dikuasai oleh guru TPA
berdasarkan beberapa kitab dan buku yang tersebar dimasyarakat, yaitu
meliputi :
a) Menguasai Makhorijul Huruf
b) Mengusai hukum bacaan Nun Mati atau Tanwin
c) Menguasai bacaan Gunnah
d) Menguasai bacaan Hukum Mim Mati bertemu dengan huru
hijaiyyah
e) Menguasai hukum lam jalalludina.
f) Menguasai hukum Ra‟
g) Menguasai hukum Mad Asli (Mad Thabi‟I)
h) Memahami hukum Mad Far‟i
i) Memahami hukum waqaf dan wasal (Syafi‟I, 1967. hal. 5)
Syarat-syarat tersebut sangat penting dimiliki oleh seorang
gru TPAuntuk melaksanakan tugas-tugas mendidik selain
mengajar.

5. Analisis Profil Guru TPA masjid Arsyad


Sejarah singkat Berdirinya TPA masjid Arsyad kelurahan tigo koto
dibaruah kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh yaitu bermula dari
kedatangan anak-anak yang ingin belajar mengaji kepada Bapak Hamzamir dan
pada saat itu pelaksanaan pembacaan Al-qur‟an diadakan dirumah bapak
Hamzamir sekitar 8 anak yang ingin belajar mengaji. Setelah beberapa bulan
berjalan Bapak Hamzamir berinisiatif mendirikan TPA agar lebih mempermudah
proses belajar dan menarik minat para anak yang belum mengaji pada saat itu.
Maka pada saat itu hasil musyawarah dengan masyarakat bapak hamzamir
menjadi guru ngaji di masjid Arsyad kelurahan tigo koto dibaruah kecamatan
Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh. Setelah beberapa kali menggelar
musyawarah akhirnya dengan segala pertimbangan keterbatasan kemampuan
orangtua yang mayoritas adalah petani dan dan agar anak-anaknya tidak hanya
menghabiskan waktunya dengan bermain setelah selesai sholat magrib mulai
mengaji di masjid Arsyad kelurahan tigo koto dibaruah kecamatan Payakumbuh
Utara Kota Payakumbuh. TPA ini sudah lama berdiri sekitar tahun 1995.
Sebagaimana dilihat dari proses belajar dan hasil belajar santri di masjid
Arsyad kelurahan tigo koto dibaruah kecamatan Payakumbuh Utara Kota
Payakumbuh, proses belajar dan hasil belajar santri bukan saja ditentukan oleh
Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) saja, lingkungan, dan kurikulum saja. Akan
tetapi sebagian besar ditentukan oleh kemampuan seorang guru Taman
Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) yang mengajar, membimbing, melatih, mendidik,
mereka dengan baik. Guru yang kompeten akan mampu menguasai bahan akan
akan diajarkan kepada santri, serta mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efesien dan juga mampu mengelola belajar santri sehingga berada pada taraf yang
lebih optimal dan maksimal.
Dengan demikian profil guru di TPA Mesjid Arsyad kelurahan tigo koto
dibaruah kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh yaitu bapak
Hamzamir menuntut ilmu agama hanya melalui buya dan ustadz yang ada pada
zamannya saat masih remaja. Dan ketika itu ia menuntut ilmu dengan mengaji
kemana pun buya atau ustadz itu mengajar.
Seorang guru harus bisa dan mampu mengetahui dengan pasti kemampuan
apa yang diinginkan masyarakat pada zaman sekarang ini sesuai dengan
keinginan masyarakat yang modern pada saat ini, seperti seorang guru yang
menjalankan tugas dan tanggung jawab yang berat bagi pribadi seorang guru.
Kemampuan seorang guru dalam pelaksanaan membaca Al-Qur‟an santri
akan dicapai dengan baik jika faktor-faktor yang mempengaruhinya mendukung.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur‟an santri
adalah guru. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kecakapan yang memadai, sehingga kemampuan membaca Al-Qur‟an akan
semakin baik dan benar.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang sangat
mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur‟an pada santri yaitu profil guru nya
sendiri. Bahwa kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap santri, kompetensi
guru Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) terhadap kemampuan pelaksanaan
membaca al-Qur‟an santri yang baik maka kualitas pembelajaran juga akan baik,
sehingga kemampuan membaca Al-Qur‟an yang dicapai santri juga akan menjadi
lebih baik.
Jadi guru Taman pendidikan Al-Qur‟an di masjid Arsyad kelurahan Tigo
koto dibaruah kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh harus memiliki 4
kompetensi yang harus dimiliki oleh santri yaitu Kompetensi Persona,
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan kompetensi sosial. Sebab
itu sangat mempengaruhi kemampuan membaca Al-qur‟an agar dapat membentuk
santri yang Qur‟ani dan mencintai Al-Qur‟an.
Adapun kriteria yang diajarkan dalam membaca Al-Qur‟an di masjid
masjid Arsyad kelurahan Tigo koto dibaruah kecamatan Payakumbuh Utara Kota
Payakumbuh yaitu :
a) Mulai dari dasar pengenalan huruf Hijaiyyah, yaitu huruf-huruf Arab
dari Alif sampai Yaa
b) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyyah dan sifat dari
huruf itu
c) Bentuk dan fungsi tanda baca
d) Bentuk dan fungsi tanda baca berhenti (waqaaf)
e) Cara membaca dan melagukan bermacam-macam irama
f) Tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-qur‟an sesuai
dengan isi bacaan sebagai ibadah. (Zakiah Drajad, 1995 : 91)
Ada pun materi yang diajarkan dalam pelaksanaan baca tulis Al-
Qur‟an di TPA masjid Arsyad kelurahan Tigo koto dibaruah
kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh yaitu :
1. Makhraj Huruf
Makhraj Huruf adalah tempat-tempat keluar huruf. Makhraj
huruf secara bahasa artinya suatu nama tempat, yang padanya huruf
dibentuk atau diucapkan dari mulut. Dengan demikian Makhraj
huruf adalah tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut
dibunyikan. (Acep Lim Abdurohim, 2003 : 20)
Ketika seseorang membaca Al-Qur‟an, setiap huruf yang
keluar harus dibunyikan sesuai dengan makhraj hurufnya.
Kesalahan dalam pengucapan huruf atau makhraj huruf akan
menimbulkan perbedaan makna ataupun kesalahan arti pada bacaan
yang sedang dibaca.
Dalam kondisi tertentu kesalahan ini bahkan dapat
menyebabkan kekafiran manakala jika seseorang melakukannya
dengan sengaja dan dalam keadaan sadar ia mengucapkannya.
Jadi Makhraj huruf ini dapat disimpulkan bahwa tempat
keluarnya huruf saat huruf dibunyikan yang telah ditentukan tata
caranya dalam keluarnya huruf-huruf hijaiyyah. Membaca Al-
qur‟an harus sesuai dengan Makhraj hurufnya, apabila jika terjadi
kesalahan pegucapan huruf dapat menimbulkan perbedaan makna
ataupun kesalahan arti.

2. Ilmu Tajwid
Menurut Istilah tajwid merupakan ilmu yang memberikan
segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf maupun
hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf tersebut
terpenuhi, yang terdiri dari sifat-sifat huruf, hukum-hukum mad
dan lain sebagainya. (Acep Lim Abdurohman, 2003 : 3)
Menurut para Ulama, ilmu tajwid merupakan pengetahuan
mengenai kaidah-kaidah membaca Al-Qur‟an dengan baik dan
benar. (Abdul Chaer, 2013 : 11)
Ilmu tajwid merupakan ilmu yang berguna untuk
mengetahui bagaimana cara melafalkan bacaan Al-Qur‟an yang
benar dan dibenarkan.

3. Kaidah (Hukum) Bacaan


Cara melafalkan huruf hijaiyyah yang berdiri sendiri sudah
tentu. Apabila huruf itu diberi berbagai harkat atau tanda vocal atau
berada dalam hubungannya dengan huru-huruf lainnya, maka
bunyinya akan berubah tergantung dari huruf yang ada didepan
atau dibelakangnya. Dengan demikian, cara membacanya pun akan
berbeda-beda menurut kaidah-kaidah tertentu. Adapun hukum ilmu
tajwid yaitu :
a) Idgham
Idgham merupakan peleburan atau percampuran bunyi dua
huruf yang diucapkan menjadi satu. Jadi, huruf (bunyi)
yang satu dimasukkan atau dileburkan kedalam bunyi yang
lain.
b) Ikhfa
Ikhfa merupakan pengucapan sebuah huruf dengan
membacanya secara samar-samar, dan apabila huruf itu
bertemu dengan nun mati atau tanwin.
c) Izhar
Izhar merupakan pengucapan bunyi sebuah huruf
yang dibaca secara jelas dan tenang apabila huruf itu
bertemu dengan nun mati atau tanwin
d) Iqlab
Iqlab merupakan berubahnya bunyi nun mati atau
tanwin apabila bertemu dengan huruf ba.
e) Tafhkim merupakan pengucapan bunyi dengan tebal atau
berat.
f) Tarqiq merupakan mengucapkan bunyi dengan tipis atau
ringan
g) Ghunnah merupakan bunyi dengan berdengung atau
sengau, dalam hal ini bunyinya keluar dari hidung.
h) Qalqalah merupakan bunyi yang sudah mati sebagai hidup
kembali. (Abdul chaer, 2013 : 34)
Berdasarkan Penjelasan diatas, dalam membaca Al-
Qur‟an santri harus mengetahui setiap tanda baca yang ada
agar santri dapat membedakan dari masing-masing kaidah
atau hukum bacaan dalam membaca Al-qur‟an.
Santri akan lebih mudah memahami bagaimana
membaca Al-Qur‟an yang baik dan benar sesuai dengan
ilmu tajwid, dapat membunyikan huruf-huruf hijaiyyah
berdasarkan makhrajnya dan mengetahui setiap tanda baca
huruf hijaiyyah.
Seiring berjalannya waktu kemampuan seorang guru
harus diupgrade dari waktu ke waktu. Dalam peningkatan
kemampuan dalam pelaksanaan kualitas membaca Al-
Qur‟an dimesjid Arsyad kelurahan tigo koto dibaruah
kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh upaya
yang dapat dilakukan yaitu dengan penningkatan kualitas
pembelajaran yaitu dengan pelatiahan dan bimbingan yang
dilakukan, dengan bimbingan tersebut diharapkan guru
TPA dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas
membaca Al-Qur‟an pada anak-anaknya.
Solusi yang dapat ditawarkan yaitu :
a) Dengan memotivasi anak-anak disini dengan
melakukan memberikan cerita-cerita nabi
supaya bisa memotivasi anak-anak dalam
membaca Al-Qur‟an serta memberikan
reward berupa buku atau pun uang untuk
memotivasi supaya anak-anak semakin
termotivasi untuk belajar memba Al-Qur‟an
b) Memvariasikan dalam menciptakan suasana
TPA agar menyenangkan dan tidak
membosankan bagi anak-anak.
D. Kesimpulan
Hasil Observasi dalam penelitian profil guru TPA dalam Pelaksanaan Membaca
Al-Qur‟an di Mesjid Arsyad kelurahan tigo koto dibaruah kecamatan Payakumbuh Utara
Kota Payakumbuh yaitu seorang guru adalah orang yang pekerjaan atau profesinya yaitu
sebagai mengajar, mendidik, membimbing, serta memberikan motivasi terhadap anak
yang dididik yang dilaksanakan di sekolah maupun ditempat nonformal seperti masjid
atau rumah belajar dilingkungan masyarakat. Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan
diatas Kompetensi guru Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki, oleh seorang yang bertanggung jawab
dalam memberikan bimbingan membaca Al-qur‟an kepada santrinya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Jika menjadi seorang guru maka seorang guru harus
memiliki 4 kompetensi yang harus dimili oleh seorang guru yaitu :
Kompetensi Personal atau yang sering disebut dengan kompetensi pribadi
merupakan kompetensi seorang guru yang mampu dan mau bercermin pada dirinya
sendiri (Self concept).
Kompetensi profesional (profesional concept) menjadi seorang guru memiliki
saran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada era pembangunan ini.
Kompetensi sosial ini menyangkut kepeduliannya terhadap masalah sosial yang
selaras dengan ajaran dakwah.
Kompetensi Kemampuan pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran
baik didalam kelas maupun diluar kelas, memiliki kemampuan dalam mengelola
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Mahdi, 2012. Kompetensi Guru. Jakarta.
Aliwar, 2016. Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis Al-qur’an dan Manajemen Penegelola
Organisasi TPA. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari, Vol.9 No. 1
Chaer, Abdul, 2013. Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid. Rineka Cipta. Jakarta.
Drajad Zakiah, 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi aksara. Jakarta.
Abdurohman, Acep Lim, 2003. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. CV Penerbit diponegoro.
Bandung
Isjon, 2007. Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.
Mansur, 2009. Pendidikan anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Moleong, Lexy J, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosda karya. Bandung.
Mujamil Qomar, 2007. Menggagas Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Surabaya.
Mujib, Abdul, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Ramayulis, 2010. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Kalam Mulia. Jakarta.
Sardiman, 2010. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Syafi‟I, 1967.
Syaifullah, Muhammad, 2016. Tingkat Kesejahteraan guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA),
Metro Lampung. Lampung.
Umar, Bukhari, 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Amzah, Jakarta.
Yusuf Mudzakkir, 2010. Illmu Pendidikan Islam. Kencana, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai