Anda di halaman 1dari 2

A.

PENGERTIAN
Pruritus merupakan sensasi kulit yang tidak nyaman bersifat iritatif sampai tingkat ringan atau berat
pad inflamasi kulit dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Bila tidak disertai dengan
kelainan kulit maka disebut pruritus esensial atau sine materia atau pruritus simptomatik

B. ETIOLOGI
1. Faktor eksogen
Dermatitits kontak (pakaian, logam, benda asing), rangsangan oleh ektoparasit (serangga tungau
scabies, pedikulus, larva migrans) atau faktor lingkungan yang membuat kulit kering.
2. Faktor endogen
Seperti reaksi obat atau penyakit (contoh diskriasia darah, limfoma keganasan alat dalam, dan
kelainan hepar dan ginjal.

Bentuk Pruritus:
1.) Pruritus pada gravidarum
Di induksi oleh hormon estrogen terutama pada trimester III akhir gravidarum dimulai dari abdomen
atau badan kemudian generalisata, bisa disertai dengan gejala anorexia, nausea atau muntah juga
disertai ikterus kolestatik setelah pruritus 2- 4 minggu karena garam empedu ada dalam kulit.

2.) Pruritus pada hepatikum


Pruritus sebagai akspresi kolestatis tanda adanya obstruksi pada empedu (obstruksi biliarry disease)
yang berlokalisasi pad daerah hepatal, bisa juga disebabkan efek samping obat-obatan yang
memberi obstruksi intra hepatal sehingga terjadi ekskresi garam asam billiar.

3.) Pruritus pada Senilitas / Senilis


Kulit senile yang kering mudah menderita fisur (chapped skin) mudak menjadi pruritik, terjadi
dengan atau tanpa reaksi inflamatorik. Rasa gatal terjadi karena stimulasi ringan / perubahan suhu.
Daerah yang tersering ialah daerah genital eksterna, perineal dan perianal.

4.) Pruritus pada Sistem Endokrin (DM, Hiperparatiroid, Mixedema)


Pada DM terjadi hiperglikemia, sehingga terjadi iritabilitas ujung-ujung saraf dan kelenjar metabolik
di kulit terutama daerah anogenital atau submammae pada wanita.
Glikogen sel sel epitel kulit dan vagina meningkat sehingga terjadi diabetes kulit oleh karena
predisposisi berupa dermatitis, kandidiasis, dan furunkulosis.
Pada hiperparatiroid terjadi peningkatan hormon paratiroid dalam plasma sehingga terjadi defisit
kalsium dalam kulit khususnya kalsium fosfat.

5.) Pruritus pada Generalisata / Payah Ginjal


Terjadi pruritus generalisata, terutama pada GGK (payah ginjal kronis) disertai edema dan terjadi
kekeringan kulit (Xerosis) oleh karena terjadi atrofi kelenjar sebasea dab kelenjar sudorifera.
Pada penyakit ginjal juga mengakibatkan gangguan metabolisme pada fosfor dan kalsium,
magnesium dalam serum meningkat sehingga terjadi uremia yang menyebabkan terjadinya pruritus,
penyebabnya oleh bahan-bahan yang mengalami retensi, ginjal gagal mensekresinya sehingga perlu
dilakukan hemodialisis.
6.) Pruritus pada neopalstik
Pruritus pada keganasan internal terutama berasal dari sistem limforetikuler menyebabkan penyakit
Hodgkin dengan insidens sampai berbulan-bulan, sebelum penyakit gejala mendasari diketahui.

7.) Pruritus pada Mikosis Fungoides


Merupakan limfoma maligna yang progresif. Pruritus timbul pad waktu lesi kulit masih tidak khas
dan belum terdapat infiltrasi maligna. Pruritus dapat bersifat menetap dan intoleran.

8.) Pruritus pada neurologik


Defisit saraf sentral / perifer sebagai pengatur sensasi perabaan dapat menyebabkan pruritus.

9.) Pruritus pada Psokologik


Respons garukan berbeda dengan pruritus karena penyebab lain. Pad gatal karena penyakit organis
terdapat korelasi antara sensasi gatal dengan beratnya respons garuk. Pada gatal psikologik ternyata
respons garukan lebih kecil daripada derajat gatal subjektif, tampak lebih sedikit efek garukan dan
lebih sedikit efek garukan dan lebih banyak picking (cubitan), serta tidak dijumpai gangguan tidur.

10.) Pruritus pada Penyakit lain


a. Gout / rhematik
b. Hipertensi, aterosklerotik menyebabkan pruritus di seluruh tubuh sebelum timbulnya aplopexia
c. Polisitemia vena disertai pruritus dan urtikaria.
d. Defisiensi Fe bukan anemia, karena gangguan pembentukan Fe, sebelumnya anemia pruritus
sudah hilang.

Anda mungkin juga menyukai