Anda di halaman 1dari 8

GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN MITIGASINYA

Arief Mustofa Nur


Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung – LIPI, Kebumen

Abstrak

Bumi sebagai tempat hidup dan kehidupan manusia menyimpan sumber daya alam yang
mensejahterakan dan juga menyimpan potensi bencana yang merusakkan. Bencana kebumian yang sangat
merusakan diantaranya adalah gempa bumi dan tsunami. Tsunami merupakan ikutan dari gempa tektonik
yang berpusat di laut. Gempa bumi dan tsunami dapat meluluh lantakan sendi-sendi kehidupan manusia.
Upaya meminimalkan resiko akibat gempa bumi dan tsunami dengan melakukan mitigasi yang meliputi
memprediksi gempa bumi, tindakan sebelum kejadian, tindakan saat kejadian dan tindakan setelah kejadian.

Kata Kunci : Gempa bumi, tsunami, mitigasi

PENDAHULUAN mengganggu kehidupan manusia baik yang


Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan
aspek kebumian karena bumi telah menyediakan infrastruktur atau hasil budaya manusia (rumah,
semua fasilitas dan kebutuhan manusia. Minyak dan bangunan, jalan, jembatan, bendungan, dan lain-
gas bumi, air, mineral logam dan non logam, lain).
sumberdaya nirhayati, semuanya tersedia dan Kepulauan Indonesia merupakan kepulauan yang
tersimpan oleh bumi. Adanya sumberdaya istimewa karena kaya akan sumberdaya kebumian dan
kebumian tersebut kehidupan manusia menjadi sering disebut pula dengan “untaian jamrud
lebih baik dan lebih sejahtera. khatulistiwa”. Secara astronomis Kepulauan Indonesia
berada pada suatu wilayah dengan posisi Lintang
Namun demikian bumi juga menyimpan potensi
bencana yang harus diwaspadai manusia. Terkadang Bumi 07o LU – 12 o LS dan posisi Bujur Bumi 95o BT
o
manusia terlena oleh semua fasilitas dan kebutuhan – 141 BT. Keuntungan posisi ini adalah Kepulauan
yang disediakan oleh bumi. Manusia sering lupa atau Indonesia beriklim tropis yang mana musim hujan
melupakan bahwa bumi juga menyimpan potensi cukup panjang sehingga tanahnya subur. Hutan tropis
bencana. Kejadian tersebut pada dasarnya merupakan dapat tumbuh dengan baik dan menyimpan kekayaan
hal yang “wajar”, karena merupakan suatu proses hayati maupun hewani. Namun demikian akibat ulah
keseimbangan alam. Kejadian tersebut dikategorikan manusia yang merusak ekosistem terutama hutan,
bencana apabila merusak ataupun iklim Kepulauan

66 Volume 7 No. 1 Januari 2010


Indonesia mempunyai andil yang cukup besar dingin terutama pada musim hujan juga tidak
terhadap terjadinya bencana terutama banjir dan tanah boleh dilupakan.
longsor. Secara geografis, posisi Kepulauan Indonesia
Jalur penunjaman lempeng bumi di wilayah
juga strategis yaitu terletak diantara 2 benua yaitu
Kepulauan Indonesia merupakan jalur penyebab
Benua Asia dan Benua Australia serta 2 samudra yaitu
gempa tektonik yang mana bersifat regional dan
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
umumnya kerusakan yang ditimbulkan sangat
Secara geologis Kepulauan Indonesia berada parah. Jalur gempa tersebut secara geologis
pada jalur penumjaman lempeng bumi, seperti berdampingan dengan jalur gempa bumi. Sebagian
penunjaman Lempeng Samudra Indo-Australia jalur gempa bumi tersebut berada di laut sehingga
dengan Lempeng Benua Eurasia yang memanjang sangat berpotensi menimbulkan bencana tsunami.
dari pantai barat Sumatera hingga pantai selatan
Jawa terus ke timur sampai Nusa Tenggara. Adanya GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
proses penunjaman ini Kepulauan Indonesia
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam
terdapat deretan gunung api terutama dari Sumatera,
bumi, bersumber di dalam bumi yang kemudian
Jawa hingga Nusa Tenggara. Keterdapatan deretan
merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi
gunung api tersebut memberikan keuntungan bahwa
pecah dan bergeser dengan keras. Penyebab gempa
tanah disekitarnya akan menjadi subur dan
bumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik),
produktif. Namun juga adanya gunung api yang
aktivitas gunungapi, akibat meteor jatuh, longsoran
masih aktif tersebut bahaya letusan gunung api juga
(di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di
harus diwaspadai. Selain itu bahaya banjir lahar

Gambar 1. Kepulauan Indonesia terletak pada zona interaksi 3 lempeng bumi (Sukamto, 2000).

Jurnal Geografi 67
bawah permukaan. Gempa bumi tektonik ♦ Epicenter gempa adalah lokasi tepat diatas
merupakan gempa bumi yang paling umum terjadi hypocenter dipermukaan Bumi.
merupakan getaran yang dihasilkan dari peristiwa
♦ Diperkirakan setiap tahun 500.000 gempa
pematahan batuan akibat benturan dua lempeng
terdeteksi di dunia. Sebanyak 100.000
secara perlahan-lahan itu yang akumulasi energi
diantaranya dapat dirasakan, dan 100
benturan tersebut melampaui kekuatan batuan, diantaranya menyebabkan kerusakan.
maka batuan di bawah permukaan.
♦ Intensitas gempa diukur berdasarkan getaran
Tsunami, kata ini berasal dari Jepang, tsu yang dihasilkan gempa. Angkanya bervariasi
berarti pelabuhan, nami berarti gelombang. di tiap lokasi yang terkena efek gempa.
Tsunami dipergunakan untuk gelombang pasang
♦ Tidak ada gempa akibat cuaca.
yang memasuki pelabuhan. Pada laut lepas misal
terjadi gelombang pasang sebesar 8 m tetapi begitu ♦ Kebanyakan gempa terjadi di kedalaman
memasuki daerah pelabuhan yang menyempit tinggi kurang dari 80 km di bawah permukaan Bumi.
gelombang pasang menjadi 30 m. Tsunami biasa ♦ Gempa paling awal yang tercatat secara lengkap
terjadi jika gempa bumi berada di dasar laut dengan adalah gempa di Shandong, Cina pada 1831 SM.
pergerakan vertikal yang cukup besar. Tsunami juga Catatan seadanya dimulai pada 780 SM pada
bisa terjadi jika terjadi letusan gunungapi di laut masa pemerintahan Zhou Dynasty di Cina.
atau terjadi longsoran di laut.
♦ Tahun 1760 Insinyur Inggris John Michell
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencatat gempa disebabkan oleh pergeseran
kebencanaan gempa bumi dan tsunami adalah massa batuan di bawah permukaan.
sebagai berikut : ♦ Kebanyakan gelombang gempa memiliki
frekuensi kurang dari 20 Hz. Jadi suara
♦ Gempa-gempa kecil tidak selalu berarti
gemuruh yang didengar manusia adalah suara
merupakan pendahuluan dari sebuah gempa
benda-benda yang terguncang.
besar.
Gempa bumi mempunyai karakteristik yang
♦ Gempa terbesar terjadi di Chili pada 22 Mei
khas, yaitu :
1960 dengan kekuatan 9,5 skala Richter.
Gelombang seismicnya menguncang seluruh ♦ Tidak dapat dicegah.
bumi selama berhari-hari, fenomena ini yang
♦ Peristiwanya sangat mendadak dan
di sebut dengan earth free oscillation.
mengejutkan.
§♦ Tahun 1855, patahan pertama kali dikenal
♦ Waktu terjadinya, lokasi pusatnya dan
sebagai sumber gempa.
kekuatannya tidak dapat diprediksi
♦ Hypocenter gempa adalah lokasi dibawah (diperkirakan) secara tepat atau akurat oleh
permukaan bumi dimana patahan mulai retak. siapapun, termasuk pakar-pakar gempa.

68 Volume 7 No. 1 Januari 2010


Bencana tsunami yang merupakan salah satu meliputi beberapa hal, yaitu memprediksi gempa
bencana ikutan akibat gempa bumi akan terjadi bumi, tindakan sebelum kejadian, tindakan saat
apabila : kejadian dan tindakan setelah kejadian.

♦ Pusat gempa dibawah dasar laut. Memprediksi Gempa bumi


♦ Kedalaman <60 Km (dangkal). Bencana gempa bumi merupakan bencana
yang tidak dapat dicegah, terjadi secara tiba-tiba
♦ Kekuatan e”6 skala Richter (ada juga yang
dan mengejutkan serta tidak dapat diperkirakan
mengatakan e”6.5 SR).
secara akurat lokasi pusatnya, waktu terjadinya
♦ Dasar laut mengalami penyesaran vertical dan kekuatannya secara tepat dan akurat, namun
(sesar naik atau sesar turun). gempa bumi dapat diprediksi kisaran waktu yang
♦ Kolom air laut di atas episentrum tebal. memungkinkan untuk terjadi. Metode prediksi
gempa bumi ada 2 (dua) metode, yaitu :
♦ Terjadi ledakan dahsyat gunungapi dibawah
permukaan air laut (contoh; Gunungapi 1. Short-range prediction (prediksi waktu pendek).
Krakatau, 1883).
Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif
♦ Terjadi longsoran besar didasar laut. pendek dan meliputi :
Adapun dampak yang ditimbulkan oleh
♦ Memprediksi jangka waktu antara fore shock
bencana gempa bumi dan tsunami sangat
dan main shock atau major shock atau major
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
earthquake.
♦ Besarnya kekuatan gempa. ♦ Dari pengalaman sejarah gempa bumi di Jepang,
♦ Jarak episentrum dengan kawasan rawan Amerika, China dan Russia waktu ini bervariasi,
bencana. ada yang 24 jam, ada yang lebih dari 1 bulan.

♦ Kedalaman Hiposentrum. ♦ Kenyataannya banyak yang tidak berhasil.


♦ Letak Hiposentrum didarat atau dilaut. 2. Long-range prediction (prediksi waktu panjang)

♦ Kepadatan penduduk. Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif


lama dan meliputi :
♦ Kualitas dan Kuantitas bangunan.
♦ Kesiapan masyarakat (seluruh komponen ♦ Mempelajari interval bencana gempa besar
system) untuk melaksanakan mitigasi bencana. pada waktu yang lalu (siklus).
♦ Ternyata siklus ini tidak tepat sama seperti Hari
MITIGASI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI Ulang Tahun Kemerdekaan RI atau ulang tahun
Mitigasi atau upaya meminimalkan resiko yang seseorang yang sudah jelas saatnya.
ditimbulkan dari bencana gempa bumi dan tsunami

Jurnal Geografi 69
Anonym (Kompas, 25 Nov 2001) menyebutkan waspada dan kesiapsiagaan. Namun demikian
bahwa BMG memperkirakan, antara tahun 2002-2010, tetap tenang dan hidup wajar seperti biasa.
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta bagian
2. Perlunya mengumpulkan informasi bencana
selatan akan mengalami gempa tektonik bekekuatan 7-
yang diperkirakan terjadi di daerah tempat
8 MMI (modified mercalli intensity) yang setara
tinggal kita dengan menghubungi instansi
dengan 6 skala Richter (SR). siklus gempa ini
yang berwenang atau terkait.
berulang setiap 20-25 tahun. Warga masyarakat Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta harus
3. Perlunya memahami tempat-tempat yang
bersiap diri menghadapi gempa 100 tahunan yang
aman dan tempat yang tidak aman apabila
terjadi bencana gempa. Hal ini cukup penting
lebih dahyat dengan kekuatan 10 MMI= 7-8 SR.
dalam rangka tindakan penyelamatan diri saat
Gempa berskala 10 MMI terahkir pernah terjadi
kejadian bencana gempa.
sekitar tahun 1910, sedangkan gempa 7-8 MMI terjadi
pada tahun 1980-an. 4. Mengaitkan benda-benda berat yang
membahayakan ke tempat yang kokoh sehingga
Ternyata gempa 27 Mei 2006 pukul 5.55
bila terjadi gempa tidak mudah roboh atau jatuh
WIB, ini berskala 5.9 (BMG), 6.2(USGS) sesuai
yang dapat mencelakakan kita.
dengan prakiraan gempa 20-25 tahunan.
5. Membuat rencana jalur evakuasi bagi masing-
Dari pengalaman sejarah gempa, untuk
masing anggota keluarga menuju satu titik
hiposentrum yang sama, gempa susulan selalu
tempat aman diluar rumah. Begitupun
lebih kecil kekuatannya dibandingkan dengan
anggota masyarakat menuju satu titik tempat
gempa utama. Kalau ada gempa yang besar pasti
aman yang telah disepakati bersama.
hiposentrumnya berada ditempat lain.
6. Melakukan latihan evakuasi bagi anggota
Sebelum kejadian keluarga maupun masyarakat untuk
Sebelum kejadian bencana gempa bumi perlu menyelamatkan diri saat kejadian bencana.
dilakukan persiapan dan pengetahuan mengenai Hal ini penting untuk membiasakan
kebencanaan. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan evakuasi dan untuk mengestimasi
menumbuhkan pemahaman dan kesiapsiagaan dalam waktu serta melakukan koordinasi saat
menghadapai bencana sehingga diharapkan kerugian kejadian bencana sebenarnya.
dan korban akan dapat dikurangi. Persiapan dan Untuk mengurangi kerugian dan korban
pengetahuan bencana tersebut meliputi : akibat bencana tsunami yang merupakan bencana
ikutan gempa bumi, perlu dilakukan hal-hal
1. Perlunya memahami daerah yang kita tinggali sebagai berikut:
merupakan daerah yang dekat dengan jalur
gempa dan gunungapi sehingga perlunya sikap

70 Volume 7 No. 1 Januari 2010


1. Selalu mempersiapkan diri dengan peralatan dengan pihak pemberi bantuan baik
meliputi senter, radio transistor dan PPPK pemerintah maupun pihak lain.
serta perbekalan secukupnya. 6. Menjaga kelestarian alam pantai terutama hutan
Peralatan semacam ini sangat berguna pada saat mangrove (bakau) di daerah pantai yang dapat
terjadi bencana, karena biasanya listrik padam, berfungsi sebagai penahan gelombang alamiah.
perlunya obat-obatan serta informasi resmi
Bakau yang mempunyai perakaran bercabang
mengenai situasi dan kondisi daerah bencana.
dan menancap ke dasar batuan merupakan
2. Memahami dan menguasai tempat yang aman salah satu barier (penahan) gelombang
dan jalur evakuasi jika tsunami terjadi. alamiah sehingga dapat mencegah terjadinya
Pemahaman yang baik akan membantu
abrasi pantai atau jika bencana tsunami
datang setidaknya telah terhambat oleh
kelancaran proses evakuasi dan mempersingkat
keberadaan hutan bakau.
waktu evakuasi sehingga akan meminimalkan
korban dan kerugian akibat bencana. Saat kejadian

3. Mendengarkan informasi yang resmi yang Saat kejadian bencana gempa bumi perlu
berhubungan dengan bencana yang terjadi. dilakukan langkah-langkah yang bertujuan untuk
menyelamatkan diri. Hal ini sangat penting dalam
Adanya bencana kadang dimanfaatkan oleh
rangka mengurangi korban jiwa akibat bencana.
pihak yang tidak bertanggung jawab yang
Langkah-langkah tersebut antara lain :
mencari keuntungan dengan menyebarkan
berita seputar bencana yang meresahkan Saat berada di dalam rumah/gedung
masyarakat.
Apabila gempa bumi terjadi saat kita berada
4. Mendiskusikan dengan teman dan tokoh di dalam rumah, maka yang kita lakukan adalah :
masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman. Tetap tenang dan tidak panik. Sikap tenang
dan tidak panik akan membawa kita melakukan
Hal ini penting karena dapat menambah
langkah-langkah yang benar dan cepat namun
pengetahuan dan pemahaman kebencanaan
tidak sembrono.
serta merupakan upaya menjalin koordinasi
dan kerjasama sesama anggota masyarakat. Cabut semua peralatan listrik dan
gas.Tindakan ini dilakukan untuk menghindari
5. Menjalin hubungan dengan pemerintah atau
kerusakan peralatan elektronik dan kemungkinan
pihak lain yang dapat memberi bantuan.
terjadinya kebakaran.
Hal ini merupakan salah satu yang penting
dalam keadaan darurat akibat bencana. Korban Berlindung di bawah meja atau kursi yang

bencana akan segera memperoleh pertolongan kokoh. Apabila kita tidak sempat keluar rumah

karena sebelumnya telah terjalin koordinasi ketika terjadi gempa maka kita berlindung di bawah

Jurnal Geografi 71
meja atau kursi yang kokoh, jangan meja atau tiba dan sangat cepat. Bila kondisi semacam
kursi yang rapuh. Hal ini untuk melindungi dari tersebut terjadi segera beritahu anggota
jatuhan benda benda keras akibat gempa. masyarakat lain dengan membunyikan alarm
tanda bahaya yang telah disepakati, seperti sirine,
Sesegera mungkin lari ke luar rumah menuju
peluit, kentongan dan sebagainya. Setelah itu
ke tempat terbuka. Apabila kita ada kesempatan
secepatnya segera menmghubungi posko-posko
ke luar rumah saat terjadi gempa, sesegera
bantuan seperti Pemerintah Daerah, Palang Merah
mungkin lari keluar rumah menuju ke tempat
dan pihak-pihak lain.
terbuka yang aman. Tempat terbuka yang aman
adalah tempat terbuka yang jauh dari bangunan Setelah kejadian
maupun pohon besar.
Setelah bencana terjadi, para pengungsi telah
Saat berada dalam perjalanan diungsikan ke tempat aman, langkah-langkah
yang dilakukan antara lain :
Tetap tenang dan tidak panik. Kepanikan
kadang justru yang membuat diri kita celaka karena 1. Mengecek anggota keluarga dan sanak saudara
kita tergesa-gesa dan sembrono dalam bertindak. kita. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah
yang selamat dan korban jiwa akibat bencana
Parkir kendaraan di tempat yang aman. Apabila
khusunya keluarga dan sanak saudara kita.
saat terjadi gempa kita berada dalam kendaraan,
segera parkir kendaraan di tempat yang aman baik 2. Menyiapkan dapur umum (khususnya para
dari jatuhan pohon, bangunan dan sebagainya serta wanita). Hal ini dilakukan untuk memenuhi
aman dari kemungkinan pencurian kendaraan. kebutuhan makanan secara terkoordinasi bagi
semua pengungsi.
Sesegera lari ke luar kendaraan menuju ke
tempat terbuka. Setelah kendaraan parkir di 3. Menyiapkan tenda-tenda darurat atau yang
tempat aman, segera lari keluar kendaraan menuju lain untuk berteduh (khususnya kaum pria).
ke tempat terbuka yang aman. Kalau tidak sempat Hal ini dilakukan untuk tempat berteduh dan
keluar, tetap di dalam kendaraan, menunduk istirahat sementara yang terkoordinasi bagi
lindungi kepala dan berpegangan. semua pengungsi.

Untuk bencana gempa bumi di daerah pantai, 4. Segera menghubungi dan mendatangi posko-
setelah terasa gempa serta diikuti dengan air laut posko batuan untuk mendapatkan makanan
surut secara tiba-tiba dan sangat cepat, maka segera
bergizi, selimut dan obat-obatan.
tinggalkan pantai sesegera mungkin menuju ke 5. Segera menghubungi dan mendatangi posko
tempat lebih tinggi. Karena hal tersebut merupakan kesehatan untuk memeriksakan diri agar terhindar
indikasi akan datangnya gelombang tsunami. dari penyakit yang umum pasca bencana seperti
Janganlah kita terkecoh dengan banyaknya ikan diare, infeksi saluran pernafasan
yang ada di pantai akibat air laut yang surut tiba-

72 Volume 7 No. 1 Januari 2010


atas, penyakit kulit, dan penyakit menular Soetoto, 1995, Diktat Kuliah Geologi, Bahan
lainnya. Kursus regular PUSPICS Angkatan
XXI, PUSPICS, Fakultas Geografi
6. Melakukan rehabilitasi dan rekontruksi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
daerah pasca bencana (oleh pemerintah baik
Sukamto, R., 2000, PENGETAHUAN GEOLOGI
pusat maupun daerah)
INDONESIA : Tantangan dan
Pemanfaatan, Publikasi Khusus No.
DAFTAR RUJUKAN 22, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Afistianto, M. F, dan Adirianto, M. F., 2005,
Serial Pembelajaran Anak “Pesisir
Watt, A., 1982, Longman Illustrated Dictionary of
dan Laut Kita” TSUNAMI , Lembaga
Geology, Longman Group Ltd, Burnt
Ilmu Pengetahuan Indonesia Bidang
Mill, Harlow, Essex.
Pendidikan Kelautan COREMAP,
Jakarta.
Whitten, D.G.A. and J.R.V. Brooks, 1979, The
Penguin Dictionary of GEOLOGY,
Angkasa, 2005, Tsunami: The Deadliest Wave,
Hazell Watson & Viney Ltd, Aylesbury,
(download internet).
Bucks, Great Britain.
Anonimus, 2005, Buku Saku Siaga Bencana,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Bidang Pendidikan Kelautan
COREMAP, Jakarta.

Anonimus, 2005, Panduan Pendidikan Pasca


Bencana bagi Anak-Anak Pesisir, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia
Bidang Pendidikan Kelautan
COREMAP, Jakarta.

Ardley, N., Ian Ridpath and Peter Harben, dan tim


penerbit Gramedia, 1979, Alam
Semesta dan Bumi, Pustaka Widya,
Gramedia, Jakarta.

Coates, D. R, 1981. Environmental Geology,


Toronto, John Wiley & Sons Inc.

Kompas, 2001, Terbitan tanggal 25 November 2001.

Murck, B.W., Skinner, B.J., Porter, S.C., 1996.


Environmental Geology, Toronto, John
Wiley & Sons Inc.

Jurnal Geografi 73

Anda mungkin juga menyukai