1 PB
1 PB
16750
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167
Abstrak
Guncangan gempa bumi berkekuatan 7.0 SR yang terjadi di Provinsi NTB khususnya
Lombok Utara pada tahun 2018 yang lalu telah berdampak kepada kondisi berbagai aspek
kehidupan masyarakat dan pemerintah di Kabupaten Lombok Utara, untuk itu tentu
pemerintah daerah punya tanggung jawab yang lebih besar untuk melakukan pemulihan
pasca terjadinya bencana hal tersebut juga tertuang dalam Undang-undang No 24
Tahun 2007, penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya pemulihan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah melalui proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan di olah dengan
aplikasi Nvivo 12 Plus. Hasil menunjukan bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah
daerah adalah dengan melakukan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang telah ditetapkan
melalui 5 aspek utama yaitu Sektor Sosial, Ekonomi, Infrastruktur, Pemukiman serta
Lintas Sektor. Akan tetapi dalam proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah banyak menimbulkan persoalan di masyarakat khususnya di
Sektor Pemukiman, rumitnya proses birokrasi menimbulkan lambatnya pemulihan sektor
pemukiman, ketidak puasan masyarakat dalam pendataan kategori rusak ringan, sedang
maupun rusak berat yang dilakukan oleh pemerintah daerah serta kurangnya keterlibatan
masyarakat dalam proses pemulihan juga merupakan permasalahan yang terjadi pada
proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Kata kunci: Bencana, Gempa Bumi, Pemulihan Bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi
Abstract
Shock earthquake with a magnitude of 7.0 that occurred in NTB Province, especially
North Lombok in 2018, has had an impact on the conditions of various aspects of
community and government life in North Lombok. Therefore, local governments have a
greater responsibility to carry out recovery after the occurrence disaster, this study aims
to look at the recovery efforts undertaken by the local government through the
Rehabilitation and Reconstruction process. This research is descriptive in nature using a
qualitative research method and treated with the application of Nvivo 12 Plus. The
results show that the efforts made by the local government are to carry out the
Rehabilitation and Reconstruction that have been determined through 5 main aspects
namely the Social, Economic, Infrastructure, Settlement and Cross-Sector . However, in
the process of Rehabilitation and Reconstruction carried out by the Regional
Government, many problems in the community, especially in the Settlement Sector, the
complexity of the bureaucratic process caused slow recovery of the residential sector,
community dissatisfaction in the data collection categories of minor, moderate and severe
damage carried out by the local government as well the lack of community involvement
in the recovery process is also a problem in the Rehabilitation and Reconstruction
process.
ibadah baik semi permanan ataupun sarana dan prasarana dari pariwisata yang
permanen. Pemerintah telah membangun rusak dll menyebabkan terjadinya
gedung sekolah dengan skema tahan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil
terhadap gempa, membangun sekolah bagi pemerintah dan masyarakat. Upaya
yang tahan terhadap gempa dapat pemulihan yang dilakukan oleh
dianggap sebagai langkah pertama untuk pemerintah di bidang Sektor Ekonomi
membuat sekolah tangguh dalam meliputi berbagai sub bidang di antaranya
menghadaapi gempa yang akan datang UMKM, pertanian dan perkebunan,
(Baytiyeh, 2019). Belajar dari gempa di perikanan dan peternakan, perdagangan,
cina Sebelum membangun gedung serta pariwisata seperti yang terlihat pada
dilakukan survei geologis terlebih dahulu Gambar berikut.
untuk mengidentifikasi topografi, geologi,
dan kemudian membangun bangunan di
daerah di mana bangunan tahan gempa
serta diusahakan untuk menghindari
lokasi bangunan yang aseismik. Perlu
dicatat bahwa dalam hal apa pun, sekolah
tidak boleh dibangun di atas patahan
aktif, tanah longsor, atau pencairan tanah,
yang berada di area tahan gempa. Ini akan
mencegah gedung sekolah dari kerusakan
parah akibat gempa bumi (Duan et al.,
2018). Begitupun dengan gedung
pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit
dan Puskesmas pemerintah harusnya
melakukan kajian mendalam terlebih Gambar 4. Pemulihan Sektor Ekonomi
dahulu, mengambil kebijakan yang tepat
adalah salah satu dari keberhasilan Pada pemulihan tahap awal
pemulihan pasca bencana. Peneliti pembangunan pasar menjadi prioritas
berpendapat bahwa untuk pemulihan pemerintah dalam mengembalikan kondisi
pasca gempa yang terjadi perlu adanya ekonomi masyarakat agar perekonomian
ketahanan berbasis masyarakat masyarakat bisa berjalan dengan baik.
dikarenakan seperti yang sudah di Dibidang UMKM yang dilakukan oleh
katakan NTB khususnya Lombok pemerintah daerah adalah memberikan
mempunyai resiko gempa yang besar di santunan kepada pelaku usaha kecil melalui
masa yang akan datang untuk perlunya kementerian, sebanyak 148 orang pedagang
membangun kesadaran masyarakat untuk usaha kecil yang tersebar di beberapa
bisa berdampingan dengan bencana yang kecamatan yang ada di lombok utara
akan datang, pemerintah harus memberi menerima masing-masing Rp 2 Juta untuk
edukasi kepada masyarakat bagaimana membantu pemulihan kondisi usaha
memberi ketahanan terhadap bahaya ekonomi. Pada bidang UMKM pemerintah
bencana. lebih banyak memberikan pendampingan
kepada pelaku usaha dalam hal ini
Pemulihan Sektor Ekonomi pemerintah bekerjasama dengan pihak non
Perekonomian di Lombok Utara pemerintah untuk memberi pelatihan
pasca gempa bumi merupakan sektor yang kepada pelaku usaha
mengalami kerugian cukup signifikan, UMKM untk mengelola serta
rusaknya aset dari para pelaku usaha dan meningkatkan nilai jual atau
UMKM, para petani mengalami kerugian meningkatkan produktifitas dari usaha
pada saat panen serta banyaknya fasilitas yang dimiliki dengan mengelola sumber
daya alam lokal, tidak pemerintah daerah
penelitian tentang pemulihan pasca ringan. tapi pada sampai saat rekonstruksi
bencana Gunung Sinabung pada rumah masih menjadi permasalahan
pemulihan ekonomi pemerintah pemeintah bersama masyarakat di daerah,
memberikan kursus keterampilan kepada banyak masyarakat belum menerima
masyarakat dan memberi modal untuk haknya untuk bantuan rekonstruksi rumah
usaha kecil dan menengah dan pemerintah tersebut, permasalahan terbesar pada
sendiri membuka lapangan pekerjaan pembangunan RTG tersebut ada pada
berbasis keterampilan ekonomi kreatif. proses birokrasi yang berbelit, mulai dari
persoalan penerima, pokmas, nama ganda
Sektor Pemukiman penerima, belum lagi persoalan fasilitator
Akibat dari bencana gempa yang yang kurang, bahan bangunan yang langka
melanda Lombok pada tahun lalu sektor SDM tukang yang minim dan masih banyak
perumah merupakan sektor yang sangat lagi. Salah satu lembaga non
besar dampaknya bagi masyarakat dan pemerintah yang membantu daerah dalam
pemerintah daerah, dari data yang ada penanggulangan pasca bencana adalah
hampir 50 ribu unit rumah mengalami lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT), bentuk
kerusakan baik rusak berat, sedang kerjasama yang dilakukan ditunjukkan
maupun ringan, pembangunan dengan penyediaan posko-posko
pemukiman nantinya di kelola dengan pengungsian serta membuat pemukiman
skema swakelola berbasis masyarakat sementara untuk para korban bencana tak
yangdirancang menggunakan strategi hanya itu ACT juga membangun WC
pengorganisasian masyarakat serta Umum di beberapa tempat khususnya
bertumpu pada inisiatif dan prakarsa tempat yang jauh dari jangkauan, tak hanya
masyarakat dan tentu dengan tidak ACT tetapi PMI juga telah membangun
meninggalkan kearifan lokal serta gotong fasilitas umum berupa 20 Toilet umum serta
royong dalam membangun rumah berbasis mushola. tapi yang menjadi permasalahan
tahan gempa,ada beberapa pilihan yang di sampai pada saat ini adalah banyaknya
tawarkan oleh pemerintahan kepada masyarakat yang masih mengeluh terhadap
masyarakat seperti Risha (rumah instan kualitas perumahan yang di bangun sebab
sederhana sehat), Rika (rumah instan kayu) banyak bangunan yang tidak sesuai dengan
dan Riko (rumah instan konvensional). spek yang di tawarkan karena pekerjaan
Untuk pemulihan awal yang dilakukan oleh pemukiman ini melalui pihak ketiga dan
pemerintah daerah bersama kementerian masih banyaknya masyarakat yang belum
dan pihak non pemerintah atau lembaga mendapatkan dana stimulan untuk
swasta adalah membangun rumah pembangunan rumah. Dari data yang ada
sementara kepada masyarakat yang jumlah total rumah rusak berat 44.014 yang
terdampak meskipun tidak semua sudah jadi 100 persen baru sebanyak 6.863
mendapat bantuan serta masyarakat juga dengan presentase 15.59 persen. Sementara
lebih banyak bergerak sendiri untuk untuk rumah rusak sedang yang totalnya
membuat rumah sementara sebagai tempat 1.758 unit yang sudah jadi 100 persen baru
tinggal. 101 unit atau 3.75 persen. Untuk rumah
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan rusak ringan dari total 4.081 yang sudah jadi
Umum dan Perumahan Rakyat sebanyak 316 atau 7.74 persen sedangkan
menyediakan dana rekonstruksi sekitar dari perkiraan awal pemulihan sektor
Rp50 juta per keluarga untuk mereka yang permukiman dilaksanakan selama dua
menderita kerusakan perumahan berat 25 tahun anggaran, yakni tahun anggaran 2018-
juta per keluarga untuk mereka yang 2019 dengan prioritas pembangunan rumah
menderita kerusakan perumahan sedang dilaksanakan pada tahun 2018 tetapi pada
dan Rp10 juta per keluarga untuk mereka kenyataannya
yang menderita kerusakan perumahan
masih jauh dari yang di rencanakan (Ong di rasakan dengan baik. berbeda dengan
et al., 2016) mengatakan Rekonstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah
perumahan adalah salah satu kegiatan Kabupaten Lombok Utara dalam rencana
terpenting pada proses rekonstruksi aksi rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana, tanpa membangun kembali menekankan bahwa dalam pembangunan
rumah, kemampuan rumah tangga untuk kembali rumah warga perlunya
melakukan kegiatan normal akan keterlibatan masyarakat atau partisipasi
terhambat. Untuk pemukiman yang masyarakat dalam pembangunan rumah
berada di kawasan resiko rawan terhadap akan tetapi pada kenyataannya
bencana yaitu pada sesar aktif ditetapkan keterlibatan masyarakat dalam
kebijakan pemindahan atau relokasi ke perencanaan sampai pada pelaksanaan
tempat yang aman sesuai dengan rekonstruksi rumah keterlibatan
rekomendasi Pusat Vulkanologi dan partisipasi masyarakat masih kurang,
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dibentuknya Kelompok Masyarakat atau
melalui mekanisme relokasi komunal POKMAS memang dinilai baik untuk
maupun mandiri. Adapun rumah yang membawa semangat gotong royong akan
berada pada zona aman dapat dilakukan tetapi tidak berjalan secara maksimal
pembangunan kembali/perbaikan secara karena sebagian besar masyarakat lebih
in-situ (tapak semula) tetapi sampai pada memilih untuk menggunakan pihak ketiga
pemulihan saat ini relokasi warga tidak dalam pembangunan rumah, dari segi
dapat dilakukan karena berbagai pengawasan pemerintah pun masih lemah
pertimbangan akibatnya masyarakat tetap ini terlihat dari banyaknya rumah yang
membangun rumah di tempat semula. tidak sesuai dengan spesifikasi rumah
Upaya untuk merehabilitasi dan tahan gempa, serta banyaknya aplikator
rekonstruksi yang telah dilakukan yang korupsi uang dana stimulan rumah.
pemerintah pun telah dilaksakan hingga Penelitian dari (Ophiyandri et al., 2013)
saat ini, tetapi banyak yg menjadi mengungkapkan keberhasilan Aceh, Nias
masalahan saat pembangunan rumah dan Yogyakarta dalam merekonstruksi
warga dari awal pelaksanaan sampai pada perumahan di dukung oleh beberapa
saaat ini, dari keadaan birokrasi yang faktor yaitu, transparansi dan
berbelit-belit sampai masih adanya akuntabilitas, strategi / kebijakan
masyarakat yang belum mernerima dana rekonstruksi yang tepat, dan pemahaman
stimulan perbaikan rumah. tentang metode berbasis masyarakat,
(Christ et al., 2017) Belajar dari partisipasi dan kontrol masyarakat serta
pengalaman erupsi merapi 2010 tentang koordinasi dan komunikasi yang baik.
rekonstruksi permukiman berbasis Tanpa adanya transparansi dari
masyarakat di Kabupaten Cangkringan pemerintah tentu masyarakat menaruh
pemerintah menggunakan sistem ketidakpercayaan kepada pemerintah
Rekompak yang diadopsi dari serta akan berdampak kepada faktor
keberhasilan pemulihan di Aceh dan keberhasilan yang lainnya.
Bantul. Sistem ini menempatkan Pemerintah seharusnya melakukan
masyarakat sebagai aktor utama dalam mengevaluasi dikarenakan banyaknya
rekonstruksi permukiman. Setiap fase permasalahan yang masih terjadi di
dalam Rekonstruksi Permukiman Berbasis masyarakat khususnya rekonstruksi
Masyarakat di Kabupaten Cangkringan rumah warga sebab rekonstruksi menjadi
seperti perencanaan, konstruksi, kontrol suatu yang penting bagi kehidupan
dan evaluasi, melibatkan masyarakat, masyarakat.
Masyarakat mengambil peran penting
dalam proses rekonstruksi, hasil dari
program ini bagi masyarakat benar-benar
Lintas Sektor
Dampak yang di timbulkan pasca
terjadinya gempa bumi pada lintas sektor
berupa kerusakan fisik dari kantor-kantor
pemerintaha yang ada di Lombok Utara
sehingga menyebabkan terganggunya
aktifitas pelayanan kepada masyarakat,
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
pasca bencana lintas sektor terdiri atas
pemenuhan kebutuhan sub sektor
Pemerintahan, keamanan ketertiban,
Lingkungan Hidup, perbankan dan
Gambar 5. Pemulihan sektor infrastruktur pengurangan resiko bencana, dengan
perkiraan total kebutuhan sebesar Rp.
Dari figure diatas dapat dilihat bahwa 389,195,154,943 diperuntukan tersebesar
bidang air bersih menjadi suatu perhatian untuk sub sektor pemerintahan yaitu
serisu dari pemerintah dan non 58,58% mengingat hampir seluruh kantor
pemerintah karena menjadi kebutuhan pemerintahan mengalami kerusakan berat
hidup bagi masyarakat, pemenuhan air maupun sedang.
bersih dan sanitasi pasca bencana
merupakan suatu hal yang paling
mendasar dan tentu menjadi priorotas
dalam pemulihan pasca bencana yang
terjadi di Lombok Utara terlihat dari
berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah daerah, pada saat gempa
yang dinamakan Sekolah Siaga Bencana membuat pemetaan resiko bencana agar
(SSB) pemerintah Jepang menyadari bahwa memudahkan dalam perencanaan PRB
siswa adalah salah satu ujung tombak tersebut.
dalam pencegahan dan tanggapan bencana.
Di sekolah, pendidikan bencana diatur KESIMPULAN
berdasarkan Undang-Undang yang telah Dari penelitian yang telah
ditetapkan oleh pemerintah jepang serta dilakukan kesimpulan ialah pemerintah
pendidikan kebencanaan telah masuk ke lombok utara dalam melakukan pemulihan
kurikulum sekolah, misalnya, di tingkat pasca bencana berfokus melalui 5 Sektor
sekolah dasar, siswa diajarkan mengenali diantaranya Sektor Pemkiman, Ekonomi,
jenis-jenis bencana, mengetahui peran Infrastruktur, Sosial dan Lintas Sektor dari
pekerja publik seperti petugas pemadam berbagai sektor tersebut memiliki sub
kebakaran, dan mencegah cedera ketika bidang pemulihan, serta pemulihan pasca
terjadi bencana. Di tingkat masyarakat bencana berpedoman kepada Inpres Nomor
umum pemerintah harus melibatkan dalam 5 tahun 2018 tentang percepatan Rehabilitasi
hal kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan dan Rekonstruksi penanganan gempa
pemulihan dari bencana alam. PRB berbasis Lombok yang telah di buat oleh Presiden RI,
masyarakat memungkinkan masyarakat penyusunan rencana rehabilitasi dan
untuk berpartisipasi secara positif dan aktif rekonstruksi pasca terjadinya bencana
dalam rencana PRB sehingga mereka dapat didasarkan pada hasil Pengkajian
diberdayakan dan memiliki peningkatan Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) yang
kapasitas mereka untuk mengurangi telah di susun bersama lembaga pemerintah
kerentanan mereka terhadap bahaya alam. yang mempunyai
Di Indonesia, kegiatan-kegiatan dalam PRB wewenang dan rencana tersebut dipadukan
berbasis masyarakat secara umum memang dengan kebijakan serta kemampuan
telah di terapakan tetapi sangat sedikit pembiayaan dari pemerintah Pusat maupun
pemerintah yang paham akan konsep dari Daerah, dunia usaha atau sumber dana
PRB berbasis masyarakat tersebut atau tidak lainnya yang sah.Pemulihan pasca gempa
berjalannya secara efektif. Pasca terjadinya lombok juga telah melibatkan berbagai
Gempa Bumi di Lombok Utara pemerintah lembaga kepentingan yang terkait seperti
memang telah menerapkan dibeberapa kementerian dan lembaga lain serta pihak
sekolah program Sekolah Siaga Bencana non pemerintah atau swasta telah banyak
(SSB) ini merupakan langkah baik yang bersinergi dengan pemerintah daera untuk
telah di lakukan oleh pemerintah yang perlu membantu meringankan beban masyarakat.
mencadi evaluasi adalah tidak hanya Pada awal masa pemulihan pasca bencana
pembangunan pemukiman masyarakat,
memberikan sekedar simulasi fasilitas fisik pendidikan sperti gedung
kebencanaan akan tetapi harus sekolah serta pemulihan sektor ekonomi
dimasukkan kedalam kurikulum menjadi skala prioritas pemerintah daerah,
pendidikan sekolah agar bisa bertahan pada pemulihan sektor ekonomi telah dilakukan
resiko bencana mendatang serta agenda dengan berbagai upaya pendampingan serta
PRB harus masuk kedalam ke dalam pelatihan kepada masyarakat khususnya
rencana pembangunan daerah, pemerintah pelaku UMKM akan tidak cukup kuat untuk
daerah harus mulai meninjau dan memberikan modal ataupun keberlanjtan
mengevaluasi rencana tata ruang yang ada pemasaran yang diberikan oleh pemerintah.
untuk disinkronkan dengan rencana dan Meskipun pemulihan berjalan dengan baik
program untuk mengurangi Risiko Bencana. sampai pada saat ini tetapi ada sejumlah
Dalam hal ini, BAPPEDA memiliki posisi permasalahan yang harus di jadikan bahan
strategis sebagai perencana PRB serta
pemerintah daerah harus
evaluasi pemerintah daerah seperti Shelters post disaster ( ICS ) in the City
keterlambatan pembangunan Rumah Tahan of Palu.
Gempa (RTG) bagi masyarakat yang sampai Dinda Kurnia Putri, Syafri Anwar, I. U.
pada saat ini juga masih banyak yang belum (2018). Jurnal kapita selekta geografi.
menerima bantuan serta masih adanya 1(November), 56–63.
fasilitator yang bermasalah di Duan, Y., Bo, J., Li, X., & Su, Z. (2018).
lapangan sehingga menyebabkan Earthquake damage analysis of
terjadinya keterlambatan ini terlihat dari school buildings in Jiuzhaigou. IOP
jumlah rumah yang dibangun masih jauh Conference Series: Materials Science and
yang di harapkan. Engineering, 392(4).
https://doi.org/10.1088/1757-
DAFTAR PUSTAKA 899X/392/4/042016
Abraham , Wiwaha, A. D. (2018). Strategi Hadi, S. (2019). Learning from The Legacy
Recovery Sektor Pertanian of Post-Disaster Recovery in
Pascabencana Gempa Di Kabupaten Indonesia for The Acceleration of
Lombok Utara. Journal Dialog Post-Disaster Recovery in Lombok.
Penanggulangan Bencana BNPB, 9(2), Jurnal Perencanaan Pembangunan: The
102–115. Indonesian Journal of Development
Army, B. T. H. E. (2015). Post-Disaster Planning, 3(1), 14–31.
Housing Reconstruction in Indonesia: https://doi.org/10.36574/jpp.v3i1.56
Review and Lessons from Aceh, Horney, J. A., Dwyer, C., Chirra, B.,
Yogyakarta, West Java and West McCarthy, K., Shafer, J., & Smith, G.
Sumatera Earthquakes. 8(1), 78–85. (2018). Measuring Successful Disaster
https://doi.org/10.1007/978-4-431- Recovery. International Journal of Mass
54255-1 Emergencies and Disasters, 36(1), 1–22.
https://www.researchgate.net/publi
Baytiyeh, H. (2019). Why School Resilience cation/325155344
Should Be Critical for the Post- Joakim, E. P., & Wismer, S. K. (2015).
Earthquake Recovery of Communities Livelihood recovery after disaster.
in Divided Societies. Education and Development in Practice, 25(3), 401–418.
Urban Society, 51(5), 693–711. https://doi.org/10.1080/09614524.20
https://doi.org/10.1177/0013124517 15.1020764
747035 Kholil, Setyawan, A., Ariani, N., & Ramli,
Christ, Samekto, D., & Nuh, M. (2017). S. (2019). Bencana Gempa Bumi Di
Journal of Public Administration Studies Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat
Evaluation of community-based ( Disaster Commuication in 4 . 0 Era :
settlement reconstruction program : Review Earthquake Disaster Mitigation
Case study in post-disaster recovery of in Lombok West Nusa Tenggara ). 11(1),
2010 Merapi volcano eruption in 0–3.
Cangkringan district. 1(3), 64–70. https://doi.org/10.9734/AJEE/2019
Coffey, M. (2017). The role of Post Disaster /v11i130128
Needs Assessments in adressing Kurnia, M. L. (2017). Pelaksanaan
vulnerability of Internally Displaced Kebijakan Rehabilitasi dan
Persons in the Post Disaster Recovery Rekonstruksi Perumahan Pasca
Process. Review, 85(6), 1–22. Gempa 30 September 2009 di
https://doi.org/10.20955/r.85.67 Sumatera Barat. Pagaruyuang Law
Daswati, D., Samad, M. A., & Wekke, I. S. Journal, 1(1), 76–91.
(2019). Collaborative Governance Dalam http://joernal.umsb.ac.id/index.php
Pengelolaan Integrated Community /pagaruyuang/index
Shelter Pasca Bencana Di Kota Palu Ong, J. M., Jamero, M. L., Esteban, M.,
Collaborative Governance in the Honda, R., & Onuki, M. (2016).
management of Integrated Community