Anda di halaman 1dari 2

Nama kelompok 1 :

1. A’as Riska Anjani ( P1337424521001 )


2. Devita Permata Fanti ( P1337424521002 )
3. Syadza Haniy Rabbani ( P1337424521003 )
4. Widya Hastuti ( P1337424521004 )

Peran mahasiswa dengan nilai moral dan hukum dalam mrnciptakan kebudayaan

Pagi itu, Melati datang ke tempat penugasannya di desa. Disambut dgn baik oleh kepala desa.
Melati : Pagi pak saya perwakilan bidan yang ditugaskan disini mohon bantuan untuk kedepannya
Kades : Baik mbak silahkan

Setelah beres beres Melati pun berkeliling melihat sekitar desa. Sekaligus memonitoring Kesehatan
di desa. Ketika sampai di suatu rumah ada seorang ibu yang baru saja melahirkan 3 hari yang lalu.
Ternyata kelahiran sang ibu tersebut Caesar di kota. Dan menimbulkan jahitan di perut. Ibu itu
seperti kesakitan. Dan setelah Melati cek, ternyata ibu itu memakai stagen yg kencang. Sampai perut
dan pahanya kram. Kata ibu itu memang tradisi masyarakat desa kalua setelah melahirkan harus
memasang stagen. Melihat hal itu, Melati memberitahu ibu itu dan berinisiatif membuat pertemuan.
Melati : mulai ini jangan dipakai lagi ya bu stagennya
Ibu : Baik bu bidan. Maaf saya tidak tahu.

Melati meminta izin kepada kades untuk membuat pertemuan mengedukasi masyarakat. Usulannya
diterima. Besok diadakan pertemuan itu.
Keesokan paginya, Melati bersiap siap dan ternyata partisipan nya lumayan banyak. Melati
meneritakan banyak hal terkait mana yang benar dan salah. Melati juga mengedukasi makanan
sehat serta pentingnya Kesehatan reproduksi. Namun semua tidak berjalan lancar banyak
masyarakat yang ngeyel dan membantah.
Melati : Jadi ibu ibu semua. Ternyata kebiasaan kita selama ini belum tentu benar. Ada beberapa hal
yang perlu dikoreksi dan diperhatikan. Seperti pemakaian stagen dengan kuat pada ibu setelah
melahirkan.
Ibu A : Loh itu kan budaya dari dulu, gabisa disalahkan gitu aja mbak
Ibu B : Hla iyo pie to mbak
Melati : Baik tenang ibu ibu. Pemasangan stagen boleh, namun ada ketentuannya. Ketika ada
seorang ibu melahirkan anak dengan Caesar. Maka timbul jahitan dan itu perlu segera dikeringkan.
Tidak baik untuk memakai stagen yang kencang. karena bukannya memperkering jahitan. Tapi,
memperburuk jahitan serta menimbulkan kram perut dan paha.
Ibu Ibu : oh iyaya bu
Melati pun melanjutkan penjelasannya. Melanjutkan dengan sabar tenang dan berwibawa.

Keesokan harinya ibu yang melahirkan tadi sedang memandikan anaknya , dan melati pun melihat
bayi itu saat dimandikan .
Melati : loh ibu itu anaknya kok pusarnya dikasih uang 500 perak sambil ditekan ada apa ya buk ?
Ibu A : Ini lo bu bidan , dari dulu ada tradisi pusarnya dikasih uang perak ditekan dan di ikat dengan
tali gurita agar mencegah anakku tidak bodong , ini tradisi dari dulu bu bidan.
Melihat itu melati sambil menggelengkan kepala berusaha bisa mengendalikan emosi dan berusaha
untuk tenang.
Melati meminta pak kades untuk meminta izin membuat pertemuan mengedukasi masyarakat lagi.
Keesokan harinya warga sudah berkumpul dan melati juga menjelaskan banyak
Hal tentang kesehatan dll.
Melati : jadi begitu ya ibu ibu semua
Ibu A : Tapi itu kan tradisi bu tida boleh ditinggalkan
Melati : Baik tenang ya ibu ibu , saya kemarin liat ibu A memandikan anaknya dan disitu saya melihat
uang koin ditempelkan di pusarnya dan ditekan tekan itu meneng tradisi tapi itu juga menyebabkan
tidak baik untuk kesehatan anak buk , uang koin itu sudah dipegang banyak orang dan sudah kotor
tidak steril.
Ibu B : oo bgtu ya bu bidan

Melati sudah menjelaskan dampak buruk tradisi setelah melahirkan yang salah satu justru bisa
mengakibatkan buruknya terhadap kesehatan . Dan disitu warga sudah mulai memperhatikan
arahan satu persatu dari melati .

Anda mungkin juga menyukai