: Hanny Ramadhanti
NPM : 201510415167
Fakultas Ilmu Komunikasi / 5A3
Buku ini ditulis oleh Dan Nimmo dalam Bahasa Inggris dan di terjemahkan
oleh Tjun Surjaman kedalam Bahasa Indonesia. Dalam buku ini Dan Nimmo
membahas tentang bagian pertama dari Komunikasi Politik dan yang kedua ini
berbicara tentang Opini Publik.
Didalam buku ini diawali dengan dijelaskannya maksud dan tujuannya
Pengantar buku ini Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc yang tidak bermaksud memberikan
catatan dalam struktur kalimat yang lengkap seperti yang dilakukan pada buku
Komunikasi Politik yang pertama. Beliau hanya ingin membangkitkan minat baca
meskipun beliau mengetahui akibat yang bisa jadi pembaca malah tidak minat
membaca buku ini, karena beliau tahu jika kita membaca buku ini akan menjadi
seperti layaknya tawanan-tawanan yang memikirkan ‘bagaimana cara kita hidup
sebagai masyarakat’ yang hanya melihat bayangan-bayangan saja, juga bayangan
tentang apa yang kita sebut sebagai komunikasi politik. Bayangan memang
menampilkan sosok yang tidak jelas. Komunikasi Politik di Amerika sekalipun masih
mencari bentuknya.
Pada bagian pertama dari buku ini berbicara tentang opini publik. Apa yang
disebut opini? Kapan opini pribadi bisa menjadi opini publik? Tahapan – tahapan
mana saja yang harus dilalui dalam membutuk opini publik? Lalu Nimmo, membagi
opini publik berdasarkan pembagiannya: opini publik yang tunggal, opini publik
beberapa orang, dan opini publik banyak orang.
Untuk apa sebenarnya Nimmo berbicara tentang opini publik? Menurut
Nimmo, opini publik adalah abstraksi dari khalayak komunikasi politik. Khalayak
adalah sejumlah orang yang heterogen. Mereka menjadi khalayak komunikasi politik
segera setelah mereka “mengkristal” menjadi opini publik.
Terdapat Enam Bab serta Dua Bagian beserta Lampiran di buku Komunikasi
Politik ini:
§ Bagian III – Khalayak komunikasi politik: Dengan siapa?
§ Bab VII : Opini Publik
§ Bab VIII : Distribusi Opini Publik
§ Bagian IV Konsekuesi komunikasi politik : Dengan akibat apa?
§ Bab IX : Belajar Tentang Politik
§ Bab X : Berpartisipasi Dalam Politik
§ Bab XI : Mempengaruhi Pemberian Suara
§ Bab XII : Mempengaruhi Pejabat
§ Lampiran : Peneitian Komunikasi Politik dan Opini Publik
Bab VII: Opini Publik. ini telah sampai pada implikasi terakhir dari
pandangan yang diungkapkan dalam bab tentang sifat opini publik ini,
yang mencakup seluruh dimensi personal, sosial, dan politik dari
proses opini. Yang telah disimpulkan bahwa Opini Publik adalah
indikator utama bagi tatanan sosial. Opini publik, sebagai gejala
pluralis yang telah muncul dari ketiga alat untuk menyusun
masyarakat, yakni melalui alat kontrol sosial, termasuk manipulasi
lambang yang menarik, propaganda, hubungan masyarakat, dan
pengelolaan berita,kelompok di dalam dan diluar pemerintah mencoba
dan sering berhasil mempengaruhi sentimen perseorangan dan
organisasi pemerintahannya. Dengan menggunakan komunikasi,
media, dan periklanan massa, keputusan politik ini membantu
menciptakan pengharapan massa dan mitos yang diterima secara luas.
Akan tetapi, opini publik bukan sekedar produk dari rakyat yang secara
pasif dimanipulasi oleh alat kontrol sosial dari komunikasi massa.
Orang mengikuti proses interpretasi yang dipikirkan yang dapat
menggabungkan citra dan opini mereka. Mereka melakukan transaksi
dengan sesama mereka, baik dengan mereka yang berhubungan sehari-
hari maupun dengan orang yang dihadirkan melalui media komunikasi.
Dari tindakan ini mereka menegosiasikan realitas yang bermakna, yang
didalamnya mereka sumbangkan kepercayaan, nilai, dan pengharapan
mereka untuk menyusun opini publik, atau dengan menahannya, tetapi
mereka turut serta dalam merumuskan gambaran tentang opini massa,
opini kelompok, dan opini rakyat. Simpelnya opini publik adalah
kegiatan yang disusun melalui kontrol sosial, sesuai dengan pilihan
personal, dan transaksi personal serta kelompok.
Buku ini ditulis oleh Roni Tabroni, M.Si. Dalam buku ini penulis menjelaskan bahwa
dalam perkembangan pola kampanye politik saat ini, sebagai bentuk euforia,
kemudian melahirkan kebebasan cara-cara berpolitik yang tidak etis. Untuk meraih
simpati masyarakat tidak sedikit yang menghalalkan segala cara. Dalam praktiknya,
tidak jarang dengan melakukan kampanye negatif, kampanye hitam, atau
menggunakan politik uang.
Fakta itu menginformasikan betapa sesungguhnya proses kampanye politik
saat ini harus ditata, terutama terkait dengan kesadaran dan kedewasaan, baik dari
aktor politik maupun dari masyarakatnya. Dalam konteks inilah sesungguhnya buku
ini dibuat.
Didalam buku ini penulis mengharapkan adanya pengaruh pada pembaca
tentang apa itu komunikasi politik, bagaimana kampanye politik, dan memberikan
pesan etika politik. Sebab dalam pandangan penulis dalam politik, bukan hanya siapa
yang mendapatka apa tetapi juga bagaimana cara kekuasaan itu didapatkan, dan etika
lah yang akan menjadi panduan sebuah proses kampanye politik untuk meraih
kekuasaan tersebut.
Product (Produk)
Promotion (Promosi)
Price (Harga)
Place (Penempatan)
Segmentasi dan Postioning
Dalam membangun strategi citra politik, firmanzah menganggap ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan.
Membutuhkan waktu yang relatif lama.
Membutuhkan konsistensi dari semua hal yang dilakukan partai politik bersangkutan,
seperti platfrom partai.
Berupaya membangun kesan dan persepsi publik terhadap apa saja yang dilakukan
partai politik.
Pesan yang disampaikan partai dan kandidat harus memiliki diferensiasi yang jelas
dengan partai dan kandidat yang lain. Dengan demikian, masyarakat lebih mudah
memberi alasan mengapa milih partai tertentu atau kandidat tertentu. Karenanya, yang
harus ditekankan dalam proses penyampaian pesan adalah aspek pembeda antara satu
partai dengan yang lainnya. Kalau yang terjadi adalah kemiripin, alasan pilihan
masyarakat bisa jadi diakibatkan oleh alasan yang tidak rasional, seperti persaudaraan,
tetangga, dan satu korp, bukan alasan yang rasional.
Komentarnya untuk buku ini, bahwa komunikasi politik tidak dapat dipisahkan
dengan media massa, karena media adalah sebagai salah satu yang paling efektif
untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi khalayak. Sehingga membuat
khalayak tersebut tidak lagi berfikir secara pasif. Buku ini memberikan wacana baru
tentang bagaimana menggabungkan internet dan media sosial sebagai bagian yang
hrus dikembangkan untuk dapat memberikan kontribusi nyata dalam proses
penyampaian pesan politik di lapangan.