Oleh:
Nama : Farhah Nahdia Kamilah
NIM : P17220193026
A. MASALAH KEPERAWATAN
Pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
B. DEFINISI
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh
bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur
sedemikian rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat
dipertahankan.Untuk mempertahankan keseimbangannya, diperlukan
masukan, pendistribusian, dan keluaran yang memadai, yang diatur
melalui mekanisme tersendiri namun berkaitan satu sama lain
E. KOMPARTEMEN CAIRAN
1. Kompartemen cairan intraseluler
Jumlah cairan intraseluler sekitar 2/3 dari jumlah total cairan tubuh
(67%) dan terdapat dalam sekitar 75 trilium sel tubuh. Besarnya
konsentrasi dari jumlah zat terlarut dalam masing-masing sel berubah-
ubah, bergantung pada jenis sel yang ada. Akan tetapi, secara umum
dapat dianggap sama. Cairan intraseluler mengisi 40% dari berat tubuh
manusia.
2. Kompartemen cairan ekstraseluler
Seluruh cairan di luar sel disebut sebagai cairan ekstraseluler. Cairan
ini mengisi 20% dari berat tubuh atau memenuhi 1/3 dari jumlah total
cairan tubuh. Cairan ekstraseluler dikelompokkan menjadi plasma dan
cairan interstisial. Plasma mengisi ¼ dari volume cairan ekstraseluler,
sedangkan sisanya diisi cairan interstisial.
3. Volum darah
Darah terdiri atas cairan ekstraseluler (cairan plasma) dan cairan
intraseluler (cairan dalam sel darah merah). Akan tetapi, darah
dianggap sebagai kompartemen yang terpisah karena terdapat dalam
ruang tersendiri. Volume darah penting artinya bagi sirkulasi cairan
tubuh lainnya (Tamsuri,2009).
2. Osmosis
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane
semipermeable biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang
kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute adalah
zat pelaryt, sedangkan solven adalah larutannya. Air merupakan
solven, sedangkan garam adalah solute. Proses osmosis penting dalam
mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
3. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang
dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang
keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan
membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengarui
filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik
4. Transpor Aktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme
traspor aktif. Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi
dan berosmosis. Proses ini terutama penting untuk mempertahankan
natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. (Uliyah dan Hidayat, 2021).
Hipervolemia
Menurut Heitz, U., & Horne, MM (2012) penambahan volume
CES disebut “Hipervolemia”. Ini terjadi kapan saja jika terdapat
(1)s stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air; (2)
fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air;
(3) kelebihan pemberian cairan IV; atau (4) perpindahan cairan
interstisial ke plasma. Hypervolemia dapat menimbulkan gagal
jantung dan edema pulmoner, khususnya pada pasien dengan
disfungsi kardiovaskular. Mekanisme kompensasi untuk
hypervolemia meliputi pelepasan peptide natriuretic atrium (PNA),
menimbulkan peningkatan filtrasi dan ekskesi natrium dan air oleh
ginjal dan penurunan pelepasan aldosterone dan ADH.
Abnormalitas pada homeostatis elektrolit, keseimbangan asam-
basa, dan osmolalitas sering menyertai hypervolemia.
Patofisiologis
2. Ketidakseimbangan elektrolit
Hiponatremia
Patofisiologi
Kekurangan natrium serum diakibatkan oleh kehilangan actual
natrium cairan tubuh atau karena penambahan yang berlebihan
dalam air ekstraseluler yang mengencerkan konsentrasi natrium.
Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh masukan natrium
yang tidak adekuat, tetapi diuretic, insufisiensi adrenal, dan
pemberian larutan hipotonik untuk menggantikan kehilangan cairan
melalui diaphoresis, muntah, atau penghisapan gastrointestinal.
Kondisi yang dapat mengakibatkan penambahan cairan adalah
polydipsia psikogenik, pengeluaran air tidak adekuat akibat dari
penyakit ginjal atau lesi otak, dan pemberian larutan hipotonik
setelah prosedur atau trauma bedah. (Tambayong,2001).
Tanda dan Gejala :
- Sakit kepala
- Linglung
- Mual dan muntah
- Lemas dan lelah
- Kram atau lemah otot
- Gelisah dan mudah marah
- Kejang
- Penurunan kesadaran
Hipernatremia
Patofisiologi
Kelebihan natrium serum diakibatkan oleh penurunan masukan
atau peningkatan keluaran air. Mencerna natrium berlebihan dapat
juga menyebabkan ketidakseimbangan ini. Kondisi yang
menyebabkan hipernaremia meliputi kerusakan sensasi haus,
disfagia, diaphoresis berat, diare, polyuria karena diabetes
insipidus, kehilangan air berlebihan dari paru-paru dan pemberian
larutan hipertonik berlebihan. Sel mengakisut dan terjadi dehidrasi
saat air berpindah dari CIS ke CES untuk mengkompensasi
kelebihan air. Sel otak sangat sensitive terhadap ketidakseimbangan
ini. (Tambayong,2001)
Tanda dan gejala :
- Rasa haus
- Lemah
- Mual
- Kehilangan nafsu makan yang kuat.
- Kebingungan
- Kedutan otot
- Pendarahan di dalam atau di sekitar otak.
Hipokalemia
Patofisiologi
Kekurangan kalium serum dapat disebabkan oleh adanya hal
berikut : kekurangan masukan, penggunaan diuretic pembuang-
kalium, prosedur bedah gastroinstestinal berlebihan,
hiperaldosteronisme, malnutrisi, dan trauma atau luka bakar.
Hypokalemia mempengaruhi berbagai sistem. Pada sistem
gastrointestinal, anoreksia, muntah, dan ilius paralitik dapat terjadi.
Pada otot, flaksiditas dan kelemahan dapat ditunjukkan dan dapat
menimbulkan kelemahan otot pernapasan dan henti napas.
Disritmia jantung umum terjadi, takikardia ventrikel dan henti
jantung dapat terjadi bila kadar sangat rendah. Depresi sistem saraf
pusat dan penurunan reflex tendon profunda juga dapat terlihat.
Hypokalemia menyebabkan penurunan kemampuan tubulusginjal
untuk mengkonsentrasikan sisa, yang menimbulkan peningkatan
kehilangan air. Hypokalemia menyebabkan peningkatan
sensitivitas pada digitais dan dapat mencetuskan efek toksisitas
digitalis pada individu yang menggunakan preparat obat ini.
Hypokalemia meningkatkan automatisasi dan dapatmencetuskan
fibrilasi ventrikel pada jantung. (Tambayong,2001)
Tanda dan gejala :
- Konsentrasi kalium serum 2,5-3 mEq / L (Nl: 3,5-5,0 mEq /
L)
- Kelemahan otot
- Mialgia
- Kram otot (karena terganggu fungsi otot rangka), dan
sembelit (dari terganggu fungsi otot halus).
- Hyporeflexia flaccid paralysis
Hiperkalemia
Patofisiologi
Kelebihan kalium biasanya akibat dari disfungsi ginjal sementara
atau permanen. Kelebihan ini sering kali terjadi dalam kaitannya
dengan gagal ginjal. Kelebihan ini juga dapat terjadi sementara
(dengan fungsi ginjal normal) setelah trauma jaringan mayor atau
setelah tranfusi cepat darah yang disimpan di bank darah. Obat
tertentu atau kelebihan masukan kalium dapat juga menyebabkan
hyperkalemia. Hyperkalemia terjadi bila sampel darah dibiarkan
mengalami hemolysis. Hyperkalemia terutama mempengaruhi
kardiovaskular. Penurunan potensial membrane menyebabkan
penurunan pada intensitas potensial aksi, yang mengakibatkan
jantung dilatasi atau flaksid.(Tambayong, 2001)
Tanda dan gejala :
- Lemas atau lemah otot
- Mual dan muntah
- Kesemutan dan mati rasa
- Nyeri dada
- Gangguan pernapasan
- Jantung berdebar
- Kelumpuhan
- Henti jantung yang dapat menyebabkan kematian
Hipokalsemia
Patofisiologi
Bila kadar kalsium menurun, efek pemblokan dari kalsium
terhadap natrium juga menurun. Sebagai akibat, depolarisasi sel
yang dapat dirangsang terjadi lebih cepat bila natrium bergerak
masuk. Karenanya, bila kadar kalsium rendah, meningkatkan
eksitabilitas sistem saraf pusat dan terjadi spasme otot. Konvulsi
dan tetani dapat terjadi.
Akibat hipokalsiemia adalah spasme dan tetani, peningkatan
motilitas gastrointestinal, masalah kardiovaskular, dan
osteoporosis. Tetani otot merupakan keadaan yang umum sekaligus
berbahaya, khususnya bila melibatkan spasme laring. Masalah
jantung akibat hipokalsemia adalah penurunan kontraktilitas
jantung, dan kadang-kadang gejala gagal jantung. (Tambaynong,
2001)
Tanda dan gejala :
- Kebingungan atau kehilangan ingatan
- Kejang otot
- Mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki, dan wajah
- Depresi dan halusinasi
- Kram otot
- Kuku lemah dan rapuh
- Mudah patah tulang
Hiperkalsemia
Patofisiologi
Kadar kalsium yang berlebihan meningkatkan peghambatan efek
pada natrium dalam otot skelet. Hal ini menimbulkan penurunan
eksitabilitas baik pada otot dan saraf, yang akhirnya menimbulkan
flaksiditas. Hiperkalsemia dihubungkan dengan penurunan kadar
fosfat. Penyebab utama adalah hiperparatiroidisme, yang
menimbulkan peningkatan hormone paratiroid, yang
meningkatkan ambilan kalsium dari tulang ke dalam sirkulasi
darah. Hyperkalemia menyebbkan kelemahan otot skelet,
anoreksia, mual dan muntah, konstipasi, penurunan berat badan,
dan peningkatan ekskresi kalsium dalam urin. Peningkatan
kalsium sirkulasi dapat disimpan di mana saja, teapi ginjal adalah
yang paing rentan. Dsposisi kalsium dapat mengakibatkan batu
ginjal. (Tambayong,2001)
Tanda dan gejala :
- Haus yang berlebiha
- Buang air kecil berlebihan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Nafsu makan menurun
- Sembelit
- Dehidrasi
- Nyeri tulang
- Nyeri otot
- Kebingungan mental (linglung), gampang lupa, mudah
tersinggung
- Berat badan menurun
- Rasa sakit antara punggung dan perut bagian atas di salah
satu sisi karena batu ginjal
- Detak jantung abnormal
- Osteoporosis
- Masalah otot: kedutan, kram, dan kelemahan
- Patah tulang
Hipofosfatemia
Patofisiologi
Melalui tiga mekanisme : penurunan absorpsi usus, peningkatan
ekskresi urin, dan peningkatan ambilan pada tulang.
Hipofosfatemia terjadi pada alcoholism, malnutrisi, ketoasidosis
diabetic, dan hipertiroidisme (Tambayng, 2001).
Tanda dan gejala :
- Anoreksia
- Pusing
- Parestesi
- Kelemahan otot
- Gejla neurologis samar
Hiperfosfatemia
Patofisiologi
Hiperfosfatemia dapat terjadi dalam ginjal atau bila kadar hormone
paratiroid menurun. Hiperfosfatemia juga dapat terlihat pada
kelebihan masukan oral atau penyalahgunaan laksatif pengandung
fofat. Tranfusi dengan darah simpanan dan pemecahan terbalik
dengan fosfat. (Tambayong,2001)
Tanda dan gejala :
- Mual dan muntah
- Tubuh terasa lemas
- Sesak napas
- Gelisah dan susah tidur
- Nyeri tulang dan sendi
- Otot kaku
- Nafsu makan berkurang
- Kulit gatal-gatal dan kemerahan
- Kesemutan
Hypomagnesemia
Patofisiologgi
Pennyebab paling umum dari penurunan magnesium serum adalah
teralu banyak minum alcohol. Penyebab lain adalah malnutrisi,
diabetes melitus, gagal hati, absorpsi usus buruk.
Tanda dan gejala
- Mual.
- Muntah.
- Kelelahan.
- Nafsu makan menurun.
- Kram otot
Hypermagnesemia
Patofisiologi
Kondisi ini jarang tetapi dapat terjadi pada individu dengan gagal
ginjal, khususnya bila mereka mengkonsumsi antasida pengandung
magnesium. Hypermagnesemia dapat terjadi sebagai akibat dari
terapi untuk toksemia kehamilan atau persalinan premature.
Tanda dan gejala :
- Mual. Muntah.
- Gangguan sistem saraf.
- Tekanan darah rendah yang abnormal (hipotensi)
I. PATHWAY
ASKEP TEORI
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Meliputi : Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
status perkawinan, pekerjaan sebelumnya, pendidikan terakhir, tanggal
masuk kamar dan penanggung jawab
B. Riwayat Kesehatan
1. Asupan cairan dan makanan (oral dan Parental).
2. Tanda dan gejala gangguan keseimbangancairan dan elektrolit.
3. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
4. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu
status cairan.
5. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
6. Faktor psikologis (perilaku emosional).
C. Pengukuran Klinik
1. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan
yang berhubungan dengan berat badan :
a. Ringan : ± 2%
b. Sedang : ± 5%
c. Berat : ±10%
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
dengan menggunakan pakaian yang beratnya sama.
2. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan
tekanan darah serta tingkat kesadaran.
3. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
a. Cairan oral : NGT dan oral
b. Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
c. Makanan yang cenderung mengandung air
d. Iritasi kateter
4. Pengukuran keluaran cairan
1). Urin : Volume, kejernihan/kepekatan
2). Feses : Jumlah dan konsistensi
3). Muntah
4). Tube drainage dan IWL
5. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar
200cc.
D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada :
1. Integument : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan,
otot, tetani dan sensasi rasa.
2. Kardiovaskuler : Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin
dan bunyi jantung.
3. Mata : cekung, air mata kering.
4. Neurology : Reflek, gangguan motorik dan sensorik,
tingkatkesadaran.
5. Gastrointestinal : Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-
muntah
E. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium,
klorida, ion bikarbonat.
b. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb),
hematrokit (Ht).
Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
c. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur
konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat
jenisnya 1,003-1,030.
II. DIAGNOSA
- (D.0022) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan natrium
- (D.0039) Risiko Ketidakseimbangan elektrolit dibuktikan dengan
kelebihan volume cairan
- (D.0023) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
III. INTERVENSI
Intervensi
Hari/Tanggal Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
- Periksa tanda-tanda
hipervolemia
- Identifikasi penyebab
hipervolemia
- Monitor status
Setelah dilakukan tindakan
hemodinamik
keperawatan …x 24 jam
- Monitor intake an output
keseimbangan cairan klien
(D.0022) Hipervolemia berhubungan dengan cairan
meningkat dengan kriteria hasil
kelebihan asupan natrium - Monitor tanda
- Edema menurun
hemokonsentrasi
- Berat badan membaik
- Timbang berat badan
- Asites menurun
setiap hari pada waktu
yang sama
- Batasi asupan cairan dan
garam
- Identifikasi tanda dan
gejala penurunan kadar
kalium
- Monitor irama jantung,
frekuensi jantung, dan
EKG
- Monitor intake dan
Setelah dilakukan tindakan output cairan
(D.0039) Risiko Ketidakseimbangan elektrolit keperawatan …x 24 jam - Monitor kadar kalium
dibuktikan dengan kelebihan volume cairan keseimbangan elektrolit klien serum dan/atau urin
meningkat dengan kriteria hasil: - Pasang monitor jantung
- Serum kalium meningkat - Berikan suplemen
kalium
- Hindari pemberian
kalium secara
intramuskuler
- Anjurkan modifikasi diet
tinggi kalium
- Periksa tanda dan gejala
Setelah dilakukan tindakan hypovolemia
keperawatan …x 24 jam status - Monitor intake dan
cairan klien membaik dengan output cairan
kriteria hasil : - Hitung kebutuhan cairan
- Kekuatan nadi - Berikan asupan cairan
(D.0023) Hipovolemia berhubungan dengan
meningkat oral
kekurangan intake cairan
- Turgor kulit meningkat - Anjurkan
- Perasaan lemah menurun memperbanyak asupan
- Keluhan haus menurun cairan oral
- Membrane mukosa - Kolaborasi pemberian
membaik IV isotonis
DAFTAR PUSTAKA
Heitz, U., & Horne, MM (2012). Panduan Saku untuk Cairan, Elektrolit, dan
E-Book Keseimbangan Asam-Basa . Ilmu Kesehatan Elsevier
Patrisia, I., Juhdeliena, J., Kartika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro, B.,
... & Sitanggang, Y. F. (2020). Asuhan Keperawatan pada Kebutuhan Dasar
Manusia. Yayasan Kita Menulis.
https://www.alodokter.com/hiperkalemia#:~:text=Gejala
%20Hiperkalemia&text=Namun%20bila%20kadar%20kalium
%20di,Kesemutan%20dan%20mati%20rasa
https://www.orami.co.id/magazine/dampak-hipokalsemia-kadar-kalsium-
rendah/
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/bahaya-kelebihan-kalsium-
hiperkalsemia/
https://www.alodokter.com/hipomagnesemia
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipermagnesemia#:~:text=Gejala
%20Hipermagnesemia&text=Mual.,rendah%20yang%20abnormal
%20(hipotensi).