Kulit pisang merupakan salah satu dari limbah organik rumah
tangga yang sering kali kita temui. Limbah tersebut sebenarnya masih dapat diolah menjadi bahan baku makanan yang nantinya dapat mengurangi jumlah limbah kulit pisang tersebut. Pada dasarnya, limbah kulit pisang mengandung beberapa nutrisi yang masih dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Dengan pengolahan limbah kulit pisang itu bearti kita mengoptimalkan pemanfaatan buah pisang, yang biasanya hanya dimanfaatkan buahnya saja. Dalam hal ini, pada kulit pisang diisolasi dan ditemukan didalamnya bakteri Acetobacter xylinum yang digunakan sebagai media pembuatan nata. Nata merupakan produk makanan yang berasal dari proses fermentasi seperti halnya anggur. Syarat untuk membuat produk nata secara umum yaitu bahan dasar harus mempunyai kandungan glukosa (karbohidrat) yang cukup tinggi. Tanpa adanya glukosa (karbohidrat) nata tidak dapat terbentuk. Kulit pisang ditinjau dari kandungan unsur gizinya ternyata mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu 18,50 g dalam 100 g bahan, sehingga kulit pisang juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam proses pembuatan produk nata (Suprapti, 2005). Acetobacter xylinum sebagai starter dari pembuatan nata memiliki sifat khas yaitu mampu mensintesis sellulosa (yang diperoleh sebagai bahan mirip cendol) dari glukosa. Dalam media cair bakteri tersebut akan tumbuh dan menghasilkan suatu lapisan berwarna putih yang semakin lama semakin tebal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masalah dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Bagaimana cara mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum dari limbah kulit pisang?