Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit pisang merupakan salah satu dari limbah organik rumah


tangga yang sering kali kita temui. Limbah tersebut sebenarnya masih dapat
diolah menjadi bahan baku makanan yang nantinya dapat mengurangi jumlah
limbah kulit pisang tersebut. Pada dasarnya, limbah kulit pisang mengandung
beberapa nutrisi yang masih dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Dengan
pengolahan limbah kulit pisang itu bearti kita mengoptimalkan pemanfaatan
buah pisang, yang biasanya hanya dimanfaatkan buahnya saja.
Dalam hal ini, pada kulit pisang diisolasi dan ditemukan
didalamnya bakteri Acetobacter xylinum yang digunakan sebagai media
pembuatan nata. Nata merupakan produk makanan yang berasal dari proses
fermentasi seperti halnya anggur. Syarat untuk membuat produk nata secara
umum yaitu bahan dasar harus mempunyai kandungan glukosa (karbohidrat)
yang cukup tinggi. Tanpa adanya glukosa (karbohidrat) nata tidak dapat
terbentuk. Kulit pisang ditinjau dari kandungan unsur gizinya ternyata
mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu 18,50 g dalam
100 g bahan, sehingga kulit pisang juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar
dalam proses pembuatan produk nata (Suprapti, 2005).
Acetobacter xylinum sebagai starter dari pembuatan nata
memiliki sifat khas yaitu mampu mensintesis sellulosa (yang diperoleh
sebagai bahan mirip cendol) dari glukosa. Dalam media cair bakteri tersebut
akan tumbuh dan menghasilkan suatu lapisan berwarna putih yang semakin
lama semakin tebal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas masalah dapat dirumuskan sebagai berikut
1. Bagaimana cara mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum dari limbah
kulit pisang?

Anda mungkin juga menyukai